SATUAN ACARA PENYULUHAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DI RW IV KELURAHAN SUKOHARJO KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pelaksanaan Posyandu Lansia, Pengisian KMS, Pencatatan & Rekapitulasi Hasil Kegiatan Posyandu Lansia

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

SOP Tanda Tanda Vital

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :

Lampiran 2 Surat Studi Pendahuluan

anthropometri Lansia BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MASSAGE PADA KAKI PASIEN DM. Disusun oleh Intan Yunitasari NPM

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

BAB III METODE PENELITIAN. metode cross-sectional. Pada metode cross-sectional peneliti mencatat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER. RAKSA (Sphigmomanometer Raksa)

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA)

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan olahraga senam aerobic. Namun masih banyak penderita DM. WHO (World Health Organization) kasus penyakit DM meningkat

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

BAB 5 PERAWATAN. Poli OTI Dr Soetomo. Serta penggunaan Peak Flow Meters sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

Obat Diabetes Paling Ampuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

Disease Management Program Untuk Diabetes Melitus pada Pelayanan Dokter Keluarga /Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien

Transkripsi:

SATUAN ACARA PENYULUHAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DI RW IV KELURAHAN SUKOHARJO KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG Oleh : I Wayan Gede Saraswasta Desak Made Diah Purnama Sari Elmi Alfia Muqorobin Khonaan Toyyibah Shinta Ardiana Puspitasari Eka Fitri Cahyani Meida Untari Giovanny Sumeinar Anita Ika Lestari Dwi Handayani Sundoro PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKANAN DARAH Departemen Pokok Bahasan Sasaran Tempat : Gerontologi. : Cara pengukuran tekanan darah. : Kader posyandu lansia RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. : Balai RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang Hari/tanggal : 16 Juni 2015 Alokasi Waktu : 35 menit Pertemuan ke- : 1 Penyuluh : Kelompok 1 Analisis Situasi : Sebagian besar kader belum memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pengukuran tekanan darah. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik pengukuran tekanan darah dan nadi selama 30 menit, maka kader posyandu lansia diharapkan mampu memahami teknik pengukuran tekanan darah dan dapat melaksanakannya dengan tepat. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Memahami teknik pengukuran tekanan darah. 2. Menerapkan pengukuran tekanan darah. Materi : Fungsi pengukuran tekanan darah. Alat pengukur tekanan darah. Cara pengukuran tekanan darah. Kegiatan Penyuluhan No Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Media. penyuluh Kader

1. 15.30 Pembukaa Membuka Menjawab Penyulu Pembagian leaflet - 15.35 n pertemuan dengan salam. Memperkenalka salam. Memperhatika n perkenalan h n diri. Menjelaskan tujuan dan penjelasan penyuluh. 2 15.36 Penyajian penyuluhan. Menjelaskan Memperhatika Ceramah LCD proyektor. - materi fungsi n penyuluh Sphygmomamometer. 15.50 pengukuran dengan tekanan darah. Menjelaskan alat seksama. pengukur tekanan darah. Menjelaskan cara pengukuran 3. 15.51 Sesi tanya tekanan darah. Menjawab Mengajukan Curah - jawab dan pertanyaan pertanyaan pendapa 16.00 4. 16.01 evaluasi Penutup penyuluh. Melakukan evaluasi. Menyampaikan kepada penyuluh. Mengikuti t - 16.05 terima kasih. Mengarahkan kader untuk instruksi penyuluh. Menjawab menuju fasil salam. masing-masing. Menutup dengan salam. Evaluasi Evaluasi diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka saat penyuluhan dan saat praktik bersama fasil kelompok masing-masing. Lampiran PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. Tujuan pemeriksaan a. Untuk mengetahui keadaan umum atau status esehatan seseorang b. Sebagai bahan acuan dalam menentukan diagnosa penyakit pasien. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengobatan terhadap pasien. d. Sebagai pengawasan terhadap status kesehatan pasien. 2. Alat yang dipersiapkan a. 1 set perlengkapan alat pengukur tekanan darah ( manset, tensimeter, stetoskop). b. Catatan/alat tulis 3. Cara pengukuran tekanan darah Pasang manset pada lengan yang akan diperiksa, umumnya lengan kanan. Pastikan manset terpasang dengan baik. Pastikan air raksa dalam tabung berada pada titik nol. Pada tempat dimana terdengar/terasa denyut nadi seseorang khususnya pada daerah lekuk siku tangan bagian dalam, letakkan stetoskop. Mulailah secara perlahan perlahan memompa balon udara hingg air raksa, atau jarum tensimeter mulai naik. Hentikan pemompaan apabila sudah tidak terdengan lagi suara denyut jantung. Kemudian turunkan secara perlahan perlahan air raksa atau jarum penunjuk dengan cara membuka katup penutup balon udara secara perlahan lahan. Dengarkan secara seksama dimana pertama kali terdengan suara denyut jantung serta dimana terdengan untuk yang terakhir kalinya denyut jantung pasien. Catat hasil dengan benar. Rapikan alat pemeriksaan tensimeter pada tempatnya. 4. Hal hal yang perlu diperhatikan Pompalah balon udara secara perlahan lahan sekali hingga tidak terdengar lagi denyut jantung pasien.

