INSTRUMEN PENELITIAN
|
|
- Utami Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INSTRUMEN PENELITIAN No Fokus Teori Wawancara Observasi Dokumentasi 1 Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami Pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al- Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran Aspek Penting Pendidikan dalam Islam: 1. aspek pendidikan ketuhanan, 2. aspek pendidikan akhlak, 3. aspek pendidikan akal dan ilmu pengetahuan, 4. aspek pendidikan fisik, 5. aspek pendidikan kejiwaan, 6. aspek pendidikan keindahan. (6 Aspek Penting Pendidikan dalam Islam oleh Desi Mandasari 19 april 2016) 2. Para ahli didik Islam telah merumuskan berbagai metode pendidikan Islam diantaranya : 1. Metode Teladan 2. Metode Nasihat 3. Metode Ceramah 4. Metode Tanya Jawab 5. Metode Diskusi 6. Metode perumpamaan 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Al-Fattah? 2. Bagaimana latar belakang pendidikan guru PAI di Madrasah Aliyah Al- Fattah? 3. Apa saja Aspek Keilmuan Islami yang ditanamkan pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? 4. Bagaimanakah Implementasi atau pelaksanaan penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? 5. Apakah mapel PAI yang diajarkan pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah hanya menggunakan kurikulum kementerian agama atau ada mapel tambahan selain yang dari kemenag? 6. Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? 7. Apa saja Pendekatan dan metode yang Gambaran umum Madrasah Aliyah Al- Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Kondisi Madrasah Kondisi sarana dan prasarana Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Data Peserta Didik Data Sarana dan Prasarana Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak. Struktur
2 7. Metode Pengulangan 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pendidikan: Faktor pendukung: 1. Pembawaan/hereditas 2. Kepribadian 3. Keluarga 4. Guru/pendidik 5. Lingkungan Faktor penghambat 1. Keterbatasan waktu di sekolah 2. Kesibukan orang tua 3. Sikap orang tua 4. Lingkungan 5. Media massa digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? 8. Bagaimana prestasi belajar siswa Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al- Fattah pada mapel PAI? 9. Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al- Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? 10. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Organisasi Visi dan Misi
3 TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 01/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 01 / VIII / 2016 Nama Informan : Drs. Asrori Jabatan : Kepala Madrasah Tanggal : 10 Agustus 2016 Jam : WIB Tempat wawancara : Kantor ruang Kepala Madrasah Madrasah Aliyah Al- Fattah Tambakroto Sayung Demak Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran Daftar Pertanyaan : 1. Peneliti : Mohon jelaskan sejarah singkat berdirinya Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Madrasah Aliyah Al-Fattah Tambakroto ini didirikan oleh Bpk. KH. Shodiq putra dari Bpk. KH. Hamzah Usman seorang ulama sekaligus tokoh masyarakat yang sangat dihormati dan disegani di desa Tambakroto. Beliau Bpk. KH. Hamzah Usman pada saat itu menjabat sebagai pimpinan NU di kecamatan Sayung. Sedangkan putra beliau Bpk. KH. Shodiq Hamzah menjabat sebagai Ro is Syuriyah NU Kota Semarang. Madrasah Aliyah Al-Fattah Tambakroto ini beliau dirikan karena rasa cinta terhadap tanah kelahiran serta kepedulian terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan
4 islam yang sudah beliau geluti sejak masih di pesantren hingga menjadi guru di MTs Futuhiyyah Mranggen Demak. Selanjutnya pengelolaan serta penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar diserahkan kepada orang-orang yang beliau percaya serta ikut andil dan memiliki peran besar dalam pendirian lembaga sosial dan pendidikan Al-Fattah yang merupakan kelanjutan dari MTs Al-Fattah yang sudah didirikan lebih dulu. Ide pendirian MA Al-Fattah ini sudah merupakan cita-cita beliau setelah mendirikan MTs Al-Fattah lebih dulu dan melihat perkembangannya dianggap bagus karena pada saat itu lembaga pendidikan lanjutan setelah Sekolah Dasar dan Lanjutan pertama di lingkungan pedesaan masih sangat jarang ditemui sehingga dapat mengangkat masyarakat sekitar untuk dapat memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan layak. Juga pada saat itu anak-anak yang berasal dari keluarga menengah kebawah jarang yang dapat mengenyam pendidikan yang sampai pada sekolah lanjutan atas yaitu Madrasah Aliyah (MA). Disamping agar masyarakat setempat dapat menyekolahkan anak-anaknya di sebuah lembaga pendidikan yang terdapat materi Ilmu Pengetahuan Umum dan Pengetahuan Agama sekaligus. Berdasarkan hal-hal tersebut serta didorong oleh keinginan luhur ikut bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mengisi kemerdekaan yang telah dicapai maka dengan tekad bulat dan motivasi dari berbagai pihak MA Al-Fattah Tambakroto ini akan senantiasa menjaga budaya toleransi serta budaya perdamaian dengan tetap mengedepankan dan menjunjung tinggi ajaran islam Ahlus Sunnah wal Jama ah, mengusung nilai-nilai perjuangan islam dan mempererat persaudaraan antar manusia.
5 2. Peneliti : Mohon jelaskan juga letak geografis dari Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Madrasah Aliyah Al-Fattah Tambakroto terletak di Jl. KH. Usman No 1 desa Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dengan jarak kurang lebih 6 KM dari jalan raya pantura Semarang-Demak. MA Al-Fattah sebelah selatan berbatasan dengan Jl. KH. Usman sebelah utara perkampugan penduduk sebelah barat jalan gang desa dan sebelah Timur rumah kerabat pimpinan Yayasan. Letak yang demikian memang tampak kurang strategis karena berada di tengah perkampungan desa Tambakroto serta jarak dari jalan alternatif Demak-Semarang menuju ke sekolah masih masuk ke barat lebih kurang 1 KM. Meskipun begitu, letaknya yang dekat dengan kota juga akses jalan yang sudah baik mebuat MA Al-Fattah mudah di jangkau dari arah mana saja. Jaringan telepon dan internet juga ada sehingga memudahkan berkomunikasi dengan berbagai instansi dan lembaga yang terkait dan bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan di era global ini. 3. Peneliti : Apa saja Aspek Keilmuan Islami yang ditanamkan pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Mengacu pada kurikulum Kementerian Agama, Mapel agama islam yang ada di sekolah kami terdiri atas beberapa aspek di antaranya, aspek keimanan dan budi pekerti seperti pada Mapel Aqidah Akhlak, aspek pendidikan ibadah dan muamalah pada Mapel Fikih, aspek pendidikan sejarah pada Mapel SKI, serta aspek pengetahuan dasar islam pada Mapel Qur an Hadits. 4. Peneliti : Bagaimanakah Implementasi atau pelaksanaan penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah?
