O L E H DIAN EKAWATI AMIR 14B14033 DIKDAS A

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D.

PENILAIAN PEMBELAJARAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

2 Penilaian Proses dan Kompetensi secara Utuh. 4 Penilaian Kompetensi Pengetahuan. Prinsip

PENILAIAN BERBASIS KELAS

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

RANCANGAN BELAJAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

PENILAIAN BERBASIS KELAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)

Pengembangan Model Pembelajaran Temtik Berorientsi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sebuah harapan, keinginan, tuntutan dan pandangan bersama. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi

RUBRIK PENILAIAN. Nama kelompok/ Penilaian Individu Peserta Memuaskan Baik Cukup Kurang cukup 1

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Deni Achmad Adib SMP N 1 Welahan Jepara

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ((2)

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

Penilaian Proyek. Penilaian Portofolio. Penilaian Produk. Penilaian Kerja. Penilaian Sikap. Tes Tertulis

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF

PENILAIAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 13 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 13

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

Perencanaan Pembelajaran Akuntansi Oleh: Annisa Ratna Sari, M.S.Ed. Penentuan dan Penyusunan Evaluasi Pembelajaran

PENERAPAN AUTHENTIC ASSESMENT PADA MATA KULIAH IPS TERPADU SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2016/2017. Fitra Delita 1

APAKAH KUESIONER? Kuesioner : Daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei.

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

Karimatus Saidah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd.

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS IV SD NEGERI KLECO I SURAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING)

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

Transkripsi:

TUGAS ANALISIS PENILAIAN KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 Disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu dalam Mata Kuliah: Assesmen Pembelajaran Pendidikan Dasar Dosen Pembina : Dr. Nurhikmah, S.Pd., M.Si. O L E H DIAN EKAWATI AMIR 14B14033 DIKDAS A PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015

ANALISIS SISTEM PERBEDAAN PENILAIAN KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga diklaim berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan pada Kurikulum Inti (KI). Ditekankannya pendekatan scientific diklaim sebagai ciri khas K13, padahal perubahan sebenarnya hanya dari segi istilah dan langkah-langkah teknisnya saja. Hal ini dikarenakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sejak awal menekankan pendekatan inquiry, yang pada hakekatnya tidak berbeda secara signifikan dari pendekatan scientific. Melalui proses inquiry siswa melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengamatan, pengalaman, diskusi, yang bermuara pada penyimpulan, yang tahapannya persis sama dengan pendekatan yang diistilahkan dengan pendekatan scientific. Metode pembelajaran K13 dicontohkan seolah berbeda dari KBK dan KTSP, di mana proses pembelajaran tidak dilakukan dengan berbasis guru, melainkan melalui pendekatan yang disebut scientific tersebut. Padahal dalam praktiknya, seluruh metode pembelajaran yang selama ini dituntut digunakan dalam KBK dan KTSP tetap digunakan dalam K13. Metode pembelajaran K13 sama sekali tidak berbeda dari kurikulum sebelumnya. Perbedaan paling jelas dari K13 dari KBK dan KTSP adalah pada digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian yang dipandang berbeda mungkin di sinilah letak perbedaan K13 dari KBK dan KTSP. Di jenjang sekolah dasar, pembelajaran tematik K13 diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, sementara sebelumnya hanya diterapkan di kelas bawah (kelas 1-3). Hanya saja, berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh pemerintah, struktur materi pelajaran (sub tema) mulai kelas IV ke atas tidak lebih dari kliping materi pelajaran yang berlaku dalam KBK dan KTSP, sekedar untuk menyamarkan mata pelajaran ke dalam tema-tema yang telah ditentukan. Dengan kata lain, substansi pembelajaran pada K13 sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, sebab yang berbeda hanya dalam penempatannya. Penilaian dalam pendekatan scientific yang sebelumnya menggunakan penilaian autentik diubah menjadi penilaian berdasarkan beberapa Kompetensi, yaitu K1, K2, K3 dan K4. Substansi penilaian tersebut pada prinsipnya tidak berbeda, alias sama dengan KBK dan KTSP. Penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian sudah ditekankan dalam

