BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka akan terdapat dua jenis penelitian. Yaitu penelitian kependidikan dan

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mega Sari, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB III METODE PENELITAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

METODE PENGAJARAN MEMBACA Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu huruf kanji, pola kalimat dan kosakata (Sutedi, 2005 : 78). Ketiga materi tersebut sangat penting untuk membentuk keterampilan berbahasa Jepang, baik dari aspek membaca, menulis, menyimak, berbicara maupun menterjemahkan. Bila salah satu dari ketiga materi tersebut tidak dikuasai oleh pembelajar maka hasilnya akan tidak sesuai dengan tujuan utama yang diharapkan. Bagi pembelajar bahasa asing yang belum mencapai tahap penguasaan sepenuhnya, permasalahan dalam pembelajaran sering kali muncul disebabkan oleh ketidaksempurnaan pemahaman terhadap informasi yang didapatkan, baik pemahaman kata, frase maupun kalimat. Salah satu aspek yang penting untuk dipelajari dalam bahasa Jepang adalah makna kata. Tidak jarang terjadi ketidaklancaran suatu komunikasi karena pemahaman terhadap suatu kosakata yang kurang, sehingga menimbulkan perbedaan makna dan maksud yang hendak disampaikan. Bahasa Jepang memiliki banyak sekali kata yang memiliki arti sama (sinonim), namun sulit untuk dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Keberadaan sinonim dalam bahasa Jepang menjadi salah satu faktor penyebab sulitnya mempelajari bahasa Jepang, terutama bagi pembelajar asing. Bagi orang Indonesia sendiri, dalam mempelajari bahasa Jepang kerapkali menemui 1

beberapa kosakata bahasa Jepang yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi kata yang sama. Tetapi dalam konteks tertentu, akan ditemui perbedaannya. Jika persamaan dan perbedaan kata bersinonim tersebut tidak dipahami secara baik, maka akan menimbulkan kesalahan berbahasa yang dilakukan pembelajar bahasa Jepang manapun. Kosakata yang bersinonim dalam bahasa Jepang tidak sebatas pada kata kerja saja, akan tetapi kata sifat atau adjektiva pun memiliki banyak sinonim. Misalnya kata samui dengan tsumetai, keduanya memiliki arti dingin. Akan tetapi penggunaannya berbeda, sesuai dengan konteks kalimatnya. Contoh lainnya yaitu kata sifat yang akan penulis angkat sebagai permasalahan dalam penelitian ini, ureshii, tanoshii dan yorokobashii. Ketiganya memiliki arti senang atau bahagia. Akan tetapi terdapat makna tersendiri yang membedakan penggunaannya. Untuk lebih jelas lagi, berikut contoh kalimat dari ketiga kata sifat tersebut : 1) またお会いできてうれしいです Senang rasanya bisa bertemu lagi 2) 昨夜のパーティーはちょっとも楽しくなかった Pesta tadi malam sedikitpun tidak menyenangkan 3) 両親は年をとっても元気なのは喜ばしい Saya senang, meskipun sudah tua tapi orang tua sangat sehat Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii memiliki arti kata senang, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi setelah ditelaah kembali, ketiganya memiliki 2

perbedaan makna. Mungkin bagi para pembelajar yang sudah memasuki tingkat menengah bisa memahami perbedaannya. Akan tetapi bagi pembelajar pemula belum tentu bisa memahami dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Dhani Rohimat pada tahun 2008, dalam skripsinya yang berjudul Analisis Makna Adjektiva Ureshii, Tanoshii sebagai Sinonim, dapat diketahui beberapa perbedaan antara ketiga adjektiva tersebut dari segi makna, diantaranya adalah sebagai berikut : Ureshii Tanoshii Yorokobashii Menunjukkan kepuasan/kesenangan individual Menunjukkan kepuasan/kesenangan bersama Menunjukkan kepuasan/kesenangan bersama Kesenangan yang dirasakan hanya sesaat Ada rentang waktu kesenangan yang dirasakan Ada rentang waktu kesenangan yang dirasakan Tidak terpengaruh suasana tempat Dipengaruhi oleh suasana tempat Tidak terpengaruh suasana tempat Menunjukkan subjektivitas Menunjukkan objektivitas Menunjukkan objektivitas Tidak mengungkapkan isi perasaan orang lain Mengungkapkan isi perasaan orang lain Mengungkapkan isi perasaan orang lain Derajat kesenangan sedang Derajat kesenangan sedang Derajat kesenangan besar dan besar dan kecil Menunjukkan keterharuan Tidak menunjukkan keterharuan Menunjukkan keterharuan Ada sambutan emosi Tidak ada sambutan emosi Ada sambutan emosi kepuasan kepuasan kepuasan 3

