BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada

BAB II TINJAUAN TEORI. berimbang (Eveline & nanang D, 2010, p.11).

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

Bab 1.Pengenalan MP ASI

Written by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

KUESIONER PENELITIAN

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. luas dan menyeluruh. Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Ibu Post partum di Ruang Perawatan Alamanda. Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENU MAKANAN BAYI USIA 6-8 BULAN. - Sebelum mempersiapkan makanan untuk bayi, sebaiknya baca dulu bagian Pengantar - BUBUR KENTANG

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN. Ketersediaan Pangan Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Lingkungan XIII Kelurahan Tanjung Rejo Medan Tahun 2013

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

Memperkenalkan Makanan pada Bayi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan Menu Bayi & Balita. Catur Saptaning W, S.Gz, MPH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

Resep Makanan Bayi. (6-8 Bulan) Copyright TipsBayi.com & KartuBayi.com

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

LOMBA CIPTA MENU NON BERAS NON TERIGU

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI ASI adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena didalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi dan mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin (Ig), lactoferin, dan zat antibodi. ASI memiliki perbandingan komposisi yang tetap sehingga mudah dicerna dan diserap serta mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya (Jenny sr, 2006, pp. 62-64). ASI yang keluar pada hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum berwarna kekuning-kuninggan dan lebih kental karena mengandung banyak vitamin A, protein, karbohidrat, dan lemak rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Di samping itu juga mengandung zat kekebalan yang penting untuk bayi terutama Ig A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Kolostrum bermanfaat untuk membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan (Soetjiningsih, 1997, p. 21). Sejak usia 0-6 bulan, bayi hanya boleh diberikan ASI saja tanpa makanan lain. Pemberian hanya ASI saja sampai usia 6 bulan disebut dengan menyusui secara eksklusif (Jenny sr, 2006, p. 62). 6

7 2. Manfaat ASI Pemberian ASI sangat bermanfaat baik bagi bayi maupun ibunya. Bagi bayi, ASI sangat nermanfaat karena mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, mengandung kekebalan terhadap penyakit infeksi, dapat meningkatkan kecerdasan, menghindari bayi dari diare, bersih dan tidak pernah basi, dan mudah dicerna, serta membantu pertumbuhan gigi, langit-langit, dan rahangnya secara sempurna. Sedangkan bagi ibu, pemberian ASI sangat bermanfaat karena mudah diberikan, dapat menyehatkan ibu, lebih efisien karena ASI tidah dibeli, makin lama menyusui menghindari risiko kanker indung telur, disamping itu memper panjang kehamilan berikutnya dan dapat mendakatkan ibu dengan bayinya (Proverawati, 2009, pp. 107-109). B. Tinjauan Umum Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 1. Pengertian makanan pendamping ASI MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi atau anak disampin ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merpakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksud untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam MP-ASI (Proverawati, 2009, pp. 120-121).

8 Setelah bayi berusia 6 bulan, maka sudah waktunya memperkenalkan makanan pendamping ASI pada bayi. Bayi membutuhkan zat-zat gizi tingi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering dengan bertambahnya umur anak, kebutuhan zat gizinya juga meningkat. MP-ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MP-ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian, cukup jelas bahwa peranan makanan tambahan bukan sebagai pendamping ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Jenny sr, 2006, pp. 100-101). 2. Manfaat dan tujuan pemberian makanan pendamping ASI Makanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak, penyesuaian alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan merupakan salah satu proses pendidikan dimana bayi diajarkan cara mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakan selera-selera bayi ( Depkes RI, 2006). Tujuan makanan pendamping ASI adalah sebagai berikut (Purwitasari, 2009, p. 44). a. Melengkapi zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang semakin meningkat sejalan dengan pertambahan umur abi atau anak.

9 b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai bentuk, tekstur, dan rasa. c. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi. d. Mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan. 3. Cara pemberian makanan pendamping ASI (Jitowiyono, 2010, p. 44). Pemberian MP-ASI merupakan suatu cara untuk mengenal makanan baru selain ASI kepada bayi. Oleh karena itu, cara pemberian makanan tersebut perlu diperhatikan agar makanan itu tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada bayi. Agar makanan dapat diberikan secara efisien maka cara pemberian yang baik adalah: Memberikan makanan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer ke bentuk lebih kental a. Makanan baru diperkenalkan satu persatu dengan memperhatikan bahwa makan tersebut dapat dicerna dengan baik b. Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani diberikan terakhir. Urutan pemberian makanan yang baik adalah buah-buahan, tepung, sayur-sayuran, dan daging telur biasanya baru diberikan setelah usia 6 bulan. Namun, bila bayi menunjukkan gejala alergi, telur diberikan setelah usia 1 tahun. 4. Syarat-syarat makanan pendamping ASI Syarat MP-ASI menurut Jenny tahun 2006 yang perlu dipenuhi agar kebutuhan zat gizi bayi atau anak dapat terpenuhi yaitu harus

