BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. yang dihasilkan merupakan hasil dari nada-nada yang berasal dari tubuh manusia

OBSESI BIOLA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENCIPTAAN

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

Sejarah Umum Seni Lukis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Rujukan. a. Tulisan Terdahulu. Banyak sumber data yang dapat memberikan informasi bagi penulis

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

A. Implementasi Teoritik

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BERKARYA,APRESISASI,DAN KRITIK SENI

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

Gambaran Kesenian Bali, Warnai Keindahan Tattoo. Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

BAB III GAGASAN BERKARYA

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

TEPI ZAMAN Oleh I Nyoman Laba A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

BAB III TINJAUANPUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu :

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB IV ANALISIS KARYA

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

SILABUS. Mata Pelajaran Kelas/Semester : II/ 2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 5. Mengapresisasi karya seni rupa

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Berilah Tanda silang( X ), hurup a,b,c, dan d pada jawaban yang benar dibawah!

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

Titik Suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran seder-hana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

Persepsi Desain Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB III METODE PENCIPTAAN

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB III LANDASAN TEORI

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

BAB III METODE PENCIPTAAN

LATIHAN SOAL UJIAN SEKOLAH SD SBK

gambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual


Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

2015 STUDI TENTANG PERILAKU BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH INSTRUMEN PILIHAN WAJIB SULING III DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI

III. METODE PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. logotype. Menggunakan font linkin park, font ini adalah font yang juga

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan a. Tulisan Terdahulu Biola merupakan alat musik yang banyak diperbincangkan dikalangan masyarakat. Tak sedikit pihak yang membahas dan mengulik lebih dalam tentang biola. Setiap tulisan yang ditulis memiliki sudut pandang yang berbeda menurut penulis itu sendiri. Pertama pembahasan mengenai William Harnett, pelukis yang lahir di Irlandia ini pada tahun 10 Agustus 1848 merupakan seorang pelukis beraliran realisme. Pada karyakaryanya menampilkan bentuk-bentuk benda maupun manusia yang dibuat menyerupai aslinya. Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Old Violin, karya ini dibuat pada tahun 1886 dengan media cat minyak di atas kanvas. Ukuran dari lukisan tersebut adalah 96 cm x 60 cm. Fokus utama dalam lukisan ini adalah gambar biola yang berada di tengah, karya ini menampilkan biola dan penggesek biola digantung di pintu kayu berwarna hijau. Di belakang biola terdapat sebuah teks partitur lagu dan terdapat sebuah surat pada bagian kiri bawah. Lukisan ini menampilkan biola tua yang sudah tidak digunakan lagi, dimana menceritakan perubahan waktu, dimana dahulu biola tersebut digunakan untuk memainkan berbagai macam musik populer dan akhirnya 6

7 ketika sudah tua, semua yang tersisa hanya sebuah memori dan perjalanan masa lalu biola tersebut, maka untuk mengenang memori itu biola tersebut digantung bersama teks partitur lagu dan sebuah surat tentang cerita masa lalu agar memori tersebut tetap dapat diingat. Harnett menampilkan gambar biola secara realis menyerupai aslinya baik warna maupun bentuknya. Gambar 1 The Old Violin karya William Harnett Sumber: www.nga.gov (National Gallery of Art) Selain dalam karya realis tentang biola, terdapat pula karya lukis yang menampilkan cello yang merupakan salah satu jenis biola sebagai sumber ide penciptaan. Karya yang berjudul Blue Night ditampilkan pada pameran Jakarta s Properties (Properti Jakarta). Seperti ditulis di majalah

8 Galeri: Media Komunikasi Galeri Nasional Indonesia, pameran ini dimaksudkan untuk memahami Jakarta melalui objek-objek yang biasa dikenal oleh masyarakat, maksudnya tak ada yang disembunyikan dari hal yang terlihat di Jakarta : barang, bangunan, pemandangan atau keadilan, semua seakan nampak jelas. Gambar 2 Blue Night karya Joedo Prasetijo Sumber: Majalah Galeri : Media Komunikasi Galeri Nasional Indonesia Hal. 57 Karya Blue Night yang diciptakan oleh Joedo Prasetijo dibuat dengan menggunakan akrilik di atas kanvas dengan ukuran 150 cm x 200 cm. Karya ini menampilkan cello yang mengalami perubahan bentuk

