BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. 4.1 Letak PT. Luas areal. areal kerja PT. PT Suka Jaya. areal Ijin Usaha. Kabupaten

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMANFAATAN SIG DALAM PEMETAAN PENYEBARAN POTENSI HUTAN BERBASIS IHMB DI IUPHHK-HA PT. RATAH TIMBER, KALIMANTAN TIMUR PUTRI RAHAYU N.

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

BAB III LOKASI DAN KEADAAN UMUM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak, Luas dan Keadaan Wilayah. Areal HPH PT. Suka Jaya Makmur terletak di kelompok hutan S. Pesaguan -

BAB I PENDAHULUAN. klimaks pada daerah dengan curah hujan mm per tahun, rata-rata

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKTUPHHK-HTI)

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja

IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas Areal

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2002 TENTANG

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKUPHHK-HTI)

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

FORMAT PENYUSUNAN USULAN BAGAN KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (BKUPHHK-HTI)

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 3/Menhut-II/2012 Tanggal : 12 Januari 2012

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

KONDISI W I L A Y A H

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN RAKYAT (RKUPHHK-HTR)

II. METODOLOGI. A. Metode survei

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

2 ekonomi biaya tinggi sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu pengaturan kembali mengenai Inventarisasi Hutan Menyelu

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Denpasar, Maret 2016 Kepala Balai, Ir. S y a f r i, MM NIP

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nomor : 27RGT-SPrm/V/2016 Jakarta, 17 Mei 2016 Perihal : Penilaian Ulang Kinerja PHPL dan VLK PT. Gaung Satyagraha Agrindo Lampiran : 1 (satu) berkas

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 248 TAHUN 2006 TENTANG

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

R E P U B L I K I N D O N E S I A D E P A R T E M E N K E H U T A N A N J A K A R T A. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : SK.246/VI-BPHA/2008 TENTANG

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

Transkripsi:

27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola hutan dalam bentuk Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan alam berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 359/Menhut-II/2009 tanggal 18 Juni 2009. Keputusan Menteri kehutanan tersebut merupakan izin perpanjangan ke-2 (kedua) setelah sebelumnya mendapatkan izin perpanjangan ke-1 (pertama) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts- II/2000 tanggal 22 desember 2000. Adapun Keputusan Pemberian Hak Pengusahaan Hutan untuk pertama kali diperoleh berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 526/Kpts/Um/II/1970 tanggal 7 Nopember 1970 dengan luas areal ± 125.000 ha. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.359/Menhut- II/2009, luas areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber adalah ± 93.425 ha, terletak di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, jangka waktu IUPHHK berlaku selama 45 tahun terhitung sejak tanggal 8 Nopember 2010 dan akan berakhir pada tanggal 7 Nopember 2055. Selama masa PT. Ratah Timber dari tahun 1970 2010, perusahaan sudah memanfaatkan hasil hutan berupa kayu sebanyak 2.440.679 m³ seluas 84.323 ha. Realisasi tebangan tiap sepuluh tahun disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Realisasi tebangan PT. Ratah Timber Tahun Luas (ha) Produksi (m³) 1970-1980 40.800 1.133.358 1981-1990 15.200 545.773 1991-2000 14.088 434.483 2000-2010 14.235 327.065 Jumlah 84.323 2.440.679 Sumber: Rencana Karya Tahunan 2010 PT. Ratah Timber

28 4.2 Letak dan Luas Perusahaan Berdasarkan SK perpanjangan terakhir SK. 359/Menhut-II/2009 tanggal 18 Juni 2009 Luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber adalah seluas ± 93.425 ha. Secara geografis areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber terletak pada 114 55-115 30 Bujur Timur dan 0 2 LS - 0 15 LU. Berdasarkan letak administrasi pemerintahan, areal tersebut berada dalam wilayah Kecamatan Long Hubung dan Kecamatan Laham, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan wilayah pemangkuan hutan IUPHHK PT. Ratah Timber termasuk dalam wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Mamahak Besar, Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Menurut pembagian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), areal IUPHHK PT. Ratah Timber berada dalam wilayah DAS Mahakam yang tersebar pada Sub DAS Ratah. Adapun batas-batas areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 5. Tabel 3 Batas-batas pengusahaan hutan IUPHHK PT. Ratah Timber No Lokasi Berbatasan dengan 1 Utara Areal penggunaan lain (APL) dan IUPHHK-HA PT. Seroja Universum Narwastu 2 Timur APL dan IUPHHK-HA PT. Kedap sayaaq 3 Selatan Hutan negara (Non IUPHHK) dan Hutan lindung batu buring ayok 4 Barat Hutan negara (Non IUPHHK) dan IUPHHK Agro City Kaltim