10 mengandung cukup energi (zat gizi makro dan mikro yang tepat) baik mutu maupun jumlahnya pada setiap kelompok umur, memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh bayi atau anak, harga relatif murah dan dapat diperoleh atau diproduksi secara lokal. MP-ASI harus memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zatzat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainya. MP-ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan jumlah yang mencukupi. Bahan makanan hewani seperti telur, daging, susu dan ikan mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan mutu protein bahan makanan nabati seperti kacangkacangan dan biji-bijian. Untuk meningkatkan mutu protein yang terkandung dalam bahan makanan nabati dapat dilakukan dengan cara mencampurkan bahan makanan sumber protein hewani dan nabati, atau mencampurkan beberapa jenis biji-bijian dan kacang-kacangan Sebaiknya, makanan bayi harus menghasilkan energi yang cukup tinggi. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Lemak dapat diberikan sampai kandungannya dapat menyediakan energi sebanyak 25% atau maksimum 10g/100g produk. Untuk bayi, sebaiknya digunakan lemak nabati dan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh. Penambahan vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk memenuhi kelengkapan zat gizi yang dianjurkan. Tetapi, harus diperhatikan bahwa penggunaan bahan tambahan

11 makanan, seperti penyedap, pewarna, pengawet, garam, dan pemanis hendaknya dibatasi seminimal mungkin. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan untuk bayi, sebagai berikut (Jenny, 2006, pp. 104-105): a. Makanan bayi (termasuk ASI harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 4-6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari. b. Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa. c. Makanan campuran ganda (multi mix) yan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut. Beberapa kriteria makanan tambahan untuk bayi (Jenny, 2006, pp. 105-106): a. Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi b. Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok c. Dapat diterima oleh alat pencernaan bayi dengan baik d. Haganya relatif murah dan terjangkau e. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal f. Bersifat padat gizi

12 g. Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan bayi. Makanan bayi tidak boleh memiliki sifat kamba, yaitu volume makanan yang besar, tetapi kandungan gizinya rendah. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah kandungan protein secara energi yang terkandung dalam makanan bayi harus cukup tinggi. Makanan yang bersifat kamba akan cepat memberikan rasa kenyang sehingga bayi tidak mau meneruskan makanan. Pada sisi lain terdapat kemungkinan bahwa energi dan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi belum terpenuhi. Zat gizi lain yang dibutuhkan oleh bayi adalah lemak. Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan dapat memperbaiki cita rasa (memberikan rasa gurih) (Jenny, 2006, p. 106) 5. Jenis-jenis makanan pendamping ASI Jenis-jenis MP-ASI pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu golongan nabati dan hewani. Golongan nabati terdiri dari buah-buahan separti papaya, pisang, jeruk, padi-padian, seperti bubur, biskuit, bubur susu dan sayur-sayuran seperti bayam. Golongan hewani terdiri dari ikan dan telur. MP-ASI kepada balita hendaknya disesuaikan dengan umurnya karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan umur akan mempengaruhi pencernaan balita. Kelompok umur pemberian makanan pada balita dibedakan menjadi 3 yaitu, kelompok umur 6-8

13 bulan, kelompok umur 6-9 bulan, dan kelompok umur 9-12 bulan, kelompok umur 12-24 bulan. a. Makanan anak umur 6-8 bulan Pada usia ini penyerapan vitamin A dan zat gizi lainnya meningkat selain itu ASI tetap diteruskan. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena itu Bayi mulai diberikan MP- ASI berupa makanan lumat 2 kali sehari. Contoh MP-ASI berupa makanan lumat, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarine. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak. Cara pembuatan makanan bayi usia 6-8 bulan. 1) Air jeruk Bahan: satu buah jeruk siam atau jeruk garut (± 100g) Cara membuatnya: jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan disaring. Cara pemberian: untuk pertama kali air jeruk tersebut diencerkan dengan air putih matang dengan perbandingan 1:1 dan diberikan sebanyak 1 sendok the. Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan satu buah jeruk, dan selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi. Bila rasanya asam dapat ditambah gula secukupnya.