Jika lengan pasien membiru, cepat lepaskan balon udara, serta biarkan pasien mengistirahatkan lengannya dengan cara menggerak gerakkan jemarinya hingga lemas. Hasil pemeriksaan tekanan darah pada orang yang sehat adalah: Orang dewasa normal ( 12 55 tahun): <140/90 mmhg Jika hasil pemeriksaan yang didapat ternyata jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari nilai yang normal, anjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. SATUAN ACARA PENYULUHAN GLUKOTEST Departemen Pokok Bahasan : Gerontologi. : Cara pengukuran kadar gula darah dengan glukometer

Sasaran Tempat : Kader posyandu lansia RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. : Balai RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang Hari/tanggal : 16 Juni 2105 Alokasi Waktu : 35 menit Pertemuan ke- : 1 Penyuluh : Analisis Situasi : Sebagian besar kader belum memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pengukuran kadar gula darah dengan glukometer Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer, maka kader posyandu lansia diharapkan mampu memahami teknik pengukuran kadar gula darah dan dapat melaksanakannya dengan tepat. Tujuan Instruksional Khusus : 3. Memahami teknik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer. 4. Menerapkan pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer. No. 1. 15.30 Materi : a. Fungsi pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer b. Alat pengukur kadar gula darah menggunakan glucometer c. Cara pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer Kegiatan Penyuluhan Waktu Tahap Kegiatan - 15.35 Pembukaa n penyuluh Membuka pertemuan dengan salam. Memperkenalka n diri. Menjelaskan tujuan Kegiatan Kader Menjawab salam. Memperhatika n perkenalan dan penjelasan penyuluh. Metode Penyuluh Media Pembagian leaflet

2 15.36 Penyajian penyuluhan. Menjelaskan Memperhatika Ceramah LCD proyektor. - materi fungsi n penyuluh glucometer. 15.50 pengukuran dengan kadar gula seksama. darah. Menjelaskan alat pengukur kadar gula darah dengan glucometer. Menjelaskan cara pengukuran kadar gula darah dengan 3. 15.51 Sesi tanya glucometer. Menjawab Mengajukan Tanya - jawab dan pertanyaan pertanyaan jawab 16.00 4. 16.01 evaluasi Penutup penyuluh. Melakukan evaluasi. Menyampaikan kepada penyuluh. Mengikuti - 16.05 terima kasih. Mengarahkan kader untuk instruksi penyuluh. Menjawab menuju fasil salam. masing-masing. Menutup dengan salam. Evaluasi 1. Struktur a. Telah terjadwal terkait dengan waktu dan tempat pelatihan kader b. Persiapan materi dan bahan demonstrasi dilakukan sebelum kader melakukan praktik. 2. Proses a. Mempersiapkan media yang benar melakukan praktik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer

b. Menjelaskan komponen dan alat yang dibuthkan serta cara pemakaian glucometer baik dan benar c. Mempraktikkan dengan tepat cara pemakaian glucometer baik dan benar. 3. Melakukan evaluasi dengan cara memeriksa kemampuan kader dalam pemakaian glucometer baik dan benar. 4. Hasil a. Kader mampu melakukan pemakaian glucometer baik dan benar.. LAMPIRAN MATERI PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN GLUCOMETER 1. 1 Pentingnya Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Glukosa darah berasal dari absorbsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh sel-ß dari pulau-pulau langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada di dalam sel (Soewolo, 2000). Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara (Anonimous, 2009). Kadar gula darah dapat diketahui dengan beberapa metode pemeriksaan baik laboratorium

