STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS A PAUD IT BAITUL IZZAH KOTA BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
SENAM SI BUYUNG DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNAGRAHITA

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 1

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI KEGIATAN SENAM IRAMA PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KORIPAN PONCOSARI SRANDAKAN BANTUL

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

PENERAPAN AKTIVITAS RITMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK A TK IT AISYIYAH LABAN KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB TUNANETRA

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 1

2014 USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERJALAN DI ATAS PAPAN TITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

SURVEY KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA PENJASKES DI SMP NEGERI 3 PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI. Oleh: EKO PRANOTO NPM

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

STRATEGI GURU MENGEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK BINA SARI PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) OLEH

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI GERAK DAN LAGU DI TK AISYIYAH CABANG KARTASURA KELOMPOK B TAHUN AJARAN 2013/2014

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS III - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN KELAS VI SD/MI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA GONDANG SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

PROGRAM TAHUNAN (PROTA)

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

Transkripsi:

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 189 STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS A PAUD IT BAITUL IZZAH KOTA BENGKULU Oddie Barnanda Rizky, Chairuna POR PPs UNJ oddiebarnandarizky21@gmail.com Abstrak Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif naturalistik, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu dan objek pada penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu tahun ajaran 2015-2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data (flow model), yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil analisis data kemampuan motorik kasar yang telah diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar siswa pada aspek gerak lokomotor (melompat ke depan dengan dua kaki, dan berlari di dalam lintasan), dan pada aspek gerak manipulatif (melempar bola dengan satu tangan) sudah berkembang dengan baik. Sedangkan pada aspek gerak nonlokomotor (gerak pesawat terbang salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan), dan gerak manipulatif (menangkap bola dengan dua tangan) belum berkembang dengan baik. Kata Kunci: Studi Deskriptif, Kemampuan Motorik Kasar dan Siswa PAUD PENDAHULUAN Perkembangan fisik motorik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Berbagai aspek perkembangan salah satunya adalah kemampuan motorik kasar. Menurut Richard Decaprio, (2013: 16-18) Motorik kasar merupakan gerakan tubuh

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 190 yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri. Pada Pendidikan Anak Usia Dini biasanya anak diberikan pembelajaran motorik kasar yang merupakan pembelajaran pengendalian gerakan tubuh melaui kegiatan yang terkoordinir antar beberapa hal, yaitu susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Kemampuan motorik kasar sangat penting bagi anak usia dini, karena terjadi lebih awal dibandingkan kemampuan yang lain. Oleh karena itu diperlukan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak karena pada usia tersebut anak memiliki energi yang sangat tinggi, dan untuk menyalurkan energi yang ada diperlukan berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasarnya, seperti berjalan, berlari, melompat, gerak pesawat terbang, menangkap bola, dan melempar bola. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pada kenyataannya sebagian siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah dalam kemampuan motorik kasar khususnya pada gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif masih belum berkembang secara optimal. Hal ini terlihat saat guru mengajak anak melakukan kegiatan melompat, berlari pada garis lurus, serta gerakan melempar dan menangkap bola dalam melakukan kegiatan tersebut masih belum optimal. Kemampuan motorik kasar pada sebagian siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah masih belum optimal karena minimnya dukungan orang tua pada anak dalam melakukan kegiatan di luar ruangan, sebagian orang tua juga masih melarang anak karena khawatir bila anaknya jatuh atau terluka, sehingga anak menjadi kurang bebas dalam melakukan gerakan, dan perkembangan motorik kasar belum terstimulasi dengan baik. Orang tua bukan menjadi satu-satunya penyebab masalah perkembangan motorik kasar pada anak. Sebagian siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah tidak mau mengikuti kegiatan fisik motorik kasar yang dicontohkan oleh guru juga menjadi kendala yang harus mulai dicari solusinya. Sebetulnya setiap hari sebelum anak masuk kelas, guru sudah menyiapkankegiatan yang merangsang motorik kasar anak seperti berjalan, berlari, melompat, melempar dan menangkap bola. Tetapi anak masih belum mencapai hasilyang maksimal khususnya pada kegiatan yang