14 2) Air tomat Bahan satu buah tomat (± 60 g) Cara membuat: Tomat dicuci bersih masukkan ke dalam panci yang berisi air panas lalu panci ditutup dan biarkan 3-5 menit angkat tomat dari air panas, kupas kulit arinya lalu disaring. Air tomat yang didapat ± 6 sendok makan (50cc) Cara pemberian: untuk pertama kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1:1 dan diberikan sebanyak 1 sendok the. Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan satu buah tomat, dan selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi. Bila rasanya asam dapat ditambah gula secukupnya 3) Pepaya saring Bahan: satu potong pepaya masak dengan berat ± 100g. Cara pembuatan: pepaya dicuci bersih dan dikupas, dibuang biji dan bagian yang keras. Pepaya dipotong-potong atau dihaluskan lalu disaring. Pepaya halus yang didapat ± 9 sendok makan. Cara pemberian: untuk pertama kali diberikan satu sendok teh, hari-hari selanjutnya ditambah sampai dapat menghabiskan 1 potong pepaya.

15 4) Pisang Ambon Bahan: satu buah pisang ambon Cara membuat: Pisang dicuci bersih lalu dikupas. Pisang dikerik halus dan dimasukkan kedalam cangkir. Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk atau air tomat. Cara pemberian: untuk pertama kali diberikan sebanyak satu sendok teh, hari-hari selanjutnya ditambah sehingga dapat menghabiskan satu buah pisang. 5) Bubur Susu Bahan: 150 cc susu atau ASI, 50 cc air putih, 1 sdm gula putih, 20 g tepung beras. Cara membuat: susu dididihkan, tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu yang telah mendidih, aduk hingga masak, tambahkan gula putih dan angkat. b. Makanan anak umur 6-9 bulan Pada usia ini, ASI terus diberikan pada anak paling sedikit 8 kali pada sehari, makin sering makin baik karena ASI merupakan makanan utama bagi anak usia 6-9 bulan. Anak mulai diberikan MP- ASI berupa makanan lumat karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dan alat cerna sudah semakin kuat. Contoh MP-ASI berbentuk lumat yaitu nasi tim saring yang dibuat dari bubur nasi, lauk hewani (1 butir telur/1 potong ikan/1 potong daging dicincang halus), lauk nabati (1 potong

16 tempe/tahu/kacang-kacangan dihaluskan), dan sayur-sayuran yang dicincang halus. Disamping itu contoh makanan lumat lainnya adalah bubur susu, sari buah, pisang lumat, papaya lumat, biskuit lumat, dan sebagainya (Proverawati, 2009, p. 121). Takaran MP-ASI dalam bentuk lumat sesuai dengan umurnya yaitu 1) 6 bulan: 6 sendok makan (sdm) 2) 7 bulan : 7 sendok makan (sdm) 3) 8 bulan : 8 sendok makan (sdm) 4) 9 bulan: 9 sendok makan (sdm) Perlu diingat bahwa setiap kali memberikan MP-ASI hendaknya ASI diberikan terlebih dahulu baru diberikan makanan lumat. Hal ini dimaksudkan agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin. Pemberian makanan baru kepada bayi harus sedikit demi sedikit, jangan dipaksa, dan berikan saat bayi lapar. c. Makanan anak umur 9-12 bulan Anak yan berusia 9-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan lembek, namun pemberian ASI diteruskan, makin sering makin baik. Contoh MP-ASI berbentuk lembek adalah nasi tim atau nasi lembek yang dibuat dari nasi tim, lauk hewani, (1 butir telur/ satu potong ikan/satu potong daging) dan lauk nabati (1 potong tempe/ tahu/ kacang-kacangan) dan sayuran dicincang.

17 Untuk menambah nilai gizi makanan, bubur tim bayi dapat ditambahkan sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, di samping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak (Proverawati, 2009, p. 121). Pada saat bayi berumur 10 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga. Bayi juga perlu diberikan makanan selingan yang bergizi tinggi, seperti sayur-sayuran dan lauk pauk yang dicampur kedalam makanan lembek. Pengentalan berbagai bahan makanan yang sehat di kemudian hari. d. Makanan anak umur 12-24 bulan Pada usia ini pemberian ASI masih diteruskan walaupun jumlah ASI pada periode ini sudah mulai berkurang, tetapi ASI merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi. Makanan yang diberikan kepada anak adalah makanan keluarga yang lunak dengan porsi setengah makanan orang dewasa setiap kali makan. Contoh makanan untuk anak usia 12-24 bulan adalah 1 piring nasi, lauk hewani, (1 butir telur/1 potong ikan/1 potong daging) dan lauk nabati (1 potong tempe/tahu/kacang-kacanggan) dan sayuran

18 berwarna (wortel/bayam/daun kangkung). Pada saat ini anak sudah diberikan beraneka ragam makanan dengan bervariasi selama 3 kali sehari dan makanan selingan juga masih tetap diberikan kepada anak. Jenis makanan yang diberikan pada balita harus disesuaikan dengan umurnya (Proverawati, 2009, p. 122). 6. Faktor yang mempengaruhi pola pemberian makanan pendamping ASI a. Faktor Predisposisi 1) Pengetahuan a) Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007, p. 145). Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. b) Pentingnya Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007, p.145). Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

19 (1) Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). (2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini subjek sudah mulai timbul. (3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. (4) Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. (5) Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003, p. 127-128).

