ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon


BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

Operations Management

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Operations Management

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

Operations Management

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BAGIAN TELLER DI PT. BPD ACEH CABANG MEDAN. Oleh WANA SANTINI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: OPTIMASI JUMLAH SERVER BAHAN BAKAR PREMIUM UNTUK MENINGKATKANKUALITAS PELAYANAN DI SBPU

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

ANALISIS ANTRIAN PADA GALERY PT. INDOSAT CABANG MALL METROPOLITAN BEKASI BARAT NAMA : MARTA ZULFIKA NPM :

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja

BAB II. Landasan Teori

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV ini akan dibahas hasil analisis dalam

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. telah disusun. Hasil penelitian dan pembahasan yang akan dijelaskan meliputi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Penerapan Teori Antrian Pada Supermarket Roxy Square-Mandiri Land Di Jalan Hayam Wuruk Jember

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan PITSTOP Autowash

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bahkan sehat tidaknya perekonomian suatu negara dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. cara yang inovatif guna mencapai keunggulan kompetitif, meningkatkan. yang mampu memuaskan para konsumennya.

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Metode 3(1)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

Transkripsi:

ANALISIS Pada bab ini akan dikemukakan analisa terhadap pemecahan masalah yang dihadapi dan diperoleh dari pengolahan data serta pembahasan yang ada berdasarkan alternatif yang ada. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah Tingkat kedatangan nasabah adalah jumlah nasabah yang datang melakukan transaksi pada loket-loket yang tersedia di perusahaan tersebut. Tingkat kedatangan nasabah menggambarkan rata-rata nasabah yang datang untuk melakukan transaksi setiap 15 menit dan pola distribusi yang terjadi dimana untuk menentukan jenis model antrian yang akan digunakan. Peningkatan jumlah nasabah yang datang terjadi pada awal bulan dimana pada waktu itu rata-rata tingkat kedatangan nasabah mencapai 7.3466 orang setiap 15 menit. Semakin besar rata-rata tingkat kedatangan nasabah, antrian akan semakin padat atau panjang. Semakin kecil rata-rata tingkat kedatangan maka akan semakin lenggang antrian dan semakin besar waktu menganggur kasir. Sebelum menentukan pola distribusi apa yang terjadi pada tingkat kedatangan nasabah, harus dilakukan uji kecukupan data. Uji kecukupan data adalah pengujian terhadap data-data untuk mengetahui apakah data atau sampel yang dikumpulkan setelah pengamatan telah mencukupi. Data dikatakan cukup jika jumlah data hasil perhitungan lebih kecil dari jumlah data yang diambil sebagai sampel pada

penelitian. Jika data tidak cukup maka harus dilakukan pengambilan data kembali dengan melakukan pengamatan. Pada perhitungan uji kecukupan data, penulis menggunakan tingkat ketelitian 10% dan keyakinan 95%, yang berarti peneliti membolehkan rata-rata hasil pengamatan menyimpang maksimum sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan bahwa pengukuran tersebut berhasil sebesar 95%. Semakin besar tingkat penelitian dan tingkat keyakinan, maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan. Dari data hasil pengamatan yang berjumlah 176 pengamatan (N = 176), menunjukkan bahwa data tersebut cukup karena data yang dibutuhkan atau dari hasil perhitungan hanya sebesar 53.75 (N = 53.75). Tingkat kedatangan nasabah dilakukan uji distribusi karena untuk melihat pola apa yang terjadi dan dapat menentukan jenis model antrian yang digunakan. Distribusi kedatangan nasabah yang umum terjadi adalah distribusi poisson, maka distribusi kedatangan nasabah diuji pertama kali dengan menggunakan distribusi poisson. Jika ternyata kedatangan nasabah tidak berpola distribusi poisson, maka akan diuji kembali dengan menggunakan pola distribusi lainnya. Pada pengujian statistik distribusi tingkat kedatangan nasabah dilakukan dengan cara pengujian terhadap kesesuaian fungsi distribusi poisson hal ini dilakukan karena tingkat kedatangan nasabah bersifat diskrit artinya antara yang satu dengan lainnya tidak saling berkaitan. Pengujian statistik terhadap distribusi poisson dilakukan dengan uji Chi- Square ( ) yaitu uji statistik yang membandingkan