maupun dengan pemeriksaan menggunakan glukometer. Berdasarkan pemeriksaannya terdapat dua macam kadar gula darah yaitu kadar gula darah puasa normalnya adalah kurang dari 110 mg/dl dan kadar gula darah acak atau sewaktu dengan nilai normalnya adalah kurang dari 200 mg/dl. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan (Lehninger, 1994). Tujuan pemeriksaan kadar gula darah secra rutin adalah untuk evaluasi diagnosa dan manajemen klien dengan dibetes mellitus, untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medic, serta untuk mengevaluasi kedekuatan terapi 1. 2Alat-alat pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer Adapun alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer adalah: 1.2.1 Glucometer 1.2.2 Jarum Lancet 1.2.3 Lancet Device 1.2.4 Microchip 1.2.5 Test strip 1.2.6 Kapas alkohol 1.2.7 Kapas steril kering 1.2.8 Bengkok 1. 3Prosedur Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer Berikut adalah prosedur pelaksanaan pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glucometer: 1.3.1 Persiapan alat : a. Glucometer, jarum lancet, lancet device, microchip, test strip b. Kapas alkohol, kapas kering steril, bengkok 1.3.2 Persiapan pasien: a. Tanyakan pekerjaan pasien untuk menentukan nomor jarum yang akan digunakan 1.3.3 pelaksanaan : a. Mencuci tangan b. Menggunakan sarung tangan bersih

c. Dekatkakan semua alat, pasang jarum lancet pada lancet device, pilih ukuran jarum berdasarkan tebal atau tipisnya permukaan kulit atau jenis pekerjaan d. Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, masukkan microchip pada alat, masukkan strip tes e. Pilih jari yang akan dilakukan penusukan jarum f. Desinfeksi area insersi g. Tusukkan lancet pada area yang telah didesinfeksi h. Tampung darah yang keluar pada ujung strip test secukupnya i. Tunggu hingga hasil keluar, catat dan informasikan kepada pasien j. Buka handschoen k. Cuci tangan DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2009. Gula darah. http://id.wikipedia.org/wiki/gula_darah. Lehninger, Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGISIAN KMS A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penjelasan tentang petunjuk pengisian format pencatatan hasil kegiatan kelompok usia lanjut, diharapkan kader posyandu lansia dapat memahami dan mengerti cara pengisian KMS yang tepat dan benar. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penjelasan, kader posyandu lansia dapat : 1. Kader dapat menyebutkan pengertian KMS usia lanjut 2. Kader dapat menyebutkan bagian-bagian dari KMS usia lanjut 3. Kader dapat mempraktekkan cara pengisian KMS usia lanjut TAHAP B. RINCIAN KEGIATAN 1. Metode :Ceramah dan demonstrasi 2. Media dan alat bantu : Power point dan lembar balik KMS Lansia 3. Waktu dan Tempat Waktu : Selasa, 16 juni 2015. Pukul : 16.05-16.40 WIB Tempat : Balai RW 04. Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen 4. Materi : Cara pengisian KMS lansia 5. Peserta : Kader posyandu lansia desa sukoharjo Rw.04 6. Kegiatan : WAKTU KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN KADER METODE MEDIA Pendahuluan 10 menit 1. Salam pembuka 2. Perkenalan 3. Mejelaskan maksud dan tujuan 1. Menjawab salam 2. mendengarkan Ceramah Power penyuluhan Penyajian 20 menit 1. Memberikan Mendengar dan Ceramah, Lembar point

gambaran singkat memperhati-kan penyuluhan KMS mengenai KMS 2. Menjelaskan cara pengisian KMS penjelasan dan power point Penutup 15 menit 1. Memberikan pertanyaan terkait materi yang dijelaskan. 2. Menyimpulkan cara pengisian KMS 3. Meminta seluruh kader untuk mengisi KMS 4. Salam penutup 1. Kader memperhatikan 2. Kader menjawab pertanyaan review. 3. Kader mengisi KMS dengan baik dan benar Ceramah dan diskusi timbal balik dengan Kader C. EVALUASI 1. Struktur 5. Telah terjadwal terkait dengan waktu dan tempat pelatihan kader 6. Persiapan materi dan bahan demonstrasi dilakukan sebelum kader melakukan praktik. 2. Proses d. Mempersiapkan media yang benar melakukan edukasi cara pengisian KMS dan penjelasan pada power poit e. Menjelaskan cara pengisian KMS yang baik dan benar f. Mempraktikkan dengan tepat cara pengisian KMS dengan baik dan benar. 3. Melakukan evaluasi dengan cara memeriksa kemampuan kader dalam pengisian KMS dengan baik dan benar 4. Hasil Kader mampu melakukan pengisian KMS dengan baik dan benar secara berurutan. Lembar KMS Lampiran MATERI Pengertian KMS usia lanjut KMS usia lanjut adalah alat untuk mencatat kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosionalnya.

