ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER

Konsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 2 No. 4 ( )

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA PADA TINGKAT MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SISWA DI SMA NEGERI GORONTALO. Mangara Sihaloho *)

STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG

Descey Natalia Simbolon* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan. * ABSTRACT

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM BASA MELALUI GAMBARAN MIKROSKOPIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 MALANG

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO

Belajar Kimia dengan Aplikasi ChemMobile

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PENGARUH PEMBERIAN DAILY CHEM QUIZ TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X

BAB III HASIL PENELITIAN

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID PADA PEMBELAJARAN KIMIA

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROKARBON KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal stoikiometri.

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

IDENTIFIKASI TINGKAT, JENIS, DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN SISWA MA NEGERI WLINGI DALAM MEMAHAMI MATERI INDIKATOR DAN ph LARUTAN ASAM-BASA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB I PENDAHULUAN. serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Agar tujuan tersebut

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Tutorial Chemistry Calculation

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

DESKRIPSI PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA MATERI STOIKIOMETRI

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

THE ANALYZING ABILITY OF DRAWING CONCLUSIONS AND APPLYING CONCEPTS

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Konsep Mol : Menghubungkan Dunia Makroskopik dan Dunia Molekular

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Baru-baru ini, banyak sekolah pada tingkat menengah atas di Indonesia

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

STOIKIOMETRI. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MODUL STOIKIOMETRI 1

STOIKIOMETRI _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

kimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi

Abdul Wahid Surhim 2014

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

PENGEMBANGAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS HIERARKI KONSEP UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA KELAS X POKOK BAHASAN PEREAKSI PEMBATAS

SILABUS. Agustien Zulaidah,ST,MT. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok & Sub Materi pokok. Alokasi Waktu pengalaman belajar

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

Transkripsi:

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG Nike Indriyani Hasim, Suhadi Ibnu, Ida Bagus Suryadharma Universitas Negeri Malang E-mail: nikeindriyani20@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal pada pokok bahasan stoikiometri, siswa kelas X SMAN 5 Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan instumen penelitian berupa 10 soal uraian. Sampel terdiri dari 56 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal pada setiap sub pokok bahasan stoikiometri adalah sebagai berikut: konsep mol tergolong tinggi (77,2%), massa atom relatif dan massa molekul relatif tergolong rendah (50,9%), volume molar zat tergolong sangat rendah (31,2%), rumus empiris dan rumus molekul tergolong sangat rendah (29,1%), kadar unsur penyusun senyawa tergolong rendah (44,9%), pereaksi pembatas tergolong sangat rendah (12,5%), dan kuantitas pereaksi dan hasil reaksi tergolong sangat rendah (8,9%). Berdasarkan data persentase tingkat penguasaan siswa pada masing-masing langkah penyelesaian soal stoikiometri siswa kelas X SMAN 5 Malang, sub pokok bahasan konsep mol dikuasai oleh sebagian besar siswa, sedangkan konsep pereaksi pembatas hanya dikuasai oleh sebagian kecil siswa. Kata Kunci: langkah-langkah penyelesaian soal kimia, penyelesaian soal stoikiometri Abstract: The purpose of this study was to determine the mastery of problem-solving steps in the stoichiometry of grade X students of State Senior High School 5 Malang. The study used a descriptive research design and essay test consisting of 10 questions. The sample which consisted of 56 students were taken by cluster random sampling technique. The results showed that the mastery of problem-solving steps in each sub-stoichiometric subject were as follows: mole concept was high (77,2%), relative atomic mass and relative molecular mass was low (50,9%), the molar volume of a substance classified was very low (31,2%), empirical formula and molecular formula was very low (29,1%), levels of constituent elements of the compound was low (44,9%), limiting reagent was very low (12,5%), and the quantity of reagents and reaction proceeds was very low (8,9%). Based on the percentage data, the student mastery level in each step of problem-solving in stoichiometry of grade X of State Senior High School 5 Malang, mole concept was mastered by the majority of students but limiting reagent concept was mastered by small portion of students. Keywords: steps of chemistry problem-solving, problem solving in stoichiometry Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang tidak mudah untuk didefinisikan karena luasnya bidang yang dikaji (Effendy, 2002:2). Bidang kajian ilmu kimia tidak hanya luas, kimia juga abstrak, dan merupakan suatu penyederhanaan dari yang sesungguhnya, kimia berkembang cepat, jumlah yang dipelajari banyak, dan kimia tidak hanya sekedar menghitung, tetapi juga membutuhkan pemahaman konsep (Sastrawijaya, 1988:174). Pada dasarnya dalam mempelajari materi tersebut siswa memerlukan pemahaman konsep yang saling berhubungan secara bermakna, bukan hanya dengan hafalan (Putri dan Supardi, 2010). Beberapa ciri khas ilmu kimia tersebut yang membuat kebanyakan siswa kesulitan mempelajari kimia.pada umumnya, materi ajar dalam kimia melibatkan persamaan reaksi dan konsep mol, seperti larutan asam basa, kesetimbangan, larutan penyangga, hidrolisis, dan seluruh materi ajar tersebut menggunakan konsep stoikiometri (Rijani, 2011:1). Stoikiometri adalah materi dasar yang harus dikuasai dengan baik sebagai bekal untuk memahami materi kimia selanjutnya. Materi ini merupakan aspek pemahaman kuantitatif dan kualitatif yang sangat diperlukan dalam reaksi kimia untuk menyelesaikan soal-soal pada tingkat Sekolah Menengah Atas

