I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan berbagai jenis buah yang memiliki potensi besar untuk

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

I. PENDAHULUAN. Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai

1. PENDAHULUAN. dikembangkan. Salah satu buah yang memiliki potensi besar itu adalah buah

I. PENDAHULUAN. beriklim dingin maupun di daerah beriklim panas (Sato et al, 2006). untuk pengembangan budidayanya maupun penelitian ilmiah.

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah

I. PENDAHULUAN. nilai khusus baik dari segi nilai ekonomi maupun nilai gizi. Tumbuhan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Tanaman jeruk di Indonesia ada yang tumbuh baik secara alami dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

Kajian Berat Segar dan Kandungan Karbohidrat Terlarut Total pada Setiap Tingkat Kematangan Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica)

Penelitian telah dilakukan pada bulan September oktober 2014 di. Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

I. PENDAHULUAN. Buah pisang tergolong buah klimakterik. Di samping harganya yang masih

PENGATURAN KEMASAKAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal merupakan salah satu buah jambu biji

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

HASIL DAN PEMBAHASAN


I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA ACARA V EVALUASI PERKEMBANGAN BUAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

PENDAHULUAN. penduduk sehingga terjadi masalah hal ketersediaan pangan. Ketergantungan pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KANDUNGAN GIZI PISANG ( Musa Paradisiaca L) BERDASARKAN DEGRADASI WARNA KULIT OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

TINJAUAN PUSTAKA. : Musa paradisiaca formatypica. Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

BAB I PENDAHULUAN. zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan, termasuk buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan serta dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Indonesia sebagai produsen pisang dunia menempati urutan ke 5 dengan Sulawesi Selatan sebagai kota penghasil pisang terbesar yaitu 183.853 ton buah pisang per tahun. Buah pisang memiliki kandungan nutrisi dan gizi sangat tinggi yaitu sebagai sumber energi karena mengandung karbohidrat, mineral serta vitamin A dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999). Menurut Elly dan Amrullah (1985), pisang kepok merupakan jenis buah klimakterik yaitu buah yang mengalami peningkatan laju respirasi yang sangat tinggi selama proses pematangan. Proses pematangan buah berlangsung cepat sehingga mempengaruhi mutu buah, daging buah menjadi lunak dan kulit buah menjadi kuning kecoklatan yang dapat mempercepat menurunnya kesegaran buah sehingga menjadi kurang menarik. Menurut penelitian yang telah dilakukan buah pisang kepok matang sangat efektif dalam mengurangi keparahan klinis dari penyakit

2 diare dan banyak mengandung vitamin, mineral, protein dan karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi tubuh karena buah pisang kepok mengandung senyawa asam lemak rantai pendek yang dapat memelihara lapisan sel jaringan usus kecil dan kemampuan untuk menyerap nutrisi. Pengembangan teknologi pasca panen meliputi perbaikan dalam sistem pemanenan, penyortiran, penyimpanan, pengemasan, dan pendistribusian. Keberhasilan dalam perbaikan sistem-sistem tersebut akan sangat ditentukan oleh pemahaman berbagai proses fisiologis yang terjadi selama proses pematangan buah pisang kepok. Salah satu contoh aspek fisiologis yang berhubungan dengan kualitas buah adalah tabel ripe (dimana buah memiliki rasa paling enak ketika dimakan). Pada kondisi tabel ripe buah pisang memiliki warna kulit yang menarik, tekstur yang baik, dan rasa yang enak karena kesimbangan dalam kandungan karbohidrat, protein, mineral, dan kadar air. Oleh sebab itu pengembangan teknologi pasca panen khususnya dengan tujuan untuk mengatasi kerusakan fisiologis perlu didukung oleh penelitian-penelitian berbagai proses fisiologis yang terjadi selama proses pematangan buah (Adeyemi dan Oladiji, 2009). Permasalahan yang dihadapi petani saat pasca panen berkaitan dengan perubahan fisiologis dapat dilihat pada Gambar 1.

