II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit dengan nama ilmiah Elaeis guineensis Jacq,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit di klasifikasikan sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman Leguminosae Cover Crop

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Tipe perkecambahan epigeal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

SUPARMUJI, S.Pd NIP

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 1. Akar (radix) Tanaman kelapa sawit dengan nama ilmiah Elaeis guineensis Jacq, termasuk kedalam family Palmae. Sistematika lengkapnya adalah sebagai berikut (Setymidjaja,1991) : Divisio : Spermatophyta Class : Monocotyledonae Ordo : Cocoineae Family : Palmae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guinensis Jacq Kelapa sawit termasuk sebagai tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul pada kecambah disebut radikula (bakal akar) dan Plumula (bakal batang). Selanjutnya akar ini akan mati dan kemudian disusul dengan tumbuhnya sejumlah akar yang berasal dari pangkal batang. Akar ini disebut akar serabut. Akar primer tumbuh kebawah sampai kedalaman 1,5 meter, pertumbuhan kesamping akar ini sampai ± 6 meterdari pengkal pohon. Jumlah terbanyak terdapat pada jarak 2 2,5 meter dari pohon dan pada kedalaman 20 25 cm. 4

Akar yang paling aktif dalam menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan kuarter yang berada pada kedalaman 0 60 cm dan jarak 2 2,5 meter dari pangkal pohon (Wahyuni, 2007). Berdasarkan diameternya pengelompokan akar adalah : Tabel 1. Pengelompokan akar kelapa sawit Nama Akar Primer Sekunder Tertier Kuarter Diameret 5 10 mm 2 4 mm 1 2 mm 0,1 0,3 mm Sumber : Buku Ir. Mardiana Wahyuni, MP (2007) 2. Batang (caulis) Batang kelapa sawit tumbuh tegal lurus ke atas. Batang berbentuk silindris dan berdiameter 40 60 cm, tetapi pada pangkalnya membesar. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang membentuk daun daun dan pemanjangan batang. Selama empat tahun pertama titik tumbuh membentuk daun daun yang pelepahnya membungkus batang sehingga batang tidak terlihat. Pangkal batang umumnya membesar membentuk bonggol batang (bowl). Kecepatan tumbuh meninggi tanaman kelapa sawit berbeda beda tergantung pada tipe atau varietasnya, tetapi secara umum kecepatan tumbuh (pertambahan tinggi) sekitar 25 40 cm per tahun. 5

Faktor lain yamg mempengaruhi pertumbuhan batang kelapa sawit adalah kondisi disekitar tanaman seperti keadaan iklim, pemeliharaan (terutama pemupukan), kerapatan tanaman, umur, dan sebagainya (Setyamidjaja, 2006). Secara ilmiah ( pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang dapat mencapai 30 meter. Secara komersial (dalam budidaya perkebunan) jarang sekali tinggi tanaman kelapa sawit melebihi ketinggian 15 18 meter. Hal ini berhubungan dengan kemudahan pelaksanaan panen buah dan pemeliharaan lainya, misalnya pemangkasan daun. 3. Daun ( Folium ) Daun kelapa sawit terdiri dari rachis (tulang daun utama), pinnae (anak daun), spines (lidi). Panjang pelepah daun bervariasi tergantung varietas dab typenya serta kondisi lingkungan. Rata rata panjang pelepah tanamn dewasa dapat mencapai 9 meter. Pada satu pelepah akan dijumpai 250 400 anak daun yang terletak di kiri dan kanan pelepah daun dan panjang anak daun yang tengah dapat mencapai 1,2 meter atau lebih panjang dibandingkan dengan anak daun yang letaknya di ujung atau di pangkal. Setiap anak daun terdiri dari lidi dan dua helai helaian daun (lamina). Pada tanaman dewasa yang dikelolahdi perkebunan akan di jumpai 40 60 pelepah. Bila daun tidak ditunas atau dipotong pada waktu panen jumlah daun akan mencapai lebih dari 60 pelepah. Dalam setahun setiap pohon akan menghasilkan daun 20 30 pelepah dan selanjutnya berkurang menjadi 18 25 pelepah dengan semakin tuanya tanaman ( Harahap, 1992). 6

