BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METEDOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Nopember 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BABm METODA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Bahan dan Alat 1. Bahan a. Mikroorganisme Penelitian ini menggunakan isolat S. maltophilia strain Y28 yang diisolasi dari saluran pencernaan larva A. atlas oleh Fiatun (2010). Kultur bakteri dalam media LA disimpan pada suhu 4 o C. Peremajaan isolat dilakukan setiap bulan dengan menanam kembali dalam media LA. Bakteri yang dipilih adalah bakteri yang memiliki aktivitas xilanolitik tertinggi ditunjukkan dengan pembentukan zona bening yang paling luas berdasarkan hasil skrining dan identifikasi oleh Salupi (2011) yaitu S. maltophilia strain Y28 b. Media Media untuk peremajaan isolat adalah LB (Luria-Bertani Broth) dan media LA (Luria-Bertany Agar) dengan komposisi 3% LA dan 1% agar. Media produksi enzim dibuat dalam (g/l): KH 2 PO 4 1,0; K 2 HPO 4 1,45; MgSO 4.7H 2 O 0,4; (NH 4 ) 2 SO 4 5,0; CaCl 2.2H 2 O 0,05; FeSO 4.7H 2 O 0,00125; 20 g/l serbuk tongkol jagung sebagai sumber karbon dan 1 g yeast extract. 22

digilib.uns.ac.id 23 c. Serbuk tongkol jagung Sumber karbon yang digunakan adalah serbuk tongkol jagung Bisi 2 berasal dari limbah pertanian 2. Alat a. Alat untuk Pemeliharaan Isolat Bakteri A. atlas Cawan petri, jarum ose, erlenmeyer, bunsen, korek api, autoklaf, laminar air flow, inkubator. b. Alat untuk pembuatan serbuk tongkol jagung Pisau, blender, saringan 40 mesh, oven. c. Alat untuk pengukuran pertumbuhan bakteri S. maltophilia strain Y28 dan aktivitas xilanase cawan petri, Colony Counter, mikropipet, sentrifuge, dan spektrofotometer UV-VIS. C. Rancangan Percobaan Optimasi dilakukan secara bertahap meliputi: a) Optimasi suhu dilakukan selama 48 jam, dan pengambilan sampel setiap 4 jam sekali b) Optimasi suhu dengan variasi suhu 30, 40, 50 dan 60 ( o C) c) Optimasi ph dengan variasi ph 7, 8, 9 dan 10 D. Cara Kerja 1. Pembuatan Serbuk Tongkol Jagung Tongkol jagung dipotong kecil hingga berukuran 2 x 2 cm dan dikeringanginkan selama tujuh hari. Selanjutnya tongkol jagung tersebut

digilib.uns.ac.id 24 digiling dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk. Tongkol jagung disaring dengan saringan berukuran 40 mesh. 2. Perlakuan Pendahuluan Serbuk Tongkol Jagung Serbuk tongkol jagung direndam dalam NaOCl 15% (natrium hipoklorit) selama 4-5 jam. Delignifikasi ini bertujuan untuk menghilangkan lignin yang berikatan dengan xilan. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan akuades. Serbuk tongkol jagung direndam dalam larutan NaOH 1 gr/100 ml pada suhu ruang selama 24 jam. Perendaman dalam NaOH bertujuan agar menghasilkan serbuk tongkol jagung dengan warna lebih putih, relatif bersih dari pengotor dan mudah larut dalam air. Kemudian diasamkan dengan HCl 6 N hingga ph 4.5-5. Asidifikasi dilakukan berdasarkan sifat xilan yang tidak larut dalam larutan asam. Setelah itu disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan putaran 4000 rpm untuk memisahkan endapan yang mengandung xilan dengan supernatan. Serbuk tongkol jagung dibilas dengan akuades sampai bersih. Dimasukkan ke dalam oven pada suhu 50 o C selama 12 jam. 3. Pembuatan Media a) Media Produksi Media produksi sebanyak 100 ml dibuat dengan memasukkan 2 g serbuk tongkol jagung yang telah dilakukan pretreatment; KH 2 PO 4 0,001 g; K 2 HPO 4 (0,00145 g; MgSO 4.7H 2 O 0,0004 g; (NH 4 ) 2 SO 4 0,005 g; CaCl 2.2H 2 O 0,00005 g; FeSO 4.7H 2 O 0,00000125 dan yeast extract 0,001 g ke dalam 80 ml aquades. Campuran kemudian dilarutkan dan diencerkan

