PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
IMBAL HASIL DAN PENGEMBALIAN Dimuat di Media Akuntansi Maret 2006

March 23. Mojakoe. Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di :

AMORTISASI UTANG DAN DANA PELUNASAN

Kalkulator Perencanaan Keuangan Android Manual Book

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 4

Financial Planning Seminar

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN NILAI WAKTU UANG. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV)

RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH: Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan. Nilai Waktu Uang. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

Aplikasi Prinsip Time Value of Money Dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI

Memahami Perencanaan Keuangan. Pertemuan Ke 1 Candra Wijayangka Budi Rustandi Kartawinata

Hikmah Agustin, S.P.,MM

MATEMATIKA BISNIS. Dra. MC Maryati, MM. 3 tahun. 2 tahun. 1 tahun BUNGA T E O R I TINGKAT

TIME VALUE of MONEY. Modul ini membahas tentang future value, present value. Konsep anuitas, dan implementasi nilai mata uang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 3 Nilai Waktu Terhadap Uang

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016

ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM

S I L A B U S (SYLLABUS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: MANAJEMEN KEUANGAN I

DAFTAR PUSTAKA. Elliot B. And J. Elliot Financial Accounting and Reporting, Prentice Hall, Gorsport.

Memahami Perencanaan Keuangan. Pertemuan Ke 1 Sumber : Succesfull Financial Planner Prof Dr Adler H Manurung, RFc Lutfi T Rizky, SE. MM.

Kebijakan pengambilan keputusan investasi

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

PENDAHULUAN. Yang dibahas adalah Keputusan-keputusan keuangan. Keputusan keuangan adalah penerapan teori keuangan dalam lingkup

PENGANGGARAN MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

Manajemen Keuangan. Future Value Present Value Konsep Anuitas Time Value of Money. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi

PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK KELUARGA MUDA SURABAYA

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

Manajemen Keuangan NILAI WAKTU DAN UANG. M.Andryzal fajar

PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN FINANSIAL

Perhatikanlah contoh di bawah ini untuk memahami perhitungan nilai sekarang dengan menggunakan persamaan bunga majemuk:

edwardfinance.wordpress.com

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh setiap individu dalam hal ini khususnya bagi individu pada penelitian ini yang

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref

LAPORAN ASET NETO. Per 30 Juni 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Semester I 2013 Semester II 2012

MATERI 1 PENGERTIAN INVESTASI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 1. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Bandung.

BAB 5 Investasi dan Pinjaman. Practical Math. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRI LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

EKONOMI TEKNIK Bentuk Nilai Modal - Nilai Sekarang dan yang akan datang SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

NILAI WAKTU UANG. Ekonomi dan Bisnis. Modul ke: Fakultas. Program Studi Manajemen Keuangan

1 L a p o r a n T a h u n a n

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2013 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2013 Tahunan (Audited) 2012

) ( ASET INVESTASI

Entrepreneurship and Innovation Management

FUTURE VALUE, PRESENT VALUE,KONSEP ANUITAS

Silabus. EKF 4101 Manajemen Keuangan I. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis


LAPORAN ASET NETO. Per 31 Desember 2012 NBDU : Nama Dana Pensiun : Jenis Program : Tahunan (Audited) 2012 Tahunan (Audited) 2011

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATAKULIAH DASAR MANAJEMEN KEUANGAN (AKN) KODE / SKS KK 24303/3 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

MK. MANAJEMEN KEUANGAN KONSUMEN (IKK 335) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FEMA IPB

APLIKASI MODEL SUKU BUNGA STOKASTIK BLACK-DERMAN-TOY DENGAN FORWARD INDUCTION DALAM PENGHITUNGAN ANUITAS

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

1 L a p o r a n T a h u n a n

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. ini sayangnya seringkali dianggap mudah oleh kebanyakan orang sehingga