Tabel 2. Standart pertumbuhan bibit kelapa sawit D x P yang tergolong normal Umur (bulan) Rerata jumlah daun Tinggi (cm) Diameter batang (cm) 3 3,5 20 1,3 4 4,5 25 1,5 5 5,5 32 1,7 6 8,5 40 1,8 7 10,5 52 2,7 8 11,5 64 3,6 9 13,5 88 4,5 10 15,5 102 5,5 11 16,0 114 5,8 12 Sumber : Buku Seri Tanaman Kelapa Sawit (PPKS.2008) B. Pembibitan kelapa sawit Pembibitan adalah langkah awal yang sangat menentukan bagi keberhasilan pertanaman. Hal ini juga berlaku dalam budidaya tanaman kelapa sawit, dimana pertanaman kelapa sawit yang produktivitasnya tinggi selalu berasal dari bibit yang baik. Bibit kelapa sawit yang baik hanya hanya akan diperoleh di sumber benih sebuah instansi yang dikelolah berdasarkan pedoman pengelolaan benih. Pembibitan bertujuan untuk menyediakan bibit yang baik dan sehat dalan jumlah yang cukup. Hal ini hanya akan berhasil jika kita menggunakan bahan tanam yang berasal dari produsen benih resmi, memilih lokasi pembibitan yang strategis, dan menerapkan kaidah kultur teknis pembibitan. Terdapat beberapa tahap dalam kegiatan pembibitan yang harus dilakukan melipitu penyemaian, pengelompokan varietas, pembuatan naungan, pemilihan polibeg, pengisian media tanah, penanaman, penyiraman, pemipukan, dan lain sebagainya. Selain melakukan setiap tahap pembibitan dengan benar, pemahaman 7

terhadap seleksi bibit termasuk mengenal bibit abnormal sangat diperlukan. Begitu pentingnya penanganan pembibitan kelapa sawit sehingga penanggung jawab pembibitan pada umumnya dipilih orang yang telah berpengalaman lama dibidang kelapa sawit. (Darmokarsoro,W. dkk (2008) 1. Sistem pembibitan kelapa sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pambibitan dua tahap, namun yang umum digunakan adalah dua tahap. Yang dimaksud dengan pembibitan dua tahap (double stage) adalah pembibitan terlebih dahulu dimulai dengan pembibitan awal ( Pre Nursery) selama bibit berumur 3 bulan. Setelah berumur 3 bulan kemudian bibit di pindah ke polibeg besar yang biasa di sebut dengan tahap Main Nursery ( pembibitan utama). Sehingga bibit siap tanam berkisaran umur 12 bulan. Sementara yang dimaksud dengan pembibitan satu tahap adalah benih berupa kecambah kelapa sawit langsung pada polibeg besar dan dipelihara hingga siap tanam (Darmosarkoro, dkk. 2008) Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau dua tahapan pekerjaan tergantung kepada persiapan yang dimiliki sebelum kecambah dikirim ke lokasi pembibitan. Untuk pembibitan yang menggunakan satu tahap, berarti penanaman kecambah kelapa sawit langsung dilakukan ke pembibitan utama (main nursery). Sistem yang banyak digunakan dalam pembibitan kelapa sawit saat ini adalah sistem pembibitan dua tahap. Sistem pembibitan dua tahap tediri dari 8

pembibitan awal (pre nursery) selama ± 3 bulan pada polybag berukuran kecil dan pembibitan utama (main nursery) dengan polybag berukuran lebih besar. Pembibitan awal merupakan kegiatan pembibitan yang ditujukan agar bibit mendapatkan kondisi lingkungan tumbuh optimal dan terkendali. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pembibitan awal seperti: Persiapan dan pengolahan tanah (bedengan dan naungan) Penanaman kecambah Pemeliharaan pembibitan awal meliputi: penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, seleksi bibit, dan lain-lain Pemindahan dan pengangkutan. Table 3. Keuntungan dan kerugian menggunakan sistem pembibitan satu tahap dan dua tahap. Faktor Satu Tahap Dua Tahap Areal Pembibitan Biaya tenaga kerja, dan supervise o Membutuhkan areal yang lebih luas pada priode 3 4 bulan pertama o Membutuhkan lebih banyak sarana irigasi o Tidak adanya transpalanting o Pengelolaan sistem pembibitan relative lebih mudah o Penanganan bibit lebih hanya satu kali Penjarangan persemaian dapat mengurangi luas areal o Biaya pengendalian gulma dan persemaian lebih murah o Naungan individual dapat diganti dengan struktur yang permanen (jika naungan diperlukan o Risiko yang timbul lebih sedikit apabila program penanaman terhambat dilapangan 9