29 Gambar 5 Peta areal kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam PT. Ratah Timber. Hasil super-imposse antara Peta Areal Kerja IUPHHK PT. Ratah Timber dengan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa PT. Ratah Timber termasuk dalam Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas masing-masing Hutan Produksi Tetap 73.420 ha dan Hutan Produksi Terbatas 20.005 ha (Tabel 4). Tabel 4 Luas areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan fungsi hutan No Fungsi hutan 1 Hutan produksi tetap (HP) 2 Hutan produksi terbatas (HPT) Blok I Luas Blok II Jumlah (Ha) 66.610 6.810 73.420 20.005-20.005 Jumlah 86.615 6.810 93.425 Sumber: Rencana Kerja Usaha Pemanfaatn Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala Periode Tahun 2011 s/d 2020

30 4.3 Geologi dan Tanah Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Kalimantan skala 1:250.000 tahun 1976, areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber memiliki tiga jenis tanah, yaitu: podsolik merah kuning, latosol, dan aluvial. Luas masing-masing jenis tanah secara rinci disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan jenis tanah Luas No Jenis tanah Blok I Blok II Total Ha % Ha % Ha % 1 Podsolik merah kuning 75.095 86,7 3.228 47,4 78.323 84 2 Latosol 9.354 10,8 3.582 52,6 12.936 14 3 Aluvial 2.165 2,5 - - 2.165 2 Jumlah 86.615 100 6.810 100 93.425 100 Sumber: Pengukuran Planimetris Peta Tanah Tinjau, Skala 1 : 250.000 (Badan Pertanahan Nasional Unit Kalimantan Timur) Tanah Podsolik Merah Kuning terbentuk di atas wilayah berlereng datar, landai, dan agak curam. Tanah Latosol terbentuk di atas formasi Batu Ayau, sedangkan tanah Aluvial terbentuk dari endapan aluvial yang terdapat pada kelerengan datar yaitu terdapat di sekitar tepi Sungai Mahakam. Formasi Geologi yang terdapat di areal IUPHHK PT. Ratah Timber sebagian besar adalah formasi Ujoh Bilang mencakup areal seluas 76.418 ha atau 81,8 %. Formasi geologi lainnya adalah formasi Batu Pasir Lenmuring, formasi batu Ayau dan Endapan Aluvial. Data selengkapnya mengenai formasi Geologi yang ada di areal IUPHHK PT. Ratah Timber disajikan pada Tabel 6.

31 Tabel 6 Formasi geologi di areal IUPHHK PT. Ratah Timber Luas Simbol Formasi geologi Blok I Blok II Total Ha % Ha % Ha % Tou Formasi ujoh bilang 73.190 84,5 3.228 47,4 76.418 81,8 Toi Formasi batu pasir 1.906 2,2 - - 1.906 2,0 lenmuring Tea Formasi batu ayau 9.354 10,8 3.582 52,6 12.936 13,8 Qa Endapan aluvial 2.165 2,5 - - 2.165 2,3 Jumlah 86.615 100 6.810 100 93.425 100 Sumber: Pengukuran Planimetris Peta Geologi Skala 1 : 250.000 (Pusat Litbang Geologi dan Sumberdaya Mineral Bandung, Tahun 1994) 4.4 Topografi Lapangan Hasil analisis kelas lereng berdasarkan Peta Garis Bentuk dari Potret Udara Skala 1 : 25.000 menunjukkan bahwa sebagian besar (± 71,9 %) areal kerja tergolong datar hingga landai. Selain itu terdapat areal dengan kelerengan > 40 % (sangat curam) seluas 496 ha. Kondisi topografi areal kerja selengkapnya disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Kondisi topografi areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber Blok II Blok I (ha) Klasifikasi kelas lereng (ha) Jumlah HP HPT HP (ha) % A: 0-8 % Datar 37.348 4.553 2.125 44.026 47,1 B: 9-15 % Landai 16.992 4.685 1.498 23.175 24,8 C: 16-25 % Agak curam 8.446 4.303 2.186 14.935 16,0 D: 26-40 % Curam 2.785 3.347 885 7.017 7,5 E: > 40 % Sangat curam 380 116 496 0,5 Tidak ada data 1.039 2.737 3.776 4,0 Jumlah 66.610 20.005 6.810 93.425 100 Sumber: Pengukuran Digitasi Peta Kelas Lereng IUPHHK PT. Ratah Timber yang didasarkan pada Peta Garis Bentuk skala 1 : 25.000