(Barakat dan Boujaoude, 2003). Pada umumnya, pembelajaran materi stoikiometri lebih ditekankan pada konsep algoritmik. Seolah ada asumsi bahwa siswa yang dapat mengerjakan soal-soal algoritmik dengan baik berarti siswa dapat memahami konsepkonsep kimia terkait. Oleh karena itu, perlu dianalisis langkah-langkah penyelesaian soal algoritmik pada materi stoikiometri supaya dapat diketahui konsep-konsep kimia terkait yang belum dipahami oleh siswa. Langkah-langkah mengerjakan soal yang diperlukan untuk mengetahui letak ketidakpahaman siswa adalah sebagai berikut: (1) tahap analisis soal, (2) tahap perencanaan soal (memecahkan rumus standar, menganalisis hubungan antar konsep, dan membuat transformasi), (3) tahap melakukan perhitungan, dan (4) tahap pengecekan jawaban (Malters dalam Arifin: 1994: 101). Tujuan pengerjaan soal dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian yang teratur adalah: (1) menghindari jalan pintas dalam menyelesaikan soal, (2) mengenal titik kesulitan pada soal, (3) membiasakan untuk menuliskan simbol, persamaan, dan notasi sehingga selalu baku, (4) melatih ketelitian menjawab soal, (5) bersiap diri untuk menghadapi variasi-variasi soal, dan (6) membiasakan diri menggunakan langkah-langkah pengerjaan soal secara rutin dan teratur (Sastrawijaya, 1988:182). METODE Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti tidak bermaksud menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan suatu variabel tanpa menghubungkannya dengan variabel lain. Variabel yang dideskripsikan adalah langkah-langkah penyelesaian soal stoikiometri. Soal-soal disesuaikan dengan materi kimia di SMA yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan dibuat kisi-kisi soal terlebih dahulu. Indikator yang dideskripsikan adalah: (1) konsep mol, (2) massa atom relatif dan massa molekul relatif, (3) volume molar zat, (4) rumus molekul dan rumus empiris, (5) kadar unsur penyusun senyawa, (6) pereaksi pembatas, (7) kuantitas zat pereaksi dan hasil reaksi. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X semester 2, yang berjumlah 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Diperoleh dua sampel, yaitu kelas X-2 dan X-7 yang terdiri dari 56 siswa. Instrumen yang digunakan berupa 10 soal uraian untuk lebih jelas mengetahui langkah-langkah siswa dalam mengerjakan soal-soal stoikiometri, disertai dengan pilihan-pilihan komponen stoikiometri. Siswa menjawab soal dengan langkah-langkah pengerjaan yang telah disediakan dan juga mengerjakan langkah-langkah algoritmik. Analisis data dikaji dalam bentuk presentase siswa menjawab soal dengan benar pada masing-masing langkah. Berdasarkan presentase tersebut akan diketahui siswa yang menguasai langkah-langkah penyelesaian soal. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis berdasarkan langkah-langkah: (1) jawaban siswa dikoreksi sesuai dengan langkah-langkah pengerjaan dan penyelesaian soal, (2) penilaian tiap soal diberlakukan kriteria yang sama sesuai dengan langkah-langkah pengerjaan dan penyelesaian soal, dan (3) perhitungan presentase siswa menjawab benar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penguasaan Langkah-langkah Penyelesaian Soal pada Tiap Pokok Bahasan Stoikiometri Persentase siswa yang menjawab benar menunjukkan penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal stoikiometri pada setiap sub pokok bahasan, dengan total keseluruhan jumlah siswa sebanyak 56 siswa. Terdapat tujuh sub pokok bahasan yang dianalisis pada