digilib.uns.ac.id 25 hingga 100 ml. Media disterilisasi pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. b) Media LB (Luria-Bertany Broth) Sebanyak 0,5% yeast ekstrak, 0,5% NaCl, dan 1% Tripton dan akuades dihomogenkan dengan magnetic stirrer dan dipanaskan hingga larut. Larutan disterilisasi pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. c) Media LA (Luria-Bertany Agar) Sebanyak 0,5% yeast ekstrak, 0,5% NaCl, 1% Agar, 1% Tripton dan akuades dihomogenkan dengan magnetic stirrer dan dipanaskan hingga larut. Larutan disterilisasi pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. 4. Pemeliharaan Biakan Isolat bakteri TSA-6.A/TTS-D dipelihara pada media miring LA dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Setelah tumbuh sebagian biakan disimpan dalam lemari pendingin (4 o C) sebagai biakan stok (stock culture) dan sebagian lagi digunakan sebagai inokulum. 5. Penyiapan Inokulum Penyiapan inokulum dilakukan dengan memindahkan biakan (satu ose) dari media LA miring ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi 50 ml media LB. Inokulum diinkubasi pada incubator shacker dengan kecepatan 120 rpm dan suhu 37 o C selama 24 jam. 6. Pembuatan Kurva Standar Bakteri Kurva standar bakteri dibuat dengan media LB sebanyak 9 ml ditambahkan 1 ml inokulum secara bertingkat. Satu seri pengenceran biakan

digilib.uns.ac.id 26 dibuat dengan pengenceran 1/2, 1/4, 1/18, 1/16 dan tanpa pengenceran. Selanjutnya diukur Optical Density (OD) dari seri pengenceran dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Biakan dari salah satu tingkat pengenceran dihitung jumlah bakterinya dengan metode cawan sebar permukaan. Dibuat kurva standar antara jumlah bakteri (Sumbu x) dengan OD (Sumbu y). 7. Pembuatan Kurva Pertumbuhan Bakteri Kurva pertumbuhan dibuat untuk mengetahui fase logaritmik. Inokulum yang akan digunakan diambil pada fase logaritmiknya. Biakan bakteri dalam media LB umur 24 jam diambil 2 ml, kemudian dimasukkan ke dalam media LB steril 98 ml dalam erlenmeyer. Setiap 4 jam sekali OD diamati sampai mencapai fase stasioner. 8. Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri Sampel sebanyak 1 ml diinokulasikan secara aseptis ke dalam 9 ml NaCl 0,85% sehingga diperoleh pengenceran 10-1, kemudian digojog. Pengenceran selanjutnya dilakukan hal yang sama sampai pengenceran 10-8. Sebanyak 0,1 ml suspensi dari setiap pengenceran diisolasikan pada media NA dengan metode pour plate, kemudian homogenkan dengan cara memutarmutar cawan seperti angka delapan. Langkah tersebut dilakukan secara duplo. Biakan lalu diinkunbasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Jumlah koloni bakteri dihitung menggunakan Colony Counter dengan persyaratan jumlah koloni bakteri yang tumbuh 30-300 koloni/cawan.

digilib.uns.ac.id 27 9. Produksi Xilanase a. Penentuan Waktu Inkubasi Optimum Penentuan waktu inkubasi optimum pada produksi xilanase dilakukan dengan mengukur menumbuhkan bakteri pada 98 ml media produksi dan dimasukkan 2 ml inokulum dengan ph awal medium 7. Inkubasi dilakukan pada suhu 37 o C selama 48 jam dan sampling dilakukan setiap 4 jam. Setelah itu sampel yang didapat disentrifugasi selama 15 menit, suhu 4 o C dan kecepatan 3000 rpm. Selanjutnya diukur gula reduksi untuk menghitung aktivitas xilanase. b. Penentuan Suhu Optimum Penentuan suhu optimum pada produksi xilanase dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada 98 ml media produksi dan dimasukkan 2 ml inokulum dengan ph awal 7. Inkubasi dilakukan dengan variasi suhu 30, 40, 50 dan 60 o C dan waktu inkubasi sesuai hasil optimasi. Setelah itu sampel yang didapat disentrifugasi selama 15 menit, suhu 4 o C dan kecepatan 3000 rpm. Selanjutnya diukur gula reduksi untuk menghitung aktivitas xilanase. c. Penentuan ph Optimum Penentuan ph optimum pada produksi xilanase dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada 98 ml media produksi dan dimasukkan 2 ml inokulum dengan variasi ph 6, 7, 8 dan 9 selama waktu dan suhu optimum. Setelah itu sampel yang didapat disentrifugasi selama 15