SILABUS MATAKULIAH PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

Kelola Keuangan dengan Benar sejak Muda

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

DANA PENSIUN ANTAM ) ASET INVESTASI

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

MEMILIH INVESTASI UNTUK PERSIAPAN DANA PENDIDIKAN ANAK Oleh: Safir Senduk

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Perencanaan Keuangan untuk USIA 20 an Kelola Keuangan dengan Benar sejak Muda

Entrepreneurship and Inovation Management

Perencanaan Keuangan untuk Seorang Pemilik Toko Perhiasan

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. Tumpal Manik, M.Si. Website : http//:tumpalmanik.com

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kekayaan diklasifikasikan sebagai tipe tingkat tinggi dari

MATEM ATI TI A KEUA EU N A G N AN (Bun (Bu ga ajemuk mu ) Osa s Oma m r Sh S a h rif

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA


BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan keuangan seperti untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

Transkripsi:

PERANAN MATEMATIKA DALAM PERENCANAAN KEUANGAN Budi Frensidy Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstract: Salah satu cabang ilmu keuangan yang berkembang pesat dalam dekade terakhir di Amerika dan dalam lima tahun terakhir di Indonesia adalah perencanaan keuangan atau financial planning. Saat ini setidaknya ada tiga asosiasi berbeda di Indonesia untuk profesi ini. Ketiganya adalah International Association of Registered Financial Consultants (IARFC), Financial Planner Association Indonesia (FPAI), dan Certified Wealth Managers Association (CWMA). Seiring dengan menjamurnya profesi perencana keuangan, penasihat keuangan, dan konsultan keuangan ini, produk keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat pun semakin marak seperti asuransi pendidikan, tabungan pendidikan, unit link, reksa dana terproteksi, dana pensiun, dan lain-lain. Kursus, seminar, dan lokakarya perencanaan keuangan juga banyak ditawarkan ke publik. Artikel di media massa tak ketinggalan banyak yang membahas mengenai tips untuk merencanakan keuangan dengan baik. Inti dari semua pelatihan, tips, nasihat, dan artikel tentang perencanaan keuangan itu adalah bahwa perencanaan keuangan itu mudah dan semua orang dapat melakukannya sendiri, jika mau. Ditelusuri lebih lanjut, seseorang hanya perlu memahami matematika keuangan dengan baik dan pengetahuan tentang produk pasar modal dan pasar uang yang tersedia, yaitu mengenai tingkat pengembalian (return) dan risikonya. Dengan bekal matematika dan produk keuangan, seseorang dapat menjadi perencana keuangan dan menilai semua produk keuangan dan investasi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan lainnya. Pemahaman matematika keuangan akan membuat seseorang menjadi cerdas finansial, dan memungkinkannya untuk menghitung sendiri kebutuhan uang pensiunnya kelak termasuk menyusun skedul akumulasi dana itu secara lengkap. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan matematika keuangan yang diperlukan untuk perencanaan keuangan, asumsi yang diperlukan, persamaan matematikanya, dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan. Contoh aktual akan diberikan secara sistematis, mulai dari yang sederhana, hingga yang rumit. Kata kunci: matematika keuangan, perencanaan keuangan, perpetuitas, anuitas, future value, present value 1. Pendahuluan Ketika sejumlah uang tertentu yang cukup besar diperlukan pada suatu saat di masa datang, adalah suatu kebiasaan yang baik dan bijak untuk menyiapkannya sejak awal atau mengumpulkannya secara terencana dalam jumlah yang sama setiap periode. Pengumpulan dana seperti inilah yang menjadi salah satu tujuan utama perencanaan keuangan. Disini sengaja digunakan kata menyiapkan dan mengumpulkan, dan bukan menabung, karena penempatan dana tidak selalu harus dalam tabungan. Dana yang terkumpul dapat saja ditaruh di bank, ORI, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham atau reksa dana campuran. Pengumpulan dana secara periodik ini pada praktiknya juga dilakukan banyak perusahaan untuk keperluan dana pelunasan utang atau obligasi saat jatuh tempo, yang lazim disebut dana pelunasan atau sinking fund. Meskipun demikian, ada juga perusahaan yang melakukannya untuk tujuan lain seperti untuk dana pensiun para karyawan, penggantian mesin yang usang, penggantian karpet dan sofa sebuah hotel, dan lainnya.

