BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini ditabulasi sesuai dengan keperluan analisis data yang tercantum dalam rancangan penelitian yang bertujuan memberikan gambaran umum mengenai penyebaran atau distribusi data. Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas, dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran Example non Example dan pembelajaran konvensional, serta motivasi belajar Fisika kategori tinggi dan rendah. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar Fisika siswa pada materi pokoklistrik Dinamis. Jumlah kelas yang digunakan adalah kelas yaitu kelas X-5 yang terdiri dari 33 orang siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X-6 yang terdiri dari 33 siswa sebagai kelas eksperimen, total siswa 66 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data keadaan awal Fisika siswa yang diambil dari nilai tes Fisika semester gasal siswa TA 013/ 014, data motivasibelajar siswa dan data hasil belajar Fisika siswa pada materi pokoklistrik Dinamis kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 014/015 1. Data Keadaan Awal Siswa Berdasarkan data yang terkumpul mengenai keadaan awal nilai Fisika siswa untuk kelas eksperimen diperoleh nilai terendah dan tertinggi 56. Nilai rata-rata dan simpangan bakunya adalah 39,7dan 9,97,. Deskripsi nilai keadaan awal Fisika siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1. 44
45 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Nilai Fisika Siswa Kelas Eksperimen No Kelas Nilai Frekuensi Frekuensi Interval Tengah Mutlak Relatif 1-6 4 6,06% 7-31 9 6 18,18% 3 3-36 34 7 1,1% 4 37-41 39 7 1,1% 5 4-46 44 5 15,15% 6 47-51 49 4 1,1% 7 5-56 54 6,06% Jumlah 33 100,00% Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram Gambar 4.1. Frekuensi 8 7 6 5 4 3 1 0 0 4 9 34 39 44 49 Nilai Tengah Gambar 4.1 Histogram Keadaan Awal Nilai Fisika Siswa Kelas Eksperimen Sedangkan untuk kelompok kotrol diperoleh nilai terendah 4 dan tertinggi 60. Nilai rata-rata dan simpangan bakunya adalah 38,06dan 7,50. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Nilai Fisika Siswa Kelas Kontrol No Kelas Nilai Frekuensi Frekuensi Interval Tengah Mutlak Relatif 1 1-5 3 1 3,03% 6-30 8 7 1,1% 3 31-35 33 9 7,7% 4 36-40 38 10 30,30% 5 41-45 commit 43 to user 3 9,09%
46 6 46-50 48 1 3,03% 7 51-55 53 1 3,03% 8 56-60 58 1 3,03% Jumlah 33 100,00% Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram Gambar 4.. Frekuensi 1 10 8 6 4 0 0 3 8 33 38 43 48 Nilai Tengah Gambar 4. Histogram Keadaan Awal NilaiFisika Siswa Kelas Kontrol. Data MotivasiBelajar Siswa Motivasi belajar siswa dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu kategori tinggi dan rendah. Pengelompokan ini berdasarkan nilai rata-rata gabungan motivasibelajar siswa. Dari data motivasibelajar siswa didapatkan nilai rata-rata gabungan dari kelas eksperimen dan kontrol diperoleh 136,3. Dari nilai ini maka siswa yang memiliki skor di atas atau sama dengan 136,3termasuk siswa yang mempunyai motivasibelajar kategori tinggi dan termasuk kategori rendah jika skor siswa di bawah 136,3. Berdasarkan data motivasibelajar kelas eksperimen didapat skor terendah adalah 8 dan skor tertinggi adalah 180.Sedangkan untuk kelas kontrol nilai terendahnya 94 dan nilai tertingginya 16 (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran). Untuk lebih jelasnya mengenai nilai motivasibelajar siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel. 4.3.