9 menjadi badan seorang wanita, dimana nada-nadanya berubah menjadi kaleng sarden. Latar yang ditampilkan adalah awan bernuansa biru dan putih. Setiap orang memiliki alasan untuk mengambil suatu tema dalam karya yang akan mereka buat, begitu pula dengan penulis, penulis tidak akan membuat karya tentang biola dengan menggunakan teknik melukis dan penulis tidak menampilkan biola dengan gambaran yang realis. Penulis mengangkat biola sebagai tema berdasarkan pengalaman dan mimpi saat masih kecil serta ketertarikan penulis terhadap bentuk biola. Berbeda dengan karya-karya sebelumnya, penulis membuat konsep ide biola ini ke dalam bentuk karya seni grafis. Selain itu penulis menampilkan biola baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian tertentu saja yang digunakan. Penulis juga menggabungkan unsur-unsur tangga nada ke dalam karya penulis. Penulis akan menampilkan bentuk-bentuk close up biola yang memiliki makna sebagai keindahan biola yang dilihat secara dekat. b. Biola Biola merupakan alat musik yang berasal dari Eropa. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16. Alat musik gesek konon berasal dari para penunggang kuda yaitu suku bangsa nomaden di kawasan Mongolia dan Turki. Alat musik ini mempunyai dawai yang terbuat dari surai kuda. Pada zaman itu setiap kepala kuda selalu dihiasi ukiran kepala kuda (Herry, 2013:9).

10 Alat musik biola dibawa oleh para pengelana ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah. Terdapat tiga alat musik cikal bakal munculnya biola modern saat ini. tiga alat musik itu yaitu: 1) Rebec, yang merupakan perkembangan dari harpa dan rebab. 2) Vielle yaitu biola yang ada pada Abad Renaisans. 3) Lira da braccio yang merupakan hasil perkembangan dari harpa tangan Bizantium Macam-macam jenis biola: 1) Violin sering kita sebut dengan sebutan Biola 2) Viola 3) Violoncello atau sering dikenal dengan nama Cello 4) Double bass atau dikenal dengan sebutan Bassbetot c. Biola dalam Orkestra Musik orkestra merupakan suatu musik yang memerlukan banyak alat musik untuk menciptakan harmoni yang indah. Musik ini menyajikan musik-musik klasik, namun tak sedikit pula yang menyajikan musik jenis jazz dan lainnya. Penikmat musik jenis klasik biasanya adalah golongan masyarakat menengah ke atas karena musik ini termasuk golongan musik yang mewah. Awal kemunculannya, musik orkestra ini merupakan musik yang diciptakan untuk menghibur para bangsawan. Alat-alat musik dalam orkestra dibagi menjadi tiga golongan yaitu chordophone, aerophone dan idiophone. Biola termasuk dalam golongan

11 chordophone yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali senar, kawat. Biola mengambil peran penting dalam musik jenis ini. Alunan biola dimainkan hampir diseluruh bagian lagu. Meskipun biola merupakan salah satu alat musik orkestra, namun kini biola banyak digunakan untuk kolaborasi dengan band. d. Bagian-Bagian Biola : Biola yang memenuhi standar atau biola yang dapat menghasilkan bunyi biola yang baik harus terdiri dari beberapa bagian penting yakni badan biola, leher biola, jembatan biola, papan jari, senar dan beberapa macam, perangkat bantuan (Rere, 2012: 15).

12 Keterangan Biola 1. Kepala biola 2. Pemutar dawai 3. Ruang putaran dawai 4. Leher biola 5. Bidang pengaturan nada 6. Dawai 7. Tepi badan 8. Bidang depan 9. Badan depan 10. Badan atas 11. Pinggang biola/lengkung c 12. Badan bawah 13. Lubang suara/lubang f 14. Jembatan 15. Penahan dawai 16. Sangkutan penahan dawai 17. Sisi biola 18. Bidang belakang 19. Balok tumpuan 20. Tongkat penunjang (tongkat resonansi) Penggesek Biola Gambar 3 Biola dan Penggesek Biola Sumber: Buku Pengantar Pengetahuan Alat Musik Hal. 148. (Pono Bance) 21. Kepala penggesek biola 22. Dawai penggesek biola 23. Bagian bawah penggesek biola

