BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatra Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan dan pengawasan, serta fungsi-fungsi operasional dilaksanakan secara efektif. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh sistem informasi yang terencana dengan baik.

SISTIM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang. berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai sebuah organisasi bisnis non profit dituntut untuk mampu menjalankan proses

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS

PENGEMBANGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIS di RSCM

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rekam medis elektronik (RME) tidak hanya terjadi di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan memberikan dampak negatif berupa kesenjangan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

Universitas Gunadarma Magister Sistem Informasi Bisnis. Rancangan Proyek SIM Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mencatat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran SIMRS dalam Akuntabilitas, Kemudahan dan Kecepatan Audit Keuangan:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat strategis. Aplikasi basis data merupakan bagian dari teknologi

BAB II TINJUAN PUSTAKA

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DENGAN DATABASE ORACLE 10G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perkonomian yang dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN REKAM MEDIS DI KLINIK ASRI MEDICAL CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

Universitas Gunadarma Magister Manajemen Sistem Informasi Bisnis. Rancangan Proyek SIM Rumah Sakit

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

BAB V PENUTUP. operasional berdasarkan unit aktivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin untuk menghadapai perkembangan IPTEK. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

KONSEP SISTEM INFORMASI TUGAS P5 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI RSUP DR. SARDJITO - YOGYAKARTA. Ade Chandra ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

151 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan menurut Santoso Sastropoetro adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya. 1 Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah upaya kegiatan pengumpulan data-data dari setiap komponen RS yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari sistem yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan juga merupakan keseluruhan usaha yang berhubungan langsung dengan manusia baik cara, teknik dan metode untuk mendorong para staf agar mau berkerjasama dengan sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan baik. 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit menyatakan bahwa sesuai ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. 2 SIMRS adalah Program aplikasi atau software komputer yang dibuat untuk membantu manajemen rumah sakit dalam membuat entri data, mengolah data dan membuat laporan data pasien. Pengertiannya tidak hanya terbatas pada pencatatan tagihan (billing system) dan rekam medis, melainkan yang mengintegrasikan seluruh kegiatan rumah sakit dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan. 3 Sistem tersebut menyediakan informasi tentang masa lampau, masa kini dan untuk memprediksi hal yang akan dilakukan dimasa mendatang dan tentang kejadiankejadian relevan di dalam dan di luar organisasi yang bersangkutan. 4 Salah satu pengertian yang lebih sederhana tentang teknologi informasi adalah seperangkat alat yang menolong mengerjakan sesuatu dengan informasi yang menghasilkan tugas

16 2 terkait proses pengelolaan informasi. 5 Sistem informasi manajemen berbasis komputer sudah merupakan sarana pendukung yang mutlak diperlukan untuk operasional rumah sakit. 3 Hal ini didukung dengan penelitian tentang Tinjauan Sistem Informasi Manajemen Rekam Medis (SIM RM) dalam mendukung kegiatan pencatatan dan pelaporan statistik rumah sakit di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Jakarta tahun 2009 yang dilakukan oleh Clara Pralistya yang menyimpulkan bahwa pencatatan data dengan metode manual dirasakan menyita waktu yang lebih lama dan sulit, sehingga SDM harus mampu meninggalkan kebiasaanya dalam melakukan perkerjaan secara manual untuk perlahan-lahan menggunakan cara computerized dalam berkerja dengan melalui pelatihan/training, dan juga didukung dengan penelitian tentang analisis peran koordinasi sistem informasi rumah sakit pada instalasi rawat inap RSUD Pasar Rebo Jakarta tahun 2009 yang dilakukan oleh Rizka Arofani yang menyimpulkan bahwa sistem informasi yang terkomputerisasi memudahkan pertukaran informasi antar unit. Pelaksanaan SIMRS yang baik akan memberikan nilai tambah bagi manajemen, meningkatkan efisiensi, menyediakan kemudahan, memastikan bahwa suatu standard praktek kedokteran yang baik dan benar telah diikuti, suatu tatanan yang mana sebagian besar kegiatan pelayanan auditable penyelenggara pelayanan accountable, yang mana hampir seluruh proses pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan baik dan buruk dengan dukungan informasi terolah. 6 Pada era globalisasi rumah sakit juga terkena dampaknya, sehingga dibutuhkan kesiapan infrastruktur dan sarana yang berstandar global untuk mendukung segala aktivitas yang terjadi di rumah sakit. Segala upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar mampu memenuhi tuntutan kebutuhan rumah sakit. Pada kondisi tersebut data dan informasi menjadi komponen yang penting/vital bagi setiap penyelenggara pelayanan yang bermutu di rumah sakit. Perkembangan teknologi informatika komputer memberikan sumbangan antara lain penghematan karena prosedur pengolahan dan penyajian informasi secara otomatik, akses terhadap informasi secara cepat dan terandalkan, adanya umpan balik dari informasi manajerial untuk perbaikan proses pelayanan, secara optimal dapat