47 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi MotivasiBelajar Siswa Kelas Eksperimen No Kelas Nilai Frekuensi Frekuensi Interval Tengah Kumulatif Relatif 1 8-98 90 3 9,09% 99-115 107 6,06% 3 116-13 14 6 18,18% 4 133-149 141 1 36,36% 5 150-166 158 8 4,4% 6 167-183 175 6,06% Jumlah 33 100,00% Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram Gambar 4.3. Frekuensi 14 1 10 8 6 4 0 0 90 107 14 141 158 175 Nilai Tengah Gambar 4.3 Histogram Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Sedangkan untuk nilai Motivasibelajar siswa kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel. 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi MotivasiBelajar Siswa Kelas Kontrol No Kelas Nilai Frekuensi Frekuensi Interval Tengah Kumulatif Relatif 1 91-10 96,5 1 3,03% 103-114 108,5 6,06% 3 115-16 10,5 7 1,1% 4 17-138 13,5 7 1,1% 5 139-150 144,5 1 36,36% 6 151-16 156,5 4 1,1% Jumlah 33 100,00%
48 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram Gambar 4.4. Frekuensi 14 1 10 8 6 4 0 0 97 109 11 133 145 157 Nilai Tengah Gambar 4.4HistogramMotivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol 3. Data Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Data nilai kemampuan kognitif diperoleh setelah siswa mendapat perlakuan, untuk kelas eksperimen diberi pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran Example non Example dan kelas kontrol diberi pembelajaran Fisika dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang didapat mengenai kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokoklistrik Dinamis, kelompok eksperimen memperoleh nilai terendah 7 dan nilai tertinggi 67. Nilai rata-rata dan simpangan bakunya 43,58dan 9,37. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi NilaiKemampuan KognitifFisika Siswa Kelas Eksperimen No Kelas Nilai Frekuensi Frekuensi Interval Tengah Mutlak Relatif 1 6-34 30 5 15,15% 35-43 39 15 45,45% 3 44-5 48 6 18,18% 4 53-61 57 5 15,15% 5 6-70 66 6,06% Jumlah 33 100,00%
49 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram Gambar 4.5. Frekuensi 16 14 1 10 8 6 4 0 0 30 39 48 57 66 Nilai Tengah Gambar 4.5Histogram Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan data yang didapat mengenai kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokoklistrik Dinamis, kelompok kontrol memperoleh nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 77 Nilai rata-rata dan simpangan bakunya 45,33 dan 9,37. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan KognitifFisika Siswa Kelas Kontrol No Kelas Nilai Frekuensi Frekuensi Interval Tengah Mutlak Relatif 1 30-35 3,5 7 1,1% 36-41 38,5 13 39,39% 3 4-47 44,5 6 18,18% 4 48-53 50,5 3 9,09% 5 54-59 56,5 3 9,09% 6 60-65 6,5 0 0,00% 7 66-71 68,5 0 0,00% 8 7-77 74,5 1 3,03% Jumlah 33 100,00% Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram Gambar 4.6.
50 Frekuensi 14 1 10 8 6 4 0 0 3,5 38,5 44,5 50,5 56,5 6,5 Nilai Tengah Gambar.4.6Histogram Nilai Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Kelas Kontrol Data keadaan awal Fisika siswa kelas eksperimen serta kelas kontrol, Motivasi belajar kelas eksperimen serta kelas kontrol, dan nilai kognitif siswa kelas eksperimen serta kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran. B. Uji Pendahuluan 1. Uji Normalitas Keadaan Awal Fisika Siswa Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas kesamaan keadaan awal dilakukan terhadap data nilai ulangan akhir semester gasalfisika siswa kelas X-5 dan X-6 SMA Negeri 1 Ngemplak. a. Kelas Eksperimen Dari hasil analisis menggunakan uji Liliefors diperoleh harga L obs = 0,1388, sedangkan untuk n 33 pada taraf signifikasi 5 % harga L 0.05; 33 = 0,154; karena L obs L 0.05; 33 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, yang berartisampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran) b. Kelas Kontrol Dari hasil analisis menggunakan uji Liliefors diperoleh harga L obs = 0,1540, sedangkan untuk n 33pada taraf signifikasi 5 % harga L 0.05; 33 = 0,154; karena L obs L 0.05; 33 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho
51 diterima, yang berartisampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran). Uji Homogenitas Keadaan Awal Fisika Siswa Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan uji Bartlettt untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga hitung = 0,8670, sedangkan untuk n 1 pada taraf signifikasi 5 % diperoleh harga 0.05; 1 = 3,84; karena Hitung 0.05;1, maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. 3. Uji- t Dua Ekor Uji kesamaan keadaan awal antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan analisis uji-t dua ekor yang sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari analisis data diperoleh harga t hitung = 1,4, sedangkan harga t Tabel pada taraf signifikasi 5 % untuk n 33 adalah 1,99, karena - t tabel = -1,99 < t hitung = 1,3 < t tabel = 1,99, maka H O diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan awal Fisika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. 1. Uji Normalitas a. Kelas Eksperimen C. Pengujian Prasyarat Analisis Dari hasil analisis data menggunakan uji Liliefors diperoleh harga L obs = 0,154, sedangkan untuk n 33 pada taraf signifikasi 5 % harga L 0.05; 33 = 0,154, karena L obs L 0.05; 33 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, berartisampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Kelas Kotrol Dari hasil analisis data menggunakan uji Liliefors diperoleh harga L obs = 0,138, sedangkan untuk n 33pada taraf signifikasi 5 % harga L 0.05; 33 = 0,154, karena L obs L 0.05; 33 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho
5 diterima, berartisampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett diperoleh harga statistik uji hitung = 0031, sedangkan tabel untuk n 1 pada taraf signifikasi 5 % diperoleh harga 0.05;1 = 3,84; karena Hitung 0.05;1, maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. D. Pengujian Hipotesis 1. Uji Hipotesis dengan Anava Dua Jalan Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa nilai keadaan motivasi belajar siswa dan nilai kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokoklistrik Dinamis dianalisis dengan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama, dan dilanjutkan uji lanjut Anava dengan metode Scheffe untuk Ho yang ditolak. Hasil dari anava dapat dilihat pada Lampiran.Berdasarkan hasil analisis data dapat dilihat rangkuman analisis data variansi yang telah dilakukan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama Sumber Variansi Jk Dk Rk F P Efek Utama A (baris) 89,970 1 89,970 1,0176 > 0,05 B (kolom) 13,4316 1 13,4315 0,1519 > 0,05 Interaksi AB 39,160 1 39,160 0,4435 > 0,05 Kesalahan / Ralat 5481,7554 6 88,4154 - - Total 564,3750 65 - - -
53 Dari hasil analisis data dan tabel rangkuman analisis variansi di atas dapat terlihat bahwa H 01, H 0 dan H 03 diterima. Keputusan ini diperoleh dari hasil F Hitung dikonsultasikan tabel F Tabel sebagai berikut. F A = 1,0176< F 0.05; 1.6 = 3,99 F B = 0,1519<F 0.05; 1.6 = 3,99 F AB = 0,4435< F 0.05; 1.6 = 3,99 Dari keterangan di atas maka dapat dibuat kesimpulan seperti berikut: a. H 0A diterima atau H 1A ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran Example non Example dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. (F A = 1,0176< F 0.05; 1.6 = 3,99) b. H 0B diterima atau H 1B, ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis.. (F B = 0,1519 <F 0.05; 1.6 = 3,99) c. H 0AB diterima atau H 1AB ditolak, berarti Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. (F AB = 0,4435 < F 0.05; 1.6 = 3,99). Uji Lanjut Anava Uji lanjut anava (komparasi ganda) digunakan sebagai tindak lanjut dari analisis variansi.anava hanya dapat mengetahui ditolak atau diterimanya hipotesis nol. Hal ini berarti, jika hipotesis nol ditolak, maka belum dapat diketahui rerata mana yang berbeda.dalam penelitian ini analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ketiga H 0 diterima, sehingga tidak diperlukan ujilanjut anava.