13 e. Kekaguman Terhadap Alat Musik Biola Banyak kejadian yang dilalui manusia tiap harinya, diantara berbagai kejadian ini mungkin ada beberapa kejadian yang membekas hingga masih diingat ketika dewasa. Pengalaman mengenai biola ini menjadi salah satu pengalaman yang masih sangat diingat oleh penulis. Jika dihubungkan dengan sebuah teori, kenangan yang membekas ini memiliki kesamaan dengan teori yang pernah dipaparkan oleh ahli psikoanalisis Sigmund Freud. Sigmund Freud mengibaratkan bahwa kesadaran manusia itu seperti sebuah gunung es yang terapung dimana bagian yang muncul di permukaan air merupakan alam sadar jauh lebih kecil dibandingkan bagian yang tenggelam alam tak sadar. Kenangan masa kecil tentang biola ini terjadi ketika masih kecil sehingga secara tak sadar terbawa hingga di alam tak sadar penulis yang membuat kenangan tersebut masih membekas hingga sekarang.. Menurut teori Sigmund Freud dipaparkan bahwa kepribadian manusia dibagi menjadi tiga tahapan yaitu id, ego dan superego, diawali dengan id yang memiliki arti yaitu bagian pikian yang didiami oleh insting-insting primitif dan impuls-impuls liar. Ia didominasi oleh prnsip kesenangan, kawah dari napsu yang menggelegak. Kedua ego yang merupakan sang Aku atau bagian pemikiran yang memerintah, bagian pemikiran yang dikembangkan oleh manusia purba dalam proses menjadi beradab. Ego secara terus menerus mengupayakan perdamaian antara keinginan tubuh dan tuntutan dunia luar Ego melambangkan apa yang kita sebut dengan nalar dan akal, berlawanan dengan id yang berisikan napsu. Ketiga adalah superego yaitu bagian yang bertindak sebagai penilai kinerja ego. Bagian dari ego tempat kita menerima aturan-aturan dan otoritas dari dunia luar. (Baker, 2007:172) Berdasarkan teori tersebut dihubungkan dengan pengalaman tentang biola yaitu pada fase id, penulis merasakan kecintaan terhadap biola, dimana kecintaan ini diawali ketika duduk dibangku Sekolah Dasar. Pertemuan awal

14 dengan biola diawali dengan adanya ekstrakurikuler orchestra dimana tiap tahunnya orchestra ini selalu mengadakan sebuah konser. Keinginan untuk dapat memainkan alat music ini sangat meluap-luap sehingga ketika kelas 1 SD, penulis seringkali meminta kepada orang tua untuk dapat mengikuti les tersebut. Tidak terpenuhinya keiinginan ini dikarenakan faktor biaya membuat penulis mulai menerima situasi yang ada dan pada saat itu penulis memasuki fase ego. Penulis mulai memahami bahwa kesempatan untuk dapat mengikuti ekstrakurikuler biola ini agak sulit, sehingga untuk memuaskan hasrat kekaguman terhadap biola ini diwujudkan dengan cara melihat beberapa konser orchestra di sekolah, selain itu terkadang meminjam biola tersebut kepada teman dan mencoba untuk menggunakannya. Pada fase terakhir penulis memasuki tahap superego yang merupakan bagian penilai dari ego, untuk memenuhi hasrat kekaguman terhadap biola dirasa kurang tersalurkan sehingga dalam penuhan hasrat tersebut penulis ingin menyalurkan kekaguman tersebut ke dalam sebuah karya seni grafis, dimana ini merupakan salah satu cara positif untuk memenuhi kecintaan penulis terhadap biola. Teori Sigmund Freud juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan obsesi. Obsesi adalah ambisi pada ide atau aktivitas tertentu, menunjukkan adanya keinginan terepresi (Backer, 2007:178). Represi sendiri adalah ketika keinginan, pemikiran atau perasaan yang menyebabkan konflik diingkari dari kesadaran manusia, sehingga keinginan tersebut tertekan terus dan mendesak pengungkapannya. Keinginan bermain biola menjadikan sebuah obsesi terhadap biola itu sendiri, sehingga perasaan yang tak dapat tersalurkan ini,

15 ingin penulis salurkan melalui sebuah karya seni rupa yaitu seni grafis, yang awalnya bermula dari obsesi penulis tentang biola itu sendiri. 2. Referensi a. Prinsip Pengorganisasian 1) Kesatuan (unity) Di dalam desain, terjadi suatu proses perkembangan menyatu berbagai unsur baik unsur visual maupun unsur fisik sehingga didapatkan suatu kesatuan bentuk ciptaan secara utuh (Arfial, 1987:4). 2) Keseimbangan (balance) Keseimbangan adalah kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga memberi kesan stabil (Arfial, 1987:6). 3) Proporsi (proportion) Proporsi adalah perbandingan dari suatu ukuran yang dinyatakan dengan bilangan dan simbol. Suatu komposisi visual dinyatakan baik apabila memiliki proporsi yang pas, apa pun bentuk dan gaya karya seni tersebut (Bambang dan Pricilla, 2013:41). 4) Penekanan (domination) Dominan akan menjadi titik perhatian yang menonjol di dalam suatu karya (Arfial 1987:19). Dominan merupakan hal yang paling banyak atau menonjol pada suatu karya seni, sehingga menjadi pusat utama dalam karya itu sendiri.

