PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dalam Produk Burger Sapi yang Beredar di Kartasura secara Spektrofotometri Serapan Atom

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

ABSTRAK ABSTRACT

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

Kentang (Solanum tuberosum L.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

Determination of Zn Levels in Freshener Solution Tea Cans By Atomic Absorption Spectrophotometry

Muchammad Ade Firmansyah, Sabikis, Pri Iswati Utami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

ANALISIS CEMARAN TIMBAL, KADMIUM DAN SENG DALAM SAWI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

Analisis Besi (Fe) dalam Air Sumur di Daerah Kergan, Sukoharjo secara Spektrofotometri Serapan Atom

ANALISIS KADAR TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) DALAM AIR MINUM ISI ULANG KEMASAN GALON DI KECAMATAN LIMA KAUM KABUPATEN TANAH DATAR.

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LOGAM SENG (Zn), BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu) PADA SUSU FORMULA DENGAN METODE DESTRUKSI KERING DAN BASAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN

1 Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Makassar ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013 yang

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Analisis Kandungan Logam Timbal pada Ikan Beronang (Siganus Sp) Asal Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar

PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) PADA AIR SUMUR GALIAN WARGA SEKITAR INDUSTRI X KECAMATAN PANJANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PENDAHULUAN Sayur kacang-kacangan dalam kaleng merupakan makanan praktis siap saji, yang dikemas dalam kaleng. Sayur kacang-kacangan dalam kaleng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

PENETAPAN KADAR ZAT BESI (Fe) PADA BUAH NAGA ISI SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis L.) DAN ISI PUTIH (Hylocereus undatus L.)

Gambar 2. Daun Tempuyung

II. METODE PENELITIAN

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

Bab III Metodologi Penelitian

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Transkripsi:

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA DETERMINATION OF COPPER CONTENT IN MEATBALLS AND BEEF BURGERS DISTRIBUTED IN SURAKARTA Endang Sri Rejeki 1) 1) Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta ABSTRAK Telah dilakukan pengujian tembaga pada bakso dan burger daging sapi yang beredar di kota Surakarta. Sampel diambil secara acak. Penelitian dilakukan dengan cara pengukuran absorbansi dari sampel secara spektrofotometri serapan atom. Analisis kualitatif menunjukkan bahwa semua sampel bakso dan burger daging sapi mengandung logam tembaga (Cu) dimana kadar kedua sampel tidak melebihi persyaratan BPOM yaitu 20,0 mg/kg. Hasil analisis kuantitatif tembaga (Cu) pada bakso daging sapi sebesar 2,9714 mg/kg, sedangkan pada burger daging sapi sebesar 1,8670 mg/kg. Kata kunci : tembaga, bakso sapi, burger, daging sapi ABSTRACT Determination of copper content in the meatballs and beef burgers in Surakarta has been done. Sampling method is random. The study was conducted by measuring the absorbance of the sample by atomic absorption spectrophotometry. Qualitative analysis showed that all samples of contained metallic copper (Cu) but the levels of both samples did not exceed the requirements of BPOM i.e. 20.0 mg / kg. The result of quantitative analysis of copper (Cu) in beef meatballs and beef burgers was 2.9714 ± 0.0462 mg/kg and 0.2418 ± 0.0005 mg/kg respectively. Keywords: copper, meatball, burger, beef PENDAHULUAN Seiring berkembangnya industri makanan dan minuman maka semakin banyak pula produk daging yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi lebih awet, menarik dan lebih praktis dibandingkan produk dalam bentuk segar seperti sosis, kornet daging sapi, dan ham (Ambarini, 1994). Protein merupakan komponen yang terbesar dari daging. Nilai nutrisi daging yang tinggi disebabkan karena daging mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Daging juga mengandung air, lemak, karbohidrat dan komponen anorganik (Soeparno, 2005). Salah satu produk olahan daging sapi yang sudah dikenal dan sangat digemari masyarakat Indonesia adalah bakso dan burger daging sapi. Salah satu hal yang dapat mengurangi mutu produk burger dan bakso daging sapi adalah cemaran, misalnya cemaran kimia, bakteri, jamur dan mikroorganisme lain dan juga cemaran logam berat seperti tembaga, timbale,

