TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BALIKPAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI LOKASI RUMAH SAKIT UMUM (Studi Kasus RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat,

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

ANALISA KAPASITAS RUANG PARKIR PASAR MODERN KOTA PASIR PENGARAIAN. Khairul Fahmi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus Solo Grand mall Surakarta)

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Ruang Parkir Universitas Samudra Kampus Meurandeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori

ABSTRAK. Kata kunci: Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir

TINJAUAN PERPARKIRAN PADA BADAN JALAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN (Studi kasus : Pada Jln. Gajah Mada Meulaboh Aceh Barat)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTISARI. Kata kunci : Volume parkir, kapasitas parkir, Kebutuhan Ruang Parkir(KRP).

KAJIAN KEBERADAAN RUANG PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KEBUTUHAN PARKIR DAN KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS KLINIK CEMPAKA LIMA, KOTA BANDA ACEH) (066T)

KAJIAN KEBERADAAN RUANG PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KEBUTUHAN PARKIR DAN KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS KLINIK CEMPAKA LIMA, KOTA BANDA ACEH) (066T)

Kata Kunci : Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir, Indeks Parkir

EVALUASI KINERJA PARKIR DI GRAHA AMERTA RSUD DR.SOETOMO SURABAYA : Muhammad Usman NIM : Dosen Pembimbing : Dr. H. Sri Wiwoho M., ST., MT.

PERENCANAAN FASILITAS PARKIR DI LUAR BADAN JALAN (OFF STREET PARKING) PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

Evaluasi Kinerja Kapasitas dan Kebutuhan Ruang Parkir di Kantor Dinas Perhubungan kota Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwujud (intangible) seperti reparasi, akomodasi, transportasi, asuransi, tempat

KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA. yang ada dapat terpakai secara optimal dalam melayani kendaraan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). Parkir adalah tempat pemberhentian

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Satuan Ruang Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: )

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking),

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

Parkir Suatu keadaan dimana kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No.43 thn 1993.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa fasilitas parkir menjadi bagian yang sangat penting dari sistem transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Sistem Pola Parkir

ANALISA KEBUTUHAN LAHAN PARKIR SEPEDA MOTOR DAN MANAJEMEN KESELAMATAN PARKIR DI UNIVERSITAS BALIKPAPAN

EVALUASI KINERJA RUANG PARKIR DI PROGRAM DIPLOMA III ITS SURABAYA. : Ari Kuswanto NIM : ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : terminal parkir elektronik, karakteristik parkir, kelayakan finansial

KAJIAN STANDARISASI KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR (SRP) UNTUK APARTEMEN DI SURABAYA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA : Eko Setiawan NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENATAAN RUANG PARKIR KENDARAAN (Studi Kasus Pada Lahan Parkir Kampus II Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro)

Transkripsi:

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Disusun Oleh; M U H I B B U L S A B R I L NIM Bidang Studi Jurusan : 06C10203011 : Transportasi : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG - MEULABOH 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan fasilitas parkir dirasakan sangat perlu seiring dengan pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus bertambah. Tidak terkecuali pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh yang merupakan salah satu pusat pelayanan instansi pemerintah dibidang Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Aceh Barat. Mengingat bahwa sebagian staf/karyawan dan pengusaha-pengusaha konstruksi menggunakan kendaraan dalam menempuh perjalanan ke Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, untuk itu fasilitas parkir sangat dibutuhkan oleh para pengendara untuk memarkirkan kendaraannya. Dalam mendukung suatu kegiatan kinerja instansi atau perkantoran tersebut bukan sistem dari proses kinerja atau layanan publik saja yang menjadi perhatian, namun dari sisi layanan pendukung dari suatu instansi/perkantoran tersebut juga menjadi hal yang diperhitungkan. Dalam hal layanan pendukung pada suatu perkantoran adalah penyediaan areal parkir dari instansi/perkantoran. Karena setiap kendaraan tidak dapat berjalan atau bergerak terus menerus apabila telah sampai ke tempat tujuan maka harus di parkir. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kenderaan dan menginginkan kenderaannnya parkir di tempat, di mana di tempat mudah untuk di capai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di luar perkantoran agar mudah pada saat keluar. Namun keadaan dari areal parkir yang tersedia tidak digunakan sebagaimana mestinya, ini terlihat dari kendaraan staf/pegawai maupun pengusaha-pengusaha konstruksi yang berada pada areal parkir kendaraan diparkirkan pada jalan akses masuk perkantoran bahkan pada lahan-lahan kosong disekitar bangunan perkantoran Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tersebut yang ketidak aturan pada posisi dan tempat parkirnya. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan. 1

2 1.2 Identifikasi Masalah Beberapa hal yang akan ditinjau dalam penelitian ini, antara lain : 1. Karakteristik parkir (mencakup volume parkir, akumulasi parkir, kapasitas parkir dan indeks parkir). 2. Ruang parkir yang dibutuhkan pada areal parkir perkantoran di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh. 3. Bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik parkir di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh. 2. Bagaimana kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan dan pengaruh apa saja terhadap kinerja tempat parkir yang telah ada pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat. 3. Bagaimana bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik parkir, kebutuhan ruang parkir dan bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan dengan cara mengevaluasi kapasitas parkir dan pola aturan parkir yang ada pada saat ini cukup menampung volume kenderaan yang parkir pada areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh, dengan memperhatikan kapasitas parkir yang telah disediakan oleh perencana gedung. Agar tercapai tujuan tersebut diperlukan data yang akan mendukung penelitian ini. Data yang digunakan merupakan data demand (permintaan) terhadap kebutuhan areal parkir.