16 5) Pertentangan (contras) Kontras atau pertentangan adaalah esensi dinamis pada semua eksistensi dan pada semua bentuk seni sebagai dramatisasi kehidupan manusia. Merupakan variasi di dalam ruang komposisi sehingga komposisi tidak monoton dan terasa hambar (Arfial, 1987:27). b. Elemen-Elemen Unsur Visual 1) Garis Garis mempunyai dimensi ukuran dan arah tertentu. Ia bisa pendek, panjang, halus, tebal berombak, lurus, melengkung barangkali masih bersifat yang lain (Nooryan, 2014: 99). 2) Bidang (shape) Bidang adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh garis secara umum garis dikenal dalam dua jenis yaitu bidang geometris dan bidang organis (Nooryan, 2014:100). 3) Tekstur Tekstur atau barik adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan lukisan atau gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan suatu lukisan atau gambar (Nooryan, 2014:101). 4) Warna Warna adalah gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat mempengaruhi penglihatan kita. Warna memiliki tiga jenis dimensi dasar yaitu hue, nilai (value) dan intensitas (intensity) (Nooryan, 2014:100). 5) Komposisi

17 Komposisi adalah suatu realisasi dari suatu aktivita pencipta dalam mewujudkan idenya, pada dasarnya komposisi menyangkut hal tata-susun dalam melahirkan suatu bentuk ungkapan atau ide (Arfial, 1987:37). 6) Irama (Rhytm) Ritme atau irama adalah suatu istilah yang biasanya dipakai I dalam pusis dan music, di dalam seni rupa memiliki arti susunan teratur yang timbul dari pengulanagan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan kesan keterhubungan yang kontinu serta kesan gerak (Arfial, 1987:18). c. Kajian Seni Grafis Seni grafis merupakan salah satu cabang seni rupa. Seni grafis merupakan seni yang hasil karyanya berupa karya dua dimensi,. Berbeda dengan cabang seni rupa seperti seni lukis, seni patung dan seni kriya, cabang ilmu ini mempelajari persoalan cetak mencetak, usaha untuk memperbanyak karya. Dalam seni grafis terdapat empat kelompok pencetakan yang dikelompokkan berdasarkan teknik yang dilakukan untuk mencetaknya, salah satunya stensil prints. Stensil prints ialah jenis pembuatan cetakan memanfaatkan bagian dari material yang dapat ditembus tinta. Teknik ini dapat menggunakan bahan kertas atau kain sutera/nylon. Teknik seperti ini sering disebut cetak saring atau serigraphy (Mulyadi, 1999:9). Cetak saring merupakan teknik grafis yang memanfaatkan screen sebagai media untuk mencetak.

18 B. Sumber Ide Dalam proses pencarian sumber ide pembuatan karya, penulis mendapatkan beberapa refrensi karya, yang pernah dibuat beberapa seniman tentang biola, berikut karya bertemakan biola : 1. M. Emanuel Ologeanu Merupakan seorang seniman yang dalam karya-karyanya banyak menggunakan alat musik sebagai objek gambar. Selain biola ia juga menggunakan saxophone, trompet, gitar sebagai objek gambar. Penulis teride pada karya ini karena M. Emanuel Ologeanu menggambarkan bentuk biola tidak secara realis namun ketika melihat karyanya kita dapat mengetahui bahwa fokus utamanya adalah biola. Yang menjadi sumber refrensi bagi penulis terdapat pada cara Ologeanu dalam menggambarkan sebuah biola tidak secara utuh dan dibuat seperti puzzle. Gambar 3 Broken Violin karya M. E. Ologeanu Sumber: https://cubistart.wordpress.com/

19 2. Pablo Picasso Picasso merupakan seniman kelahiran Spanyol, yang banyak berkarya di Perancis. Terkenal dengan lukisan kubismenya yang mendunia. Selain menggunakan wanita sebagai objek dari karya lukisnya, Picasso juga menggunakan alat musik biola dibeberapa karyanya. Penulis tertarik pada cara Picasso menempatkan objek biola secara bagian demi bagian dan terdapat pengulangan pada bentuk biola tersebut. Gambar 4 Violin and Grapes karya Pablo Picasso Sumber : http://travelphotobase.com/v/usnyc/nymf071.htm 3. Marc Chagall Marc Chagall merupakan seniman Rusia Perancis yang karya-karya sangat terkenal. Salah satunya yaitu adalah Green Violinist, merupakan karya lukisan beraliran kubisme. Lukisan ini menggambarkan seorang berwajah hijau yang sedang bermain biola. Cukup berbeda dengan karya M.E. Ologeanu

20 dan Picasso, karya ini menampilkan sosok manusia, namun dari semua itu yang menjadi sumber refrensi penulis adalah terletak pada penggunaan warna. Karya Ologeanu menggunakan warna biru muda dan Picasso cenderung menggunakan warna-warna coklat dan senada, namun Marc Chagall menggunakan warna coklat muda hanya pada bagian latar. Ia menggunakan warna mencolok pada objek utama yaitu violinist. Gambar 5 Green Violinist karya Marc Chagall Sumber : http://www.guggenheim.org/new-york/collections/collectiononline/artwork/802

21