BAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika di Indonesia masih

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dewasa akan mempengaruhi kehidupan masing-masing. keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB I PENDAHULUAN. otoritas tertinggi keilmuan (teacher centered). Pandangan semacam ini perlu

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR - SHARE

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia, sebagai sesuatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka di

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran metamatika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK- PAIR-SHARE (TPS)

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendidikan juga di pandang sebagai sarana untuk menjadikan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Banyak siswa di sekolah yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Padahal matematika merupakan mata pelajaran penting yang banyak berguna dalam kehidupan dan merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Berdasarkan laporan TIMSS 2011 (Provasnik et. al., 2012) para siswa kelas VIII Indonesia menempati posisi ke 38 diantara 42 negara yang berpartisipasi dalam tes matematika. Dari rata-rata skor internasional 500, para siswa Indonesia hanya memperoleh skor rata-rata 386. Skor siswa Indonesia tersebut tertinggal dengan siswa sesama Negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing mendapatkan skor rata-rata 661, 440, dan 427. Rata-rata skor tersebut menunjukkan kemampuan matematika para siswa Indonesia berada pada tingkatan yang rendah (low) diantara empat tingkatan yaitu lanjut (advanced), tinggi (high), dan menengah (intermediate). Ranking siswa Indonesa berdasarkan survey TIMSS sejak 1

2 berpartisipasi mulai tahun 1999 selalu berada pada ranking bawah. Pada partisipasi tahun 1999, siswa Indonesia menempati ranking 34 dari 38 negara. Selanjutnya, pada tahun 2003 dan 2007, siswa Indonesia masing-masing menempati ranking 35 dari 46 negara dan ranking 36 dari 49 negara (Masduki, 2009:1-2). Dari hasil laporan tersebut terlihat bahwa masih banyak masalahmasalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika. Diantaranya adalah hasil belajar siswa masih rendah, kemampuan siswa mengembangkan daya kreativitas dalam menyelesaikan masalah juga masih rendah. Seringkali dalam kelas siswa cenderung pasif, dan aktivitas siswa yang sering dilakukan adalah memperhatikan, mencatat dan menyalin. Ketergantungan siswa masih tinggi terhadap kehadiran guru, akibatnya proses belajar berlangsung satu arah. Siswa masih ragu, takut dan malu untuk menyampaikan pendapat maupun bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam memahami atau menyelesaikan soal yang diberikan. Kenyataan ini menyebabkan hasil belajar matematika siswa belum maksimal dan kemampuan siswa untuk berkreativitas juga sangat rendah. Dari beberapa kasus terlihat kurangnya pemahaman, motivasi, ketertarikan dan kreativitas siswa dalam mempelajari matematika. Gejala ini sungguh memprihatinkan, padahal tingkat penguasaan matematika sangat penting. Lemahnya pemahaman siswa tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya inovasi yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakan pendekatan

3 konvensional dan monoton. Selain itu guru dipandang siswa sebagai satusatunya sumber informasi bagi siswa. Konsep, prinsip, definisi dan rumusrumus dalam matematika diajarkan melalui pemberitahuan langsung oleh guru kepada siswa, sehingga ketergantungan siswa terhadap kehadiran guru masih sangat tinggi. Guru cenderung mengajarkan matematika secara simbolis/abstrak yang bertentangan dengan perkembangan kognitif anak. Guru lebih mementingkan hasil dan kurang memperhatikan proses belajar siswa. Dalam proses pembelajaran siswa cenderung kurang kreatif dan tidak mau berfikir yang berbeda dari orang lain pada umumnya, mereka kurang berkreasi dan berfikir orisinil. Padahal disisi lain setiap orang tua tentu menginginkan anaknya belajar dan tumbuh menjadi anak yang kreatif. Selain itu, dalam proses pembelajaran matematika siswa pada umumnya dihadapkan dengan hal-hal yang bersifat kompleks dan abstrak yang tentunya membuat siswa kesulitan memahami pelajaran. Permasalahan di atas perlu segera dicari solusinya, karena apabila tidak, akan mempengaruhi hasil belajar siswa dan kemampuan siswa berkreativitas menjadi sangat kurang. Hal ini tentu akan berimbas pada ketuntasan belajar dan perkembangan mental. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti berpendapat perlu dilakukan inovasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan model, media atau alat bantu pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaiakan masalah matematika. Diharapkan