3 1.5 Batasan Masalah Adapun batasan pembahasan dalam penelitian ini adalah : 1. Objek penelitian yaitu pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. 2. Variabel-variabel yang ditinjau antara lain luas areal parkir, volume parkir, akumulasi parkir, kapasitas parkir, indeks parkir dan bentuk pola perparkiran. 3. Melakukan survey dilakukan (parkir dalam pekarangan kantor) selama 5 (lima) hari kerja kantoran dalam seminggu yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan hari Jum at sedang hari Sabtu dan Minggu kantor tutup, mulai dari jam 07.00 WIB s/d 17.00 WIB. 1.6 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa : 1. Sebagai evaluasi lahan parkir pada suatu perkantoran / instansi pemerintahan daerah dan dapat menetukan kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan. 2. Informasi / rencana bentuk pola parkir yang tepat berdasarkan luas areal parkir yang telah ada, sehingga dapat digunakan untuk beberapa tahun ke depan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pada bab ini akan dikemukakan beberapa teori dari literatur yang berkaitan dengan dengan maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut akan dipelajari tinjauan kapasitas parkir terhadap volume parkir pada areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat. 2.1 Parkiran Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan, pengadaan lahan parkir yang cukup. Kebutuhann lahan parkir (demand) dan prasarana yang akan dibutuhkan (supply) harus seimbang dan disesuaikan dengan karakterisitik perparkiran. Masalah perparkiran ini sangat berhubungan dengan pola pergerakan arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidak efektif akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, fasilitas parkir harus cukup memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar. Karakteristik parkir berkaitan dengan besarnya jumlah kebutuhan parkir yang harus disediakan meliputi kapasitas parkir, volume parkir, akumulasi parkir, durasi parkir, tingkat penggunaan parkir, kebutuhan parkir indeks parkir. Pengawasan lalu lintas pada umumnya, parkir pada khususnya meliputi pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan lalu lintas dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dari kebijakan-kebijakan tersebut untuk mendukung pencapaian tingkat pelayanan yang ditentukan. Termasuk dalam kegiatan pemantauan antara lain meliputi inventarisasi mengenai kebijakan-kebijakan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan, jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan atas pelanggaran tersebut. Termasuk dalam kegiatan penilaian antara lain meliputi penentuan variabel penilaian, analisis tingkat pelayanan, analisis pelanggaran dan usulan tindakan 4

5 perbaikan. Kewenangan terhadap pelanggaran kegiatan parkir atau berhenti di tempat yang dilarang untuk dilakukan pengawasan oleh petugas polisi lalu lintas. Pengelolaan suatu organisasi dapat mempergunakan cara sebagai berikut (1) merencanakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan pimpinan, pengelola, pelaksana, dan pemakai yang berwenang mengambil keputusan, (2) menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan atau dicapai, (3) memberikan kemudahan dalam berbagai kegiatan serta dilakukan secara efisien dan efektif, (4) meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petugas dan pelaksana dalam bidang pengelolaan, (5) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap proses dan hasil-hasil pelaksanaan di lapangan, dan (6) melaksanakan tertib pengelolaan yang lancar dan terarah serta tepat waktu. Optimalisasi perparkiran sangat penting karena berkaitan dengan keterbatasan kapasitas jalan dan kebutuhan parkir sehingga perlu pemanfaatan ruang parkir yang ada dengan optimal. Dalam mengatur perparkiran, bukan kepentingan teknis semata yang menjadi perhatian, melainkan juga yang menyangkut masalah keindahan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa pengendalian atau pengelolaan perparkiran diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan hambatan lalu lintas, mengurangi kecelakaan, menciptakan kondisi agar petak parkir digunakan secara efektif dan efisien, memelihara keindahan lingkungan, dan menciptakan mekanisme penggunaan jalan secara efektif dan efisien, terutama pada ruas jalan tempat kemacetan lalu lintas. Kapasitas, kemudahan akses, keamanan dan kenyamanan merupakan parameter pelayanan yang harus dipenuhi agar pengguna nantinya dapat memanfaatkan pelayanan parkir sebaik-baiknya. Menurut Hobbs (1995), idealnya satu pelataran parkir sebaiknya di tempatkan pada titik tengah dari tempat-tempat tujuan yang dimintai oleh para pemarkir. Titik tengah ini dapat ditentukan dengan menggunakan metode momen, dengan memperhitungkan jarak perjalanan parkir ke tempat tujuan. Sedangkan menurut Warpani (1985), jarak ideal suatu lapangan parkir dari tempat yang ingin dituju oleh pemarkir kurang lebih 300 m sampai 400 m, karena jarak tersebut dianggap masih mampu dicapai oleh pejalan kaki.