antara hasil perhitungan hitung dengan tabel. Pada pengujian distribusi poisson ini ada ketentuan hipotesa yang harus dibandingkan yang merupakan suatu syarat untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi poisson atau tidak, yaitu: Ho : Distribusi tingkat kedatangan nasabah mengikuti pola distribusi poisson Hi : Distribusi tingkat kedatangan nasabah tidak mengikuti pola distribusi poisson Sehingga dari hasil perhitungan pada pengolahan data didapat hitung sebesar 1,17108 dan sebesar 19,675 dengan tingkat tabel signifikan sebesar 0,05. Maka hitung tabel, dapat diambil kesimpulan terima Ho, bahwa tingkat kedatangan nasabah mengikuti pola distribusi poisson. 4.5 Analisis Waktu Pelayanan Nasabah Waktu pelayanan nasabah adalah waktu dimana kasir melakukan pelayanan terhadap nasabah mulai nasabah memberikan slip pembayaran ke kasir tersebut sampai nasabah meninggalkan loket tersebut. Waktu pelayanan nasabah menggambarkan rata-rata waktu nasabah melakukan transaksi dan pola distribusi yang terjadi yang nantinya untuk menentukan jenis antrian apa yang akan digunakan. Sebelum menentukan pola distribusi yang terjadi pada waktu pelayanan nasabah dilakukan terlebih dahulu uji keseragaman data, yaitu pengujian terhadap data-data yang bervariasi sehingga didapatkan data-

data yang berada pada dua batas kontrol yang telah ditentukan yaitu batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Dari pengumpulan data, diperoleh data sebanyak 16 yang kemudian data-data tersebut dikelompokkan menjadi 36 sub grup. Setiap sub grup dihitung rata-ratanya. Sehingga waktu rata-rata yang dibutuhkan teller untuk melayani nasabah sebesar,615 menit. Semakin besar rata-rata waktu pelayanan nasabah maka semakin besar waktu menunggu nasabah untuk dilayani. Semakin kecil rata-rata waktu pelayanan nasabah maka semakin kecil waktu menunggu nasabah. Standar deviasi yaitu nilai simpangan dari rata-rata variabel pengelompokkan terhadap data setiap perguruan tinggi yang diteliti. Standar deviasi ini berguna untuk melihat kecenderungan keragaman nasabah dalam melakukan transaksi. Dimana waktu pelayanan memiliki standar deviasi sebesar,0614 dan standar deviasi dari harga rata-rata sub grup sebesar 0,8416. Sehingga didapat batas kontrol atas sebesar 4,98 dan batas kontrol bawah sebesar 0,9318. Setelah nilai batas kontrol atas dan batas kontrol bawah diketahui, kita dapat menggambarkannya ke dalam grafik uji keseragaman data. Pada grafik tersebut kita dapat melihat ada tidaknya sub grup yang keluar kendali (out of control). Jika tidak ada sub grup yang out of control, maka semua data yang ada dikatakan seragam. Uji kecukupan data untuk waktu pelayanan nasabah menggunakan tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95%. Dari data hasil pengamatan yang berjumlah 16 pengamatan (N = 16),