4 dengan adanya model, media atau alat bantu pembelajaran yang menarik siswa dapat lebih aktif baik secara fisik maupun mental. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan suatu paradigma baru yang diyakini mampu memecahkan masalah-masalah tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mencoba meneliti lebih lanjut dan mencari model, media atau alat bantu pembelajaran yang tepat untuk membimbing siswa, memberikan inspirasi, meningkatkan peran serta meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran, media atau alat bantu yang tepat diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan siswa menjadi lebih bersemangat dalam menerima pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan saat proses pembelajarn adalah model pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa menemukan konsep-konsep yang rumit melalui diskusi kelompok. Model pembelajaran kooperatif terbagi atas beberapa tipe, salah satunya adalah tipe Think Pair Share. Dalam penelitian ini peneliti melibatkan model pembelajaran tersebut, namun hanya digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam kelas dibutuhkan media atau alat bantu yang tepat saat proses pembelajaran. Salah satu media atau alat bantu yang dapat digunakan adalah media visual dan benda konkrit. Peneliti memilih menggunakan media visual dan benda konkrit sebagai alat bantu pembelajaran salah satunya karena alat bantu ini mudah diterapkan

5 dalam proses pembelajaran. Dengan penggunaan media visual dan benda konkrit diharapkan mampu menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas dan siswa dapat memahami materi perbandingan dan skala secara optimal. Media ini dinilai cocok diterapkan di SMP Negeri 1 Tanon khususnya untuk memahami materi perbandingan dan skala pada pelajaran matematika, karena sesuai dengan inti dari pembelajaran ini yaitu siswa berkreativitas untuk menyelesaikan masalah perbandingan dan skala dengan melibatkan media visual dan benda konkrit. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen pembelajarannya, yaitu berupa materi pelajaran, tes uraian dan lembaran observasi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Prosedur penelitian dimulai dengan penetapan fokus masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan monitoring, serta analisis dan refleksi. Teknik penelitian melalui teknik tes dan non-tes dengan fokus analisisnya adalah hasil belajar dan kreativitas siswa. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Untuk itu dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal itu dengan mengangkat judul Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala Berbantu Media

6 Visual dan Benda Konkrit pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon Tahun Ajaran 2014/2015. B. Batasan Masalah Agar fokus penelitian ini tidak meluas dan menyimpang dari pokok bahasan, perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Sesuai judul yang diangkat, penelitian ini hanya membahas tentang upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media visual dan benda konkrit. b. Objek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Tanon. c. Kreativitas siswa yang dimaksud memiliki beberapa tolak ukur yang meliputi beberapa aspek, diantaranya: 1) Siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain. 2) Siswa berani mengerjakan soal di depan kelas. 3) Siswa mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan menggunakan lebih dari satu cara. 4) Siswa berani mengajukan pertanyaan. d. Hasil Belajar yang dimaksud adalah hasil dari nilai harian mata pelajaran matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon. e. Media visual yang dimaksud berupa media visual diam dan hanya dapat dilihat tanpa menggunakan unsur suara seperti: gambar, denah/peta, sketsa, foto, poster, lukisan, diagram dll.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan ulasan penelitian pada bagian latar belakang diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu: a. Apakah penggunaan alat bantu berupa media visual dan benda konkrit dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan mengenai perbandingan dan skala pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon? kreativitas siswa tersebut meliputi aspek: (1) Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain, (2) Siswa yang berani mengerjakan soal di depan kelas, (3) S iswa yang mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan menggunakan lebih dari satu cara, (4) Siswa yang berani mengajukan pertanyaan. b. Apakah penggunaan media visual dan benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perbandingan dan skala untuk siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon? D. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan arah dari kegiatan untuk menuju hasil yang diinginkan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan perbandingan dan skala dengan melibatkan media visual dan benda konkrit pada pembelajaran matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon. Kreativitas siswa tersebut meliputi aspek: (1) S iswa yang dapat

8 menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain, (2) Siswa yang berani mengerjakan soal di depan kelas, (3) Siswa yang mampu mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan menggunakan lebih dari satu cara, (4) Siswa yang berani mengajukan pertanyaan. b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perbandingan dan skala dengan melibatkan media visual dan benda konkrit dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tanon. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan dan ilmu pendidikan dapat lebih berkembang, khususnya yang berhubungan dengan kreativitas dan hasil belajar siswa berbantu media visual dan benda konkrit. b. Manfaat Praktis 1) Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan kreativitas siswa dapat lebih berkembang. Dengan berkembangnya kreativitas siswa diharapkan hasil belajar siswa juga ikut berkembang. 2) Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para guru (pendidik) untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.

9 3) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran di sekolah. Dan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi lembaga pendidikan dalam membuat kebijakan yang menyangkut upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. 4) Bagi Peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pelaksanaan proses pembelajaran sebagai acuan untuk terus dikembangkan. Melalui penelitian ini peneliti dapat mengetahui secara langsung bagaimana kreativitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perbandingan dan skala berbantu media visual dan benda konkrit.