BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI PELAKSANAAN PENGAJIAN AHAD PAGI DI PONDOK PESANTREN AL-ITQON GUGEN PEDURUNGAN SEMARANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Tlogosari Wetan Pedurungan Semarang 1

BAB IV DISKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN. Yang bertanda tangan di bawah ini : Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 2 Agustus 1989

Pedoman Wawancara Guru

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

1. Bagaimana sejarah awal adanya Pembinaan rohani Islam di RS. Islam. Sejarah Bna Rohani Islam didirikan pada tahun 1990-an pada mulanya

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB III GAMBARAN UMUM MI ASSEGAF PALEMBANG. A. Letak Dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Assegaf

BAB III METODE PENELITIAN. research) penulis menggunakan jenis penelitian campuran (mixed

METODE PENGUMPULAN DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LOKASI PENELITIAN. desa sumber rezeki beserta tokoh agama setempat. Menurut Ustadz Sya dun Toyyib Al-Hafidz selaku pimpinan Pondok

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN SAMPANGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI KELURAHAN SAMPANGAN

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

Nama Pesantren AR-RABWAH. Lokasi Gampong Krueng Lamkareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Pimpinan Tgk.H.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Sungai Raya

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat TPA Masjid Darussalam Kelurahan 20 Ilir Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB III PROFIL MA DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN SOSIAL PEDULI UMAT (BSPU)

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kota santri yang lain seperti kota Jombang dan juga kota Lamongan. Setiap tahunnya,

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB III PENDELEGASIAN PENGELOLAAN WAKAF DI PONDOK PESANTREN AL-MA UNAH CIREBON. A. Profil Pondok Pesantren al-ma unah Cirebon

BAB III PENYAJIAN DATA. mendapatkan data tentang bagaimana peranan Penyuluh Agama Honorer (PAH)

BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN SUNANULHUDA. Ma'had Sunanulhuda yang didirikan oleh Almarhum Almagfurlah KH. Uci Sanusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V SISTEM PENDIDIKAN WIRAUSAHA AGRIBISNIS DI PESANTREN WIRAUSAHA AGROBISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN AL HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan

Dayah Darul Muridin. Nama Pondok Pesantren Dayah Darul Muridin (Abu Meulaboh)

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA

PROPOSAL BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS PONDOK PESANTREN AL-IMAM ASY-SYAFI I

4) Sedangkan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar. 5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai.

BAB II KONDISI OBJEKTIF SEKOLAH MA AL-KHAIRIYAH PEKALONGAN CILEGON. A. Letak Geografis MA Al-Khairiyah Pekalongan Cilegon

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

A. SEJARAH / PROSES BERDIRINYA MIN KOLOMAYAN. Pembangunan untuk diusulkan menjadi MI Negeri. Ketua yayasan Bapak H.

Di hari berikutnya Nyai Maisarah bercerita tentang Sayyidah Aisyah ra. Semua santri memperhatikan Aisyah sehingga membuatnya malu.

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada MTs Hayatul Islam Pemurus

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB II PONDOK PESANTREN METAL MOESLIM AL-HIDAYAH. 1. Latar belakang berdiri pondok pesantren

P R O F I L. Pondok Modern Darul Ihsan Laimu Seram Maluku Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. 1. Histori Sekolah Dasar Negeri Sapen 03. (UPTD) Mojolaban kabupaten Sukoharjo.

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang 4.1.1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang Pada zaman Belanda, desa Bugen Kota Semarang merupakan sebuah kepatihan yang bernama Singosari dengan lurahnya yang bernama Kasma Wijaya adalah sebuah desa yang keadaan sosial masyarakat dan kesadaran beragama masih sangat rendah, belum ada atau malah sukar ditemukan orang yang mengenal islam, terlebih-lebih orang yang menjalankan syari'at islam. Baru pada tahun 1888 M. Syeikh Abu Yazid yang berasal dari Banjarmasin memperistri Nyai Rohmah, putri dari Kyai Abdur Rosul. Dan oleh lurah Bugen ( Kasma Wijaya ), Syeikh Abu Yazid diminta untuk pergi ke Bugen dan tinggal disana dengan tujuan untuk berdakwah menyebar agama sebagai langkah awal dari penyebaranya Syekh Abu Yazid mendirikan sebuah masjid yang berasal dari rumah pemberian oleh Kasma Wijaya. Dan masjid itu merupakan masjid pertama yang berada di desa Bugen dan Kyai pertamanya adalah Syeikh Abu Yazid. Sepeninggalan Syeikh Abu Yazid, imam masjid diganti oleh Kyai Abu Dardak atau lebih dikenal dengan nama H. Syakur, beliau adalah putra dari Syeikh Abu Yazid. Abu Dardak mempunyai putri yang bernama Nyai Khoiriyyah. Setelah wafatnya Abu Dardak tahun 58