materi stoikiometri, yaitu konsep mol, massa atom relatif dan massa molekul relatif, volume molar zat, rumus empiris dan rumus molekul, kadar unsur penyusun senyawa, pereaksi pembatas, serta kuantitas pereaksi dan hasil reaksi. Persentase penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal pokok bahasan stoikiometri ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Siswa yang Menguasai Langkah-langkah Penyelesaian Soal pada Pokok Bahasan Stoikiometri No Sub Pokok Bahasan % Siswa yang Menjawab Kriteria % Siswa yang Benar Menjawab Benar 1 Konsep Mol 77,2% Tinggi 2 Massa Atom Relatif dan Massa 50,9% Cukup Tinggi Molekul Relatif 3 Volume Molar Zat 31,2% Sangat Rendah 4 Rumus Empiris dan Rumus Molekul 29,1% Sangat Rendah 5 Kadar Unsur Penyusun Suatu 44,9% Rendah Senyawa 6 Pereaksi Pembatas 12,5% Sangat Rendah 7 Kuantitas Pereaksi dan Hasil Reaksi 8,9% Sangat Rendah %Rata-rata siswa menjawab benar secara keseluruhan 36,4% Sangat Rendah Berdasarkan persentase yang diperoleh, persentase penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal stoikiometri siswa kelas X SMAN 5 Malang dengan persentase paling tinggi terdapat pada sub pokok bahasan konsep mol, yaitu 77,2%, penguasaan siswa tergolong tinggi. Sedangkan persentase paling rendah terdapat pada sub pokok bahasan kuantitas pereaksi dan hasil reaksi, yaitu 8,9% tergolong sangat rendah. Rendahnya persentase penguasaan langkah-langkah siswa pada sub pokok bahasan kuantitas pereaksi dan hasil reaksi disebabkan karena siswa belum memahami sub pokok bahasan sebelumnya, yaitu pereaksi pembatas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Huddle dan Pillay dalam Fach (2006) bahwa siswa tidak dapat menentukan pereaksi pembatas ketika suatu zat berlebih ditambahkan. Pada reaksi kimia banyaknya hasil reaksi ditentukan oleh pereaksi pembatas, yaitu pereaksi yang habis terlebih dahulu ( Harry dan Liliasari, 1998:52). Rata-rata persentase siswa yang menguasai langkah-langkah penyelesaian soal pada pokok bahasan stoikiometri menunjukkan persentase 36,4%, menunjukkan tingkat penguasaan langkah-langkah siswa terhadap pokok bahasan stoikiometri masih tergolong sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan penguasaan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal stoikiometri. Kesulitan yang dialami siswa dapat mengindikasikan bahwa siswa belum memahami konsep kimia terkait. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pokok bahasan stoikiometri, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: (1) siswa belum memahami simbol senyawa, (2) kesalahan siswa dalam menghitung massa molekul relatif, (3) siswa belum memahami makna volume gas pada keadaan STP (Standard Temperature and Pressure), (4) siswa belum memahami makna rumus empiris dan rumus molekul senyawa, (5) siswa belum terampil dalam menuliskan persamaan reaksi dan menyetarakannya, (6) siswa belum memahami definisi kadar unsur penyusun senyawa, (7) siswa belum mampu menghitung massa unsur penyusun senyawa, (8) siswa belum mampu menghitung kadar masingmasing unsur penyusun senyawa, (9) siswa belum memahami definisi pereaksi pembatas, dan (10) siswa belum mampu menentukan perbandingan mol pereaksi dan hasil reaksi sebelum bereaksi, saat bereaksi, dan setelah bereaksi.

