BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

PROSES TERJADINYA MASALAH

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keadaan fisik, mental, dan sosial, dan bukan saja keadaan yang bebas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri yang cukup pesat seperti sekarang ini, perkembangan

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modernisasi dan globalisasi tidak dapat dihindari lagi oleh setiap negara di dunia. Begitu pula halnya dengan bangsa Indonesia sebagai bagian dari negara-negara di dunia ini tidak dapat menutup kemungkinan dari modernisasi dan globalisasi yang ada. Modernisasi dan globalisasi tersebut bukannya tidak menimbulkan dampak dalam kehidupan manusia. Perubahan sosial yang cepat, pergeseran norma dan nilai kehidupan, gaya hidup yang materialistik, tuntutan efektif dan efisien dalam pekerjaan, gaya hidup yang cepat dan praktis adalah sebagian kecil dari contoh perubahan yang terjadi dalam kehidupan modern. Pada kenyataanya tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi sehingga dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada orang tersebut. Stresor adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stress disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian. Sering dianggap kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, misalnya cidera, sakit atau kematian orang yang dicintai, padahal perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan. Jatuh cinta dapat menimbulkan stress sama dengan putus cinta. Stress bukan suatu hal yang buruk dan menakutkan tetapi merupakan bagian dari kehidupan (Keliat, 1999).

Stress adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang. Ada ketidakseimbangan nyata atau semu pada kemampuan seseorang dalam memenuhi permintaan situasi yang baru. Perubahan atau stimulus yang membangkitkan keadaan tersebut adalah stres (Kucara, 2002). Dalam psikiatri sosial disebutkan bahwa perubahan-perubahan sosial yang cepat yang menjurus kepada memburuknya kondisi sosial (dalam arti bertambahnya stressor) menyebabkan terganggunya keseimbangan mental emosional. Diantara gangguan mental emosional tersebut adalah stress (Gilman, Newman, Manter and Gatz, 1992) Sebagian tanda dan gejala yang didapatkan pada orang yang mengalami stress yaitu adanya kecemasan yang disertai dengan sikap tegang dan ketakutan, bicara cepat rasa nyeri otot-otot, dilatasi pupil mata, mulut kering, keringat pada telapak tangan dan daerah aksila, berdebar-debar, tekanan darah (terutama sistolik) naik, nafas cepat dan dangkal, pucat pada tangan dan kaki, kemerahan pada leher dan dada bagian atas sering kencing, frigiditas pada wanita, impoten pada laki-laki, susah tidur dan sebagainya. Tanda dan gejala ini adalah akibat bekerjanya adrenalin dan non adrenalin serta akibat aktifitas susunan saraf otonom pada tubuh manusia (Siauw, 1994) Dari sekian banyak masalah kesehatan yang cenderung meningkat, kesehatan jiwa merupakan masalah yang makin nyata peningkatannya. Data yang diperoleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, 10% dari populasi penduduk dunia membutuhkan pertolongan atau pengobatan di bidang kesehatan/psikiatri. Bahkan

menurut studi World Bank tahun 1993 di beberapa negara, 8,1% dari global burden disease (penyakit akibat beban globalisasi) disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa (Ilmawati, 2004). Hasil survei Prof. Ernaldi Bahar tahun 1995 dan Direktorat Kesehatan Jiwa tahun 1996 menyatakan, bahwa di Indonesia, 1-3 dari setiap 10 orang mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang dimaksud bukanlah gangguan jiwa yang dipahami oleh sebagian masyarakat sebagai orang gila, tetapi dalam bentuk gangguan mental serta perilaku yang gejalanya mungkin tidak disadari oleh masyarakat, seperti : depresi, kecemasan, kepanikan, penyakit yang berhubungan dengan kondisi psikologis (psikosomatis), juga yang berhubungan dengan masalah psikososial seperti tawuran, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang lain),dan perceraian (Ilmawati, 2004). Berdasarkan data yang ada di RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah ditemukan bahwa dari 15 orang yang mengalami stresor, terdapat 50% dari orang yang mengalami stresor yang yang akhirnya menderita hipertensi esensial. Dalam keadaan stress sistem saraf simpatis akan terangsang sehingga pada ujung saraf tersebut melepaskan neurotransmiter non adrenalin yang segera akan berikatan dengan reseptor α. Selain dari pada itu kelenjar adrenal akan melepaskan neurotransmiter ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah akan menyempit (konstriksi) sehingga tekanan darah akan meningkat (Parsudi I, Martono H, Bachtiar A. 1992). Apabila keadan seperti ini terjadi berulang-ulang atau terus menerus maka tekanan darah cenderung akan tetap tinggi dengan kata lain akan menjadi hipertensi yang menetap (Boedhi, 1996)