6 Anonim (1988), mengemukakan bahwa lokasi lapangan parkir harus mempertimbangkan kepentingan dari pemarkir karena setiap orang memiliki aktivitas tersendiri dengan jangka waktu tertentu. Untuk itu perlu diperhatikan jarak berjalan yang dapat dijangkau oleh permarkir ke tempat tujuan. Tamin (2003), menyebutkan secara umum parkir dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu : a) Parkir di badan jalan (on-street parking) b) Parkir di luar jalan (off-street parking) Parkir tepi jalan adalah jenis parkir yang mengambil tempat sepanjang jalan dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir tepi ini menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan dekat dengan tempat yang dituju. Tapi idealnya parkir sistem ini harus dihindari, karena akan mengurangi lebar efektif jalan, yang seharusnya diperlukan untuk kendaraan bergerak. Sedangkan parkir di luar jalan adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan dapat berupa tempat parkir/atau gedung parkir. Sistemnya dapat berupa pelataran atau taman parkir, dan bangunan bertingkat khusus untuk parkir. Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman parkir harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penetapan lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir harus dirangcang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, kemudahan bagi pengguna jasa, tersedianya tata guna lahan, estetika kota. Luas yang dibutuhkan untuk pelataran parkir bergantung pada dua hal pokok, yaitu ukuran kendaraan yang diperkirakan parkir dan sudut parkir. Pemilihan sudut parkir bertujuan agar pemarkir merasa nyaman dan tidak ada hambatan pada saat masuk ke dalam ruang parkir ataupun saat akan keluar. Dalam perparkiran terdiri beberapa metode yang digunakan dalam menentukan sudut parkir, yaitu :

7 1. Sudut 0 0 Parkir Sejajar Akses Gedung 6 m 0.2 m 6 m E 6 m 2.3 m (min) Paralel Akhir Persimpangan Gambar 2.1 : Pola Parkir Paralel Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) 2. Sudut 30 0, 45 0, dan 60 0 Parkir Menyudut (Serong) Gambar 2.2 : Pola Parkir Bersudut 30 0 Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) Gambar 2.3 : Pola Parkir Bersudut 45 0 Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996)

8 Gambar 2.4 : Pola Parkir Bersudut 60 0 Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) 3. Sudut 90 0 Tegak Lurus Gambar 2.5 : Pola Parkir Bersudut 90 0 Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) 2.2 Satuan Ruang Parkir (SRP) Menurut Anonim (2013), Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor, baik parkir paralel dipinggir jalan, pelataran parkir ataupun gedung parkir. SRP harus mempertimbangkan ruang bebas dan lebar bukaan pintu dan untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang. Untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penderita cacat yang menggunakan kendaraan pribadi ruang

9 parker untuk penderita cacat ditempatkan sedekat mungkin dengan akses ke gedung ataupun tempat kegiatan. Dimensi dasar untuk SRP berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir (1996), tergantung kepada bukaan pintu, jenis kendaraan. Lebar bukaan pintu akan mempengaruhi kenyamanan penumpang keluar masuk kendaraan seperti ditunjukkan Tabel 2.1 dibawah ini, dan untuk lebih lengkapnya tentang golongan-golongan SRP, ukuran ruang parkir, ukuran dimensi rambu larangan dan petunjuk bisa dilihat pada Lampiran Tabel B.2.1 Halaman 43 sampai dengan Lampiran Tabel B.2.5 Halaman 45. Tabel 2.1 : Dimensi Dasar SRP (Satuan Ruang Parkir) Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan atau Peruntukan Gol. Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm Pintu depan/belakang terbuka penuh ditambah pergerakan kursi roda Kantor, Perdagangan, Universitas Pusat Olahraga, Hotel, Rekreasi, Rumah Sakit, Bioskop, Belanja Orang Cacat I II III Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir (1996) 2.3 Karakteristik Parkir Tamin (2003), menjelaskan ada beberapa karakteristik parkir yang harus diketahui. Karakteristik ini diperlukan pada saat merencanakan suatu lahan parkir. Karakteristik parkir terdiri dari : 1. Durasi Parkir, untuk mengetahui lama suatu kendaraan. 2. Akumulasi Parkir, untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu.

10 3. Tingkat Pergantian (Parking Turn Over), diperoleh dari jumlah kendaraan yang telah memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia. 4. Tingkat Penggunaan (Occupancy Rate), diperoleh dari akumulasi kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan dengan 100%. 5. Volume Parkir, jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari). Perhitungan waktu parkir kendaraan dilakukan dengan menghitung selisih waktu antara waktu masuk dan waktu keluar untuk sebuah kendaraan. Hasil yang diperoleh dihitung dalam satuan menit. Berdasarkan hasil tersebut, kemudian dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah kendaraan, akumulasi parkir kendaraan, parking turn over (pergantian parkir), durasi parkir/rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang parkir, indeks parkir, dan penentuan kapasitas lahan parkir yang berada pada areal parkir. 6. Kapasitas Parkir, banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Menurut Tamin (2003), kapasitas parkir adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Besar kecilnya kapasitas suatu lahan parkir akan sangat menentukan besarnya volume kendaraan yang dapat ditampung. Hal ini berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi dimensi lahan parkir tersebut. Sehingga kapasitas parkir ini harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi jam sibuk pada hari puncak pula, namun juga harus memperhatikan dan menimbang keseluruhan perilaku kendaraan baik durasi maupun akumulasi selama waktu tertentu. Apabila penentuan kapasitas parkir didasarkan pada jam puncak maka lahan parkir akan mampu menampung kendaraan pada jam puncak akan tetapi pada jam lain akan kosong sehingga sangat tidak efektif dan efisien bila dilihat dari sudut investasi. 7. Indeks Parkir, merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan

11 100%. Indeks parkir diperlukan untuk mengetahui perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Nilai indeks parkir dapat menunjukkan seberapa kapasitas parkir yang terisi. Akumulasi parkir, jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat pada waktu tertentu, dan dapat dibagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan. Akumulasi = Q in Q out + Q s... 2.1 Dimana : Q in S kendaraan yang masuk lokasi parkir; Q out S kendaraan yang keluar lokasi parkir; Q s S kendaraan yang telah berada di lokasi parkir sebelum pengamatan dilakukan. Akumulasi parkir diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar. Untuk jumlah kendaraan yang masuk dan kendaraan yang keluar menggunakan selisih hasil dari volume parkir yang diperoleh menggunakan volume parkir yang berdasarkan asumsi. Durasi parkir, rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu tempat (dalam satuan menit atau jam). Durasi = T out T in... 2.2 Dimana : T in waktu saat kendaraan masuk lokasi parkir; T out waktu saat kendaraan keluar lokasi parkir. Turn over, tingkat penggunaan ruang parkir dan diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang-ruang parkir untuk suatu periode tertentu. Turn over = Q p / Petak parkir tersedia... 2.3 Dimana : Q p P kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu, semisal dari jam 07.00 WIB s/d 17.00 WIB Indeks parkir (IP), ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir.

12 IP = (Akumulasi x 100%) / Petak parkir tersedia... 2.4 Rata-rata durasi parkir, nilai rata-rata lama waktu parkir dari semua kendaraan. D = (d1 + d2 + + dn) / n... 2.5 Dimana : d1... dn durasi kendaraan ke 1 s/d ke n; n jumlah kendaraan yang parkir. Jumlah ruang parkir dapat dihitung dengan cara : Z = ( Q p x D ) / T... 2.6 Dimana : Q p D T P kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu, semisal dari jam 07.00 WIB s/d 17.00 WIB; rata-rata durasi parkir (jam); lamanya periode pengamatan (jam). 2.4 Rambu dan Marka Parkir Dalam penyelenggaraan perparkiran di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat, Meulaboh, rambu dan marka sangat diperlukan untuk memudahkan peparkir saat mengoperasikan kendaraannya untuk parkir. Oleh karena itu, rambu dan marka jalan yang berfungsi sebagai pemandu dan penunjuk bagi pengemudi pada saat parkir harus diletakkan pada tempat yang tepat sehingga pengemudi dapat melihat dengan jelas tanpa mengganggu pergerakan kendaraannya. Disain rambu dan marka parkir yang digunakan harus mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993 tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan dan Nomor 60 Tahun 1993 tentang marka jalan. 2.4.1 Rambu parkir Rambu sebagai perlengkapan jalan yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengendara dapat dilengkapi dengan papan penunjuk yang

13 menyatakan petunjuk, peringatan, larangan, atau perintah yang hanya berlaku untuk waktu-waktu, hari-hari, jarak-jarak, dan jenis kendaraan ataupun perihal lainnya sebagai hasil rekayasa lalu lintas. Contoh rambu dan papan penunjuk yang digunakan pada operasional ruang parkir seperti yang terlihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 : Rambu dan Papan Penunjuk Operasional Ruang Parkir Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993 Standar gambar, bentuk, dan ukurannya mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993. Untuk rambu nomor 1 dan 2 merupakan jenis rambu petunjuk, nomor 3 dan 4 termasuk jenis rambu perintah, nomor 5 dan 6 merupakan jenis rambu larangan, sedangkan nomor 7 sampai 14 termasuk jenis rambu papan tambahan. Rambu papan tambahan merupakan rambu yang dipasang bersama dengan jenis rambu lain (rambu peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk) yang berfungsi sebagai pelengkap informasi dan penjelas dari rambu utama. 2.4.2 Marka parkir Marka pada area parkir berfungsi untuk menyatakan tempat untuk parkir kendaraan yang berupa parkir dalam posisi paralel ataupun parkir bersudut. Ketetapan marka parkir mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993 oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Adapun penggunaan marka terbagi beberapa jenis kendaraan, diantaranya seperti yang diperlihatkan

2,00 m MEDIAN 5,0 m MEDIAN 14 pada gambar-gambar berikut ini : 12 m 2,5 m Gambar 2.6 : Marka Ruang Parkir Mobil Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993 12 cm 0,70 m Gambar 2.7 : Marka Ruang Parkir Sepeda Motor Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993 Gambar 2.8 : Marka Ruang Parkir Paralel dan Bersudut Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk mendapatkan data jumlah kendaraan pada areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya yang dibutuhkan sebagai data untuk menganalisa kebutuhan parkir pada areal parkir yang menjadi tinjauan. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. 3.1 Metode Pengambilan Data Pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pendataan langsung di lokasi sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi setelah dibuat atau dikumpulkan oleh suatu badan atau instansi terkait. 3.1.1 Data primer Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah kondisi eksisting dari areal parkir yang menjadi tinjauan dan data pengamatan volume parkir pada areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh sebagai data pembanding dengan volume parkir yang diperoleh berdasarkan asumsi. Volume parkir pengamatan dilakukan pada hari yang sama berdasarkan dari hasil volume parkir maksimal yang diperoleh berdasarkan asumsi dari jadwal perkantoran. Penggunaan dari hasil ini, yang diambil dari pengamatan di lapangan akan digunakan sebagai acuan terhadap perencanaan kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan pada areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. Untuk kondisi eksisting yang digunakan sebagai data primer merupakan ukuran luasan dari areal parkir tersebut. Pengambilan data ini dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik parkir terhadap kapasitas parkir, sehingga nantinya dari 15