Untuk individu dan keluarga, prinsip mengumpulkan uang ini tentunya bisa diterapkan untuk macam-macam tujuan. Ada yang untuk berwisata ke manca negara, membeli mobil atau apartemen. Bisa juga untuk tujuan lainnya seperti menunaikan ibadah haji, menyekolahkan anak di luar negeri, melanjutkan kuliah ke program pascasarjana, dan lainnya. Semua tujuan di atas masuk akal dan sah-sah saja. Untuk dapat melakukan perencanaan keuangan dalam usaha memenuhi tujuan-tujuan di atas, seseorang hanya memerlukan kemampuan dasar matematika keuangan ditambah pengetahuan tentang semua produk investasi yang ada di pasar keuangan dan disiplin diri. Studi ini tidak dimaksudkan untuk mengupas ketiga faktor di atas secara tuntas dan hanya memfokuskan pada penggunaan matematika yang diperlukan. Pencarian produk keuangan yang mampu memberikan return yang diharapkan atau yang digunakan dalam perhitungan matematika dan kemampuan untuk melakukan disiplin diri tidak dibahas dalam artikel ini. Kedua faktor itu diterima sebagai sesuatu yang sudah ada atau taken for granted. 2. Persamaan Dasar Perencanaan keuangan paling sederhana untuk mencapai sejumlah nilai tertentu di masa yang akan datang melibatkan satu setoran tunggal saat ini dalam produk perbankan yang sudah sangat terbiasa (familiar) di masyarakat Indonesia yang deposito-minded yaitu deposito atau tabungan. Persamaan yang digunakan untuk tujuan ini adalah persamaan dasar untuk nilai sekarang atau present value (PV) yang sekaligus persamaan dasar untuk nilai akan datang atau future value (FV) yaitu: FV = PV (1 + i) n... (1) atau PV = FV dengan FV = future value atau nilai akan datang PV = present value atau nilai sekarang i = tingkat bunga per periode n = jumlah periode (1 + i) n Asumsi yang diperlukan adalah tingkat bunga akan stabil selama beberapa tahun ke depan dan digunakan metode 30/360 untuk penghitungan bunga secara bulanan (aatau asumsi jumlah hari sama setiap bulan). Jika tingkat bunga tidak stabil tetapi rata-rata tingkat bunga diasumsikan akan sebesar i, persamaan di atas masih dapat digunakan. Contoh: Sebuah keluarga mempunyai seorang putra yang saat ini berusia 12 tahun. Untuk keperluan biaya masuk perguruan tinggi swasta favorit 6 tahun dari sekarang, diperlukan dana sekitar Rp75 juta. Sang Ayah berniat menyetorkan sejumlah uang, sekali saja, ke dalam tabungan pendidikan yang ditawarkan sebuah bank. Berapa jumlah uang yang perlu disiapkan keluarga itu jika: Contoh 1. Bank itu memberikan bunga bersih 6% p.a. dan dikreditkan setiap tahun? Contoh 2. Bank itu memberikan bunga bersih 6% p.a. dan dikreditkan setiap bulan? Contoh 3. Bank itu memberikan bunga sebelum pajak 6% p.a. dan dikreditkan setiap tahun? Contoh 4. Bank itu memberikan bunga sebelum pajak 6% p.a. dan dikreditkan setiap bulan? Jawab: FV dalam semua contoh di atas adalah sama yaitu Rp75 juta. Perbedaan contoh 1 sampai 4 adalah dalam periode penghitungan bunga (compounding) sehingga tingkat bunga (i) dan periode (n) juga berbeda. Dalam contoh 1, i adalah 6% dan n adalah 6 tahun. Pada contoh 2, i dan n adalah 0,5% dan 72 bulan. Dalam contoh 3, karena adanya pajak penghasilan 20% atas bunga tabungan, besar bunga bersih per tahun menjadi hanya 4,8% dengan periode 6 tahun. Terakhir, pada contoh 4, i adalah 0,4% dan n menjadi 72 bulan.