59 1911 M, Nyai Khoiriyyah dinikahi oleh Kyai Abdur Rosyid, yang berasal dari desa Batursari Sayung Demak yang kemudian menetap di Bugen dan menggantikan Abu Dardak, yang kemudian mendirikan pondok pesantren yang ketika itu belum memiliki nama dan pesantren tersebut bergerak pada pengkajian kitab kitab kuning dan tasawuf. Setelah KH. Abdur Rosyid wafat pondok pesantren itu dilanjutkan oleh menantunya yaitu KH. Shodaqoh Hasan yang dinikahkan dengan putrinya Nyai Hikmah dan kemudian pondok pesantren itu diberi nama Al-Irsyad (Dokumen pondok pesantren Al- Itqon). 4.1.2. Letak Geografis Pondok pesantren Al-Itqon kota Semarang secara geografis tepatnya berada di JL. KH. Aburrosyid Bugen Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Apabila dilihat dari jarak kilometer (km), Kelurahan Tlogosari Kulon sebagai lokasi berdirinya pondok pesantren Al-Itqon Bugen kota Semarang, tepatnya berada pada sejauh 3 km dari kota kecamatan Pedurungan atau sekitar 10 km dari pusat kota Semarang. Bila dilihat dari batasan daerah administrasi, lokasi madrasah yang berada di Tlogosari Kulon Pedurungan berbatasan dengan dua kecamatan, di sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Muktiharjo Kidul, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kalicari. Jadi bila dilihat dari peta

60 wilayah kota Semarang lokasi pondok pesantren berada di ujung Tenggara kota Semarang. 4.1.3.Visi dan Misi Pondok Pesantren Pondok pesantren Al-Itqon kota Semarang tentu mempunyai potensi dan nilai-nilai luhur yang juga sarat akan nilai-nilai agama dan budaya bangsa searah dengan gerakan agama yang telah tertuang dalam rumusan visi dan misinya. Oleh karena itu, visi dan misi pondok pesantren Al-Itqon kota Semarang adalah sebagai berikut: 1) Visi Berakhlak dan berprestasi berdasarkan iman dan takwa (Imtaq) 2) Misi a) Membentuk santri berakhlakul karimah b) Membentuk santri berkarekter ahlussunnah waljamaah c) Berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai Mabadi ul Khoira Ummah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan visi dan Misi yang diemban, pondok pesantren Al-Itqon kota Semarang adalah melakukan beberapa hal yaitu: 1) Tekun beribadah dengan indikator: a) Memahami dan mengaplikasikan syarat, rukun dan yang membatalkan sholat. b) Hafal, fasih dalam bacaan, dan benar dalam gerakan dan bacaan sholat.

61 c) Hafal dan fasih doa setelah salat d) Hafal dan fasih doa-doa harian muslim. e) Tertib menjalankan salat fardhu f) Tertib menjalankan salat sunah rowatib 2) Berakhlaq karimah dengan indikator : a) Jujur b) Disiplin c) Sportif d) Tanggung jawab e) Percaya diri f) Hormat pada orang tua dan guru serta sifitas madrasah g) Menyayangi sesama h) Peduli pada orang lain (Dokumen Pondok Pesantren Al-Itqon kota Semarang tahun 2014) 4.1.4. Jumlah Santri yang mengikuti kajian Kitab Al-Hikam Jumlah Santri yang mengikuti kajian kitab Al-Hikam sebanyak 200 orang, yang terdiri dari atas 123 santri laki-laki dan 67 santri perempuan. Seperti dalam tabel di bawah ini (data statistik: 2014).

62 Tabel 4.1. Jumlah Santri yang Mengikuti Kajian Kitab Al-Hikam No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 123 2 Perempuan 67 Jumlah 200

63 4.2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang Adapun struktur organisasi dapat dilihat dalam skema berikut: PONDOK AL ITQON KANTOR KEMENAG KEPALA MADRASAH KOMITE MADRASAH T.U Bag. Keuangan 1 T.U Bag. Keuangan 2 Kamad MI KAmad MTs Kamad MA Kamad Madin ASATIDZ - ASATIDZAH Santri MASYARAKAT / WALI MURID

64 Keterangan Jabatan: 1. Pimpinan Pondok Al Itqon : K.H. Haris Shodaqoh 2. Ketua Yayasan Al Itqon : KH. Ubaidullah,S.H 3. Kepala MI : Rohmanuddin,S.Pd.I 4. Komite Madrasah : K. Zamzami 5. TU Bag. Keuangan 1 : Maftuhah 6. TU Bag. Keuangan 2 : Umi Kulsum 7. Kepala MTs : Kasno 8. Kepala MA : M. Sholeh,S.Pd.I 9. Kepala Madin : Muhammad Muhsin 4.2.1. Keadaan Sarana dan Prasarana Salah satu hal yang sangat mendasar dan memegang peranan penting bagi kelangsungan pondok pesantren adalah ketersediaan sarana dan prasarana (berupa gedung maupun alat pendidikan, buku, serta fasilitas pesantren lainnya) yang menunjang dalam pelaksanaannya sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal. Demikian pula halnya kelangsungan kegiatan pengajian di pondok pesantren. Sarana dan prasarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang kegiatan pesantren, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan fasilitas lainnya. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