16 hasil tersebut digunakan sebagai penentuan terhadap kebutuhan suatu perencanaan areal parkir yang baru. Areal parkir yang menjadi tinjauan penelitian merupakan dua lokasi areal parkir perkantoran. Sketsa areal parkir dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.3.4 Halaman 33. Pengukuran terhadap panjang dan lebar dari areal parkir dilakukan dengan menggunakan meteran. 3.1.2 Data sekunder Pada penelitian ini data yang digunakan sebagai data sekunder adalah peta kota Meulaboh, layout lokasi penelitian dan sketsa lokasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh serta jadwal hari kerja perkantoran. Untuk jadwal hari kerja perkantoran, dimulai dari hari Senin hingga Jum'at sedangkan hari Sabtu aktivitas perkantoran libur, dengan jam kerja kantor dimulai pukul 07.00 WIB - 17.00 WIB. 3.2 Metode Pengolahan Data Dari pengamatan di lapangan diperoleh data volume parkir dengan interval waktu pengamatan setiap 15 menit, kemudian data tersebut dijumlahkan dalam waktu 1 (satu) jam sehingga diperoleh rekapitulasi volume parkir dari jam 07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB selama 5 (lima) hari pengamatan. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui waktu puncak parkir tertinggi yang terjadi selama pengamatan 15 menit dengan mengambil volume parkir yang besar selama 10 jam untuk masing-masing jenis kendaraan. Berdasarkan volume puncak parkir tertinggi yang terjadi kemudian didapat volume puncak tertinggi dengan membagi jumlah volume puncak dengan jumlah jam puncak. Berdasarkan data volume parkir kemudian dibuat sebuah grafik fluktuasi yang menyatakan hubungan antara volume parkir dan waktu pengamatan untuk menggambarkan besarnya volume parkir yang terjadi setiap 1 jam sekali. Data volume parkir dan pengolahannya untuk setiap penggunaan areal parkir yang berada di dalam areal parkir kantor Dinas Bina Marga dan Cipta Karya.

17 Volume puncak tertinggi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kapasitas areal parkir yang telah tersedia untuk kenderaan roda dua dan roda empat selain tetap memperhatikan volume parkir tertinggi yang diperoleh berdasarkan pengamatan setiap harinya. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan terhadap waktu parkir kendaraan diperoleh waktu parkir tertinggi kendaraan dalam menggunakan areal parkir. Perhitungan waktu parkir kendaraan dilakukan dengan menghitung selisih waktu antara waktu masuk dan waktu keluar untuk sebuah kendaraan. Hasil yang diperoleh dihitung dalam satuan menit. Sama halnya dengan menghitung volume parkir, perhitungan terhadap waktu parkir kendaraan roda dua dan roda empat yang berada di dalam areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh. Dari hasil tersebut selanjutnya dibuat grafik yang menyatakan hubungan jumlah kendaraan dan waktu parkir. Langkah-langkah kegiatan penelitian, disajikan pada Lampiran Gambar A.3.1 Halaman 30. 3.3 Metode Analisa Data Tahap analisa data yang dilakukan adalah tahap analisa terhadap hasil pengolahan data yang telah diperoleh sebelumnya. Dengan menggunakan hasil pengolahan data dari penentuan jumlah kendaraan yang di parkir dan di peroleh hasil terhadap karakteristik parkir yang meliputi volume parkir, akumulasi parkir, kapasitas parkir dan indeks parkir. Hasil tersebut digunakan untuk menganalisa kebutuhan parkir sehingga nantinya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan areal parkir yang sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil analisis akan diperoleh besaran kebutuhan ruang parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya yang kemudian dilanjutkan pada proses pendisainan operasional ruang parkir dengan menggunakan kaidah sistem perparkiran, dengan tujuan agar sistem perparkiran pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh menjadi lebih teratur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang didasarkan pada data yang diperoleh dengan menggunakan asumsi dari data-data sekunder yang digunakan sesuai dengan metodologi dari penelitian ini dilakukan, serta pembahasan mengenai hasil penelitian dicapai dengan menggunakan teori dan rumus-rumus yang telah dikemukakan pada Bab II sebelumnya. 4.1 Hasil Hasil pada bab ini meliputi volume parkir yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Dari asumsi data tersebut dan berdasarkan teori dan rumus-rumus yang telah dikemukakan pada Bab II, data yang diperoleh pada penelitian merupakan karakteristik parkir yang meliputi akumulasi parkir, kapasitas parkir, dan indeks parkir (IP). 4.1.1 Volume parkir Pencatatan volume parkir dilakukan selama 10 jam perhari dengan interval waktu 15 menit pada masing-masing jenis kendaraan di lokasi pengamatan terhadap kendaraan yang parkir di dalam areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat, Meulaboh. Hasil volume parkir selama 10 jam perhari dengan interval waktu 15 menit yang diamati di lapangan diperlihatkan pada Lampiran Tabel B.4.1 Halaman 46 dan Lampiran Tabel B.4.3 Halaman 48, dari tabel tersebut terlihat volume parkir untuk masing-masing jenis kenderaan dan waktu puncak parkir dengan melihat volume parkir tertinggi. Pengamatan volume parkir dapat digambarkan pada suatu grafik fluktuasi yang menggambarkan hubungan antara volume parkir dengan waktu pengamatan, dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.1 sampai dengan Lampiran Gambar A.4.5 Halaman 37 sampai dengan Halaman 39. Berdasarkan hasil 18