Berdasarkan pengalaman penulis selama mempelajari bahasa Jepang, adjektiva ureshii dan tanoshii seringkali muncul dalam pembelajaran bahasa Jepang dasar, baik dalam wacana maupun saat membuat suatu karangan. Tema-tema sederhana seperti keiken (pengalaman) atau kazoku (keluarga) seringkali membubuhkan kesan senang, menyenangkan atau bahagia. Adanya persamaan dan perbedaan penggunaan ureshii dan tanoshii sebagai sinonim haruslah dipahami dengan baik agar makna yang disampaikan tidak keliru. Sedangkan untuk yorokobashii, memang jarang muncul atau dipakai selama pembelajaran bahasa Jepang. Lalu apakah mahasiswa mengetahui bahwa ureshii, tanoshii dan yorokobashii adalah suatu sinonim? Dan bagaimanakah pemahaman mahasiswa terhadap ketiga adjektiva ini dari segi penggunaannya? Karena selama pembelajaran bahasa Jepang di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tidak ada pengajaran khusus yang memfokuskan materi sinonim. Sinonim merupakan salah satu masalah dalam pengajaran bahasa asing termasuk bahasa Jepang. Kesulitan pembelajar biasanya berupa kurangnya pemahaman terhadap persamaan dan perbedaan, kapan dan dalam situasi bagaimana suatu kosakata bisa digunakan dengan benar. (Sutedi, 2002:10) Berdasarkan pertimbangan tersebut, tingkat pemahaman mahasiswa terhadap kosakata yang bersinonim, khususnya adjektiva perlu diukur agar dapat dilakukan tindakan bila pemahaman tersebut ternyata rendah. Untuk mengukur tingkat pemahaman tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap 4

Penggunaan Adjektiva Ureshii, Tanoshii, yang dilakukan pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI 2010. B. Identifikasi Masalah 1. Rumusan Masalah a. Apakah mahasiswa mampu membedakan penggunaan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii dalam kalimat? b. Apakah mahasiswa mampu membuat kalimat dengan menggunakan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii dengan tepat? 2. Batasan Masalah Untuk menghindari perluasan penelitian, dikarenakan keterbatasan yang ada pada diri penulis, maka penelitian yang dilakukan penulis batasi dengan sampel mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI semester V, kelas 5B dengan jumlah sampel 30 orang. Sedangkan permasalahan yang diteliti terbatas pada hal yang berkaitan dengan pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii dari segi makna. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat memahami kosakata dalam bahasa Jepang setelah mengikuti perkuliahan bahasa Jepang, dan hasilnya akan menjadi referensi dalam peningkatan mutu pendidikan di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa 5

Jepang UPI. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membedakan penggunaan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii dalam kalimat. b. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat kalimat dengan menggunakan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii dengan tepat. Sinonim dalam pembelajaran bahasa Jepang merupakan salah satu materi yang sering menjadi masalah bagi pembelajar asing (Indonesia). Hal ini sudah tentu disebabkan oleh faktor perbedaan padanan kata antara bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia, sehingga pola pikir dalam bahasa Indonesia (bahasa ibu) sering kali diterapkan juga dalam pola pikir bahasa Jepang yang sedang dipelajari. Asalkan ada kata yang memiliki arti sama dalam kamus, maka itu pun boleh digunakan. Pemikiran seperti ini muncul akibat kurangnya pemahaman terhadap makna kata yang bersinonim tersebut, sehingga mengalami kekeliruan. Data yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi berupa alat ukur bagi pengajar, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan bahasa Jepang UPI, serta meningkatkan kualitas pemahaman mahasiswa sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan berbahasa Jepang. D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca, maka penulis memberikan pengertian yang berkaitan dengan tema skripsi ini, yaitu: 6

1. Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebabmusabab, duduk perkara, dan sebagainya). 2. Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. 3. Analisis tingkat pemahaman mahasiswa terhadap adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii adalah penguraian tentang bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa tersebut dalam menggunakan dan membedakan penggunaan keiyoushi ureshii, tanoshii dan yorokobashii dalam kalimat bahasa Jepang dengan tepat. 4. Keiyoushii apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti kata sifat atau adjektiva. Akan tetapi, kata sifat dalam bahasa Jepang, berbeda dengan kata sifat dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jepang, kata sifat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kata sifat i dan kata sifat na. Selain itu, kata sifat dalam bahasa Jepang juga bisa berkonjugasi atau mengalami perubahan bentuk. 5. Kata ureshii, tanoshii dan yorokobashii merupakan kata sifat dalam bahasa Jepang yang menyatakan perasaan. Ketiga kata sifat ini termasuk golongan kata sifat-i, dan secara umum memiliki arti yang sama yaitu senang atau bahagia bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, meski dikatakan bersinonim, penggunaan dari kata sifat ureshii, tanoshii dan yorokobashii berbeda. 7

E. Metode Penelitian Objek kajian dari penelitian ini adalah hasil pengajaran berupa tingkat pemahaman mahasiswa. Sedangkan tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah praktis yang timbul dalam bidang pendidikan, dengan mengangkat fenomena aktual yang terjadi pada masa penelitian dilakukan sebagai masalah. Dalam hal ini, penulis bermaksud untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan adjektiva. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif sebagai metode. Menurut Sutedi (2005:24), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Desain yang digunakan adalah desain survei, yaitu suatu desain penelitian dengan mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. (Singarimbun & Effendi). Sedangkan jenis survei yang dipilih adalah survei sampel, yaitu survei yang dilakukan hanya pada sebagian kecil populasi, dimana dalam penelitian ini sampel adalah mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. F. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan dengan mengambil populasi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) UPI, sedangkan untuk sampel mengambil mahasiswa tingkat III JPBJ UPI. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposif, yaitu suatu teknik dalam melakukan 8

pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam hal ini, penulis mengambil sampel mahasiswa tingkat III, dengan pertimbangan bahwa mahasiswa tingkat III telah mempelajari bahasa Jepang dalam rentang waktu yang cukup lama, sehingga pengetahuan dan tingkat pemahamannya dalam kosakata sudah cukup banyak dan perlu diukur. Sedangkan untuk responden, penulis memilih kelas 5B dengan berdasarkan pertimbangan bahwa mahasiswa kelas 5B merupakan mahasiswa kelompok tengah dalam tingkatannya dan bisa mewakili kelompok atas dan bawah. G. Instrumen Penelitian Karena data yang diperoleh dari sampel berupa angka yang akan diolah dengan menggunakan statistik, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dengan adanya instrumen, maka data hasil penelitian dapat diketahui. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis. Tes diberikan kepada mahasiswa tingkat III kelas 5B JPBJ UPI untuk mengukur tingkat pemahaman dalam penggunaan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii. Tes yang akan diberikan menggunakan model tes objektif dan subjektif. Untuk tes objektif menggunakan jenis soal melengkapi kalimat, dengan tujuan mengukur pemahaman mahasiswa terhadap perbedaan penggunaan adjektiva yang bersinonim. Sedangkan untuk model tes subjektif, menggunakan jenis soal membuat kalimat sederhana, dengan tujuan mengukur 9

kemampuan mahasiswa dalam membuat kalimat menggunakan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii. H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dari penulisan laporan penelitian berupa skripsi ini antara lain: - BAB I yang berupa pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, populasi dan sampel, serta instrumen penelitian. - BAB II yang berupa landasan teoritis, mencakup teori- teori serta pengertian tentang definisi sinonim, adjektiva dalam bahasa Jepang, pengertian adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii, dan persamaan & perbedaan adjektiva ureshii, tanoshii dan yorokobashii. - BAB III yang berupa metode penelitian. Bab ini merupakan pengembangan dari metode yang telah diulas dalam bab I. Disertakan alasan pemilihan metode, populasi dan sampel, serta teknik penyampelan dan pengolahan data. Instrumen penelitian pun dijelaskan beserta langkah-langkah tahapan penelitian yang akan dilakukan. - BAB IV yang berupa analisis dan interpretasi data dari hasil instrumen yang telah diberikan kepada sampel. - BAB V yang berupa kesimpulan dari penelitian ini, terjawab atau tidakkah masalah yang telah dirumuskan. Serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. 10