TESIS. Oleh: AHMAD NAFI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIR BERBASIS LIFE SKILLS

TESIS. Oleh KASLANI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING (PENELITIAN PADA KELAS XI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO)

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

PENGEMBANGAN TEKNIK BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 BANTUL, KABUPATEN BANTUL

M U S L I K H NIM: S

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL TERHADAP SELF ESTEEM SISWA KELAS XI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 4 GAMPING TAHUN

PENERAPAN LIFESKILLS COUNSELLING

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA SMP EMPU TANTULAR SEMARANG TESIS

IMANUEL DALAPANG K

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMK KARYA NASIONAL KUNINGAN TESIS

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI LEDOK 07 SALATIGA. Tesis

Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Berbasis Pendidikan Karakter di Kelas Tinggi SDN Rejosari 1 Karangtengah Demak

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

PERMAINAN KREATIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF

PENGEMBANGAN MODEL INSTRUMEN EVALUASI PROSES PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING FORMAT KLASIKAL (Studi di SMP Negeri Kota Semarang)

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR PESERTA DIDIK SMP

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI TESIS

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PEMANTAPAN CITA-CITA SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS X-9 SMA N 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014/2015

TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERDEBAT DAN HASIL BELAJAR

Jurnal Bimbingan Konseling

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI

GALIH PRIAMBADA NIM K

PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TENTANG SISTEM TATA SURYA DI SD NEGERI II BANDAR PACITAN

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) IPA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS IV SD

PENGARUH METODE PENYULUHAN (KIE) TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BER-KB DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MAHASISWA KOST DAN

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

TESIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SASTRA BERBASIS CERITA RAKYAT BANYUMAS UNTUK SISWA KELAS V SD. Oleh: DIANA NATALIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI MATERI ASAM BASA UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALREJO KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs SULAMUL HUDA

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INFORMASI KARIER DENGAN STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Jurnal Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

PENGEMBANGAN MAJALAH EDUCA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA SISWA TUNARUNGU

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SMA/MA TESIS

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh : Reny Antasi A

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIAFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS 2 SMAN 1 TOROH

TESIS. Oleh : WENING NURDIYAH NIM

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING, TERSTRUKTUR, DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Kebakkramat) Tesis

LAYANAN INFORMASI MINAT DAN PILIHAN KARIER UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI UNTUK SMA KELAS XI

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh ENIE RUSMALINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA COMPACT DISC

KEEFEKTIFAN PELATIHAN KESADARAN DIRI

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

: RARAS PUTRI PRAMESWARI K

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA GORONTALO TESIS

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN

BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI. Tahun Pelajaran 2015/2016 ) SKRIPSI.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FISIKA TENGAH SEMESTER GASAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR TUTORIAL ELEKTRONIK MENGENAI MATERI PETA KELAS XII-IS SEKOLAH MENENGAH ATAS

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

Oleh: LISWIJAYA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

SKRIPSI. Oleh : ELSA NUGRAHENI K

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN AUDIVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA SMA WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh: AHMAD NAFI 0105513069 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

PENGESAHAN UJIAN TESIS Tesis dengan judul Pengembangan Model Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kabupaten Ungaran karya, Nama : Ahmad Nafi NIM : 0105513069 Program Studi : Bimbingan dan Konseling Telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016 Panitia Ujian Semarang, Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. H. Ahmad Slamet, M. Si Dr. Awalya, M. Pd.,Kons NIP.196105241986011001 NIP. 196011101987102001 Penguji I, Penguji II Prof. Mungin Eddy W, M. Pd.,Kons NIP. 195211201977031002 Dr. Djuniadi, M. T NIP.19630281990021001 Penguji III, Prof. Dr. DYP Sugiharto, M. Pd.,Kons NIP.196112011986011001 i

PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya menyatakan hal-hal berikut. 1. Karya tulis saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister, dan/atau Doktor) baik di Universitas Negeri Semarang maupun di Perguruan Tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Penguji. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi. Semarang, 2015 Yang membuat pernyataan, Ahmad Nafi NIM. 0105513069 ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Memiliki Bakat Tidaklah Cukup Jika Tanpa Adanya Tujuan dan Tindakan (Ahmad Nafi ) Untuk : PERSEMBAHAN Almamater Universitas Negeri Semarang iii