19 pengamatan yang diperoleh pada Lampiran Tabel B.4.3 Halaman 48. Untuk pengamatan kenderaan dalam areal parkir dapat dilihat 1 kali waktu puncak tertinggi baik dengan interval 15 menit atau 1 jam untuk kenderaan roda dua maupun roda empat, seperti yang diperlihatkan pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.1 Volume Puncak Parkir Tertinggi Dengan Interval 15 Menit di Dalam Areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Hari Waktu Hari Puncak Roda 2 Roda 4 15.30-15.45 186 90 15.45-16.00 190 91 Senin 16.00-16.15 194 91 16.15-16.30 196 91 16.30-16.45 199 91 15.30-15.45 210 73 15.45-16.00 214 73 Selasa 16.00-16.15 218 74 16.15-16.30 220 74 16.30-16.45 222 74 15.30-15.45 142 74 15.45-16.00 146 74 Rabu 16.00-16.15 149 77 16.15-16.30 154 80 16.30-16.45 156 80 15.30-15.45 145 83 15.45-16.00 147 83 Kamis 16.00-16.15 151 83 16.15-16.30 155 84 16.30-16.45 156 84 15.30-15.45 128 69 15.45-16.00 133 70 Jum'at 16.00-16.15 138 71 16.15-16.30 145 73 16.30-16.45 147 73 Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

20 Sesuai hasil yang diperoleh dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa waktu sibuk parkir untuk 5 (lima) hari pengamatan di dalam areal parkir terjadi pada pukul 16.15-16.30 WIB dan pukul 16.30-16.45 WIB, untuk selanjutnya disebut jam puncak tertinggi. Tabel 4.2 Volume Puncak Parkir Tertinggi Dengan Interval 1 Jam di Dalam Areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Hari Waktu Puncak Puncak Jumlah Roda 2 Roda 4 Roda 2 dan 4 14.00-15.00 728 345 1073 Senin 15.00-16.00 743 359 1102 16.00-17.00 788 364 1152 14.00-15.00 815 282 1097 Selasa 15.00-16.00 841 289 1130 16.00-17.00 882 296 1178 14.00-15.00 540 283 823 Rabu 15.00-16.00 566 296 862 16.00-17.00 615 317 932 14.00-15.00 555 311 866 Kamis 15.00-16.00 576 328 904 16.00-17.00 618 335 953 14.00-15.00 459 258 717 Jum'at 15.00-16.00 512 277 789 16.00-17.00 577 290 867 Jumlah 9815 4630 14445 Rata-rata 1963 926 2889 Sumber : Hasil Perhitungan Penulis Tabel 4.2 diatas terilihat bahwa volume parkir tertinggi setiap hari terjadi pada pukul 14.00-15.00 WIB dan 16.00-17.00 WIB. Berdasarkan komulatif dari waktu pengamatan tiap 15 menit diperoleh volume parkir puncak selama 1 jam sehingga dapat dilihat waktu puncak parkir tertinggi yang terjadi selama pengamatan. Untuk lebih jelasnya tentang rekapitulasi volume parkir tertinggi selama 1 jam dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.5 Halaman 50. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa volume puncak parkir tertinggi yang terjadi untuk kenderaan roda dua yaitu sebesar 882 unit

21 kenderaan/jam dan untuk kenderaan roda empat diperoleh sebesar 364 unit kenderaan/jam. Volume puncak tertinggi dilakukan dengan membagi jumlah dari volume jam puncak parkir tertinggi selama 5 (lima) hari dengan jumlah jam puncak yang terjadi selama 10 jam. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa komposisi volume parkir lebih didominasi oleh kenderaan roda dua. 4.1.2 Waktu parkir Hasil pengamatan terhadap waktu lamanya parkir didalam areal parkir diperlihatkan pada Lampiran Tabel B.4.6 Halaman 51 dan Lampiran Tabel B.4.7 Halaman 52. Pengamatan tersebut terlihat adanya perbedaan terhadap lamanya waktu parkir kenderaan. Pengamatan lama waktu parkir kendaraan dapat dibuat suatu grafik fluktuasi yang menggambarkan hubungan antara jumlah kendaraan dengan lama waktu parkir kendaraan. Gambar 4.1 Grafik Fluktuasi Volume Parkir Kenderaan di Areal Parkir (Kamis, 08 Mei 2014) Grafik fluktuasi volume parkir untuk 5 (lima) hari pengamatan di dalam areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.1 sampai dengan Lampiran Gambar A.4.5 Halaman 37 sampai dengan Halaman 39. Sedangkan untuk grafik hubungan volume dan waktu parkir kenderaan dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.6 sampai dengan Lampiran Gambar A.4.10 Halaman 39 sampai dengan Halaman 41.