KMS ini diisi tiap bulan oleh petugas kesehatan bekerjasama dengan kader pada kegiatan kelompok Usila / kunjungan Puskesmas. KMS ini disimpan oleh usila dan keluarga dan selalu dibawa pada setiap kunjungan ke Puskesmas atau kelompoknya. Kegunaan KMS : 1. Memantau dan menilai kemajuan usia lanjut 2. Mernnemukan secara dini penyakit pada usia lanjut 3. Sebagai bahan informasi bagi usia lanjut dan keluarga nya dalm mememlihara dan meningkatkan kesehatannya. Bagian-bagian KMS usia lanjut KMS usia lanjut terdiri dari dua halaman : halamnan luar dan dalam Halaman luar dibagi menjadi 3 bagian : Bagian kanan Bertuliskan judul, nama Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, nomor register dan identitas lengkap usia lanjut pemilik KMS Bagian tengah Beirsi ruang catatan untuk mencatat keluhan yang perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diferita usia lanjut Bagian kiri Berisi pesan dan isi untuk hidup sehat serta keluhan yang perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diderita uisa lanjut. Halaman dalam memuat:

Catatan pemantauan yang meliputi : tanggal kunjungan \, kegiatan sehari-hari, status mental/ masalah emosional, indeks masa tubuh (IMT), tekanan darah, nadi, hasil pengukuran Hb, hasil pemmeriksaan reduksi urine dan protein urine, disertai nilai normal dari IMT, tekanan darah dan HB. Grafik IMT utnuk menunjukkan keadaan IMT yang berlebih, normal, kurang. Petunjuk Lanjut Pengisian Format Pencatatan Hasil Kegiatan Kelompok Usia Bulan : Sudah jelas Tahun : Sudah jelas Nama Kelompok : Sudah jelas Desa/Kelurahan : Sudah jelas Kecamatan : Sudah jelas 1. No. Urut : No urut kunjungan 2. No. KMS : Sudah jelas 3. Nama : Sudah jelas 4. L/P : Sudah jelas 5. Umur : Sudah jelas 6. Alamat : Sudah jelas 7. Kemadirian : Yang dimaksud dengan hidup sehari-hari adalah s/d no 11 kegiatan dasar dalam kehidupan seperti:makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air, besar/kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan diluar rumah, seperti: berbelanja, mencari nafkah, mengambil pensiun, arisan, pengajian, dan lain-lain. Kategori A : Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung orang lain (ketergantungan). Kategori B : apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga kadang-kadang perlu bantuan (ada gangguan)

Kategori C : apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri) 12. Mental emosional : keadaan mental emosional, denganmenggunakan s/d 13 pedoman metode 2 menit melalui 2 tahap pertanyaan: Pertanyaan tahap 1: 1. Apakah anda mengalami sukar tidur? 2. Apakah anda sering merasa gelisah? 3. Apakah anda sering murung dan atau menangis sendiri? 4.Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir? Bila ada 1 atau lebih jawaban ya lanjutkan pada pertanyaan tahap 2 Pertanyaan tahap 2: 1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan? 2. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran? 3. Apakah anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain? 4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? 5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar? Bila 1 atau lebih jawaban ya maka usia lanjut mempunyai masalah emosional. 14. IMT s/d L (lebih) 16. N (normal) K (kuramg) : Indeks Masa Tubuh ditentukan dengan mencari titik temu s/d (lebih) antara garis bantu yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan. Nilai normal IMT untuk pria danwanita usialanjut berkisar antara 18,5 25. L : Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna merah N: Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna hijau. K: Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna kuning

17 Tekanan Darah : Ukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop s/d T (tinggi) 19. N (normal) R(rendah) T : bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya diatas normal N : bila sistole antara 120-160 dan diastole 90 mmhg R : bila sistole atau diastole di bawah normal. 20. Anemi : Hemoglobine yang nilainya kurang dari 13g% untuk pria dan 12g% untuk wanita 21. Kencing manis/ : Bila terjadi perubahan warna pada hasil pemeriksaan urine menggunakan Combur test (sesuaikan dengan indikatoruntuk kadar untuk kadar gula) 22. Ginjal : Bila terjadi perubahan warna pada hasil pemeriksaan urine dengan Menggunakan Combur test (sesuaikan dengan indikator untuk kadar protein). 23. Diobati : Beri tanda + atau + : Bila usia lanjut diberi obat - : Bila usia lanjut tidak diberi obat 24. Rujuk : Beri tanda + atau + : Bila usia lanjut dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi - : Bila usia lanjut tidak dirujuk ketingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi 25. Konseling : Beri tanda + atau pada kolom yang sesuai s/d Baru : untuk kasus konseling baru 27 Lama : untuk kasus konseling lama Selesai: untuk kasus konseling lama 28. Penyuluhan : Beri tanda + atau + : Bila dilakukan penyuluhan - : Bila tidak dilakukan penyuluhan