Tingkat Penguasaan Masing-masing Langkah Penyelesaian Soal Pokok Bahasan Stoikiometri Tingkat penguasaan siswa dalam menyelesaikan soal stoikiometri pada masingmasing langkah ditunjukkan dengan kebenaran jawaban siswa dalam menyelesaikan setiap langkah. Data persentase penguasaan masing-masing langkah penyelesaian soal stoikiometri siswa kelas X SMAN 5 Malang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Tingkat Penguasaan Masing-masing Langkah Penyelesaian Soal Stoikiometri No Langkah-langkah Rata-rata Persentase 1 Menuliskan simbol unsur 25,0% 2 Menuliskan simbol senyawa 39,8% 3 Menuliskan persamaan reaksi 12,5% 4 Menuliskan penyetaraan persamaan reaksi 11,3% 5 Menghitung jumlah mol atom berdasarkan massa zat dan 14,3% Ar/Mr 6 Menghitung Massa Molekul Relatif (Mr) berdasarkan 39,6% jumlah Massa Atom Relatif (Ar) 7 Menghitung jumlah mol gas pada (0⁰C, 1 atm) 62,5% 8 Menghitung Ar/Mr berdasarkan massa dan jumlah mol 48,2% 9 Menghitung massa berdasarkan jumlah mol dan Ar/Mr 71,4% 10 Menghitung massa berdasarkan perbandingan Ar/Mr 46,4% 11 Menghitung kadar masing-masing unsur berdasarkan 41,1% perbandingan Ar dengan Mr dalam suatu senyawa 12 Menentukan perbandingan jumlah mol atom 42,0% 13 Menentukan perbandingan jumlah mol hasil reaksi 7,1% berdasarkan perbandingan volume 14 Menghitung perbandingan volume gas ideal, jumlah mol 37,5% tetap berdasarkan persamaan gas ideal 15 Menentukan rumus empiris senyawa 38,4% 16 Menentukan rumus molekul senyawa 32,2% 17 Menentukan jumlah mol mula-mula 8,9% 18 Menentukan jumlah mol yang bereaksi 6,3% 19 Menentukan jumlah mol yang bersisa 6,3% 20 Menentukan pereaksi pembatas 6,3% 21 Menentukan reaktan yang bersisa / yang bereaksi 4,5% Berdasarkan Tabel 2, diperoleh data persentase penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal-soal stoikiometri secara umum tergolong sangat rendah, ditunjukkan dari 21 langkah pengerjaan, hanya dua langkah yang dapat dikuasai oleh sebagian besar siswa dengan persentase penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal stoikiometri di atas 50%, yaitu menghitung massa berdasarkan jumlah mol dan Ar/Mr dengan persentase 71,4% dan menghitung jumlah mol gas (0⁰C, 1 atm) dengan persentase 62,5%. Langkahlangkah yang dikuasai oleh sebagian besar siswa merupakan langkah konversi jumlah mol, massa, dan volum zat, langkah-langkah tersebut digunakan untuk menyelesaikan soal sub pokok bahasan konsep mol. Sedangkan langkah-langkah yang hanya dikuasai oleh sebagian kecil siswa dengan persentase kurang dari 10% adalah sebagai berikut: (1) menentukan massa reaktan yang bersisa / yang bereaksi (4,5%), (2) menghitung jumlah mol yang bereaksi (6,3%), (3) menghitung jumlah mol yang bersisa (6,3%), (4) menentukan pereaksi pembatas (6,3%), (5) menentukan perbandingan jumlah mol hasil reaksi berdasarkan perbandingan volume (7,1%), dan (6) menghitung jumlah mol mulamula (9,1%). Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang menguasai penyelesaian soal pereaksi pembatas dan memahami konsep pereaksi pembatas. Rendahnya persentase penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal-soal stoikiometri