22 4.1.3 Akumulasi parkir Data volume parkir digunakan untuk perhitungan akumulasi parkir sebagai penentuan jumlah kenderaan yang masuk dan jumlah kendaraan yang keluar. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar diperoleh dari selisih jumlah pengguna roda dua yang dianggap sebagai volume parkir. Perhitungan dari akumulasi parkir dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.2 Halaman 47. 4.1.4 Kapasitas parkir Kapasitas areal parkir dapat diartikan dengan jumlah kendaraan yang mampu ditampung oleh areal parkir dalam waktu tertentu. Analisa kapasitas parkir pada umumnya harus mencukupi kemampuan dari kebutuhan akan areal parkir itu sendiri. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada areal parkir diperoleh hasil sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Kapasitas Areal Parkir dan Sudut Parkir di Dalam Areal Dinas BMCK Meulaboh - Aceh Barat Kode Ukuran Bentuk Jumlah Volume Luas Tempat No Lahan Lahan Pola Kenderaan Areal Parkir Parkir Parkir Parkir Parkir (Unit) 1 A1 36 m x 5 m 180 m2 Roda 4 30 16 2 A2 11 m x 5 m 55 m2 Roda 4 30 5 3 A3 13 m x 2 m 26 m2 x 2 area Roda 2 30 35 4 B1 10 m x 2 m 20 m2 x 2 area Roda 2 30 27 5 B2 5 m x 2 m 10 m2 x 5 area Roda 2 30 33 6 B3 5 m x 2 m 10 m2 Roda 4 30 1 7 C1 6 m x 4 m 24 m2 Roda 4 30 2 8 C2 6 m x 4 m 24 m2 Roda 2 30 16 9 D1 14 m x 8 m 112 m2 Roda 4 30 10 10 D2 12 m x 6 m 72 m2 Roda 4 30 6 11 D3 8 m x 4 m 32 m2 Roda 4 30 3 Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

23 Kapasitas parkir dihitung berdasarkan luas masing-masing kendaraan baik untuk kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) menurut pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir Direktur Jenderal Perbuhungan Darat. Kendaraan roda 2 memerlukan luas (2,00 x 0,75) m atau 1,50 m 2 dan untuk kendaraan roda 4 memerlukan luas (5,00 x 2,30) m atau 11,50 m 2. Berdasarkan tabel di atas kapasitas yang ditampung secara keseluruhan pada areal parkir yang telah tersedia untuk kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 111 unit dan untuk kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 42 unit. Bila dihubungkan dengan hasil pencatatan langsung di lokasi pengamatan terhadap lama parkir seperti diperlihatkan pada Lampiran Tabel B.4.9 Halaman 53. Lamanya waktu parkir yang di peroleh kapasitas parkir dalam satuan jumlah per jam, daya tampung kapasitas parkir saat ini untuk kendaraan roda 2 sebesar 1963 unit kendaraan/jam dan 926 unit kendaraan/jam untuk kendaraan roda 4. Berdasarkan hal diatas, maka penggunaan areal parkir terhadap volume puncak harian rata-rata selama 5 hari adalah sebesar 882 unit kendaraan/jam untuk kendaraan roda 2 dan untuk kendaraan roda 4 sebesar 364 unit kendaraan/jam, dari ke dua jenis kenderaan tersebut tidak mampu lagi ditampung oleh kapasitas parkir yang tersedia di areal parkir pada saat ini. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil-hasil penelitian, dilakukan pembahasan, meliputi volume parkir, waktu parkir dan kapasitas parkir. Dari hasil karakteristik parkir yang meliputi volume parkir, akumulasi parkir, kapasitas dan indeks parkir maka dapat disimpulkan bahwa dari ke dua jenis kenderaan baik kenderaan roda 2 maupun kendaraan roda 4 tidak mampu lagi ditampung oleh kapasitas parkir yang tersedia di areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya pada saat ini, walaupun dengan menggunakan bentuk pola sudut parkir 30 0. Hasil perhitungan diperoleh volume puncak harian rata-rata yang terjadi selama 5 hari pengamatan untuk kendaraan roda 2 sebesar 882 unit kendaran/jam dengan volume parkir terbesar terjadi pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014 pukul

24 16.00-17.00 WIB. Sedangkan volume puncak harian rata-rata kendaraan roda 4 diperoleh sebesar 364 unit kendaraan/jam, yang terjadi pada hari Senin tanggal 5 Mei 2014 pukul 16.00-17.00 WIB, yang didasarkan lamanya waktu parkir dalam hasil pengamatan selama 1 jam. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa mampu atau tidaknya kapasitas parkir dalam menampung sejumlah permintaan akan areal parkir tergantung pada lamanya penggunaan areal parkir oleh kendaraan tersebut. Kapasitas parkir tersebut diperoleh dengan mengaitkan terhadap lamanya waktu parkir kendaraan roda 2 yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan per 15 menit, seperti yang di perlihatkan pada Tabel 4.4 dengan luas L roda 2 = 77 m dan L roda 4 = 92 m : Tabel 4.4 Daya Tampung Areal Parkir yang Tersedia Untuk Kendaraan Roda 2 (dua) dan Roda 4 (empat) Kendaraan N (unit N (unit Cara Bentuk Parkir Yang di kend) kend) Parkir Tampung Roda 2 Roda 4 Sudut L 0 0 /180 0 N 0,1 0,2 600 Sudut 30 o N L 125 76,8 91,8 500 Sudut 45 o N L 177 76,5 91,5 354 Sudut 60 o N L 177 76,5 91,5 354 Sudut 90 o N L 178 76,4 91,4 290 Sumber : Warpani, 1990, Rekayasa Lalu Lintas, Bharatara, Jakarta