54 E. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama H0 A : i 0 Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran : denganmenggunakan model pembelajaran Example non Example dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok materilistrik Dinamis. H1 A : i 0 Ada perbedaan pengaruh pembelajaran denganmenggunakan : model pembelajaran Example non Example dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok materilistrik Dinamis Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran Example non Example dan diskusi konvensional terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di SMA kelas X. Hasil Uji anava menunjukkan bahwa perbedaan rerata antara penggunaan model pembelajaranexample non Example dan diskusi konvensional terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis tidak terlalu signifikan. Dari tabel 4.8 terlihat bahwa prestasi siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan modelexample non Example mempunyai rerata yang lebih besar dibanding dengan siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan modeldiskusi konvensional. Rerata kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan modelexample non Example adalah 45,33 sedangkan rerata kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran dengan modeldiskusi konvensionaladalah 43,58. Namun peningkatan yang diperoleh kurang begitu signifikan. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.hal ini dapat disebabkan salah satunya karena penjabaran materi dalam kedua modelsama persis, hanya penggunaan model yang berbeda. Selain itu metode yang digunakan adalah metode diskusi, sehingga siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang memperhatikan materi. Situasi kelas yang telah masuk
55 jam siang membuat siswa yang memiliki motivasi rendah tidak sepenuhnya materi yang di sampaikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian oleh M. Nasir, Erda Fatrianan dan M. Sahal (010). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap motivasi dan minat belajar fisika siswa pada materi pokok alat-alat optik melalui penerapan pembelajaran kooperatif model Examples non Examples dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran secara konvensional diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi maupun minat belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif model Examples non Examples dengan pembalajaran secara konvensional.. HipotesisKedua H : 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa 0B j kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. H : 0 : Ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa 1B j kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa SMA kelas X pada materi pokok Listrik Dinamis. Hasil penelitian didapatkan nilai F = 0,1519lebih kecil dari F 0,05;1.6 = 3,99sehingga hipotesis nol diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh menunjukkantidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa SMA kelas X pada materi pokok Listrik Dinamis.Rerata kemampuan kognitif Fisika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 45,67 sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 43,57. Meskipun rerata kemampuan kognitif siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih tingi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, perbedaan yang diperoleh dari penelitian
56 kurang signifikan untuk dapat menunjukkan pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan kognitif siswa. Hal ini dapat disebabkan salah satunya karena dalam menjawab angket motivasi belajar, terdapat beberapa siswa yang menjawab dengan kurang jujur. Hal tersebut terlihat dari jawaban angket pada pernyataan positif dan negatif yang berbeda. Selain itudari hasil wawancara singkat dengan beberapa siswa dengan hasil angket motivasi belajar tinggi menunjukkan bahwa pembagian ke dalam kelas IPS pada semester sebelumnya membuat siswa tidak ingin masuk kelas IPA di kelas XI nantinya. Sehingga hal tersebut memungkinkan siswa untuk tidak terlalu berminat pada pelajaran Fisika sekalipun motivasi belajar Fisikanya tinggi dan membuat siswa kurang serius dalam mengerjakan tes post-test. 3. Hipotesis Ketiga H 0 AB : ij : 0 Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. H : 0 : Ada interaksi antara pengaruh penggunaan model 1AB ij pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. Harga F AB = 0,4435 lebih kecil dari F 0.05; 1.6 = 3,99, sehingga hipotesis nol diterima,yang berarti bahwa tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa SMA kelas X pada materi pokok Listrik Dinamis. Hal ini dapat disebabkan karena metode yang digunakan pada kedua kelas sama. Sehingga dapat memberi akibat yang sama pada kedua kelas. Selain itu jam pelajaran yang lebih banyak terletak pada jam kurang efektif
57 seperti jam ke 4 dan ke 5 yang terpisah oleh jam istirahat membuat siswa menjadi tidak fokus ke pelajaran. Model pembelajaran dan motivasi belajar secara bersama- sama tidak berpengaruh pada hasil belajar siswa. Namun hasil post tes menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar (walaupun tidak signifikan) jika dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan. Baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.