KBK dan KTSP, sekalipun karena berbagai kerumitan yang dihadapi dalam praktik, akhirnya disederhakan dengan berbagai varian. Penilaian dalam K13 justru tidak konsisten, sebab setiap kompetensi (K1-K4) belum tentu relevan dengan semua tema yang dipelajari. A. SISTEM PENILAIAN KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini disusun untuk menjalankan amanah yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Secara umum, penilaian adalah proses sistematis pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi informasi untuk memberikan keputusan terhadap kadar hasil kerja. Penilaian yang diterapkan dalam KTSP adalah Penilaian Berbasis Kelas (PBK). PBK memiliki pengertian penilaian sebagai assessment, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Data/informasi dari PBK merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;

9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Ragam Penilaian Kelas 1. Tes Tertulis Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespon dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya. Bentuk instrumen tes dan penskorannya Obyektif : a) Pilihan ganda b) Benar Salah c) Menjodohkan d) Isian singkat Non Obyektif (Subyektif): a) Jawaban singkat atau isian singkat b) Uraian obyektif (Esai berstruktur) c) Uraian bebas (Esai bebas) Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif. Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah : (a) gunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan; (b) hindari penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, kapan, dan lain-lain. d) Pertanyaan lisan 2. Penilaian Kinerja (Performance Asessment) Performance Asessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Contoh-contoh alat penilaian kinerja : permainan, drama, demonstrasi, olahraga, bermain musik, bernyanyi, pantomim, berdoa, membaca puisi, berpidato, diskusi, wawancara, debat, bercerita, menari, kerajinan tangan, pesawat sederhana, simpul tali-temali, dan sebagainya. Contoh Tugas Penilaian Kerja Form Penilaian Pembacaan Cerita Nama Siswa : Tema cerita :

Petunjuk : Tuliskan centang di belakang huruf di mana kemampuan siswa teramati pada waktu bercerita. No Ekspresi 1 2 3 4 1 Fisik (Physical Expression) Berdiri tegak melihat pada penonton Mengubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan yang disajikan 2 Suara (vocal expression) Berbicara dengan kata-kata yang jelas Nada suaranya berubah-ubah sesuai dengan pernyataan yang disajikan Berbicara cukup keras untuk didengar oleh penonton 3 Verbal (Vercal expression) Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti Tidak mengulang-ulang pernyataan Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan suatu pikiran Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting 3. Penilaian Portofolio Portofolio merupakan kumpulan atas berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian. Tujuan portofolio : a) Menghargai perkembangan yang dialami siswa b) Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung c) Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik. Contoh alat penilaian portofolio : puisi, karangan, gambar/tulisan, peta/denah, makalah, laporan observasi, sinopsis, naskah pidato, naskah drama, kartu ucapan, surat, teks lagu, resep masakan, dan sebagainya. Contoh Tugas Penilaian Portofolio (membuat makalah) Nama siswa :... Tanggal :... No Aspek yang dinilai Skor (10 20) 1 Latar belakang masalah/pendahuluan 2 Kajian pustaka 3 Ketajaman pembahasan/analisis 4 Penyimpulan/penutup 5 Tata tulis dan bahasa Skor total (maksimal 100)