6 Responden : Karena sudah berwujud lembaga pendidikan formal, para peserta didik mau tidak mau tetap harus mengikuti setiap pelajaran yang dilaksanakan. Dengan adanya Mata pelajaran Agama Islam yang diajarkan secara kontinyu ini diharapkan semangat belajar agama islam itu menjadi rutinitas para peserta didik messkipun nanti sudah tidak berstatus sebagai pelajar. 5. Peneliti : Apakah mapel PAI yang diajarkan pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah hanya menggunakan kurikulum kementerian agama atau ada mapel tambahan selain yang dari kemenag? Responden : Sebagian besar mengikuti kurikulum Kementerian Agama ditambah mata pelajaran tambahan kearifan lokal yaitu ke- NU-an yang merupakan penanaman nilai-nilai keahlussunnah wal jamaah-an yang menjadi pegangan organisasi Nahdhotul Ulama yang kita ikuti, serta kitab Ta lim Muta allim yang berisi panduan praktis cara belajar menurut agama islam. 6. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : Kalau saya lihat sekilas mengacu pada antusiasme mereka pada saat pelajaran PAI mereka bisa dibilang sangat berminat. 7. Peneliti : Apa saja Pendekatan dan metode yang digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : Untuk pendekatan dan metode,y ang paling utama adalah pembiasaan dan pengulangan. Dengan Indoktrinasi terus menerus diharapkan nanti lama kelamaan bisa menjadi pola pola pikir dan mewujud dalam kebiasaan mereka untuk menuntut ilmu agama islam meskipun sudah lulus dari
7 Madrasah ini. Untuk pengajaran, metode yang kami gunaan masih standar yaitu ceramah, bercerita, tanya jawab, dan praktek terutama pada mata pelajaran Fikih. Untuk teladan kami usahakan setiap guru PAI secara khusus dan guru mapel selain PAI secara umum kami usahakan memilih guru yang memiliki kualitas budi pekerti yang standar dan cenderung santun sehingga diharapkan nanti proses pembelajaran yang mereka laksanakan berjalan dengan baik. 8. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI? Responden : Untuk prestasi dalam arti Nilai nanti bisa ditanyakan pada guru mapel terkait. Adapun prestasi budi pekerti kaitannya dengan perbuatan, interaksi dan tingkah polah para anak didik kami, kami usahan sebaik mungkin mereka menjadi anak-anak yang baik budi pekertinya baik di dalam keluarga lebih-lebih di tengah masyarakat sehingga berimbas pula pada nama baik kami sebagai institusi pendidikan agama. 9. Peneliti : Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? Responden : Untuk pengembangan dalam arti memberikan sesuatu yang baru bukan wilayah kami. Kami hanya bertugas mendidik keilmuan dasar-dasar islam serta mendidik budi pekerti. Untuk pengetahuan islam lebih lanjut, kami berusaha semaksimal mungkin agar para anak didik kami mencintai belajar agama islam sebagai bekal mereka ketika nanti sudah keluar dari sini tetap menuntut ilmu agama terus menerus sepanjang hayat. 10. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah?
8 Responden : diantara faktor pendukungnya adalah adanya guru-guru sarjana agama islam, materi yang berbahasa indonesia sehingga relatif mudah mereka pelajari. Sedangkan faktor penghambatnya diantaranya keberadaan kami sebagai pendidik yang tidak bisa fulltime mendampingi mereka, berbeda dengan madrasah yang terintegrasi dengan pondok pesantren. Juga iklim pergaulan muda-mudi yang seringkali miris kita lihat sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap cara bergaul mereka terutama adanya akses tak terbatas ke media internet yang tanpa kontrol.
9 TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 02/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 02 / VIII / 2016 Nama Informan : Ali Mashar, S. HI, S. Pd. Jabatan : Waka Kurikulum Tanggal : 11 Agustus 2016 Jam : WIB Tempat wawancara : Ruang Guru Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran Daftar Pertanyaan 1. Peneliti : Apa saja Aspek Keilmuan Islami yang ditanamkan pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan pada anak didik kami secara umum khusunya anak kelas X mencakup aspek Ketuhanan agar mereka memahami ilmu-ilmu ketuhanan, aspek Ubudiyyah agar mereka mengetahui tata cara ibadah, aspek Hablun minannaas agar mereka mengetahui tata cara bergaul, aspek sejarah agar mereka mengetahui sejarah islam, aspek pendidikan Al-Qur an dan Hadits Nabi agar mereka mengetahui kandungan al Qur an dan Hadits Nabi.