menunjukkan bahwa data tersebut cukup karena data yang dibutuhkan atau dari hasil perhitungan hanya sebesar 167,371 (N = 167,371). Distribusi waktu pelayanan yang umum terjadi adalah distribusi eksponensial, maka distribusi waktu pelayanan diuji pertama kali dengan menggunakan pola distribusi eksponensial. Jika ternyata waktu pelayanan tidak berpola distribusi eksponensial, maka akan diuji kembali dengan menggunakan pola distribusi lainnya. Pengujian distribusi waktu pelayanan nasabah dilakukan dengan cara pengujian terhadap suatu fungsi distribusi yaitu distribusi eksponensial. Hal ini dilakukan karena waktu pelayanan nasabah sifatnya kontinyu yang artinya antara nasabah yang satu dengan nasabah yang lain saling berkaitan. Pengujian terhadap hipotesa bahwa waktu pelayanan nasabah berdistribusi eksponensial digunakan dengan uji Chi-Square ( ) yaitu dengan cara membandingkan antara hasil perhitungan hitung dengan tabel. Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya didapat hitung sebesar 8,531 dan tabel sebesar 9,488 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Maka hitung tabel, sehingga dapat diambil kesimpulan terima Ho, bahwa tingkat kedatangan nasabah mengikuti pola distribusi eksponensial. Dari hasil uji pola distribusi di atas dengan tingkat kedatangan nasabah berdistribusi poisson, dan waktu pelayanan nasabah berdistribusi eksponensial, model antrian yang akan digunakan adalah (M/M/C) : (FCFS/ / ), akan tetapi apabila hasil pola uji distribusi

tingkat kedatangan nasabah dan waktu pelayanan nasabah tidak berdistribusi poisson dan eksponensial, maka akan mempengaruhi rumus atau model antrian yang digunakan. Analisis Perhitungan Antrian Dari hasil perhitungan distribusi kedatangan dan waktu pelayanan nasabah yang menunjukkan bahwa tingkat kedatangan nasabah berdistribusi poisson dan waktu pelayanan nasabah berdistribusi eksponensial maka dapat ditentukan jenis model antrian yang digunakan dalam perhitungan ini yaitu model antrian (M/M/C) : (FCFS/ / ), yang menyatakan: 1. Tingkat kedatangan nasabah berdistribusi poisson, dan waktu pelayanan nasabah berdistribusi eksponensial.. Dengan jumlah atau fasilitas pelayanan lebih dari satu (S > 1) 3. Disiplin pelayanan First Come First Served, tidak berhingganya jumlah nasabah yang masuk dalam sistem antrian, dan besarnya populasi masuk tidak berhingga. Dalam perhitungan model antrian ini dimasukkan tingkat kedatangan nasabah rata-rata ( ) sebesar 0,4898 nasabah/menit dan ratarata waktu pelayanan nasabah ( ) sebesar 0,384/menit. Perhitungan dimulai dengan loket transaksi nasabah dengan mempertimbangkan faktor utilitas kurang dari 1 karena apabila faktor utilitas lebih dari satu itu akan mengakibatkan antrian panjang dengan tingkat kedatangan nasabah lebih besar dari waktu pelayanan. Simulasi untuk 3 loket transaksi nasabah akan diterangkan pada Gambar 5.1.

Sumber Nasabah Nasabah Datang Gambar 5.1 Simulasi untuk 3 Loket Ls = 1,4036 orang Ws =,8656 menit Pn = 0,0944% Po = 0,694% Lq = 0,17 orang Wq = 0,505 menit Antrian Pelayanan 1 Pelayanan Pelayanan 3 Nasabah Pergi Penjelasan dari Gambar 5.1 yaitu: Kemungkinan pelayanan kosong (Po) sebesar 0,694 Maksudnya bahwa probabilitas kasir akan menganggur atau tidak ada nasabah yang melakukan transaksi sebesar 0,694. Kemungkinan terdapat n nasabah dalam sistem (Pn) sebesar 0,0944 Maksudnya adalah probabilitas ada 3 orang nasabah di depan loket untuk melakukan transaksi sebesar 0,0944. Jumlah rata-rata nasabah dalam antrian (Lq) sebesar 0,17 orang Maksudnya ekspektasi panjang antrian nasabah yang akan melakukan transaksi, tidak termasuk nasabah yang sedang dilayani sebesar 0,17 orang. Jumlah rata-rata nasabah dalam sistem (Ls) sebesar 1,4036 orang Maksudnya adalah ekspektasi panjang antrian nasabah yang melakukan antrian, termasuk nasabah yang sedang dilayani sebesar 1,4036 orang. Rata-rata waktu nasabah dalam antrian (Wq) sebesar 0,505 menit