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 191 merangsang gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan masih kurang, sehingga juga menjadi penyebab kurang berkembangnya motorik kasar pada anak. Guru juga masih minim dalam menggunakan media sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, sehingga anak merasa kurang berminat untuk mengikuti kegiatan. Tentu hal ini harus mendapat perhatian dari para guru agar tidak berpengaruh pada perkembangan motorik kasar anak. Setiap hari sebelum masuk ke kelas anak diberikan contoh gerakan sebagai awal pemanasan untuk menstimulasi kemampuan motorik kasar. Namun, gerakan yang dicontohan oleh guru masih monoton dan kurang kombinasi. Gerakannya hanya gerakan melompat sambil bernyanyi saja sehingga terkesan membosankan. Guru sebaiknya melakukan evaluasi dalam menggunakan metode pembelajaran. Berdasarkan penjabaran diatas dapat menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Deskriptif Kemampuan Motorik Kasar Siswa Kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu? METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu jenis penelitian kualitatif naturalistik, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kota Bengkulu, tepatnya di PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu dan waktu penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu tanggal 29 Maret sampai dengan 29 April 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu dan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu. Adapun instrumen yang digunakan dalam meneliti kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis data model Miles dan Huberman, (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 192 datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification. HASIL PENELITIAN Pertemuan pertama gerak lokomotor. Adapun gerak yang dilakukan siswa, yaitu melompat ke depan dengan dua kaki, dan berlari di dalam lintasan. Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama dilakukan pada hari sabtu, 9 April 2016 pukul 08.30 WIB - 09.30 WIB. Adapun kegiatan belajar mengajar tersebut, yaitu siswa melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kaki, dan berlari di dalam lintasan. Kegiatan yang pertama dilakukan, yaitu gerakan melompat ke depan dengan dua kaki merupakan jenis kegiatan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan motorik kasar siswa khususnya pada aspek gerak lokomotor dengan cara memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain. Adapun siswa pada saat melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kaki terutama pada saat siswa mendarat harus mendarat dengan dua kaki secara bersamaan. Namun, masih ada sebagian siswa diantaranya, yaitu Azzam, Adam, Aulia, Jihan, Maika, Dzakiyyah pada saat gerakan mendarat tidak mendarat dengan dua kaki secara bersamaan akan tetapi mendarat hanya dengan satu kaki kemudian satu kakinya lagi menyusul. Rata-rata hampir semua siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah sudah bisa melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kaki yang baik sesuai instruksi yang di berikan. Kegiatan yang kedua dilakukan, yaitu dilanjutkan dengan siswa melakukan gerakan berlari di dalam lintasan merupakan jenis kegiatan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan motorik kasar siswa khususnya pada aspek gerak lokomotor dengan cara memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada saat gerakan berlari di dalam lintasan dilakukan oleh siswa secara bergantian sesuai dengan urutan absen kelas, maka peneliti pun sekaligus mengamati dan kemudian mengambil data dengan cara mencheklist dan mencatat nama siswa yang sudah melakukan gerakan berlari di dalam lintasan pada lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Rata-rata semua siswa sudah bisa melakukan gerakan berlari di dalam lintasan. Namun, dalam melakukan start jongkok masih ada sebagian siswa yang tidak bisa melakukannya dengan baik dan benar sesuai dengan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti di awal.

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 193 Pertemuan kedua, gerak nonlokomotor. Adapun gerak yang dilakukan siswa, yaitu gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan). Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua dilakukan pada hari sabtu, 16 April 2016 pukul 08.30 WIB - 09.30 WIB. Adapun kegiatan belajar mengajar tersebut, yaitu siswa melakukan gerakan pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) merupakan jenis kegiatan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana keseimbangan siswa dan kemampuan motorik kasar siswa khususnya pada aspek gerak nonlokomotor dengan cara tidak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain atau bergerak di tempat. Pada saat gerakan pesawat terbang dilakukan oleh siswa secara bersama maka peneliti pun mengamati dan kemudian mengambil data dengan cara mencheklist dan mencatat nama siswa yang sudah bisa dan tidak bisa dalam melakukan gerakan pesawat terbang pada lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Adapun gerakan yang diamati peneliti diantaranya, yaitu siswa yang tidak bisa menahan keseimbangan tubuh selama hitungan 1 sampai dengan 8 pada saat melakukan gerakan pesawat terbang. Rata-rata hanya sebagian siswa kelas A PAUD IT Baitul izzah yang bisa melakukan gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) yang baik sesuai dengan instruksi yang di berikan. Pertemuan ketiga gerak manipulatif. Adapun gerak yang dilakukan siswa, yaitu melempar bola dengan satu tangan, dan menangkap bola dengan dua tangan. Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga dilakukan pada hari sabtu, 23 April 2016 pukul 08.30 WIB - 09.30 WIB. Adapun kegiatan belajar mengajar tersebut, yaitu siswa melakukan gerakan melempar bola dengan satu tangan dan menangkap bola dengan dua tangan. Pada saat gerakan melempar bola dengan satu tangan dan menangkap bola dengan dua tangan dilakukan oleh siswa secara bergantian, maka peneliti pun sekaligus mengamati dan kemudian mengambil data dengan cara mencheklist dan mencatat nama siswa yang sudah bisa dan tidak bisa melakukan gerakan melempar bola dengan satu tangan dan menangkap bola dengan dua tangan pada lembar observasi yang sudah