17 3 menurunkan biaya dan meningkatkan pendapatan melalui pelayanan yang cepat dan terandalkan. Dengan adanya sistem informasi berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses transaksi pelayanan medis menghindarkan dokumen mudah rusak, pengambilan dokumen dan informasi medis di dalamnya dapat diakses dengan mudah dan cepat dan menghemat sumber daya serta menghasilkan informasi secara cepat, akurat dan tepat waktu bagi setiap level manajemen pelayanan medis. Dengan adanya SIMRS, para medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara kesuluruhan. Selain itu, juga dapat menjaga standar praktek medis yang baik dan benar, menjadi alat koordinasi yang sangat efektif, fungsi kontrol yang konsisten, dan meningkatkan pendapatan. Tanpa aplikasi SIMRS maka proses-proses sistem informasi secara manual harus dilakukan pada pelayanan yang mana tiap-tiap pasien datang kegiatan seperti pengambilan kembali dokumen serta pengambilan informasi di dalamnya yang berlanjut pada penambahan catatan secara manual, kondisi ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu relatif lamanya pengambilan dokumen, mudah rusaknya dokumen karena kontak manual saat pengambilan dan penambahan pencatatan, bentuk catatan manual sebagai informasi dalam pengambilan keputusan medik kurang rapi dan jelas untuk dibaca dibanding catatan secara elektronik dan proses pembuatan laporan yang terasa menambah beban kerja serta inefisiensi kertas kerja dan tempat dokumen. Beberapa kondisi tersebut kurang mendukung untuk menciptakan dan memperlancar transaksi pelayanan medis yang cepat, tepat dan handal. Hari Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada kongres PERSI 1996 menyatakan bahwa sistem informasi rumah sakit sangat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai pelanggan rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam mencapai misi dan visi rumah sakit eksternal di rumah sakit. 7

18 4 Infrastruktur untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan secara garis besar, ada 5 komponen yang mendasari pelaksanaan SIMRS, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), hardware, software, data, dan jaringan (Local Area Network). 4,8 Dalam pelaksanaannya, banyak ditemukan permasalahan pada komponen tersebut yang pada akhirnya akan menghambat jalannya SIMRS, misalnya keterbatasan pada jumlah, kemampuan serta komitmen SDM, keterbatasan pada program software maupun keterbatasan teknis lainnya. 9 Rumah Sakit Martha Friska Multatuli merupakan rumah sakit kelas B milik swasta berlokasi di Kota Medan, yang mana rumah sakit ini diharuskan mutlak melaksanakan SIMRS. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, rumah sakit ini telah membentuk organisasi dan tata kerja instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang menjalankan program SIMRS. SIMRS pada RS Martha Friska Multatuli Medan adalah suatu program yang berbasis penggunaan komputer yang menggunakan jaringan (Local Area Network/LAN). instalasi yang menjalankan modul SIMRS, yaitu instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi pendaftaran dan penerimaan pasien, instalasi patologi klinik, instalasi patologi anatomi, bagian akuntansi, dan bagian rekam medis. Dalam pelaksanaannya di RS tersebut tidak berjalan maksimal dikarenakan adanya permasalahan di masing-masing instalasi, misalnya kurangnya tenaga operator, adanya kelalaian operator di bagian rekam medis sehingga masih terjadi kasus informasi data yang double, dan pelayanan pada pasien masih lambat. Rumah Sakit Martha Friska Multatuli ini rata-rata Bed Occupation Rate (BOR) 60%, bila akses informasi ini dilaksanakan dengan baik sistem pelayanan dapat ditingkatkan dan kepuasaan pasien terhadap rumah sakit dapat dipertahankan dan sistem pelayanan ditingkatkan dapat bermutu dan dipertahankan. BOR sesuai dengan standar nasional untuk kelas A dan B adalah 75 85%. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SIMRS ini adalah pada komponen SDM berupa hambatan psikologis saja, hambatan tersebut dapat berasal dari semua jenjang mulai dari dewan direksi sampai kepada pihak pelaksana. Misalnya dewan direksi takut melakukan investasi yang relatif besar tanpa adanya

19 5 kepastian. 7 Penelitian Roslenni Sitepu pada tahun 2004 di RSUP Haji Adam Malik Medan, menyatakan bahwa faktor penghambat yang utama dari pelaksanaan SIMRS adalah komponen SDM. 9 Menurut Hari Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996, menyampaikan beberapa alasan mengapa SIMRS belum berkembang pesat, antara lain: 7 Konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas, manajer belum betul-betul memahami perlunya SIMRS, keasingan terhadap teknologi informasi, kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIMRS, dan kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer, dan pengelola SIMRS. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli guna mengetahui bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan SIMRS dirumah sakit tersebut, sehingga Rumah Sakit Martha Friska Multatuli dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal untuk masyarakat dan dapat memperbaiki pelaksanaan SIMRS yang masih kurang berjalan secara optimal dan pelayanan dapat ditingkatkan dan kepuasaan pasien terhadap rumah sakit juga akan meningkat. Alasan peneliti memilih RS Martha Friska Multatuli Medan dikarenakan rumah sakit ini telah menjalankan SIMRS berbasis komputerisasi sejak tahun 2010 sampai sekarang, dan juga akses ke rumah sakit dirasakan lebih mudah dan lebih menghemat waktu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan SIMRS pada instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi pendaftaran dan penerimaan pasien, instalasi patologi klinik, instalasi patologi anatomi, bagian akuntansi, bagian rekam medis di RS Martha Friska Multatuli sejak tahun 2010 sampai tahun 2013?

20 6 2. Apa saja hambatan-hambatan yang ditemukan pada komponen SDM, hardware, software, data dan Local Area Network (LAN) dalam pelaksanaan SIMRS RS Martha Friska Multatuli Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitan ini adalah: 1. Mengetahui pelaksanaan SIMRS instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi pendaftaran dan penerimaan pasien, instalasi patologi klinik, instalasi patologi anatomi, bagian akuntansi, bagian rekam medis di RS Martha Friska Multatuli Medan sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 dengan komponen yang terkait. 2. Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan pada SDM, hardware, software, data dan Local Area Network (LAN) dalam pelaksanaan SIMRS di RS Martha Friska Multatuli Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Menambah kepustakaan Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat mengenai SIMRS. 2. Bagi rumah sakit sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan SIMRS di RS. Martha Friska Multatuli. 3. Bagi peneliti untuk memberikan pengalaman meneliti.