65 pendidikan atau pengajaran serta pelatihan, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk kelancaran kegiatan pondok pesantren. Sejak didirikan hingga saat ini pondok pesantren Al-Itqon kota Semarang telah memiliki fasilitas sarana prasarana yang kurang memadai dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiata belajar mengajar. Hal ini terlihat dari kurangnya bantuan yang diperoleh pondok dari pemerintah dan pihak-pihak lainnya, baik bantuan dalam bentuk fasilitas belajar non fisik berupa bantuan dana untuk membiayai kelangsungan proses belajar mengajar dan untuk memelihara sarana prasarana yang ada. Adapun sarana prasarana yang menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pondok pesantren Al-Itqon adalah sebagai berikut: a. Tanah Tanah untuk bangunan dari tanah wakaf yayasan seluas : 1.228 m 2 b. Gedung 1) Gedung pondok :.819 m 2 2) Gedung serba guna : 213 m 2 3) Kantor : 136 M 2 4) Ruang Asatidz : 142 M 2 5) Perpustakaan : 195 m 2 6) Mesjid : 320 m 2 7) Tempat parkir : 120 m 2 8) Lapangan Olahraga : 300 m 2

66 9) Kantin : 78 m 2 4.3. Gambaran Umum Pelaksanaan Kajian Kitab Al-Hikam di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang Kajian kitab Al-Hikam yang di dipimpin oleh K.H. Haris Shodaqoh dilaksanakan setiap hari Minggu pagi. Kajian kitab Al-Hikam dimulai setelah pembacaan istighotsah, tahlil kajian tafsir al-ibriz karya K.H. Bisri mustofa dan kajian kitab Al-Hikam dimulai dari ba da shubuh sampai jam 08.00 di pondok pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang. Kajian kitab Al-Hikam di bacakan sendiri oleh beliau K.H. Haris Shodaqoh, dan bila berhalangan maka kajian kitab Al-Hikam diliburkan. Proses pelaksanaan kajian kitab Al-Hikam adalah seperti pengajian kitab pada umumnya yaitu dengan membaca dan menerangkan. Mulai dari bacaan teks kitab Al-Hikam dibaca dan diterangkan. Dari setiap pertemuan yang dijadwalkan pada hari Ahad pagi biasanya diterangkan ± 30 sampai 45 menit. Kegiatan ini membahas tentang isi kandungan kitab Al-Hikam. Kitab ini diartikan mulai dari maqalah pertama ke maqalah selanjutnya dengan model pembelajaran salafiah, yaitu dengan memaknai kata demi kata kemudian diterangkan secara detail, disertai dengan contoh-contoh yang mudah dipahami. Karena jama ah yang heterogen, maka ada sebagian jama ah yang memaknai kitab layaknya di pondok pesantren, ada yang menulis keterangan atau kesimpulannya saja, dan ada juga yang cukup

67 mendengarkan dan menyimak kitab Al-Hikam, bahkan ada yang mendengarkannya saja. Walaupun demikian, semangat para Santri pengajian kitab Al-Hikam sangat besar dalam mengikuti pengajian ini. Tujuan kegiatan pengajian Kitab Al-Hikam meliputi dua aspek, yaitu: umum dan khusus. Tujuan umum dari pengajian kitab Al-Hikam yaitu membina masyarakat agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran Islam dan menanamkan rasa keagamaan pada kehidupan seseorang, serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan negara. Tujuan khusus dari pengajian kitab Al-Hikam meliputi: a) Mendidik Santri untuk menjadi insan muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, serta sehat lahir dan batin. b) Sebagai obat bagi Santri yang mempunyai penyakit hati. c) Sebagai sarana dakwah dan pengembangan bagi pondok pesantren dan lembaga-lembaga yang bernaung di bawahnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang ada di tengah-tengah era globalisasi. Dengan prinsip mottonya carilah setetes beningnya air dalam dasar lautan yang paling jernih, kawan-kawan bebas berkreasi untuk selalu berpacu pada berbagai bidang atau kegiatan. Agar hidup ini selalu bermakna di atas hati ini tersiksa karena nafsu. (Wawancara dengan Ustadz Halimi, Pengurus pondok pesantren Al-Itqon).

68 Penghayatan nilai-nilai kitab Al-Hikam pada khususnya adalah terhadap Kontrol Diri Santri, serta menjadikan pembersih rohani bagi jiwa. Allah SWT telah menganugerahkan kepada hamba-nya hati yang bening. Hati yang di dalamnya telah hidup cahaya keimanan, yang merasa sedih kala iman dan taat hilang, serta menyesal bila melakukan kemaksiatan, sehingga keberadaan pengajian Al-Hikam sebagai sarana kontrol diri bagi pengkajinya dalam menjalani kehidupan di dunia ini yang penuh dengan liku-liku rintangan dan godaan.