10 2. Peneliti : Bagaimanakah Implementasi atau pelaksanaan penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : Aktifitas belajar mengajar di madrasah kami berjalan sesuai dengan jadwal yg telah dibuat. Begitu juga pada mapel PAI baik mapel yang ditentukan oleh Kementerian Agama maupun Muatan Lokal atau Mulok. 3. Peneliti : Apakah mapel PAI yang diajarkan pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah hanya menggunakan kurikulum kementerian agama atau ada mapel tambahan selain yang dari kemenag? Responden : selain mata pelajaran yang ditentukan oleh Kemenag ada mapel tambahan selain yang dari kemenag yaitu muatan lokal atau mulok yang terdiri dari mapel Ta lim, Nahwu Shorof, dan ke-nu-an. 4. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : relatif. Ada siswa yang minatnya tinggi pada mata pelajaran PAI ada yang pada mapel umum. Tetatpi untuk keseluruhan lebih banyak yang minatnya tinggi pada mapel PAI. 5. Peneliti : Apa saja Pendekatan dan metode yang digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : pendekatan keteladanan yang paling utama. Guru memberi contoh dan memberi motivasi untuk mempelajari agama islam dan mengamalkannya. Untuk metode dalam proses belajar mengajar kami menggunakan metode ceramah, bercerita, praktek ibadah, berdiskusi tanya jawab, dll. 6. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI?
11 Responden : prestasi dalam arti nilai bisa konfirmasi langsung kepada guru mapel masing-masing. Untuk prestasi dalam arti tingkah laku, akhlak, sopan santun alhamdulillah di masa-masa akhir tahun ini cenderung ada peningkatan dibanding pada saat mereka baru masuk ke sekolah ini. Indikasinya bisa dilihat pada saat mereka bersosialisasi di luar kelas baik saat bersosialisasi kepada para guru maupun pada sesama mereka. 7. Peneliti : Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? Responden : mengenai peran kami dalam pengembangan pendidikan islam bisa kami pahami dalam kerangka kegiatan belajar mengajar agama islam yaitu kami telah melaksanakan tugas kami dalam mengajarkan amanat berupa pengetahuan ilmu agama islam yang sudah kami ketahui kepada para anak didik kami. Sedangkan pengambangan pendidikan islam dalam artian menemukan sesuatu hal yang baru kami kira hal itu bukan merupakan tugas kami sebagai institusi Madrasah Aliyah. 8. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : termasuk faktor pendukung kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PAI adalah materinya yang relatif lebih familiar atau akrab ditelinga siswa disamping juga lebih mudah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya beberapa siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur an. padahal sudah usia Madrasah Aliyah. Termasuk juga pergaulan anak muda sekarang yang mudah sekali mempengaruhi anak-anak lain yang sebenarnya agak tekun menjadi mudah terpengaruh pada hal-hal yang kurang baik seperti malas belajar lebih suka main hp.
12 TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 03/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 03 / VIII / 2016 Nama Informan : Samroni, S. Pd. I. Jabatan : Guru Akidah Akhlak Tanggal : 12 Agustus 2016 Jam : WIB Tempat wawancara : Ruang Guru Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran Daftar Pertanyaan 1. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : pada mata pelajaran yang kami ampu yaitu mata pelajaran Aqidah Akhlak, alhamdulillah mayoritas para siswa kami minatnya cukup tinggi dalam menerima pelajaran meskipun ada beberapa siswa yang tampak kurang berminat. Kami kira fenomena ini tidak hanya ada pada mata pelajaran Aqidah Akhlak tetapijuga terjadi pada semua mata pelajaran. Tidak hanya pada pelajaran Agama. 2. Peneliti : Apa saja Pendekatan dan metode yang digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah?
13 Responden : kami dalam Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak menggunakan metode ceramah, bercerita, membacakan materi siswa menulis dan merangkum, dan diselingi diskusi dan tanya jawab. 3. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI? Responden : untuk prestasi akademik semua sudah memenuhi target hanya beberapa siswa yang agak kurang. Sedangkan prestasi budi pekerti dan aqidah islam masih kami usahakan agar semuanya menjadi baik. 4. Peneliti : Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? Responden : kami hanya mentrasfer materi yang sudah ada dan memastikan bahwa materi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa. 5. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : Salah satu faktor pendukung proses pembelajaran aqidah akhlak adalah materinya yang relatif mudah dipelajari. Sedangkan faktor penghambatnya adalah mereka cenderung menganggap mudah atau meremehkan materi yang hendak mereka pelajari yang berakibat mereka tidak mempelajarinya dan hal itu berakibat pada melemahnya penguasaan mereka terhdap sebagian materi yang kami ajarkan.