PV = FV (1 + i) n Jawaban 1. PV = Rp75 juta = Rp52.872.040,5 (1 + 6%) 6 Jawaban 2. PV = Rp75 juta = Rp52.372.682,3 (1 + 0,5%) 72 Jawaban 3. PV = Rp75 juta = Rp56.610.053,8 (1 + 4,8%) 6 Jawaban 4. PV = Rp75 juta = Rp56.264.432,3 (1 + 0,4%) 72 Contoh 5. Variasi dari contoh sederhana di atas adalah jika Ayah tadi tidak mempunyai uang yang cukup untuk menyetor sekali saja. Jika dalam contoh 1, ternyata uang yang tersedia hanya Rp30 juta dan sang Ayah berniat untuk menyetorkan untuk kedua kalinya 3 tahun mendatang, berapa jumlah yang harus disiapkan 3 tahun lagi itu? Jawab: Yang harus dilakukan dalam contoh terakhir adalah menghitung FV dari uang Rp30 juta yang disetor hari ini. Kemudian kita menghitung besar kekurangan uang yang diperlukan. Selisih future value yang diinginkan dan future value yang diperoleh inilah yang harus ditutup dari setoran kedua. Kita kembali menggunakan persamaan dasar untuk menghitung besar setoran kedua ini tetapi dengan future value hanya sebesar selisih di atas dengan n selama 3 tahun dan i yang sama yaitu 6% p.a. (seperti contoh 1). Future value dari Rp30 juta, 6 tahun lagi adalah FV 6 = PV (1 + i) 6 atau FV 6 = Rp30 juta (1 + 6%) 6 = Rp42.555.573,4 Untuk memenuhi FV sebesar Rp32.444.426,6 (Rp75 juta Rp42.555.573,4) dalam periode 3 tahun (awal tahun keempat hingga akhir tahun keenam) diperlukan tambahan tabungan sebesar: PV = Rp32.444.426,6 = Rp27.240.966,2 (1 + 6%) 3 Dengan demikian, setoran kedua tepat 3 tahun lagi adalah Rp27.240.966,2. 3. Persamaan Anuitas untuk FV Perencanaan keuangan seperti di atas dengan setoran awal di muka atau beberapa setoran saja, dua kali dalam contoh terakhir, pada praktiknya, jarang digunakan. Model perencanaan keuangan yang lebih sering dan lebih realistis adalah dengan penyetoran sejumlah uang sama besar setiap periode hingga tanggal jatuh tempo. Periode penyetoran dapat tahunan, semesteran, triwulanan, dan bulanan. Karena penghasilan di Indonesia sebagian besar dalam bulanan, model perencanaan keuangan yang paling lazim adalah juga bulanan. Meskipun