Maksudnya adalah ekspektasi waktu menunggu yang dibutuhkan oleh nasabah dalam antrian, tidak termasuk nasabah yang sedang dilayani adalah sebesar 0,505 menit/orang. Rata-rata waktu nasabah dalam sistem (Ws) sebesar,8656 menit Maksudnya adalah ekspektasi waktu menunggu yang dibutuhkan oleh nasabah dalam sistem, termasuk waktu pelayanan yang sedang dilakukan adalah sebesar,8656 menit/orang. Untuk perhitungan untuk loket-loket lainnya dapat dilihat pada tabel 4.10 pada bab sebelumnya. 4.7 Analisis Model Keputusan Pengambilan keputusan dalam sistem antrian dimaksudkan untuk mencari jumlah loket yang optimal dengan menggunakan model keputusan total ongkos, karena untuk menyeimbangkan biaya menunggu dengan biaya kenaikan tingkat pelayanan yang saling bertentangan. Kelebihan dengan menggunakan model keputusan total ongkos yaitu biaya total kecil, sedangkan kekurangannya yaitu ada asumsi yang digunakan yaitu asumsi biaya menunggu dimana biaya menunggu biasanya paling sulit ditentukan. Pada penentuan jumlah loket yang optimum dengan model ongkos ditentukan oleh dua faktor yaitu biaya pelanggan menunggu dan biaya fasilitas pelayanan. Biaya pelayanan tiap nasabah per satuan waktu ini (C1) ini mencakup biaya fasilitas pelayanan dan gaji karyawan yang didapat sebesar Rp 81,945/menit dan biaya nasabah menunggu per satuan waktu (C) yang terdiri dari rata-rata pendapatan nasabah BRI cabang Jatiuwung Tangerang yang didapat sebesar 459,95671/menit.

Dari hasil perhitungan bahwa jumlah loket yang optimal adalah 3 loket transaksi karena pada loket ini jumlah biaya yang dikeluarkan berada diantara interval waktu rata-rata nasabah dalam sistem dan menghasilkan total biaya (TC) yang optimal. Perhitungan total biaya (TC) pada loket yang optimal yaitu 3 loket adalah: TC TC TC c c C1 C L S c 3 Rp 81,945 Rp 459,95671 1,4036 Rp 845,835 Rp 645, 595 Rp 1491, 43 TC / menit Dari kurva ongkos pada bab sebelumnya dapat dilihat bahwa jika sarana pelayanan atau loket sedikit maka antrian akan lebih panjang, waktu menunggu lama, ongkos nasabah menunggu (C) besar, dan ongkos untuk sarana pelayanan (C1) sedikit. Sedangkan apabila sarana pelayanan atau loket banyak maka waktu nasabah menunggu cepat, ongkos nasabah menunggu (C) kecil, dan ongkos untuk fasilitas pelayanan (C1) sangat besar. Sehingga perpotongan antara kurva kedua ongkos tersebut merupakan Biaya Total (TC) dan berada pada 3 loket, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah loket yang optimum sebanyak 3 loket transaksi. Tetapi pada waktu-waktu tertentu unit pelayanan tampak penuh dengan pelanggan, yang menunggu untuk dilayani sehingga kasir menjadi sangat sibuk. Dalam hal ini penulis memandang bahwa guna mengantisipasi kemungkinan nasabah meninggalkan sistem, maka sebaiknya dalam masalah ini perlu adanya tambahan kasir pembantu jika nasabah yang datang cukup banyak, sehingga nasabah tidak merasa

kecewa dan tidak perlu menunggu terlalu lama. Dan pada saat nasabah yang datang jumlahnya sedikit, kasir tersebut bisa dialokasikan ke pekerjaan bagian lain yang lebih dibutuhkan perusahaan.