ABSTRAK Nafi, Ahmad. 2016, Pengembangan Model Layanan Informasi Karier Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kabupaten Semarang. Tesis. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons., dan Pembimbing II Dr. Djuniadi, M.T. Kata Kunci: layanan informasi karier, audiovisual, kematangan karier. Perkembangan potensi atau karier seseorang tidak akan terwujud dengan maksimal apabila tidak mendapatkan informasi dengan baik dan tepat. Hal ini dapat diperoleh apabila seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang karier yang sesuai dengan dirinya, sehingga dapat mengarahkan potensi yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan layanan informasi karier, mendeskripsikan tingkat kematangan karier siswa, menghasilkan model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang. Penelitian ini menggunakan metode research and development dengan langkah penelitian yaitu (1) potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi desain (5) revisi desain (6) ujicoba produk. Model ini di validasi oleh dua validator ahli dan tiga validator praktisi. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu (1) layanan informasi karier sudah dilaksanakan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang dengan melewati tiga tahapan, namun dalam pelaksanaannya hanya menggunakan ceramah, tanya jawab dan fokus pada informasi pekerjaan secara umum, (2) tingkat kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan kab. Semarang dari hasil studi pendahuluan pada kelas X yang berjumlah 75 siswa dengan kategori tinggi sebanyak 11 siswa atau 14,6%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau 49,3%, kategori kurang sebanyak 25 siswa atau 33,3% dan kategori rendah sebanyak 2 siswa atau 2,6%, (3) model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang terdiri dari tujuh komponen yaitu: rasional, visi dan misi, tujuan, isi layanan informasi, dukungan sistem layanan informasi, tahap pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. (4) model layanan informasi karier berbantuan audiovisual terbukti efektif untuk meningkatkan kematangan karier siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan kematangan karier siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, yaitu sebesar selisih skor 14,4 %. Selain itu, uji statistik T Test juga menunjukan t hitung > t tabel yaitu 10,088 > 2,056. Peningkatan kematangan karier berdasarkan uji N-gain diperoleh nilai 0,44 poin pada kategori sedang. Oleh karena itu, Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat melaksanakan model pengembangan ini secara berkala dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan masukan dari lingkungan/pihak terkait. iv

ABSTRACT Nafi, Ahmad, 2016. Development of Model Career information services assisted by Audiovisual to improve Career Maturity student of SMA Wira Usaha Bandungan, Semarang Regency". Thesis. Guidance and Counseling. Postgraduate Program. State University Of Semarang. Supervisor I, Prof. Dr. DYP Sugiharto, M. Pd, Kons. Supervisor II, Dr. Djuniadi, M.T. Keywords: career information service, audiovisual, career maturity The development of the potential person's career will not be realized to the maximum if it does not obtain the information properly and appropriately. It can be retrieved if someone has a good understanding of a career to suit herself, so they can direct their potential ability. The purpose of this study is to describe the implementation of career information service, described the level of maturity of the student's career, producing the model assisted career information services to improve the audiovisual career maturity of students, knowing the level of effectiveness of model-assisted career information services to improve the audiovisual career maturity on high school student Wira Usaha Bandungan Semarang Regency. The methods of this research is research and development (R&D) with step of research is (1) Potencial and problem, (2) Data collection, (3) Design of product, (4) Design of Validation, (5) revision of design (6) Product Testing. This Model have been validated by two people of expert judgement and three people of teacher. The results of research used to answer the problem formulation, that is (1) career information service was implemented in Wira Usaha High School Bandungan Semarang Regency by passes through three stages, but in practice only uses advice, discussion, and focus on the information work in General, (2) the level of maturity career high school student on Wira Usaha High School Bandungan Semarang Regency, From 75 students with high category as much as 11 students or 14.6%, categories are as many as 37 students or 49,3% less category, as many as 25 students or 33.3% and low categories as much as 2 students or 2.6%, (3) model-assisted career information services to improve the audiovisual career maturity is composed seven components, rationally, vision and mission, purpose, contents of information services,, system support of the implementation, evaluation and follow-up. (4) the model-assisted career information service audiovisual proved effective for increasing the maturity of the student's career. It is seen from the increasing maturity of the student's career before and after the given treatment, i.e. of the difference score 14.4%. In addition, the test statistic T Test also showed t calculate > t table i.e. 10.088 > 2.056. The increased maturity of his career based on N-gain obtained value 0.44 points on the category of being. Therefore, the teacher's guidance and counselling are expected to implement this model of development periodically and sustainable by staying attentive to the input of environmental/related parties. v

PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan anugrahnya, di tengah segala hambatan, penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Penulisan tesis yang berjudul Pengembangan Model Layanan Informasi Karier Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang ini, diajukan dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Penyusunan tesis ini tidak luput dari partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih yang paling utama peneliti tujukan kepada Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons dan Dr. Djuniadi, M.T., kedua Dosen Pembimbing sekaligus penguji, yang senantiasa menyempatkan waktu dijadwal kesibukan beliau untuk memotivasi dan membimbing peneliti. Untuk selanjutnya melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sedalamdalamnya kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis menyelesaikan studi di Uiversitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Achmad Slamet, M. Si., Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M. Pd., Kons., Koordinator Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus penguji utama, yang memberikan layanan yang baik sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. 4. Dr. Awalya, M. Pd., Kons sekretaris Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang sekaligus penguji, yang telah memberikan layanan yang baik sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. 5. Kepala sekolah, guru, dan staf SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti melaksanakan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini. vi

6. Keluarga tercinta bapak, ibu dan kakak serta teman-teman sejawat yang telah memberikan dukungan baik lahir maupun batin. Keterbatasan yang ada pada penulis menyebabkan penulisan tesis ini mungkin masih jauh dari sempurna. Sebagai upaya untuk penyempurnaan, saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menambah daya manfaat tesis ini. Terimakasih. Semarang, 2016 Ahmad Nafi vii

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS... PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii ii iii iv v vi viii xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 9 1.3 Cakupan Masalah... 9 1.4 Rumusan Masalah... 10 1.5 Tujuan Penelitian... 10 1.6 Manfaat Penelitian... 11 1.7 Spesifikasi Produk yang dikembangkan... 12 1.8 Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Penelitian... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Pustaka... 15 2.2 Kerangka Teoretis... 19 2.2.1 Kematangan Karier... 19 2.2.1.1 Pengertian Kematangan Karier... 19 viii

2.2.1.2 Aspek-aspek dalam Kematangan Karier... 21 2.2.2 Teori Hoallad... 23 2.2.2.1 Pengertian Teori Karier Holland... 23 2.2.2.2 Tipe Kepribadian... 24 2.2.2.3 Perpaduan Tipe-tipe Kepribadian... 30 2.2.3 Pengertian Layanan Informasi... 31 2.2.3.1 Tujuan Layanan Informasi... 32 2.2.3.2 Komponen Layanan Informasi... 34 2.2.3.3 Jenis jenis Informasi... 35 2.2.3.4 Operasional Layanan Informasi...... 36 2.2.4 Bimbingan Karier... 38 2.2.4.1 Pengertian Bimbingan Karier... 38 2.2.4.2 Prinsip Bimbingan karier... 41 2.2.4.3 Tujuan Bimbingan karier..... 42 2.2.5 Layanan Informasi Karier... 44 2.2.5.1 Pengertian layanan Informasi karier... 44 2.2.5.2 Tujuan Layanan Informasi Karier... 46 2.2.6 Audiovisual...... 46 2.2.6.1 Pengertian Audiovisual.... 47 2.2.6.2 Manfaat Media........ 49 2.2.7 Model Informasi Karier memanfaatkan Audiovisual untuk Meningkatkan kematangan Karier Siswa... 49 2.3 Kerangka Berpikir... 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 54 3.1.1 Langkah Pertama (Potensi dan Masalah)... 56 3.1.2 Langkah Kedua (Pengumpulan Data)...... 57 3.1.3 Langkah Ketiga (Desain Produk)... 57 3.1.4 Langkah Keempat (Validasi Desain)..... 58 3.1.5 Langkah Kelima (Revisi Desain)... 58 3.1.6 Langkah Keenam (Uji Coba Produk)... 59 3.2 Uji Coba Produk... 61 3.2.1 Desain Uji Coba... 61 3.2.2 Subjek Penelitian...... 61 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 62 3.3.1 Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual... 62 3.3.2 Kematangan Karier...... 62 3.4 Lokasi Penelitian... 63 3.5 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data... 63 ix