demikian, perencanaan keuangan dengan periode triwulanan, semesteran, dan tahunan dapat dilakukan dengan mudah jika kita memahami model perencanaan keuangan dengan setoran bulanan. Semuanya menggunakan konsep dan persamaan matematika yang sama yaitu anuitas. Berdasarkan alasan ini, akan digunakan contoh anuitas bulanan. Contoh 6. Jika keluarga di atas hanya mampu mengangsur untuk keperluan biaya kuliah putranya kelak, berapa besar tabungan bulanan yang perlu disiapkan? Jumlah kebutuhan uang, periode, dan bunga adalah sama seperti contoh-contoh sebelumnya yaitu Rp75 juta, enam tahun lagi, dan dengan bunga 6% p.a. Karena setoran dilakukan setiap bulan, periode dan bunga pun harus dinyatakan dalam bulan yaitu 72 bulan dengan bunga 0,5% per bulan. Persamaan yang diperlukan tidak lagi persamaan dasar tetapi persamaan anuitas sebagai berikut: Jawaban 6: dengan FV = ((1 + i) n 1) A... (2) i FV = nilai pada akhir periode atau nilai yang diinginkan (future value) i = tingkat bunga per periode n = jumlah periode A = anuitas atau setoran per periode FV = Rp75 juta i = 0,5% n = 72 bulan A = anuitas atau setoran per bulan Rp75 juta = ((1 + 0,5%) 72 1) A 0,5% atau A = Rp75 juta (0,005) / ((1,005) 72 1) A = Rp867.966,6 Pengumpulan dana dalam contoh terakhir mengasumsikan orang tua tersebut belum mempunyai dana sama sekali untuk mencapai tujuan keuangannya atau memulainya dari nol. Kenyataannya, sangat mungkin saat ini dia sudah mempunyai sejumlah uang. Jika demikian, besar tabungan bulanan menjadi berubah. Semakin besar dana yang disetorkan di awal untuk tabungan pendidikan ini, semakin kecil setoran periodik yang diperlukan selama periode tabungan. Contoh 7. Misalkan orang tua di atas sudah mempunyai dana sekitar Rp20 juta untuk keperluan biaya pendidikan tinggi putranya ini. Jika variabel lain diasumsikan tidak berubah, berapa keperluan setoran bulanan untuk mewujudkan harapannya? Jawab: Pertama kita harus menghitung FV dari uang Rp20 juta pada hari ini dengan menggunakan persamaan dasar. Kemudian kita menghitung selisih uang yang diperlukan di masa datang. Selisih future value ini akan dipenuhi dengan cara mengangsur. Kita akan menggunakan persamaan anuitas untuk menghitung tabungan periodik yang harus dilakukan

dengan n selama 72 bulan, i yang sama yaitu 6% p.a. atau 0,5% per bulan, dan FV sebesar kekurangan di atas. Future value dari Rp20 juta, 6 tahun lagi adalah FV 6 = PV (1 + i) 6 atau FV 6 = Rp20 juta (1 + 6%) 6 = Rp28.370.382,3 Untuk memenuhi FV sebesar Rp46.629.617,7 (Rp75 juta Rp28.370.382,3) dalam 72 bulan, diperlukan tabungan bulanan sebesar: A = FV. i (manipulasi dari persamaan 2) (1 + i) n 1 A = Rp46.629.617,7 (0,5%) (1 + 0,5%) 72 1 A = Rp539.639,3 bulan. Dengan demikian, setoran bulanan yang diperlukan hanya Rp539.639,3 selama 72 4. Persamaan Anuitas di Muka untuk FV Sejauh ini, kita hanya menggunakan satu persamaan anuitas untuk future value dengan asumsi angsuran dilakukan pada setiap periode mulai periode 1 dan future value yang diinginkan akan diperoleh tepat di akhir periode n, sesaat setelah penyetoran akhir pada periode itu. Alternatif lain adalah setoran anuitas dilakukan di setiap awal periode, mulai dari periode 1 juga, tetapi dana yang diinginkan diambil pada akhir periode n. Perbedaan antara keduanya adalah yang pertama, untuk periode angsuran 12 kali mulai awal tahun, setoran dana dilakukan setiap akhir bulan yaitu mulai 31 Januari hingga 31 Desember dan dana yang diinginkan akan diperoleh pada tanggal 31 Desember, tepat setelah setoran ke-12 dilakukan (atau setoran mulai 1 Januari hingga 1 Desember dengan dana yang ditargetkan persis dapat diambil pada tanggal 1 Desember). Sedangkan pada pola yang kedua, angsuran pertama dimulai tanggal 1 Januari dan angsuran terakhir tanggal 1 Desember, tetapi dana diambil pada tanggal 31 Desember. Jika model perencanaan keuangan terakhir ini yang digunakan, kita dapat menggunakan persamaan anuitas di muka untuk future value yaitu: FV = ((1 + i) n 1) A. (1 + i).. (3) i Perhatikan kalau perbedaan antara persamaan (2) dan (3) untuk FV hanyalah tambahan bunga pada periode terakhir yaitu (1 + i). Ini dikarenakan periode pertama adalah tanggal 1 Januari dan periode terakhir 1 Desember sehingga jumlah uang yang sama sudah dapat diperoleh pada tanggal 1 Desember. Jika dana tersebut akan diambil tanggal 31 Desember, jumlahnya akan bertambah sebesar i karena adanya faktor bunga untuk bulan Desember. Contoh 8. Misalkan hari ini tanggal 1 Januari 2009. Memasuki tahun 2009 ini, sepasang pengantin baru berencana untuk membeli apartemen di tengah kota yang dekat dengan tempat kerja mereka. Untuk itu, mereka memerlukan uang muka sebesar Rp50 juta pada akhir tahun 2009. Jika bunga bersih atas tabungan yang dapat mereka peroleh adalah 0,5% per bulan, berapa besar setoran bulanan mulai hari ini jika dia memerlukan Rp50 juta itu tepat 11 bulan lagi yaitu 1 Desember 2009?