Agronomi Tidak ada transpalanting shock yang mempengaruhi pertumbuhan bibit,. o Perlu perhatian lebih khusus ke persemaian o Pemberian pupuk cair secara efisiensi dapat dilakukan sejak persemaian o Penjarangan lbih mudah dilakukan karena jarak anatar polibag cukup renggang Sumber : Buku Pintar Mandor Kelapa Sawit (2011) 2. Pelaksanaan pembibitan Pembibitan dilaksanakan pada saat suatu perusahaan akan melakukan penanaman bibit kelapa sawit baik penanaman replanting ataupun pembukaan lahan baru, pembibitan dilaksanakan ± 1 tahun sebelum dilaksanakannya penanaman di lapangan. Kegiatan pembibitan memerlukan suatu persiapan atau perencanaan agar proses pembibitan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal. Beberapa perencanaan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembibitan seperti: 1. Pemilihan lokasi 2. Penentuan jumlah bibit yang dibutuhkan dan luas areal pembibitan 3. Penyediaan bahan tanaman 4. Sistem pembibitan yang digunakan (pre nursery dan main nursery) 5. Penyediaan media dan wadah tanam (polybag) 6. Penentuan teknik budidaya dan manajemen pembibitan. 10

C. Zat Pengatur Tumbuh Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam satu bagian tumbuhan dan diangkut ke bagian lain, yang dalam konsentrasi yang sangat rendah dapat mengakibatkan respon fisiologi. Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organic komplek alami yang disintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Level zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan trigerring factor untuk proses-proses yang 11

tumbuh dan morfogenesis. Selain auksin dan sitokinin, gliberelin dan persenyawaan-persenyawaan lain juga ditambahkan dalam kasus-kasus tertentu. Hormon giberelin atau asam geberelat (GA) merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari gibberella fujikuroi atau fusarium yang dapat merangsang pertumbuhan batang, daun,akar dan juga memecahkan dormansi biji dan tunas pada tanaman kelapa sawit (Marpaung, 2010) Giberelin ditemukan pertama kali oleh seorang patologi Jepang Kurosawa, ketika meneliti penyakit tanaman padi yang disebut bakane. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur gibberella fujikuroi, yang dikenal juga sebagai Fusarium moniliforme. Dari hasil penelitiannya disapat bahwa jamur tesebut mengeluarkan substansia/zat yang sekarang dikenal dengan nama giberelin. Giberelin pertama kali zat ini di ambil yaitu dari jamur gibberella fujikuroi (Fusarium moniliforme, organisme penyabab panyakit foolish seddling pada padi). Tanaman padi yang diserang terlihat lebih tinggi dari yang lain. Gejala ini ternyata diakibatkan karena suatu zat yang dikeluarkan oleh jamur tersebut. Tahun 1938, Yabuta dan Sumuki berhasil mendapatkan gibberrelin dari jamur tersebut (Anonim, 2009). Menurut Suwarsono (1996) hormon digunakan sebagai pengatur tumbuh. Fungsi kontrol hormon dan mineral dalam tumbuhan biasanya dipelajari dengan memperhatikan pengaruh hormon atau mineral yang berlebihan atau kekurangan terhadap tumbuhan. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi, baik alamiah maupun sintesis yang pada konsentrasi sangat rendah dapat menciptakan kondisi 12

tanaman menjadi lebih produktif dan bermutu. Tanaman tersebut mengalami perubahan pertumbuhan dan berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Sumpena, 2005) Tanaman secara alamih sudah mengandung hormoh pertumbuhan seperti Auksin, giberelin dan sitokinin yang diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen ditanaman berada pada jaringan merister yaitu jarungan yang aktif tumbuh seperti ujung ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanaman lambat, kerontokan bunga/buah, ukuran buah kecil yang begagian tanda kekurangan hormon ( selain kandungan zat lainnya seperti unsur hara) (Anonim,2009). Konsep zat pengatur tumbuh dimulai dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses proses fisiologis. Proses proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan perkembangan tanaman. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi, aktif dala jumlah kecil yang disintesiskan pada bagian tertentu tanaman pada umumnya diangkut pada bagian lain tanaman dimana zat tersebut menimbulkan tenggapan secara biokimia, fisiologis, dan morfologis (Marpaung, 2010) 13

Salah satu zat pengatur tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman adalah giberelin. Peningkatan panjang batang adalah respon yang paling spesifik dari kebanyakan tanaman yang diberikan giberelin dari luar, diakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas pembelahan sel dan perpanjangan sel. Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut : a. Memecahkan dormansi biji atau hambatan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal dengan cara mempercepat pembelahan sel. b. Meningkatkan pembungaan c. Memacu proses perkemnangan sel. Salah satu efek dari giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit bibi atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkembang. d. Berperan memperpanjang sel tumbuhan e. Berperan dalam proses partenokrapi. Pada beberapa kasus, pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dialami partenokrapi (Marpaung, 2010) 14