3.5.1 Data Kualitatif... 64 3.5.1.1 Wawancara...... 64 3.5.1.2 Observasi...... 66 3.5.1.3 Lembar Validasi...... 67 3.5.2 Data Kuantitatif... 68 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrument... 69 3.6.1 Uji Validiatas...... 70 3.6.2 Uji Reliabilitas...... 71 3.7 Teknik Analisis Data... 71 3.7.1 Tahap Pertama...... 71 3.7.2 Tahap Kedua..... 72 3.7.3 Tahap Ketiga... 72 3.7.4 Uji Peningkatan Kematangan karier..... 74 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 75 4.1.1 Kondisi Objektif Pelaksanaan Layanan Informasi Karir di SMA Wira Usaha... 75 4.1.1.1 Keterlaksanaan Layanan Informasi Karier... 76 4.1.1.2 Tujuan Layanan Informasi Karier... 77 4.1.1.3 Komponen Layanan Informasi Karir... 79 4.1.1.4 Perencanaan Layanan Informasi Karir... 80 4.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Informasi Karir... 80 4.1.1.6 Evaluasi dan Tindak Lanjut... 83 4.1.1.7 Faktor Penunjang dan Penghambat... 84 4.1.2 Kondisi Objektif Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha... 86 4.1.3 Model Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA... 90 4.1.3.1 Desain Model Hipotetik... 90 4.1.3.2 Uji Kelayakan Model Hipotetik... 94 4.1.3.2.1 Strategi Uji Kelayakan... 95 4.1.3.2.2 Hasil Uji Pakar I... 95 4.1.3.2.3 Hasil Uji Pakar II...... 96 4.1.3.2.4 Hasil Uji Praktisi... 96 4.1.3.3 Perbaikan Model... 99 4.1.3.4 Uji Coba Lapangan... 100 4.1.3.5 Persiapan Uji Lapangan... 100 4.1.3.6 Pelaksanaan Uji Lapangan...... 101 4.1.3.7 Kendala Pelaksanaan Uji Lapangan... 115 4.1.3.8 Dampak Pelaksanaan Uji Lapangan... 116 x

4.1.4 Hasil Uji Efektivitas Model...... 117 4.1.4.1 Peningkatan Indikator Perencanaan Karier... 121 4.1.4.2 Peningkatan Indikator Eksplorasi karier... 123 4.1.4.3 Peningkatan Indikator Pengetahuan tentang membuat Keputusan Karier... 124 4.1.4.4 Peningkatan Indikator Pengetahuan (Informasi) Dunia Kerja... 125 4.1.4.5 Peningkatan Indikator Pengetahuan tentang Kelompok Pekerjaan yang disukai... 126 4.1.4.6 Peningkatan Indikator Realisme Keputusan Karier... 127 4.1.4.7 Peningkatan Indikator Orientasi Karier... 128 4.1.4.8 Uji T-test... 129 4.1.4.9 Uji Normalitas Gain..... 130 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 131 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan... 141 5.2 Implikasi... 143 5.3 Saran... 144 DAFTAR PUSTAKA... 146 xi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Gaya Kesenangan Pribadi Lingkungan Okupasional Holland... 29 Tabel 3.1 Bentuk Instrumen Kualitatif Dan Kuantitatif... 64 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Layanan Informasi... 65 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Layanan Informasi... 67 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Kematangan Karier... 68 Tabel 3.5 Kategori Jawaban Skala Informasi Karier... 69 Tabel 3.6 Desain Eksperimen... 73 Tabel 3.7 Kriteria Nilai Gain...... 74 Tabel 4.1 Kondisi Awal Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha... 87 Tabel 4.2 Perbandingan Model Faktual SMA Wira Usaha Dengan Desain Model Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual... 93 Tabel 4.3 Hasil Validasi Pakar 1... 95 Tabel 4.4 Hasil Validasi Pakar 2... 96 Tabel 4.5 Hasil Validasi Praktisi... 97 Tabel 4.6 Hasil Observasi Pertemuan Pertama... 103 Tabel 4.7 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Dua... 105 Tabel 4.8 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Tiga... 107 Tabel 4.9 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Empat... 109 Tabel 4.10 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Lima... 111 Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Enam... 113 Tabel 4.12 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Tujuh... 115 Tabel 4.13 Perolehan Skor Total Evaluasi Awal Dan Evaluasi Akhir Tingkat Kematangan Karir Siswa... 117 Tabel 4.14 Peningkatan Indikator Perencanaan Karier... 121 Tabel 4.15 Peningkatan Indikator Eksplorasi Karier... 123 Tabel 4.16 Peningkatan Indikator Pengetahuan Membuat Keputusan Karier 124 Tabel 4.17 Peningkatan Indikator Pengetahuan Informasi Dunia Kerja... 125 Tabel 4.18 Peningkatan Indikator Pengetahuan Kelompok Kerja Yang Disukai... 126 Tabel 4.19 Peningkatan Indikator Realisme Keputusan Karier... 127 Tabel 4.20 Peningkatan Indikator Orientasi Karier... 128 Tabel 4.21 Uji Normalitas... 129 Tabel 4.22 Uji Beda T-Test... 130 Tabel 4.23 Peningkatan kematangan Karier Siswa N-gain... 131 Tabel 4.24 Perbandingan Model Akhir Infornasi Karier Memanfaatkan Audiovisual Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA... 137 xii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir... 53 Gambar 3.1 Langkah-Langkah (R&D)... 60 Gambar 4.1 Model Faktual...... 86 Gambar 4.2 Kondisi Awal Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha... 88 Gambar 4.3 Desain Model Hipotetik Layanan Informasi Karier... 92 Gambar 4.4 Model Hipotetik Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual... 98 Gambar 4.5 Grafik Perolehan Total Evaluasi Awal Dan Akhir Tingkat Kematangan Karier Siswa... 118 Gambar 4.6 Model Akhir Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual... `` 136 xiii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan Karier Uji Coba... 150 Lampiran 2 Skala Kematangan Karier Uji Coba... 152 Lampiran 3 Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas... 156 Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan Karier Penelitian... 160 Lampiran 5 Skala Kematangan Karier... 162 Lampiran 6 Tabulasi Hasil Pre-Test Skala Kematangan Karier... 166 Lampiran 7 Tabulasi Hasil Post-Test Skala Kematangan Karier... 170 Lampiran 8 Hasil Uji N-gain... 174 Lampiran 9 Pedoman Observasi... 175 Lampiran 10 Pedoman Wawancara... 176 Lampiran 11 Lembar Validasi Ahli... 177 Lampiran 12 Lembar Validasi Praktisi... 180 Lampiran 13 Model Hipotetik... 182 Lampiran 14 Model Final... 208 Lampiran 15 Daftar Hadir Layanan... 236 Lampiran 16 Laiseg... 237 Lampiran 17 Dokumentasi... 238 Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian... 240 xiv