Contoh 9. Melanjutkan contoh 8, berapa besar setoran bulanan itu jika dia memerlukannya tepat 12 bulan lagi atau tanggal 31 Desember 2009? Jawab: Perbedaan antara contoh 8 dan 9 adalah yang pertama menggunakan persamaan anuitas biasa sedangkan yang kedua harus menggunakan persamaan anuitas di muka. Jumlah periode setoran untuk keduanya adalah sama yaitu 12 kali. Jawaban 8. A = FV. i (1 + i) n 1 A = Rp50 juta (0,5%) (1 + 0,5%) 12 1 A = Rp4.053.321,5 Jawaban 9. A = FV. i ((1 + i) n 1)(1 + i) A = Rp50 juta (0,5%) ((1 + 0,5%) 12 1)(1 + 0,5%) A = Rp4.033.155,7 5. Persamaan Perpetuitas dan Perpetuitas Bertumbuh Selain untuk merencanakan keuangan sederhana seperti contoh-contoh di atas, tujuan yang lebih dinamis dan relatif lebih sulit adalah perencanaan keuangan untuk kebutuhan uang pensiun. Berapa besar dana yang Anda perlukan pada masa pensiun tergantung beberapa faktor seperti pengeluaran hidup sebelum pensiun, inflasi, dan rata-rata return investasi yang dapat diperoleh. Sedangkan untuk menghitung berapa besar dana yang harus dikumpulkan secara periodik untuk memenuhinya tergantung pada usia mulai, usia pensiun yang diinginkan, dan dana yang sudah dimiliki. Untuk konkretnya, misalkan Anda saat ini berusia 40 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp5 juta dan berencana untuk pensiun pada usia 60. Asumsikan inflasi tahunan ratarata selama 20 tahun ke depan adalah 6% dan dapat diperoleh return sebesar 12% p.a. untuk dana Anda. Return sebesar ini tentunya tidak Anda peroleh jika hanya mengandalkan produk bank dan asuransi. Pertama, kita harus menghitung pengeluaran bulanan sebesar Rp5 juta akan menjadi berapa 20 tahun lagi. Dengan inflasi tahunan 6%, angka itu menjadi Rp16 juta ((1,06^20) x Rp5 juta) saat usia Anda 60 tahun. Pengeluaran bulanan saat pensiun tentunya lebih rendah, katakan sekitar 70%-nya, daripada pengeluaran saat masih aktif bekerja karena Anda tidak perlu lagi membiayai pendidikan anak dan pengeluaran transportasi ke kantor setiap hari. Sebagian dari pengurangan biaya ini akan Anda perlukan untuk biaya pemeliharaan kesehatan seperti untuk check-up kesehatan rutin dan obat-obatan. Dengan demikian, Anda memerlukan uang sebesar Rp11,2 juta/bulan (70% x Rp16 juta) saat pensiun nanti. Jika dapat diperoleh return 12% p.a. atau 1% per bulan untuk dana Anda, total uang pensiun yang dibutuhkan saat itu adalah Rp1,12 miliar (Rp11,2 juta/1%). Persamaan matematika yang digunakan di atas adalah perpetuitas yaitu PV = A / i (frensidy, 2008). Kebutuhan uang pensiun menjadi lebih besar jika Anda menginginkan uang pensiun bulanan ini juga naik sesuai inflasi yaitu 6% p.a. atau 0,5% per bulan.