4. Penilaian Proyek Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang melakukan proyek, misalnya pada saat : a) Merencanakan dan mengorganisasikan investigasi b) Bekerja dalam tim c) Arahan diri Contoh Tugas Penilain Proyek Materi : Koperasi Sekolah, cara pengelolaan dan dampaknya bagi sekolah Perancangan Kegiatan : a) Observasi ke beberapa koperasi sekolah b) Wawancara dengan beberapa ahli dari bidang perkoperasian, pengelola koperasi, dan anggota koperasi. c) Pembuatan laporan/makalah dari kegiatan observasi. Format dibuat oleh guru dan dapat juga dikembangkan oleh siswa. d) Mengadakan diskusi di dalam kelas yang dimoderatori oleh guru tentang makalah yang telah disusun berdasarkan hasil observasi tersebut. Penilaian dilakukan terhadap : a) Keaktifan pada saat kegiatan wawancara b) Makalah yang dibuat c) Aktivitas dalam diskusi 5. Penilaian Hasil Kerja (Product Asessment) Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian yaitu : pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang kualitas teknik maupun estetika hasil karya / kerja siswa. Hasil kerja dapat berupa produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik, koreografi, karya sastra tidak termasuk hasil kerja yang dimaksud disini. Contoh Tugas Penilaian Produk Tugas : Buatlah rancangan model benda yang menggunakan roda! Ketentuan: a) Gambar rancangan model! b) Bahan untuk model tertulis dalam rancangan! c) Tentukan spesifikasi bahan untuk model!

Contoh penskoran tugas penilaian produk: No Kriteria Skor 1 Ada gambar rancangan model B C K 2 Bahan tertulis dalam model B C K 3 Spesifikasi bahan tertulis B C K 4 Unsur estetika B C K Kriteria penskoran B = gambar proporsional, bahan tertulis lengkap, spesifikasi bahan jelas C = gambar kurang proporsinal, bahan tertulis kurang lengkap, spesifikasi bahan kurang jelas. K = gambar tidak proporsional, bahan tertulis tidak lengkap, spesifikasi bahan tidak jelas. 6. Penilaian sikap Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu obyek, fenomena/masalah. Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai obyek sikap sebagai berikut : a) Sikap terhadap mata pelajaran b) Sikap guru terhadap mata pelajaran c) Sikap terhadap proses pembelajaran, dan lain-lain. Penilaian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: a) Observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian. b) Pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata tertib sekolah yang baru c) Laporan pribadi, misalnya menulis tentang tawuran antar pelajar Contoh Penilaian Sikap No Pernyataan 1 Kegiatan pentas seni drama perlu diadakan di sekolah 2 Kepala sekolah dan guru hendaknya ikut aktif dalam apresiasi terhadap sastra khusunya drama 3 Pementasan drama tidak mendukung untuk menumbuhkan kreativitas siswa. Pilihan Sikap SS S N TS ST 7. Penilaian Diri (Self Assessment) Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau Classroom Self Assessment (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas. Penerapan S

konsep PDK adalah sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menerapkan penilaian berbasis kelas atau Classroom Based Assessment. Hasil PDK merupakan masukan bagi guru di kelas dan bagi pimpinan sekolah untuk meningkatkan kinerja semua staf dan guru-guru di sekolah di masa datang. Contoh Penilaian Diri Format Penilaian Diri Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Nama Siswa : Hari :. 1) Terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, saya. 2) Tujuan mempelajari atau memahami Bahasa Indonesia adalah. 3) Menurut saya, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang. 4) Semester ini, pokok bahasan yang paling saya sukai dari Bahasa Indonesia adalah..

Berikut contoh Format penilaian kurikulum KTSP 2006 MATA PELAJARAN KELAS /SEMESTER : : I A DAFTAR NILAI HARIAN N O NAMA 1 AINURRAFIQAH 2 ANDI TENRI AJENG 3 AISYAH 4 CINTARA FIRDAUS 5 MUTIAH 6 WIDIANTI 7 AHMAD NURDIYANTO 8 AL-FIEKRAH 9 RIZAL 10 RISWALDI UL TENGA H SMST R TUGAS/PORTOF R RT T OLIO T ULANGAN HARIAN R R PRAKTEK/PERBUA TULIS RT LISAN T TAN T 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 T P T P UL AKHI R SMS T R T NR Mengetahui, Kepala Sekolah Bajoe, 12 April 2015 Guru Kelas