merkuri, arsen, cadmium, seng, selenium, kromium, dan besi. Cemaran logam berat dapat merugikan masyarakat karena mengkonsumsi produk burger dan bakso daging sapi yang tercemar. Logam berat dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menimbulkan gejala fisiologis yang tidak diharapkan. Logam berat juga dapat mengakibatkan keracunan pada makhluk hidup, tetapi sebagian dari logam-logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kebutuhan tersebut dalam jumlah yang sedikit. Kebutuhan logam berat di dalam tubuh itu jika tidak terpenuhi maka dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup (Palar, 2008). Tembaga (Cu) termasuk logam berat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit dan apabila berlebih dapat mengakibatkan toksisitas bagi tubuh. Sumber tembaga dapat berasal dari makanan, minuman, dan udara. Makanan merupakan sumber terbesar yang masuk dalam tubuh, makanan sehari-hari mengandung kurang lebih 1 mg tembaga, sebanyak 35% sampai 70% diabsorbsi oleh tubuh (Almatsier, 2004). Tembaga pada bakso dan burger daging sapi dapat berasal dari bahan baku dan air yang digunakan dalam proses pembuatan. Proses pengolahan juga dapat mengkontaminasi bahan baku yang digunakan yaitu daging sapi. Proses kontaminasi ini dapat erjadi karena sapi memakan tanaman dan pakai lainnya. Logam berat yang ada di lingkungan seperti tanah, air, dan udara dapat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Tumbuhan yang menjadi mediator penyebaran logam berat pada makhluk hidup, menyerap logam berat melalui akar dan daun (Widianingrum et al., 2007). Kandungan tembaga yang berlebih dalam bakso daging sapi dan burger daging sapi dapat menimbulkan toksisitas bagi tubuh sehingga perlu diteliti kandungan logam-logam tersebut dalam produk bakso daging sapi dan burger daging sapi. Dengan adanya permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk penentuan kandungan tembaga pada bakso dan burger daging sapi yang beredar di kota Surakarta. METOLOGI PENELITIAN Bahan Bakso dan burger daging sapi, larutan standar tembaga dengan konsentrasi 1000 ppm (melarutkan 1000 miligram logam tembaga dalam 30 ml larutan HNO 3 1:1 kemudian diencerkan dengan aquabidestilata sampai volume tepat 1000 ml), aquabidestillata, gas yang digunakan pada sumber nyala spektrofotometer serapan atom untuk logam tembaga adalah udara-asetilen, larutan asam nitrat 1:1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beaker glass, labu takar, timbangan analitik, pipet tetes, gelas ukur, micro syringe, kurs cawan porselen, oven, kompor listrik, spektrofotometer serapan atom model Perkin Elmer AA 3110. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak, yang diperoleh dari supermarket yang ada di kota Surakarta, Jawa Tengah. Preparasi sampel Sampel dikeluarkan dari kemasan, kemudian diblender. Timbang dengan seksama sebanyak ± 5 gram dalam krus porselen yang bersih (sudah direndam

dengan larutan HNO 3 10% terlebih dahulu dan dibilas dengan aquabidestillata kemudian dikeringkan). Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 110 ºC selama ±10 jam, sampel kering dimasukkan ke dalam muffle furnace dan diabukan selama 5 jam pada suhu 500 ºC - 600 ºC. Krus porselin dikeluarkan dari dalam tanur dan dibiarkan menjadi dingin. Abu harus putih dan dasarnya harus bebas karbon, abu yang diperoleh dimasukkan dalam beaker glass dan dilarutkan dalam larutan aquaregia sebanyak 5,0 ml dengan pemanasan selama beberapa menit. Kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 10,0 ml dan ditambahkan aquabidestillata sampai tanda batas. Larutan sampel dimasukkan dalam labu takar 10 ml kemudian ditambahkan aquabidestillata sampai tanda batas kemudian dicampur. Analisis kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan lampu katoda beronggga disesuaikan dengan unsur yang diduga satu persatu. Sampel disisipkan kemudian diatur pada panjang gelombang dan tipe nyala yang sesuai jika sampel memberikan absorbansi pada panjang gelombang tertentu maka sampel mengandung logam yang dimaksud. Analisis kuantitatif 1. Pembuatan larutan kurva baku tembaga nitrat (Cu(NO 3 ) 2 ). Membuat seri pengenceran larutan standar tembaga nitrat dengan konsentrasi 1,00 ppm; 2,50 ppm; 5,00 ppm; 7,50 ppm; 10,0 ppm dengan cara mengencerkan larutan baku tembaga nitrat 1000 ppm, kemudian dibaca absorbansi masing-masing larutan tembaga nitrat diukur dengan spektrofotometer serapan atom, dibuat persamaan regresi linier. 2. Penetapan kadar Sampel dalam bentuk larutan dianalisis dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA). 3. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kurva baku standar untuk logam tembaga yaitu dengan mengukur serapan yang diperoleh diinterpolasikan pada kurva standar pada unsur tersebut: Y = a + bx Di mana: Y = absorbansi a = intersep b = slope x = C regresi HASIL DAN PEMBAHASAN Analsisis sampel secara kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan lampu katoda berongga tembaga (Cu), panjang gelombang analisis untuk unsur tembaga adalah 324,8 nm dimana menggunakan tipe nyala AA (air-asetilen). Hasil kualitatif menunjukkan bahwa semua sampel produk bakso dan burger daging sapi memberikan positif mengandung tembaga (Cu).