Dalam contoh ini, kita memerlukan perpetuitas bertumbuh yaitu PV = A / (i g) (frensidy, 2008), dengan g adalah besar pertumbuhan per periode. Uang pensiun yang dibutuhkan menjadi Rp2,24 miliar (Rp11,2 juta/(1% 0,5%)). Jika saat ini Anda tidak mempunyai aset likuid dan juga terbebas dari utang alias mulai dari nol, dana yang Anda harus siapkan setiap bulan adalah Rp1.132.164,7. Bagaimana kita memperoleh angka itu adalah dengan menggunakan persamaan anuitas yang telah dibahas di atas yaitu: A = FV. i (1 + i) n 1 dengan FV = Rp1.120.000.000 i = 1% n = 240 bulan A = Rp1.120 juta (1%) (1 + 1%) 240 1 A = Rp1.132.164,7 Jika saat ini Anda memulainya dengan dana Rp50 juta, dana yang perlu disiapkan berkurang menjadi hanya Rp581.622 per bulan. Caranya adalah persis seperti penyelesaian contoh 7 di atas. Angka-angka di atas tentunya akan berubah jika pengeluaran bulanan Anda tidak sebesar Rp5 juta/bulan atau inflasi tahunan rata-rata ternyata meleset dari 6% atau periode pensiun yang Anda rencanakan bukan 20 tahun lagi atau tingkat pengemablian investasi bukan sebesar 12% p.a. seperti yang ditargetkan. Namun dengan menggunakan persamaan-persamaan matematika di atas, semuanya dapat diselesaikan dengan mudah. 6. Persamaan Anuitas untuk PV Dengan mengambil Rp11,2 juta setiap bulan sebagai hasil investasi dari dana Anda, uang pensiun Rp1,12 miliar yang sudah Anda kumpulkan tidak akan pernah habis. Kebutuhan uang pensiun akan menjadi lebih sedikit jika Anda ingin menghabiskannya, katakan dalam 15 tahun. Maksudnya adalah jika Anda merasa tidak perlu untuk mewariskan keluarga yang ditinggalkan uang sebesar Rp1,12 miliar dan usia Anda realistisnya juga tidak akan melebihi, mohon maaf, 75 tahun. Jika demikian, kita perlu menghitung nilai sekarang dari aliran kas sebesar Rp11,2 juta setiap bulan selama 15 tahun. Untuk itu, kita memerlukan persamaan anuitas untuk PV (present value) yaitu: 1 (1 + i) PV = i n A... (4) dengan A = Rp11,2 juta i = 1% n = 180 bulan