BAB I PENDAHULUAN Pada bab satu disajikan secara sistematis tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi penelitian, serta asumsi dan keterbatasan penelitian 1.1 Latar Belakang Masalah Individu yang memasuki dunia pendidikan, dituntut untuk melakukan cara belajar yang berbeda dan lebih baik daripada cara belajar di tingkatan sekolah sebelumnya. Peserta didik diharapkan untuk belajar lebih mandiri. Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang termuat dalam UU No 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan pendidikan tersebut menunjukkan karakter peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Perkembangan potensi peserta didik ini tercermin dari bagaimana dia memahami akan karier apa yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. 1

2 Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik harus didukung oleh staf/guru yang kompeten dalam bidang tersebut. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6). Sebagai konselor dan untuk menjadi konselor profesional, kita dituntut untuk memiliki dan memenuhi kompetensi konselor secara utuh, seperti yang tercantum pada rincian kompetensi konselor (ABKIN). Sosok utuh kompetensi profesional konselor terdiri dari beberapa kompetensi, antara lain adalah: memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayanai, menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan, menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling dan mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan. (ABKIN, 2007:142). Kompetensi profesional konselor dapat digunakan sebagai dasar profesi konselor dalam melaksanakan tugasnya sebagai konselor, akan tetapi tidak semua kompetensi yang dijadikan dasar konselor dapat dikuasai oleh konselor itu sendiri. Dari sosok utuh kompetensi profesional konselor ini, ada salah satu kompetensi yang dituntut secara nyata dalam kinerjanya di sekolah, yaitu kompetensi menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling, yaitu memahami konsep bimbingan dan konseling, memahami bidang-bidang garapan bimbingan dan konseling, menguasai pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik bimbingan dan konseling dan mampu menguasai teknologi dalam bimbingan dan konsling.