20 2) Pendidikan Pendidikan orang tua merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatn anaknya, pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 1995, p. 10). 3) Sikap Sikap bersifat sosial dalam arti kita menyesuaikan dengan orang lain dan kelihatannya sikap itu menuntun perilaku kita sehingga kita bertindak sesuai dengan sikap kita yang kita ekspresikan (Abraham dan Ashley, 1997, p. 26). 4) Umur Ibu Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Hurlock, 2004, p. 13). 5) Status Pekerjaan Ibu Aspek sosio ekonomi akan berpengaruh pada partisipasi masyarakat di Posyandu. Semua ibu yang bekerja baik dirumah maupun luar rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anakanaknya untuk sebagian besar waktu (Neil Niven, 2000, p. 253).

21 b. Faktor Pendukung 1) Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap pemberian makanan pendamping ASI yang baik kepada anak. Keadaan sosial ekonomi keluarga yang rendah menyebabkan keluarga tidak mampu menyediakan MP-ASI yang memadai bagi anak. Sebaiknya keluarga yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang baik akan dapat memberikan makanan pendamping ASI yang berkualitas kepada anaknya karena daya beli keluarga yang baik sehingga ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga akan mencukupi kebutuhan (Joyomartono, 2005, p. 26). 2). Sosial Budaya Keadaan budaya yang dimaksud adalah mengenai budaya makan di masyarakat mengenai pantang-pantangan makan, dan makanan yang boleh maupun tidak boleh dimakan oleh anak. Di samping itu ada juga budaya yang sudah turun temurun berlaku dimasyarakat, yaitu budaya untuk memberikan makanan pendamping ASI dini kepada anak, yaitu mulai usia 3 bulan anak sudah diberikan makanan berupa pisang lumat kepada bayinya. Perilaku seperti ini merupakan perilaku turun temurun yang dilihat ibu balita dari ibunya. Budaya seperti ini merupakan unsur

22 budaya yang salah karena pemberian MP-ASI terlalu dini kepada bayi dapat mempengaruhi pencernaan bayi (Joyomartono, 2005). 3). Pendapatan Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak dan kesehatan anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 1995, p. 10). c. Faktor Penguat 1). Keluarga (dalam hal ini suami atau orang tua) memberikan pengaruh dan pengambil keputusa akhir untuk memberi pendapat pada suami dan mertua. Hal ini sudah menjadi tradisi, yaitu segala sesuatu harus harus dengan persetujuan suami atau yang berkuasa di rumah. Sehingga, hal ini dapat mempengaruhi seorang ibu untuk memberikan MP-ASI pada balitanya (Effendy, 1998, p. 124). 2). Peran Kader Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempattempat pemberian pelayanan kesehatan (Meilani, 2009, p. 129).

23 3). Perilaku Masyarakat Pada hakikatnya bila suatu program pembangunan kesehatan dilaksanaka, akan berlangsung suatu proses interaksi antara provider dengan resipient, yang masing-masing memiliki latar belakang sosial budaya sendiri-sendiri. Program pembangunan kesehatan, termasuk di dalamnya upaya peningkatan kedudukan gizi, dapat mencapai tujuan program apabila dari kedua belah pihak saling berpartisipasi aktif. Namun langkah pertama aktivitas itu harus lebih banyak datang dari pihak provider. Pihaknya perlu memahami latar belakang sosial budaya dan psikologi resipient. Prinsip-prinsip pembangunan masyarakat pedesaan perlu diperhatikan (Joyomartono, 2005)

24 B. Kerangka Teori Faktor Predisposisi : - Pengetahuan - Pendidikan - Sikap - Umur - Status Pekerjaan Faktor Pendukung : - Sosial Ekonomi - Kebiasaan - Pendapatan Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-8 bulan Faktor Penguat : - Keluarga - Masyarakat - Petugas Kesehatan Gambar 2.1. Kerangka Teori ( Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, 2005 ) C. Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-8 bulan ( Variabel Independent ) ( Variabel Dependent ) Gambar 2.2. Kerangka Konsep

25 D. Hipotesis 1. Pengertian Hipotesis Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian, maka di dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian. Jawaban sementara dari suatu penelitian ini disebut hipotesis (Notoatmodjo, 2005, p. 72) Hipotesis nol yang dilambangkan dengan H o yaitu hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara dua variabel atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Hipotesis lainnya yaitu hipotesis alternatif (H a ) yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok yang berbeda (Hidayat, 2007, p. 47) 2. Hipotesis Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-8 bulan.