1 (1 + 1%) PV = 1% 180 PV = Rp933.202.636,7 Rp11,2 juta Untuk menghitung dana bulanan yang perlu disiapkan untuk mencapai angka ini dalam 20 tahun, kita kembali menggunakan persamaan anuitas untuk future value yaitu: A = FV. i (1 + i) n 1 dengan FV = Rp933.202.636,7 i = 1% n = 240 bulan A = Rp933.202.636,7 (1%) (1 + 1%) 240 1 A = Rp943.338,5 Jika Anda tidak memulainya dari nol tetapi dengan dana awal Rp50 juta, besar setoran bulanan yang diperlukan adalah Rp392.795. Caranya adalah sama seperti contoh perpetuitas di atas atau penyelesaian contoh 7. Sekarang sudah jelas kalau kunci untuk dapat menghitung kebutuhan uang pensiun adalah matematika keuangan dan pencarian produk investasi yang mampu memberikan tingkat pengembalian (return) sesuai yang diharapkan. Tulisan ini hanya membahas satu sisi yaitu penghitungan matematikanya. Sisi lainnya yaitu perburuan produk keuangan/investasi memerlukan manajemen investasi atau teori portofolio. Kesimpulan Perencanaan keuangan memerlukan dua pengetahuan dasar yaitu matematika keuangan dan ilmu investasi (portofolio). Studi ini membahas logika dan persamaan matematika keuangan yang diperlukan untuk melakukan perencanaan itu dan tidak membahas pencarian produk keuangan/investasi yang dapat memenuhi tujuan keuangan yang sudah ditetapkan. Ada beberapa persamaan matematika keuangan yang sangat bermanfaat untuk melakukan perencanaan keuangan baik untuk tujuan tertentu maupun untuk kebutuhan pensiun. Persamaan-persamaan itu adalah persamaan dasar PV dan FV, persamaan anuitas biasa untuk FV (future value), persamaan anuitas di muka untuk FV, perpetuitas, perpetuitas bertumbuh, dan persamaan anuitas biasa untuk PV (present value).

Referensi Aseervatham, Al, Help in Business Mathematics, A Workbook, Prentice-Hall, 1996 Ayres, Frank Jr., Schaum s Outline of Mathematics of Finance, McGraw-Hill, 1963 DeFusco, Richard A., Dennis W. McLeavey, Jerald E. Pinto, and David E. Runkle, Quantitative Methods for Investment Analysis, 2 nd edition, CFA Institute, 2004 Frensidy, Budi, Financial Mathematics, Salemba Empat, 2008 Frensidy, Budi, Matematika Keuangan, edisi 2, Salemba Empat, 2006 Frensidy, Budi. Menghitung Kebutuhan Uang Pensiun. Bisnis Indonesia Minggu edisi 69 (6 April 2008). Frensidy, Budi. Membedah Anuitas dan Perpetuitas. Bisnis Indonesia Minggu edisi 62 (17 Februari 2008). Frensidy, Budi. Merencanakan Keuangan itu Mudah. Bisnis Indonesia Minggu edisi 54 (23 Desember 2007). Frensidy, Budi, Matematika Keuangan : Kumpulan Soal, Salemba Empat, 2006 Guthrie, Gary C. and Larry D. Lemon, Mathematics of Interest Rates and Finance, Prentice- Hall, 2003 Harper, H.Hugh, College Business Mathematics, McGraw-Hill, 1986 Johnson, Ramon E. and Robert A. Lutz., Applied Mathematics of Finance, 3 rd Kendal/Hunt Publishing, 1999 edition, Kapoor, Jack, Les Dlabay, and Robert J. Hughes, Personal Finance, 7 th edition, McGraw-Hill, 2004 Knox, David M., Petr Zima, and Robert L.Brown, Mathematics of Finance, McGraw-Hill, 1990 Miller, Kathleen N., Mathematics for Business, College Course, McGraw-Hill, 1988 Pintel, Gerald and Jay Diamond, Basic Business Mathematics, 4 th edition, Prentice-Hall, 1989 Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, and Jeffrey Jaffe, Corporate Finance, 7 th edition, McGraw-Hill, 2005 Shao, Stephen Pinyee, Mathematics for Management and Finance, 5 th edition, South-Western, 1986 Zima, Petr and Joel J. Lerner, Schaum s Outline of Theory and Problems of Business Mathematics, McGraw-Hill, 1988

Zima, Petr and Robert L. Brown, Schaum s Outline of Mathematics of Finance, 2 nd edition, McGraw-Hill, 1996