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 194 disiapkan oleh peneliti. Rata-rata semua siswa sudah mampu melakukan gerakan melempar bola dengan satu tangan sesuai dengan instruksi yang diberikan peneliti. Namun, dalam melakukan gerakan menangkap bola dengan dua tangan hampir semua siswa belum bisa melakukannya dengan baik dan benar sesuai dengan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti di awal atau dengan kata lain siswa masih sulit melakukan koordinasi antara mata dan tangan. PEMBAHASAN Gerak lokomotor. Adapun gerak yang dilakukan siswa, yaitu melompat ke depan dengan dua kaki, dan berlari di dalam lintasan. Melompat Ke Depan Dengan Dua Kaki. Berdasarkan dari data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, data terkuat yang digunakan adalah data hasil observasi. Berdasarkan data observasi yang diperoleh bahwa siswa dalam melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kakisudah baik dilihat dari hasil di atas, rata-rata siswa mampu melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kaki sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan) yang mana rata-rata usia siswa kelas A PAUD Baitul Izzah adalah usia 4 sampai 5 tahun, hanya 7 siswa (terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan) yang mengalami kesulitan pada saat melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kaki terutama pada saat gerakan mendarat tidak mendarat dengan dua kaki secara bersamaan akan tetapi mendarat hanya dengan satu kaki kemudian satu kakinya lagi menyusul dan 18 siswa (terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan) sudah mampu melaksanakan instruksi yang diberikan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah terutama gerakan melompat ke depan dengan dua kaki sudah berkembang dengan baik. Sesuai menurut Sugiyanto, (1997:109) Bentuk gerakan melompat dengan tumpuan kedua kaki dan mendarat dengan kedua kaki bersama-sama sudah bisa dilakukan oleh anak-anak pada usia kira-kira 2 tahun 8 bulan sampai 3 tahun dan kemampuan melakukan gerakan melompat dengan lancer pada umumnya sudah bisa dicapai oleh anak-anak usia kurang lebih 6 tahun.

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 195 Berlari Di Dalam Lintasan Berdasarkan data dari data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, data terkuat yang digunakan adalah data hasil observasi. Berdasarkan data observasi yang diperoleh bahwa dalam olahraga berlari di dalam lintasankemampuan siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah dalam melakukan star jongkok cukup baik dilihat dari hasil di atas, rata-rata siswa mampu melakukan star sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan) yang mana rata-rata usia siswa kelas A PAUD Baitul Izzah adalah usia 4 sampai 5 tahun, hanya 8 siswa (terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan) yang mengalami kesulitan pada saat star dan 17 siswa (terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan) yang mampu melaksanakan instruksi dengan baik. Untuk gerakan berlari di dalam lintasan semua siswa yang terdiri dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan) sudah mampu lari di dalam lintasan yang telah di buat dengan kun, dan berputar pada kun yang telah tersedia. Serta siswa tidak diperkenankan keluar dari lintasan yang telah di buat. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah terutama gerak berlari di dalam lintasan sudah berkembang dengan baik. Gerak nonlokomotor Adapun gerak yang dilakukan siswa, yaitu gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan). Berdasarkan dari data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, data terkuat yang digunakan adalah data hasil observasi. Berdasarkan data observasi yang diperoleh bahwa siswa dalam melakukan gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) untuk kemampuan keseimbangan belum berkembang dengan baik dilihat dari hasil di atas, rata-rata hanya sebagian siswa yang mampu melakukan gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan) yang mana rata-rata usia siswa kelas A PAUD Baitul Izzah adalah usia 4 sampai 5 tahun, hanya 12 siswa (terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan) yang mengalami kesulitan pada saat

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 196 melakukan gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) terutama pada saat menahan keseimbangan tubuh saat salah satu kaki diangkat dan badan dicondongkan ke depan dan 13 siswa (terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan) sudah mampu melaksanakan instruksi yang diberikan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu terutama gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) belum berkembang dengan baik. Sesuai menurut Arma Abdullah, (1996: 10) Kesegaran jasmani sangat berhubungan dengan kecerdasan mental intelektual dan kemampuan koordinasi. Gerak manipulatif Adapun gerak yang dilakukan siswa, yaitu melempar bola dengan satu tangan, dan menangkap bola dengan dua tangan. Melempar Bola Dengan Satu Tangan. Berdasarkan dari data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, data terkuat yang digunakan adalah data hasil observasi. Berdasarkan data observasi yang diperoleh bahwa siswa dalam melakukan gerakan melempar bola dengan satu tangan sudah baik dilihat dari hasil di atas, rata-rata siswa mampu melakukan gerakan melempar bola dengan satu tangan sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan)yang mana rata-rata usia siswa kelas A PAUD Baitul Izzah adalah usia 4 sampai 5 tahun, hanya 4 siswa yang mana 4 siswa tersebut adalah semuanya siswa perempuan yang masih mengalami kesulitan pada saat melakukan gerakan melempar bola dengan satu tangan yang bertujuan untuk merangsang koordinasi tangan dan mata dan 21 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan) sudah mampu melaksanakan instruksi yang diberikan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah terutama gerakan melempar bola dengan satu tangan sudah berkembang dengan baik. Menangkap Bola Dengan Dua Tangan Berdasarkan dari data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, data terkuat yang digunakan adalah data hasil observasi. Berdasarkan data observasi yang diperoleh bahwa siswa dalam melakukan gerakan