3 Problem pasca panen buah pisang Laju respirasi meningkat Proses pematangan buah cepat Kualitas buah pisang kurang baik Tidak dapat disimpan lama Nilai ekonomi menurun Petani Rugi Gambar 1. Skema problem yang dihadapi petani pasca panen buah pisang yang berkaitan dengan perubahan fisiologis

4 Dalam penelitian ini peneliti memusatkan perhatian terhadap perubahan berat segar, berat kulit, berat daging buah, peel to pulp ratio (rasio berat kulit buah dan berat daging buah), kandungan karbohidrat terlarut total, dan level gula pereduksi pada buah pisang kepok selama proses pematangan, pada tingkat kematangan berapa perubahan-perubahan tersebut terjadi. Disamping itu, peneliti juga ingin mengetahui apakah perubahan kimia seperti kandungan karbohidrat terlarut total berhubungan dengan perubahan fisik buah pisang kepok seperti berat segar. Untuk menentukan tingkat kematangan buah pisang kepok digunakan standart colour charts (Trape dan Jain, 2012).

5 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. untuk mengetahui perbedaan dalam berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kepok antar tingkat kematangan buah 2. Untuk mengetahui hubungan antara berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kapok C. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman metabolisme selama proses pematangan buah pisang kepok. Dari segi pengembangan teknologi pasca panen maka hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perancangan sistem pemanenan, penyortiran, penyimpanan dan pendistribusian buah pisang kepok sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi buah pisang kepok.

6 D. Kerangka Pikir Buah pisang kepok merupakan buah klimakterik yaitu buah yang proses pematangannya diikuti dengan peningkatan laju respirasi yang tinggi. Laju respirasi yang tinggi ini berfungsi untuk mensuplai ATP bagi berbagai proses metabolisme seperti degradasi klorofil, hidrolisis pati biosintesis etilen, dan biosintesis protein. Selama proses pematangan buah pisang terjadi konversi pati menjadi karbohidrat terlarut maka akan terjadi perubahan berat segar selama proses pematangan buah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sonia (2014) terhadap pisang ambon tingkat kematangan tidak mempengaruhi berat segar buah pisang ambon namun mempengaruhi kandungan karbohidrat terlarut total, dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ode et al ( 2013). penundaan proses pematangan buah pisang oleh asam salsilat diketahui berkolerasi dengan peningkatan peel to pulp ratio. Berdasarkan fakta di atas pertanyaan penting yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah ada perbedaan dalam berat segar serta kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kepok antar tingkat kematangan buah yang berbeda, serta apakah ada hubungan antara berat segar dengan kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kepok.

7 Selama proses pematangan buah walaupun terjadi konversi pati menjadi karbohidrat terlarut namun diikuti dengan peningktan kadar air dari daging buah. Selama proses pematangan buah, kulit buah menjadi relatif kering akibat penurunan kadar air sehingga terjadi penurunan berat kulit buah selama proses pematangan. Berdasarkan dugaan di atas maka peneliti merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah selama proses pematangan buah pisang kepok terjadi penurunan berat segar buah pisang kepok. Penurunan berat segar ini disebabkan oleh penurunan berat kulit buah, bukan oleh perubahaan berat daging buah. Selama proses pematangan buah terjadi penurunan yang signifikan dalam kandungan karbohidrat terlarut total buah pisang kepok. Pendekatan yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan di atas adalah dengan membandingkan berat segar, berat kulit, berat daging buah, peel to pulp ratio (rasio berat kulit buah terhadap berat daging buah), kandungan karbohidrat terlarut total, gula peruduksi antar tingkat kematangan buah pisang kepok yang berbeda. Skema prediksi perubahan fisiologis yang terjadi selama proses pematangan buah dapat dilihat pada Gambar 2.

8 Proses Pematangan Buah Perubahan Warna Kulit Perubahan Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Perubahan Penampang Melintang Perubahan Level Gula Peruduksi. Perubahan Berat Kulit Perubahan Berat Segar Perubahan Berat Daging Buah Perubahan peel to pulp ratio Gambar 2. Skema prediksi perubahan fisiologis yang terjadi selama proses pematangan buah pisang kepok

9 E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan yang nyata dalam berat segar, berat kulit, berat daging buah, peel to pulp ratio, dan kandungan karbohidrat terlarut total antar tingkat kematangan buah pisang kepok. H0 : µ1=: µ2=: µ3= µ4= µ5= µ6= µ7 H1 salah satu nilai µ berbeda dengan nilai µ lainnya Hipotesis di terima jika H0 ditolak atau H1 diterima. 2. Ada hubungan yang kuat antara kandungan karbohidrat terlarut total dan berat segar buah pisang kepok.