Analisis Sistem Penilaian KTSP Penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Namun pada KTSP lebih bertitik tolok pada aspek kognitif, tetapi bukan berarti mengabaikan aspek afektif dan psikomotor peserta didik. Dalam artian penilaian KTSP dominan pada aspek kognitif. Model format penilaian pada KTSP juga menyatukan antara kognitif, afektif dan psikomotor sehingga guru dengan mudah merangkum semua nili dari setiap peserta didik. Sistem penilaian dalam KTSP ini dominan berdasarkan pada hasil. Penilaian proses hanya berlaku saat pengamatan guru terhadap sikap yang diaplikasikan oleh peserta didik. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosialekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya. B. SISTEM PENILAIAN KURIKULUM 2013 Pemberlakukan kurikulum 2013 sudah barang tentu sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir (1),dinyatakan bahwa Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Deskripsi pada Pasal 1 Butir (1) secara eksplisit sudah nampak dalam kurikulum 2013, yakni pada Kompetensi Inti Satu (KI 1) yang berkaitan dengan sikap spiritual, Kompetensi Inti Dua (KI 2) berkaiatan sengan sikap sosial, Kompetensi Inti Tiga (KI 3) tentang pengetahuan, dan Kompetensi Inti Empat (KI 4) berdimensi keterampilan. Adapun prinsip penilaian dalam peraturan baru (Pemendiknas No 66 tahun 2013) tersebut sebagai berikut: 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran berbasis aktivitas sehingga penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses, baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian adalah sebagai berikut: 1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian KD-KDpada KI-3 dan KI-4. 2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan hal-hal yang dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. 3. Sistem penilaian yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Artinya semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. 4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian

kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. 5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses, misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil observasi lapangan. Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013 antara lain: 1. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46. 2. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa. 3. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asosial kepada siswa dan teman sejawat lainnya. 4. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagi seorang yang akan digugu dan ditiru siswa. Kurikulum 2013 sebagai hasil dari penjabaran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengisyaratkan mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidahkaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan beberapa metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara lain metode: (1) Problem Based Learning; (2) Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial dan (4) Group Investigation. Model Penilaian Otentik pada Kurikulum 2013 Sebagaimana diketeahui bahwa penilaian pada kurikulum KTSP berbeda dengan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, penilaian dilakukan secara komperehensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran meliputi: ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan (bdk. Lampiran Permendikbud No. 66 tahun 2013). Penilaian otentik menilai kesiapan peserta didik serta proses dan hasil belajar secara utuh. Dalam penilaian otentik setiap pendidik mengetahui perkembangan siswa

dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Setiap komponen yang ada di kelas termasuk antar siswa ikut terlibat dalam penilaian otentik ini. pada kurikulum sebelumnya penilaian menggunakan skala 0 hingga 100, sedangkan aspek afektif menggunakan huruf A, B, C, dan D. Pada kurikulum 2013 skala nila tidak lagi 0 100, melainkan 1 4 untuk aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif menggunakan SB = Sangat Baik, B= Baik, C = Cukup, K = Kurang. Skala nilai 1 4 dengan ketentuan kelipatan 0,33. Diantara aspek penilaian pada kurikulum 2013 adalah penilaian sikap, penilaian knowlidge dan penilaian skill. 1. Penilaian Sikap

Contoh Format Penilaian Kurikulum 2013 1. Penilaian Sikap No Nama 1 AINURRAFIQAH 2 ANDI TENRI AJENG 3 AISYAH 4 CINTARA FIRDAUS 5 MUTIAH 6 WIDIANTI 7 AHMAD NURDIYANTO 8 AL-FIEKRAH 9 RIZAL 10 RISWALDI Ket : BT : Belum Terlihat Percaya Diri Santun Bekerja Sama BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM MB : Mulai Berkembang MT : Mulai Terlihat SM : Sudah Membudaya a. Percaya Diri - BT : Jika siswa belum berani tampil melakukan kegiatan yang diminta oleh guru - MT : Jika siswa sudah berani melakukan kegiatan yang diminta guru namun masih terlihat malu malu - MB : Jika siswa sudah melakukan kegiatan yang diminta guru dan berani berbicara di depan kelas - SM : Jika siswa berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru, tanpa harus disebut namanya b. Disiplin (sesuaikan dengan KD 3 dan 4) - BT : Jika siswa masih sering terlambat masuk kelas dan mengumpulkan tugas - MT : Jika siswa tidak terlambat masuk kelas namun masih sering terlambat mengumpulkan tugas - MB : Jika siswa masuk kelas dan menyelesaikan tugas tepat waktu - SM : Jika siswa sudah masuk kelas dan segera menyiapkan segala perlengkapan belajarnya tanpa menunggu instruksi dari guru