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 197 menangkap bola dengan dua tangan sudah baik dilihat dari hasil di atas, rata-rata siswa mampu melakukan gerakan menangkap bola dengan dua tangan sesuai dengan instruksi yang telah disampaikan. Dari 25 siswa (terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan)yang mana rata-rata usia siswa kelas A PAUD Baitul Izzah adalah usia 4 sampai 5 tahun, hanya 5 siswa (yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan) yang sudah mampu melakukan gerakan menangkap bola dengan dua tangan sesuai instruksi yang diberikan dengan baik yang mana garakan ini bertujuan untuk merangsang koordinasi mata dan tangan, kemudian 20 siswa (terdiri dari 7 siswa lakilaki dan 13 siswa perempuan) belum mampu melaksanakan instruksi yang diberikan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah terutama gerakan menangkap bola dengan dua tangan belum berkembang dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu, maka dapat disimpulkan bahwakemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah, yaitu pada aspek gerak lokomotor (melompat ke depan dengan dua kaki, danberlari di dalam lintasan), serta pada aspek gerak manipulatif (melempar bola dengan satu tangan) sudah berkembang dengan baik. Sedangkan pada aspek gerak nonlokomotor(gerak pesawat terbang salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan), dan gerakmanipulatif (menangkap bola dengan dua tangan) belum berkembang dengan baik. Hal itu di lihat dari jumlah siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu, yaitudari 25 siswa dalam melakukan gerakan melompat ke depan dengan dua kaki hanya 7 siswa yang belum mampu melakukannya, sedangkan 18 siswa sudah mampu melakukannya sesuai dengan instruksi yang diberikan. Gerakan berlari di dalam lintasan hanya 8 siswa yang belum mampu melakukannya, sedangkan 17 siswa sudah mampu melakukannya sesuai dengan instruksi. Gerak pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan badan dibungkukkan) hanya 12 siswa yang belum mampu melakukannya, sedangkan 13 siswa sudah mampu melakukannya sesuai dengan instruksi yang diberikan. Gerakan melempar bola dengan

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 198 satu tangan hanya 4 siswa yang belum mampu melakukannya, sedangkan 21 siswa sudah mampu melakukannya sesuai dengan instruksi yang diberikan. Gerakan menangkap bola dengan dua tangan hanya 5 siswa yang sudah mampu melakukannya sesuai dengan instruksi yang diberikan, sedangkan 20 siswa belum mampu melakukannya. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan motorik kasar siswa kelas A PAUD IT Baitul Izzah Kota Bengkulu, disarankan: (1) Guru sebaiknya menyediakan sarana dan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. (2) Guru sebaiknya memberikan arahan yang jelas kepada siswa tentang pelajaran olahraga agar siswa mampu memahami instruksi dengan baik dan selalu mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan fisik yang bisa merangsang atau menstimulasi kemampuan motorik kasar siswa. (3) Guru sebaiknya memberikan lebih banyak lagi permainan yang dapat melatih koordinasi antara mata, tangan, dan kaki sehingga kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang lebih cepat terutama pada aspek manipulatif (4) Guru harus menambah waktu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan dan pada saat melakukan kegiatan olahraga hendaknya guru harus selalu mengkombinasikan gerakan agar perkembangan gerak motorik kasar siswa dapat berkembang dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Abdoellah, Arma. 1996. Pendidikan Jasmani Adaptif. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik departemen Pendidikan Kebudayaan. Anonymous. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arsil. 2010. Evaluasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Malang: Wineka Media. Badriah, Dewi. L. 2006. Metodologi PenelitianIlmu-Ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam. Decaprio, Richard. 1996. AplikasiTeori Pembelajaran Motorik. Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI). Dwiloka, Bambang & Riana, Rati. 2012. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Ihsani, Fitri. N. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Senam Irama Pada

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Oddie Barnanda Rizky 199 Kelompok A PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal Koripan Poncosari Srandakan Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta. Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: UNESA University Press. Sugiyanto. 1997. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujiono, Bambang. 2014. Metode Pengembangan Fisik. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. Utami, Nur. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Pembelajaran Senam Fantasi Pada Siswa Kelompok A RA Muslimat NU Sukosari Bandongan Magelang. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Winarni, Endang. W. 2011. Penelitian Pendidikan. Bengkulu: FKIP Universitas Bengkulu.