siswa kelas X SMAN 5 Malang dimungkinkan karena siswa belum menguasai langkahlangkah dasar yang diperlukan untuk menjawab soal. Adapun beberapa langkah-langkah dasar yang belum dikuasai siswa, yaitu (1) menuliskan simbol senyawa, (2) menuliskan persamaan reaksi, (3) menuliskan penyetaraan persamaan reaksi. Langkah-langkah dasar yang belum dikuasai siswa menyebabkan persentase penguasaan semakin kecil pada langkah-langkah berikutnya. Adapun beberapa langkah yang sangat berpengaruh pada langkah-langkah dasar, yaitu (1) menghitung Mr suatu senyawa, massa molekul relatif suatu senyawa ditentukan oleh rumus molekul senyawa tersebut, (2) menghitung kadar masing-masing unsur, (3) menentukan rumus empiris dan rumus molekul, (4) menentukan perbandingan mol. Umumnya, langkah-langkah pada soal-soal stoikiometri saling berhubungan. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan pada operasi matematika, dan pemahaman konsep dasar. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa masih kesulitan menjawab soal-soal algoritmik. Hal tersebut dikarenakan pada soal-soal algoritmik, siswa tidak hanya memerlukan keterampilan matematis, tetapi juga diperlukan analisis soal, perencanaan penyelesaian soal sesuai dengan konsep, dan pemahaman soal. Rendahnya tingkat penguasaan langkah-langkah siswa atas penyelesaian soal-soal stoikiometri menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal algoritmik. PENUTUP Kesimpulan Penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal pada setiap sub pokok bahasan stoikiometri siswa kelas X SMAN 5 Malang adalah sebagai berikut: konsep mol tergolong tinggi (77,2%), massa atom relatif dan massa molekul relatif tergolong rendah (50,9%), volume molar zat tergolong sangat rendah (31,2%), rumus empiris dan rumus molekul tergolong sangat rendah (29,1%), kadar unsur penyusun senyawa tergolong rendah (44,9%), pereaksi pembatas tergolong sangat rendah (12,5%), dan kuantitas pereaksi dan hasil reaksi tergolong sangat rendah (8,9%). Berdasarkan data tersebut, persentase penguasaan paling tinggi terdapat pada sub pokok bahasan konsep mol, sedangkan persentase penguasaan paling rendah terdapat pada sub pokok bahasan kuantitas pereaksi dan hasil reaksi, hal ini dikarenakan siswa belum memahami materi sebelumnya, yaitu pereaksi pembatas. Tingkat penguasaan masing-masing langkah penyelesaian soal pokok bahasan stoikiometri siswa kelas X SMAN 5 Malang menujukkan bahwa sebagian besar siswa menguasai langkah-langkah sub pokok bahasan konsep mol, sedangkan sub pokok bahasan pereaksi pembatas hanya dikuasai oleh sebagian kecil siswa. Saran Siswa perlu dibiasakan untuk menyelesaikan soal kimia khususnya soal algoritmik dengan langkah-langkah yang benar. Latihan-latihan soal perlu diberikan untuk menunjang penguasaan langkah-langkah penyelesaian soal kimia. Guru dapat lebih memperhatikan setiap langkah penyelesaian soal siswa untuk meningkatkan penguasaan langkah siswa dalam menyelesaikan soal-soal algoritmik dalam materi kimia.

DAFTAR RUJUKAN Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press. Barakat, H. & Boujoude, S. 2003. Student s Problem Solving Strategies in Stoichiometry and their Relationships to Conceptual Understanding and Learning Approaches. Electronic Journal of Science Education, 7(3). Effendy. 2002. Upaya untuk Mengurangi Kesalahan Konsep dalam Pengajaran Kimia dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Media Komunikasi Kimia, 2(6):1-22. Fach, M., Boer, T.D,& Parcmann, I. 2007. Result of an Interview Study as Basis for the Development of Stepped Supporting Tools for Stoichiometric Problems. Chemistry Education: Research And Practice, 8(1), 13-31. Firman, Harry dan Liliasari. 1997. Kimia 1 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Putri, R.I.& Supardi, K. I. 2010. Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia Dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1), 574-581. Rijani, Endang Wahyu. 2011. Implementasi Metode Latihan Berjenjang Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal-Soal Hitungan Pada Materi Stoikiometri di SMA. E-Journal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 1(1). Sastrawijaya, Tresna. 1988. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.