3 Kekurangan konselor dalam melaksanakan kompetensi di atas maka akan menyebabkan pada hasil kinerja konselor itu sendiri, dan akan berdampak juga pada siswa. Kekurangan ini tercermin pada Guru bimbingan dan konseling SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, yang mengakui bahwasanya konselor disana kurang mampu melaksanakan kompetesi yang ada pada poin menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling dimana dalam poin ini penguasaan tentang teknologi bimbingan konseling juga diperlukan. Penggunaan teknologi sangat penting sebagai penunjang pemberian layanan seperti a) mengenali berbagai media dalam bimbingan dan konseling, b) mengembangkan alat media bimbingan dan konseling, dan c) menggunakan media dalam layanan bimbingan dan konseling. Penggunaan media sebagai penunjang untuk memberikan layanan profesional dan untuk meningkatkan profesionalan konselor, sebenarnya sudah dipahami oleh konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, akan tetapi konselor merasa kesulitan untuk mengembangkan atau membuat media terlebih dengan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan aplikasi komputer. Konselor juga beralasan bahwasanya membuat media yang berhubungan dengan elektronik terlalu susah, menyita waktu dan kurang mampu dalam mengoprasikan aplikasi dalam membuat media tersebut. Setelah melakukan wawancara dengan konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, kemudian peneliti melakukan observasi langsung, untuk mengumpulkan data mengenai bagaimana proses layanan informasi di kelas. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwasanya layanan informasi bersifat

4 monoton seperti ceramah, tanya jawab, kurang memanfaatkan sarana yang ada (hanya LKS dan papan tulis), peserta didik pasif, kurang partisipan dari siswa dan siswa terkesan menyepelekan materi yang diberikan oleh konselor dengan sibuk sendiri dengan temannya. Konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, ini menyadari bahwasanya layanan informasi yang kurang maksimal dan kurang melibatkan media ini, akan berakibat pada kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam menerima dan mengembangkan isi materi yang disampaikan. Padahal layanan yang diberikan konselor kepada siswa adalah modal utama bagi siswa dalam menjalani kehidupanya. Dengan informasi yang tepat maka siswa akan terbantu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan masa mendatang. Jadi, bagaimana jika siswa tidak paham dengan informasi bimbingan dan konseling? Pada akhirnya, siswa tidak dapat memanfaatkan informasi yang diberikan konselor tersebut dalam kehidupanya. Sehingga akan berakibat tidak tercapainya perkembangan siswa secara optimal. Dan siswa akan mengalami kendala dalam kehidupanya baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier. Media dalam dunia pendidikan lebih dikenal sebagai alat bantu mengajar guru. Dengan menggunakan media, materi pembelajaran yang disampaikan lebih dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa daripada hanya verbalitas. Sadiman, dkk. (2009:6) menjelaskan bahwasanya media itu berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2009:3) mengatakan bahwa

5 media adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Heinich dkk. (dalam Arsyad, 2009:4) menyatakan bahwa istilah medium diartikan sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Aqib (2014:50) menyebutkan bahwa media merupakan perantara, pengantar. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada penerima. Aqib (2014:52) juga menjelaskan tentang jenis media yang yang dapat digunakan yaitu media grafis (simbol visual), media audio (radio dan alat perekam) dan audiovisual (dibantu proyektor, LCD) yang dapat menampilkan bentuk film atau animasi yang sering di sebut sebagai multimedia. Jadi, televisi, film, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran merupakan alat bantu komunikasi antara guru dan siswa dalam menyampaikan pesan/informasi/materi pengajaran kepada siswa. Dalam konteks ini peneliti menggunakan media audiovisual sebagai perantara dalam memberikan pesan/informasi/materi pengajaran kepada siswa. Arsyad (2009:30) menjelaskan bahwa audiovisual merupakan media untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-

6 pesan audio dan visual. Akan tetapi media belajar mempunyai makna lebih luas daripada audiovisual. Konselor dituntut aktif, kreatif dan inovatif dalam memberikan informasi kepada klien, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman oleh klien ketika mendapatkan informasi dari konselor. Informasi karier sangat penting bagi klien dalam kehidupanya, karena menyangkut masa depan. Menurut Glaize dan Myrick (1984: 168) bahwa siswa yang diberi informasi karier (studi lanjut maupun pekerjaan) secara lengkap, mereka melihat dunia karier yang lebih realistis dan semakin berusaha untuk mengembangkan kariernya.. Layanan informasi adalah pemberian bantuan informasi untuk membantu siswa membuat pilihan-pilihan mengenai pendidikan, karir dan tujuan tertentu. Layanan ini memberikan siswa untuk memilih apa yang ingin dipilih dalam pendidikan dan pekerjaan supaya memiliki pilihan yang jelas dalam mencapai tujuan. Inovasi terhadap layanan informasi tentang karier dengan menggunakan media audiovisual yang diberikan kepada siswa SMA diharapkan dapat mempermudah konselor dalam memberikan informasi karier dan mempermudah klien dalam menerima dan memahami informasi tersebut dengan maksimal. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses layanan. Masa SMA masuk pada fase remaja, yang dijelaskan oleh Suherman (2013:72) istilah remaja (adolense) diartikan sebagai sesuatu yang tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, secara luas mencakup proses kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Ini berarti usia remaja (12-20 tahun, WHO) seseorang mulai menjalani suatu proses pendewasaan diri.