14 TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 04/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 04 / VIII / 2016 Nama Informan : Khubbatun Nashihah Jabatan : Siswa Kelas X Tanggal : 12 Agustus 2016 Jam : WIB Tempat wawancara : Ruang Kelas X Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran Daftar Pertanyaan 1. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : Alhamdulillah kami senang pada mata pelajaran Agama Islam karena pelajarannya mudah tidak perlu banyak berfikir dan gurunya menyenangkan. 2. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI? Responden : Alhamdulillah kami dapat nilai bagus pada semua pelajaran agama islam.
15 DOKUMENTASI MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK GEDUNG MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK
16 PAPAN NAMA MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK WAWANCARA DENGAN KEPALA MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK
17 WAWANCARA DENGAN WAKA KURIKULUM MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK WAWANCARA DENGAN PERWAKILAN SISWA MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK
18 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Diri a. Nama : MUHAMAD ANSORI b. Tempat/ Tgl Lahir : Demak, 21 Juni 1980 c. Alamat : Prampelan Rt 04/01 Sayung Demak d. Agama : Islam e. Nama Orang Tua : Ayah : Damuri Ahmad Ibu : Aminah 2. Riwayat Pendidikan a. SD Negeri Prampelan 2 Sayung Demak lulus tahun 1992 b. MTs Rohmaniyyah Menur Mranggen Demak lulus tahun 1995 c. MA Futuhiyyah Mranggen Demak lulus tahun Pengalaman organisasi a. GP Ansor 2009-sekarang
19
20
21
22
23
24
25
26
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs NU Nurul Huda 1. Gambaran Umum MTs NU Nurul Huda a. Sejarah Berdirinya MTs NU Nurul Huda Madrasah Tsanawiyah NU Nurul Huda Mangkangkulon Tugu Kota
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak
INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lilik Nur Efendi Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 24 Maret 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH AL-FATTAH DESA TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN
IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH AL-FATTAH DESA TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Lebih terperinciINSTRUMEN WAWANCARA KEPALA MTS. SAFINATUL HUDA SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA. 1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs. Safinatul Huda Sowan Kidul Kedung
INSTRUMEN WAWANCARA KEPALA MTS. SAFINATUL HUDA SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA 1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs. Safinatul Huda Sowan Kidul Kedung Jepara? 2. Bagaimanakah letak geografis MTs. Safinatul Huda
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan
BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan 1. Sejarah MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan Mengenai sejarah berdirinya MTs Salafiyah Wonoyoso
Lebih terperinciBAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan
BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK
BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
Lebih terperinciTRANSKIP WAWANCARA. 1. Peneliti: Apa Visi Misi MTs NU 07 Patebon dan bagaimana penjelasannya?
Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA Hari/Tanggal : Rabu, 29 Maret 2016. Tempat : Ruang tamu MTs NU 07 Patebon Waktu : 08:00 s/d 09:00. Narasumber : Siti Simyanah S.Ag (Kepala Sekolah). 1. Peneliti: Apa Visi
Lebih terperinciBAB III PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN
BAB III PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum SMP Islam Walisongo Kedungwuni Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Walisongo
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, Maka penulis dapat menyimpulkan : 1. Metode
Lebih terperinciPedoman Wawancara Guru
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru 1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang pembelajaran Al-Qur an siswa kelas IV di TPQ Miftahul Muslim Desa Jati Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek? 2. Bagaimana perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aktivitas berupa proses menuju pertumbuhan dan perkembangan atau perubahan yang terjadi pada peserta didik dalam aktifitas pembelajaran dan pengajaran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL
86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Keadaan Umum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah 01 Karanganyar
Lebih terperinciAPLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014
SUBDIT MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
5 BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang unggul untuk menghantarkan peserta didik yang handal dalam berdakwah, mencetak
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian lapangan sebagai disajikan dalam bab IV dan bab V serta memperhatikan fokus penelitian yang diajukan dalam bab I, maka dapat ditetapkan kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki beberapa makna teoritis dan makna praktis, yaitu Pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Gambaran umum MIN Sumurrejo Semarang Nama Sekolah : MI Negeri Sumurrejo Semarang Status Sekolah : Negeri Tahun Berdiri : 1960 Alamat Sekolah : Jl. Moedal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah MTs muhammadiyah kasihan berdiri pada tanggal 17 Agustus 1983. Selalu konsisten mendidik siswanya untuk menjadi lulusan yang dapat diandalkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciMETODE PENGUMPULAN DATA
Lampiran 1 METODE PENGUMPULAN DATA A. Metode Dokumentasi 1. Sejarah MTs Al-Khoiriyyah Semarang 2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al- Khoiriyyah Semarang 3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs
Lebih terperinciPedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP
Lampiran 01 Pedoman Wawancara A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah 1 Ponorogo 1. Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah 1 Ponorogo? 2. Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat dan juga usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan
Lebih terperinciBAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL
BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Futuhiyyah Mranggen merupakan sebuah lembaga pendidikan formal setingkat menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman
Lebih terperinciPEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH A. Visi Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi madrasah dan digunkan untuk memandu perumusan misi madrasah. Dengan kata lain, visi adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM MADRASAH 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Madrasah Tsanawiyah NU 01 Banyuputih Batang adalah Lembaga Pendidikan yang didirikan pada tanggal 2 Februari
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Deskripsi Objek Penelitian Keadaan singkat objek adalah sesuatu gambaran umum tentang daerah atau objek penelitian. Hal ini perlu dikemukakan agar peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan Negara. Kemajuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom
BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku
Lebih terperinciBUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA
BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang makin maju dan sejahtera, namun yang terjadi pada bangsa Indonesia justru nilai-nilai dan
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Melalui pendidikan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUANN. Kurikulum merupakan hal penting dalam
1 BAB I PENDAHULUANN A. Latar Belakang Masalah merupakan hal penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta
Lebih terperinciBAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro
45 BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro Asal mula berdirinya Pondok Pesantren Nurul Hilal Senuro berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab mengantarkan putra putri bangsa menjadi manusia berilmu dan berakhlak. Putra putri bangsa adalah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam,
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangannya Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam, INKAFA ini bagian yang tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil paparan penyajian data hasil penelitian mengenai Implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian studi kasus yang telah dipaparkan pada bab-bab di atas, mengenai analisis pengembangan kurikulum Madrasah Diniyah di Madin Ula dan Wustho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan
136 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan rekomendasi. Bagian kesimpulan menguraikan beberapa kesimpulan terhadap temuan-temuan penelitian tentang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah Pondok Pesantren Madrasah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciLEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK. No. PERTANYAAN JAWABAN