c. Bekerja Sama - BT : Jika siswa belum mau bekerja dengan teman kelasnya - MT : Siswa mau bekerja sama, tetapi hanya dengan teman sebangkunya - MB : siswa mau bekerja sama, tetapi hanya dengan teman sama dengan kemampuan dan jenis kelaminnya - SM : siswa mau bekerja sama dengan semua temannya tanpa melihat lagi tingkat kemampuan dan jenis kelaminnya (heterogen) 2. Penilaian Pengetahuan ( Tes Tertulis ) Lingkarilah huruf ( B ) Benar / ( S ) Salah, cara yang baik menyambut ayah/ibu pulang kerja No Gambar Nama Kegiatan Pilihan jawaban 1 MEMBAWAKAN SEPATU AYAH B S 2 MARAH KARENA AYAH PULANG TELAT B S 3 MEMBAWAKAN TAS IBU B S 4 BERTENGKAR DENGAN ADIK B S

5 MENYAMBUT AYAH DENGAN RIANG B S Rubrik Penilaian No KRITERIA SKOR SKOR MAKSIMAL Menjawab dengan jawaban benar 2 1 Menjawab dengan jawaban salah 1 2 Tidak menjawab sama sekali 0 Menjawab dengan jawaban benar 2 2 Menjawab dengan jawaban salah 1 2 Tidak menjawab sama sekali 0 Menjawab dengan jawaban benar 2 3 Menjawab dengan jawaban salah 1 2 Tidak menjawab sama sekali 0 Menjawab dengan jawaban benar 2 4 Menjawab dengan jawaban salah 1 2 Tidak menjawab sama sekali 0 Menjawab dengan jawaban benar 2 5 Menjawab dengan jawaban salah 1 2 Tidak menjawab sama sekali 0 Jumlah skor yang di peroleh 10

Penilaian : Jumlah skor yang diperolehsiswa skor maksimal x 100 3. Penilaian Keterampilan Hasil pengamatan kegiatan bermain peran No Nama Siswa 1 2 3 T BT T BT T BT 1 AINURRAFIQAH 2 ANDI TENRI AJENG 3 AISYAH 4 CINTARA FIRDAUS 5 MUTIAH 6 WIDIANTI 7 AHMAD NURDIYANTO 8 AL-FIEKRAH 9 RIZAL 10 RISWALDI

Analisis Sistem Penilaian Kurikulum 2013 Dalam proses penilaian, digunakan pendekatan penilaian menggunakan sistem penilaian otentik, siswa dinilai pada proses pembelajaran berlangsung. Pada proses pembelajaran, mengedepankan pendekatan saintifik, siswa diarahkan untuk mengelabolarisakan, menemukan dan menjelaskan fenomena yang terjadi dilapanan berdasarkan hasil temuannya. Dengan demikian, pendekatan ini mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa siswa akan memahami pengetahuan berdasarkan apa yang ia rasakan dan ditemukan. Dalam kurikulum 2013 ini, penilaian dipusatkan pada penilaian sikap, meskipun tidak melalaikan penilaian pengetahuan maupun keterampilan. Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah khusus yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran di kelas oleh pendidik. Proses penilaian di dalam kelas yang dilakukan oleh pendidik dikenal dengan istilah penilaian kelas. Adapun model penelilain yang terdapat dalam kurikulum 2013 dapat berupa penilaian berbasis tes dan non tes (porfolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan. Teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut. 1. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.