Pembuatan kurva kalibrasi tembaga (Cu). Konsentrasi dan absorbansi larutan standar tembaga (Cu) disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Absorbansi larutan standar tembaga No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1 2 3 2,50 5,00 10,00 0,058 0,125 0,246 Dari hasil perhitungan kurva kalibrasi didapatkan persaman regresi linier sebagai berikut: a = -0,0025 b = 0,0249 r = 0,9996 Y= -0,0025 + 0,0249 X Gambar 1. Kurva kalibrasi tembaga (Cu) Kurva kalibrasi awal penelitian ini menggunakan lima konsentrasi yaitu 0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; 2 ppm dan tembaga 1 ppm; 2,5 ppm; 5 ppm; 7,5 ppm; 10 ppm, kemudian ditentukan nilai LOD dan LOQ masing-masing kurva kalibrasi. Batas deteksi (LOD/limit of detection) didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantitasi. Batas kuantitasi (LOQ/limit of quatitation) didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan (Gandjar et al. 2009). Hasil LOD dan LOQ tembaga adalah LOD = 0,6537 dan LOD = 2,176, Hasil tersebut menunjukkan bahwa limit deteksi memenuhi syarat karena masih berada di bawah konsentrasi

terkecil kurva kalibrasi tetapi limit kuantitasi tidak memenuhi syarat karena di atas konsentrasi terkecil kurva kalibrasi. Hasil LOD dan LOQ tembaga menggunakan lima konsentrasi tidak memenuhi syarat sehingga dilakukan perhitungan ulang menggunakan tiga konsentrasi yaitu 2,5 ppm; 5 ppm; 10 ppm memberikan nilai LOD = 0,4185 dan LOQ = 1,3949, hasil tersebut menunjukkan bahwa limit deteksi dan limit kuantitasi memenuhi syarat karena masih berada di bawah konsentrasi terkecil kurva kalibrasi. Analisis sampel secara kuantitatif Hasil kadar sampel bakso dan burger daging sapi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kadar tembaga dari sampel bakso dan burger daging sapi Sampel Penimbangan Sampel (Gram) Absorbansi Kadar (Mg/Kg) Kadar Rata- Rata Bakso 5,0009 1. 0,036 2. 0,035 3. 0,034 3,0918 3,0115 2,9313 2,9714 4. 0,035 5. 0,034 3,0015 2,9313 Burger 5,0008 1. 0,021 2. 0,020 3. 0,030 4. 0,020 5. 0,022 1,887 1,8069 2,6099 1,887 1,9675 1,8670 Berdasarkan perhitungan menggunakan metode kurva kalibrasi maka kadar yang didapatkan dari sampel bakso daging sapi sebesar 2,9714 mg/k sedangkan dari sampel burger daging sapi sebesar 1,8670 mg/kg. Sumber kontaminan logam berat pada bakso dan burger daging sapi bisa berasal dari bahan baku utama yang digunakan yaitu daging sapi dan bahan lain yang digunakan seperti tepung tapioka, garam dan air. Kadar tembaga pada bakso dan burger daging sapi tidak melebihi kadar yang dipersyaratkan yaitu 20,0 mg/kg. KESIMPULAN 1. Hasil analisis kualitatif terhadap sampel bakso dan burger daging sapi mengandung tembaga 2. Kadar tembaga (Cu) pada sampel bakso daging yaitu sebesar 2,9714 mg/kg. Hasil analisis kuantitatif tembaga (Cu) pada burger daging sapi sebesar 1,8670 mg/kg.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hal : 258-261, 266-269. Ambarini, 1994, Sari Makanan Favorit Cara Pembuatan Daging Burgeri, Jakarta,: Gramedia Pustaka Utama, Hal. 23 Gandjar I.G, Rohman A, 2009, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. hlm 298-322. Palar H, 2008, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, PT. Rineka Cipta. hlm 21-73. Soeparno, 2005, Ilmu dan Teknologi Daging, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press. hlm 1-5. Widianingrum, Miskiyah, Suismono. 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahannya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. http://www.pdf.kq5.org/bahaya-kontaminasi-logam-berat- Dalam- Sayuran- Dan- Alternatif-Pencegahannya.html. [ 25 Okt 2010 ]