7 Perkembangan karier remaja terjadi pada saat siswa (berusia 15-24 tahun) yang secara tingkat pendidikan berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tahap perkembangan karir remaja pada tahap ini berada pada tahap ekplorasi di mana individu pada tahap ini melakukan penelaahan diri (self examination), mencoba membagi berbagai peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau vocasional baik di sekolah, pada waktu senggang maupun melalui sitem magang. Atau dapat dikatakan bahwa individu pada tahap memiliki berbagai alternatif jabatan tetapi belum ada pilihan yang mengikat. Hal ini menunjukkan individu masih mempunyai pilihan-pilihan jabatan lain sesuai dengan keadaan dirinya. Lebih lanjut sesauai dengan keadaan nyata di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, yang menunjukan bahwasanya pemahaman tentang karier di SMA tersebut masih kurang, banyak siswa yang masih bingung dengan keputusan karier masa depanya, dan diperparah lagi dengan kurang maksimalnya informasi karier yang diberikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Athiyah (2014) di SMAN 1 Paguyangan menunjukkan bahwa aspek kematangan karir siswa masih belum menyenangkan, yaitu 15 % ada pada kriteria rendah dan 75 % ada pada kriteria sedang. Meskipun ada yang memiliki tingkat kematangan karir tinggi tetapi prosentasenya kecil yaitu hanya 10%. Faktor yang menjadi penyebab diantaranya dari dalam diri pribadi dan dari luar dirinya. Nathan & Hill (2012:45) mengatakan banyak permasalahan dalam pengambilan keputusan karier, seperti: 1) tekanan dari pihak ketiga untuk mengikuti arah karier tertentu 2) konflik antara dua bagian yang berbeda diri sendiri 3) takut mengambil resiko 4) tidak mau bertanggung jawab untuk

8 mengambil keputusan 5) konflik antara kebutuhan karier dan personal 6) takut sukses dan dibarengi takut gagal. Pendapat tersebut sesuai juga dengan Suherman (2013:83) dimana masalah karier remaja dikatakan bermasalah ketika remaja tersebut tidak mencapai kematangan karier sesuai dengan tahap dan tugas perkembanganya, seperti a) tidak mampunya merencanakan karier dengan baik, b) malas melakukan eksplorasi karier, c) kurang atau tidak memadainya pengetahuan tentang membuat keputusan karier, d) tidak memiliki pengetahuan tentang informasi dunia kerja e) kurang memadainya pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai f) tidak mencapai realisme keputusan karier. Peneliti menawarkan suatu model layanan informasi memanfaatkan audiovisual sebagai model yang digunakan untuk memberikan informasi tentang karier, dengan menggunakan alternatif teori karier yang ada sehingga kematangan karier siswa SMA dapat dipahami dengan baik. Suherman (2013:80) menjelaskan bahwa kematangan karier remaja (career maturity) didefinisikan sebagai kesesuaian antara prilaku karier individu dengan prilaku karier yang diharapakan pada usia tertentu di setiap tahap. Dan definisi kedua adalah dimana kesiapan para remaja membuat pilihan dan keputusan karier secara tepat. Berdasarkan paparan permasalahan yang terjadi di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, dan manfaat dari penggunaan media (audiovisual) maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terfokus pada pengembangan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier siswa kelas X SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang.

9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi bebrapa masalah sebagai berikut: a. Pemanfaatan layanan informasi karier memanfaatkan aduiovisual belum terlaksana di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, layanan informasi yang dilakukan masih bersifat konvensional. b. Layanan informasi karier yang diberikan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang selama ini tidak memanfaatkan sarana prasana teknologi yang ada, (membuat media audiovisual, memanfaatkan LCD dan mesin komputer). c. Materi layanan yang diberikan masih monoton terkait dengan pekerjaan dan menggunakan media seperti brosur tentang rekrutment perusahaanperusahaan tertentu. d. Layanan informasi selama ini sudah melewati tahapan-tahapan baku, akan tetapi kegiatan yang dilakukan belum sesuai dengan konsep ideal, sehingga efektivitas layanan tidak tercapai. e. Kurangnya perhatian terhadap teori karier sebagai pemecahan masalah karier, sehingga tingkat pemahaman siswa tentang kematangan karier kurang maksimal. 1.3 Cakupan Masalah Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang. Dalam layanan informasi ini