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK IDENTITAS Nama : Tempat : Tanggal : No. PERTANYAAN JAWABAN 1. Saya mengajukan permohonan kepada Bapak Kepala TPQ untuk mengadakan peneletian
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini
LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE Nama : Kusumaning Dwi Nuraini Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, tanggal Lahir : Cilacap, 16 Juli 1994 Alamat Asal : Jl.Raya Buntu Desa Pageralang RT 03 RW 03 Kecamatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Negeri Kendal MTs Negeri Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal setingkat pendidikan menengah yang berada di Kendal. Berdirinya MTs
Lebih terperinciANGKET INTENSITAS MENGHAFAL AL-QUR AN PERNYATAAN DAN PERTANYAAN ANGKET
Lampiran I ANGKET INTENSITAS MENGHAFAL AL-QUR AN Nama :... Semester :... PERNYATAAN DAN PERTANYAAN ANGKET Petunjuk : 1) Bacalah terlebih dahulu pernyataan di bawah ini dengan baik dan teliti! 2) Anda dimohon
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT
9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
234 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Secara umum kondisi lingkungan keagamaan keluarga, sosial keagamaan tempat tinggal dan kegiatan keagamaan remaja berada pada tingkat kurang kondusif. Secara rinci
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai
Lebih terperinciBAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil
Lebih terperincidiajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini bertempat di MTs Nurussalam, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang. Nama Lengkap Madrasah : Madrasah Tsanawiyah
Lebih terperinciBAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum MI NU Miftahut Tholibin Mejobo Kudus 1. Sejarah Berdirinya MI NU Miftahut Tholibin Mejobo Kudus Madrasah Ibtidaiyah NU Miftahut Tholibin Mejobo Kudus, didirikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN
BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan dan menyelaraskan pembangunan dan kemajuan, maka nilai akhlak harus tetap dilestarikan dan ditanamkan
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Siti Mariam beralamatkan di Jalan Kelayan A Gg. PGA
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MI Siti Mariam Banjarmasin Madrasah Ibtidaiyah (MI) Siti Mariam beralamatkan di Jalan Kelayan A Gg. PGA Kelurahan Kelayan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pada rumusan masalah, paparan data, dan temuan hasil penelitian, maka di bawah ini akan disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Pengembangan Kurikulum Diversifikasi Muatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Manajemen Pembelajaran di MTs. NU TBS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesadaran akan pentingnya internalisasi nilai-nilai agama pada anak sejak dini mulai meningkat. Kondisi ini disebabkan orangtua sangat menyadari bahwa
Lebih terperinciMusthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hal. 5.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 atau yang dulunya disebut sebagai Indonesian Declaration of Independence menunjukkan dengan tegas pengungkapan kebebasan
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016
Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016 Gambar 1: Suasana Pembukaan Oleh Bupati Demak Gambar 2: Tempat Pembekalan Manasik Gambar 3: Peserta calon jama
Lebih terperinciLampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Pedoman Observasi : Pedoman Wawancara : Hasil Observasi : Hasil Wawancara : Surat Validasi
Lebih terperinciPENGUMUMAN Nomor: 366.A/Dt.I.II/KP.00.2/5/2018
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710 Telepon (021) 3811244 3811642 3811658 3811679 3811779 3812216 (Hunting)
Lebih terperinciMUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah yang membahas ajaran Agama Islam dalam segi aqidah dan akhlak. Mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan pendidikan moral. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka moral merupakan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data ini dikumpulkan dari Unit Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya tindak kriminal dan kejahatan yang dilakukan oleh anak usia sekolah, seperti bullying dikarenakan semakin kaburnya norma moral sehingga diperlukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga
Lebih terperinciberpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang masalah, 2) identifikasi masalah, 3) pembatasan masalah, 4) rumusan masalah, 5) tujuan dan manfaat penelitian, dan 6) ruang lingkup penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan Tamansiswa, yaitu melaksanakan sepenuhnya ketentuan dari sistem pendidikan nasional dengan tetap mengamalkan
Lebih terperinciBAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah NU (MA NU) Limpung 1. Letak Geografis
BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah NU (MA NU) Limpung 1. Letak Geografis Dalam perjalanannya sampai saat ini gambaran secara umum, bahwa Madrasah Aliyah NU (MA NU) Limpung
Lebih terperinciKEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012
KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR TENTANG LEMBAGA MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT RIJALUL
Lebih terperinciINSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DI SLB ABC SWADAYA KENDAL
Lampiran I INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DI SLB ABC SWADAYA KENDAL 1. Pedoman Observasi Penulis dalam melaksanakan observasi atau pengamatan di SLB ABC SWADAYA Kendal, mengamati baik secara langsung maupun
Lebih terperinci