BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti mencoba untuk mencari hubungan antarvariabel faktor risiko dan efek yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar variabel. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di SMPN 16 Surakarta. 2. Waktu : Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 November 2015 sampai dengan 1 Maret 2016. C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswi kelas VII SMPN 16 Surakarta yang berjumlah 90 siswi. 2. Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswi kelas VII SMPN 16 Surakarta yang sudah mengalami menstruasi yaitu berjumlah 62 siswi. 22
23 3. Sampling Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. D. Kriteria Retriksi 1. Kriteria Inklusi Pada penelitian ini kriteria inklusi adalah: a. Semua siswi yang bersedia menjadi responden. b. Siswi yang telah mengalami menstruasi. 2. Kriteria Eksklusi Pada penelitian ini yang menjadi kriteria eksklusi adalah: a. Siswi yang tidak masuk saat dilakukan penelitian. E. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah. 1. Independent Variable (Variabel Bebas) Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah premenstrual syndrome. 2. Dependent Variable (Variabel Terikat) Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah emotion focused coping.
24 F. Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah: Tabel 3.1: Definisi Operasional dari Variabel-Variabel Penelitian No. Variabel Definisi Alat Ukur Skala Kriteria Operasional 1. Independent: Premenstrual syndrome Ordinal 2. Dependent: Emotion Focused Coping Gejala-gejala PMS yang dirasakan saat dua minggu menjelang menstruasi. Teknik mengendalikan diri berdasarkan perasaan terhadap suatu masalah Kuesioner the shortened premenstrual assessment form (SPAF) Kuesioner premenstrual coping measure (PMCM) Interval Normal: 0-14 Sangat Ringan: 15-24 Ringan: 25-34 Sedang: 35-44 Berat: 45-54 Sangat Berat: 55-60 0-128 G. Instrumentasi Penelitian 1. Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner tertutup untuk mengukur skala premenstrual syndrome dan skala emotion focused coping. Kuesioner PMS menggunakan kuesioner the shortened premenstrual assessment form (SPAF) yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh Allen et al., (1991) dan dipakai oleh beberapa peneliti diantaranya Anthony dan Wabel (2014), yang berasal dari Nigeria dan digunakan juga oleh Mustafa (2012), yang merupakan
25 peneliti dari Indonesia. Kuesioner ini berisi 10 pertanyaan tentang intensitas PMS dan digunakan untuk menilai gejala PMS dengan tingkatannya yaitu normal (skor 0-14), sangat ringan (15-24), ringan (25-34), sedang (35-44), berat (45-54), dan sangat berat (55-60). Dalam skala pengukuran PMS ini semua pertanyaan merupakan pertanyaan unfavorable (Waka dan Uche, 2014). Kuesioner emotion focused coping menggunakan kuesioner premenstrual coping measure (PMCM) yang dibentuk berdasarkan the ways of coping milik Folkman (1985) lalu kemudian berusaha diaplikasikan pada kasus PMS oleh Jennifer et al., (2014), kuesioner ini telah valid dan reliabel, serta telah diuji cobakan kepada 250 partisipan dengan berbagai macam latar belakang etnik yaitu 77% Anglo- Australian, 17% Asian, dan sisanya dari etnik lainnya. Kuesioner PMCM ini berisi 32 pertanyaan yang terdiri dari lima sub skala, yaitu a). The Avoiding Harm yang menggambarkan pengendalian emosi terhadap PMS dengan cara menghindari situasi, orang, percakapan maupun pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan distress, b). The Awareness and Acceptance yang menggambarkan kesadaran dan penerimaan terhadap adanya perubahan fisik dan psikis saat PMS, c). The Self Care yang menggambarkan perilaku menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan psikis saat PMS dengan melakukan aktivitas yang membuat mereka merasa nyaman, d). The Adjusting Energy yang menunjukkan kemampuan penyesuaian diri dalam
26 mengontrol perubahan fisik maupun emosi. Dalam kuesioner PMCM ini, hasil yang diperoleh berdasarkan skor jawaban responden (Jennifer et al., 2014). 2. Cara Kerja Penelitian Peneliti mendatangi semua kelas tujuh SMPN 16 Surakarta yang berjumlah enam kelas yaitu kelas A sampai dengan kelas F, peneliti meminta bantuan kepada ketua kelas untuk mengumpulkan informasi terkait jumlah siswi yang telah mengalami menstruasi kemudian peneliti mengumpulkan informasi HPHT (hari pertama haid terakhir) dari siswi tersebut. Peneliti memeriksa periode PMS berdasarkan HPHT tersebut, kemudian siswi dikumpulkan pada hari sesuai tanggal PMS masingmasing siswi untuk diberikan kuesioner penelitian. Peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi responden penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan oleh siswi yang bersedia menjadi responden dengan mengisi formulir persetujuan menjadi responden yang telah disiapkan oleh peneliti di dalam kelas. Sebelum pengisian kuesioner, peneliti menjelaskan panduan pengisian kuesioner kepada responden. Peneliti mengatur posisi tempat duduk dan memberi jarak antar responden, serta memastikan kenyamanan responden dalam pengisian kuesioner guna memastikan kesungguhan responden dalam melakukan pengisian kuesioner serta memastikan responden tidak terpengaruh oleh pihak manapun dalam pengisian kuesioner. Selama pengisian kuesioner
peneliti mengawasi pengisian kuesioner hingga responden selesai mengisi kuesioner. 27 H. Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Peneliti melakukan perijinan di sekolah SMP Surakarta. b. Peneliti langsung menghubungi siswi untuk mendapatkan data responden. c. Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian. d. Calon responden yang termasuk kriteria inklusi dipersilakan mengisi angket. e. Peneliti mengukur skala premenstrual syndrome dan skala emotion focused coping berdasarkan jawaban responden yang tertera di dalam kuesioner. f. Setelah semua pertanyaan diisi, peneliti memeriksa kembali kelengkapan pengisian kuesioner. 2. Metode Pengolahan Data Skala data yang terkumpul dari responden, sebelum dianalisis data tersebut harus melalui tahapan dalam pengolahan data, yaitu: a. Editing (Penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata terdapat informasi yang tidak lengkap
28 dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out). b. Coding Sheet (Membuat Lembaran Kode) Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kode pada kategori yang diteliti sebagai berikut: Kode Responden: 1. R1 : Responden pertama 2. R2 : Responden kedua 3. R3 : Responden ketiga c. Data Entry (Memasukkan Data) Peneliti memindahkan data dari lembar observasi ke dalam mastersheet yang telah disediakan. d. Tabulasi Peneliti membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Teknik Analisis Data a. Analisis Univariate Analisis univariate dalam penelitian ini yaitu distribusi responden berdasarkan umur dan usia menarche. b. Analisis Bivariate Analisis data bivariate menggunakan SPSS for Windows versi 16.0. Analisis untuk mengetahui hubungan dua variabel dengan menggunakan uji korelasi Sprearman. Jika nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka terdapat hubungan yang
29 bermakna antara premenstrual syndrome dan emotion focused coping. Jika r = 0-0,2 maka memiliki kekuatan hubungan yang sangat lemah, jika 0,2 < r 0,4 memiliki kekuatan hubungan yang lemah, jika 0,4 < r 0,6 memiliki kekuatan hubungan yang sedang, 0,6 < r 0,8 memiliki kekuatan hubungan kuat, 0,8 < r 1 memiliki kekuatan hubungan sangat kuat. 4. Penyajian Hasil Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel untuk menyajikan hasil.