10 menggunakan media audiovisual sebagai alat bantu untuk memudahkan pemahaman tentang kematangan karier, dan menggunakan teori karier sebagai teori alternatif pilihan karier. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan model layanan informasi memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, yaitu: a. Bagaimana kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di SMA? b. Bagaimana kondisi objektif kematangan karier siswa di SMA? c. Bagaimana model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA? d. Bagaimana keefektifan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: a. Mendeskripsikan kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di SMA. b. Mendeskripsikan kondisi objektif kematangan karier siswa SMA. c. Menghasilkan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA.

11 d. Mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.6.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian informasi pengetahuan dan pengembangan wawasan keilmuan kepada berbagai pihak dalam dunia bimbingan dan konseling, secara khusus dalam layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA. Dan diharapkan ada penelitian lanjutan. 1.6.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak berikut: a. Guru Bimbingan dan Konseling Guru bimbingan dan konseling memiliki wawasan/ pengetahuan/ ilmu baru tentang layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA. b. Sekolah Apabila hasil pelaksanaan layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual ini berjalan dengan efektif maka sekolah dapat memanfaatkan model

12 ini dan dapat memberikan kesempatan, dukungan dan fasilitas untuk bimbingan dan konseling. c. Peneliti Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penelitian, mendapatkan pemahaman serta mampu menerapkan teori tentang layanan bimbingan dan konseling yang memanfaatkan media audiovisual, tidak hanya pada ranah teori, akan tetapi pada tahap internalisasi dan pengembangannya. d. Peneliti selanjutnya Dapat dimanfaatkan untuk reverensi dalam perencanaan dan penelitian selanjutnya, serta dapat diuji efektivitasnya kembali dilatar tempat dan waktu yang berbeda. 1.7 Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1.7.1 Pengembangan Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model layanan informasi karir memanfaatkan audiovisual dengan spesifikasi penelitianya untuk meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier. Kematangan karier di sini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang karier siswa SMA karena aspek-aspek pemahaman tentang karier siswa dapat dipenuhi seperti pemahaman tentang perencanaan karier, eksplorasi karier, pengetahuan tentang membuat keputusan karier, pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan, realisme keputusan karier dan orientasi karier. Selain itu, spesifikasi layanan informasi juga dengan menggunakan audiovisual sebagai

13 media pemberian informasi karier. Sehingga memudahkan peserta layanan dalam memahami materi layanan. Untuk dapat membedakan layanan informasi karier yang dikembangkan ini dengan layanan informasi karir pada umumnya, maka diperlukan spesifikasi tersendiri. Spesifikasi model layanan informasi karir ini terletak pada keseluruhan proses layanan informasi karir menggunakan media audiovisual, dan isi materi juga menggunakan teori karier (Holland) sebagai teori alternatif dalam pemberian materi tentang informasi karier sehingga siswa dapat mengimplementasikan nilainilai dari teori Holland untuk kematangan karier siswa. 1.7.2 Implementasi Model Model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual ini secara spesifik akan diimplementasikan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang. 1.8 Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi Pengembangan Asumsi pengembangan model layanan informasi memanfaatkan audiovisual adalah sebagai berikut: a. Guru bimbingan dan konseling mampu melaksanakan layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual. b. Mutu layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik dan profesional. c. Siswa mampu memahami masalah-masalah karier yang muncul sesuai tahap perkembangan hidupnya.

14 1.8.2 Keterbatasan Penelitian a. Pengembangan model ini hanya terbatas pada layanan informasi karir untuk meningkatkan kematangan karier siswa. Sehingga tidak tepat untuk digeneralisasikan bagi peningkatan kompetensi lain dari siswa di luar nilainilai kematangan karier. b. Pengembangan model layanan informasi karir memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, hanya terbatas untuk sekolah/tempat dengan siswa SMA dan sekolah yang mempunyai sarana prasarana yang cukup memadai. c. Penyusunan model ini belum dapat digeneralisasikan secara luas, dikarenakan hanya sampai uji coba terbatas pada siswa kelas X SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, belum sampai pada uji coba untuk kawasan yang lebih luas.