25 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa untuk cara parkir yang efektif yaitu dengan cara parkir dengan menggunakan sudut 30 0, namun pemakaian sudut 30 0 tersebut harus mempertimbangkan dan mamperhatikan ruang gerak kendaraan, semakin besar sudut yang di gunakan semakin besar pula ruang gerak yang diperlukan. Penataan areal parkir sebaiknya dilengkapi seperti dengan adanya tempat parkir yang teduh sehingga dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan yang diparkir. Kapasitas areal parkir di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tidak bisa menampung volume parkir lagi, maka sebaiknya diperlukan perluasan tempat areal parkir, hal ini hendaknya dapat dipikirkan saat ini agar nantinya di peroleh suatu areal parkir dengan kondisi aman dan nyaman, karena kegiatan pada suatu perkantoran / instansi pemerintahan bukan hanya meliputi proses kerja saja yang menjadi perhatian, namun dari sisi layanan pendukung juga menjadi hal yang sangat diperhitungkan seperti penyediaan areal parkir.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan keadaan yang pada areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Aceh Barat saat ini. 5.1 Kesimpulan Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, perhitungan serta pengolahan data yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan tentang areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya - Aceh Barat antara lain : 1. Volume puncak parkir tertinggi selama 5 (lima) hari pengamatan dengan jumlah jam puncak yang terjadi selama 10 jam untuk kenderaan roda dua yaitu sebesar 882 unit kenderaan/jam yang terjadi pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014 pukul 16.00-17.00 WIB dan untuk kenderaan roda empat diperoleh sebesar 364 unit kenderaan/jam yang terjadi pada hari Senin tanggal 5 Mei 2014 pukul 16.00-17.00 WIB. 2. Kendaraan roda 2 memerlukan luas (2,00 x 0,75) m atau 1,50 m 2 dan untuk kendaraan roda 4 memerlukan luas (5,00 x 2,30) m atau 11,50 m 2. Berdasarkan kapasitas yang ditampung secara keseluruhan pada areal parkir yang telah tersedia untuk kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 111 unit dan untuk kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 42 unit. Bila dilihat berdasarkan lamanya waktu parkir dalam satuan jumlah per jam, daya tampung kapasitas parkir untuk kendaraan roda 2 sebesar 1963 unit kendaraan/jam dan 926 unit kendaraan/jam untuk kendaraan roda 4. 3. Penggunaan areal parkir terhadap volume puncak harian rata-rata selama 5 hari adalah sebesar 882 unit kendaraan/jam untuk kendaraan roda 2 dan untuk kendaraan roda 4 sebesar 364 unit kendaraan/jam, dari ke dua jenis kenderaan 26

27 tersebut tidak mampu lagi ditampung oleh kapasitas parkir yang tersedia di areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh Aceh Barat, walaupun dengan menggunakan bentuk pola sudut parkir 30 0. 5.2 Saran Saran-saran yang dapat diusulkan untuk melengkapi penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Cara parkir yang efektif dari hasil perhitungan yang didapatkan yaitu dengan cara parkir menggunakan sudut 30 0, namun pemakaian sudut 30 0 tersebut harus mempertimbangkan dan mamperhatikan ruang gerak kendaraan, semakin besar sudut yang di gunakan semakin besar pula ruang gerak yang diperlukan. 2. Kapasitas areal parkir di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tidak bisa menampung volume parkir lagi, sebaiknya diperlukan perluasan tempat areal parkir, agar nantinya di peroleh suatu areal parkir dengan kondisi aman dan nyaman serta terlindungi dari panas matahari dan hujan, karena kegiatan pada suatu perkantoran / instansi pemerintahan bukan hanya proses kerja saja yang menjadi perhatian, namun dari sisi layanan pendukung juga menjadi hal yang sangat diperhitungkan seperti penyediaan areal parkir.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, 2013, Tentang Satuan Ruang Parkir, http://id.wikipedia.org/wiki/ satuan_ruang_parkir. Anonim, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. Anonim, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 60, Tentang Marka Jalan, Jakarta. Anonim, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61, Tentang Rambu-rambu Lalu Lintas di Jalan, Jakarta. Anonim, 1988, Guide to Traffic Engineering Practice, National Association of Australia State Road Authorities, Sydney. Hobbs, F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi Kedua, Gajahmada University Press, Yogyakarta. Tamin, O. Z., 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Warpani, S., 1990, Rekayasa Lalu Lintas, Bharatara, Jakarta. Warpani, S., 1985, Rekayasa Lalu Lintas, Edisi Kesatu, Bharatara, Jakarta. 28