Reaksi somatisasi pada peredaran darah, dimana emosi yang kuat mempengarui denyut jantug dan tekanan darah. Ansietas (kecemasan) dan kemarahan mempertinggi tekanan darah. Apabila seorang mengalami keadaan emosi yang bertahan dan tidak dikurangi oleh suatu cara tertentu, maka orang tesebut bisa mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi (Gunarsa, 1986). Boedi Darmojo (1988), mengemukakan bahwa prevalensi penyakit hipertensi berkisar antara 5%-15%. Prevalensi hipertensi pada penduduk 20 tahun keatas diberbagai daerah di Indonesia antara tahun 1975-1985 berkisar 5-19%. Prevalensi terendah ditemukan pada penduduk pegunungan Jaya Wijaya, (0,65%), sedangkan tertinggi ditemukan di Silungkang, Sumatera Barat sebesar 19,4% (Soenarto, dkk., 1991). Berdasarkan data yang ada di RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah bahwa jumlah penyakit hipertensi dari bulan februari sampai bulan maret 2006 adalah sebanyak 15 orang. Yang terdiri dari 10 penderita hipertensi primer ( 66,67 %) dan 5 penderita hipertensi skunder ( 41,67 %). Berdasarkan penyababnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : Hipertensi esensial atau hipertensi primer yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan pasti atau idiopatik. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang berhubungan atau disebabkan oleh penyakit lain. Menurut Darmojo, proporsi penderita hipertensi primer (esensial) sebesar 95% dari seluruh penderita hipertensi, sehingga hipertensi primerlah yang merupakan problem masyarakat yang lebih panting untuk diperhatikan.

Namun seperti yang telah di uraikan di atas bahwa angka kejadian hipertensi ini cenderung meningkat seiring dengan semakin majunya suatu negara yang di antaranya di tandai dengan peningkatan usia harapan hidup dan meningkatnnya perekonomian serta penggunaan teknologi tinggi dalam berbagai bidang seperti, makin mudahnya memperoleh informasi yang ada di dunia khususnya di Indonesia. Sehingga perlu di ketahui bagaimanakah gambaran stresor pada penderita hipertensi primer (esensial). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan seperti di atas, bahwa dari sekian banyak masalah kesehatan yang cenderung meningkat, kesehatan jiwa merupakan masalah yang makin nyata peningkatannya. Masalah kesehatan mental ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk penderita penyakit hipertensi, yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya. Maka permasalahan yang akan diteliti adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran stresor pada penderita hipertensi primer (esensial) yang di Rawat jalan RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kendal 2006? C. TUJUAN 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran stresor pada penderita hipertensi primer di Rawat jalan RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kendal 2006.

2. Tujuan khusus Menggambarkan bentuk-bentuk stresor yang sesuai dengan sumber stresor baik keadaan rumah dan keluarga, pekerjaan, kehidupan pribadi dan sosial atau keadaan finansial. Dan tingkatan stresor baik ringan, sedang dan berat. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi keilmuan Memberikan sumbangan teori mengenai gambaran stresor pada penderita hipertensi esensial. 2. Manfaat bagi riset atau penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran atau informasi untuk dijadikan bahan penelitian selanjutnya. 3. Manfaat bagi klinis Sebagai pertimbangan dalam menangani pasien hipertensi yang mengalami gangguan stress. 4. Manfaat bagi masyarkat Memberikan informasi mengenai gambaran stress pada penderita hipertensi esensial sehingga mereka dapat melakukan pencegahan dengan mengupayakan kebiasaan hidup yang sehat baik fisik maupun psikis.