digilib.uns.ac.id 28 menit, suhu 4 o C dan kecepatan 3000 rpm. Selanjutnya diukur gula reduksi untuk menghitung aktivitas xilanase. 10. Pengukuran Kadar Gula Reduksi dan Aktivitas Xilanase Aktivitas xilanase diukur dengan metode Bailey (1989) yang dimodifikasi yaitu dengan mengukur kadar gula reduksi yang dibebaskan selama reaksi hidrolisis xilan oleh xilanase. Kadar gula reduksi diukur dengan menggunakan metode DNS (Miller, 1959). Substrat yang digunakan adalah oat spelt xylan sebanyak 1 g dalam 100 ml. Sebanyak 0,5 ml enzim kasar dicampur dengan 0,5 ml substrat oat spelt xylan, ditambah 1 ml buffer fosfat (ph 7). Campuran, lalu diinkubasi dalam inkubator shaker selama 30 menit pada suhu 50 o C. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 2 ml (3,5 asam dinitrosalisilat) DNS. Campuran dimasukkan dalam pada air mendidih selama 5 menit dan didinginkan pada suhu kamar. Setelah dingin ditambahkan 1 ml 40% garam rocelle lalu campuran disentrifugasi selama 15 menit pada suhu 4 o C dan 5500 rpm. Gula reduksi yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 540 nm menggunakan spektrofotometer. Kontrol terdiri dari larutan glukosa dengan konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 mg/ml, masing-masing sebanyak 0,2 ml. Blanko terdiri dari 0,5 ml substrat ditambah 0,5 buffer fosfat ph 7, ditambah 2 ml DNS. Tabung reaksi dimasukkan dalam air mendidih selama 5 menit dan didinginkan pada suhu kamar. Setelah dingin ditambahkan 1 ml 40% garam rocelle lalu campuran divortex. Gula reduksi yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 540 nm menggunakan spektrofotometer.

digilib.uns.ac.id 29 Kadar xilosa yang terbentuk selama reaksi ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa. Aktivitas enzim xilanase ditentukan dengan persamaan : Pr = (Pt - Po) x P U/ml = Keterangan: Pr Pt : Produk (kadar gula reduksi dalam mg) : Kadar gula reduksi setelah inkubasi (ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa) (mg) 1000 : Faktor konversi dalam µmol Po : Kadar gula reduksi kontrol (T=0) ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa (mg/ml) P BM T V : Faktor pengenceran : berat molekul glukosa (180,18 g/mol) : Waktu inkubasi : Jumlah volume enzim yang dimasukkan per tabung reaksi (Ghose, 1987) Unit aktivitas xilanase = 1µmol/ menit. Satu unit aktivitas enzim adalah jumlah xilanase yang diperlukan untuk mengubah 1µmol substrat atau menghasilkan 1µmol produk dalam waktu 1 menit (Yang et al., 2005). 11. Pembuatan Kurva Standar Glukosa Sebanyak 0,5 ml larutan glukosa dari masing-masing konsentrasi dimasukkan dalam eppendorf commit dan ditambah to user dengan 0,5 ml substrat oat spelt

digilib.uns.ac.id 30 xilan 1% dalam 0,2 buffer fosfat ph 7. Lalu ditambah 2 ml DNS dan diinkubasi pada air mendidih selama 5 menit dan didinginkan pada suhu kamar kemudian ditambahkan 1 ml garam rocelle. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 595 nm. Kurva standar glukosa adalah grafik hubungan absorbansi dengan variasi konsentrasi glukosa. Konsentrasi glukosa dibuat dengan variasi antara 0,1-0,5 (mg/ml). E. Analisis Data Data mengenai optimasi waktu inkubasi, suhu, dan ph yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Uji ANOVA bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan (variasi waktu, suhu, ph) terhadap parameter yang diukur. Apabila terdapat beda nyata antara perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikan 5%.