32 4.5 Iklim dan Hidrologi 4.5.1 Curah Hujan Menurut sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di areal IUPHHK PT. Ratah Timber termasuk iklim sangat basah atau tipe A dengan jumlah bulan basah adalah 12 bulan (nilai Q = 0%). Data tentang curah hujan rata-rata bulanan dan hari hujan bulanan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Data curah hujan dan hari hujan bulanan rata-rata di sekitar areal IUPHHK PT. Ratah Timber No Bulan Curah hujan (mm) Hari hujan 1 Januari 399 11 2 Februari 147 4 3 Maret 348 6 4 April 372 11 5 Mei 310 9 6 Juni 159 8 7 Juli 170 9 8 Agustus 80 5 9 September 404 17 10 Oktober 407 12 11 November 552 17 12 Desember 400 14 Jumlah 3.748 123 Rata-rata 312 10 4.5.2 Hidrologi Areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber berada di dalam satu Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan beberapa Sub DAS, yaitu: Sub DAS Mahakam Ulu, Sub DAS Ratah, Sub DAS Hubung, Sub DAS Long Gelawang, Sub DAS Benturak, Sub DAS Nyerubungan, Sub DAS Pari, dan Sub DAS Jerumai. Data dari studi SEMDAL yang menunjukkan bahwa debit sesaat dan kandungan sedimen dari beberapa titik sungai-sungai di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber, serta prediksi laju erosi pada masing-masing Sub DAS, disajikan pada Tabel 9 dan Tabel 10.

33 Tabel 9 Luas sub DAS, debit sungai dan kandungan sedimen dari beberapa titik sungai di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber No Stasiun pengamatan Debit Residu total (m 3 /detik) (mg/l) Sedimen (ton/th) 1 S. Mahakam *) 17,0-2 S. Benturak 1.290 8,0 0,89 3 S. Benturak ilir 5.435 24,0 11,27 4 S. Nyerubungan hilir 19.210 12,0 19,82 5 S. Ratah hulu 26.540 7,0 17,20 6 S. Ratah hilir 30.784 120,0 319,17 7 S. Pari 7.184 8,5 5,28 *) Tidak diperoleh data Tabel 10 Prediksi laju erosi dan sedimentasi dari masing-masing sub DAS di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber Laju Laju erosi No Sub DAS Luas (km²) S D R (%) sedimentasi ton/ha/thn ton/thn (ton/th) 1 Hubung 116,23 10,30 119.725 13 15.564 2 Long beliwan 91,45 29,13 226.394 13 34.631 3 Benturak 84,00 19,06 160.126 14 22.417 4 Nyerubungan 123,25 21,37 263.427 12 31,611 5 Pari 215,14 14,79 381.205 11 35.002 6 Jerumai 107,86 8,83 95.285 13 12.387 Sumber: Studi SEL PT. Ratah Timber, 1991 4.6 Kondisi Hutan 4.6.1 Penutupan Lahan dan Fungsi Hutan Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 7 ETM+ Band 542 Path/Row 117/60 liputan 11 Februari 2010 yang di-mozaick dengan Path/Row 118/60 liputan tanggal 2 Februari 2009, kondisi penutupan lahan areal IUPHHK PT. Ratah Timber sebagian besar berupa hutan bekas tebangan yakni meliputi 75.123 ha (80,4%), dan sisanya berupa hutan primer seluas 7.149 ha (7,6%), non hutan 9.144 ha (9,8%), dan areal tertutup awan 2.009 ha (2,2%), sebagaimana disajikan pada Tabel 11.

34 Tabel 11 Kondisi penutupan lahan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber No Penutupan lahan Fungsi dan peruntukan hutan (ha) HPT HP BZHL Jumlah % 1 Hutan primer 2.487 4.330 332 7.149 7,6 2 Hutan bekas tebangan 14.422 58.269 2.432 75.123 80,4 3 Non-hutan 477 8.464 233 9.144 9,8 4 Tertutup awan 0 2.009 0 2.009 2,2 Jumlah 17.356 73.072 2.997 93.425 100,0 Sumber: Peta penafsiran citra Landsat Path/Row 117/60 liputan 11 Februari 2010 yang di mozaick dengan Path/Row 118/60 liputan tanggal 2 Februari 2009; (Lampiran surat direktur inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan No. S.300.IPSDH-2/2010 Tgl.25 Juni 2010) Untuk kepentingan penyusunan dokumen RKUPHHK ini, maka kondisi penutupan lahan sebagaimana tersebut di atas perlu dilakukan analisis dan koreksi terhadap areal yang tertutup awan dan juga disesuaikan dengan perubahan kondisi terkini di lapangan, seiring dengan perkembangan kegiatan operasional pemanfaatan hutan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber. Perkiraan kondisi penutupan lahan areal IUPHHK PT. Ratah Timber setelah dilakukan analisis dan koreksi terhadap areal yang tertutup awan serta prognosa realisasi tebangan sampai dengan akhir tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Perkiraan kondisi penutupan lahan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber pada akhir 2010 No Penutupan lahan Fungsi dan peruntukan hutan (Ha) HPT HP BZ HL Jumlah % 1 Hutan primer 2.487 4.330 332 7.149 7,6 2 Hutan bekas tebangan 16.431 58.269 2.432 75.123 82,6 3 Non hutan 477 8.464 233 9.144 9,8 Jumlah 17.356 73.072 2.997 93.425 1000 Sumber: Peta penafsiran citra Landsat Path/Row 117/60 liputan 11 Februari 2010 yang di-mozaick dengan Path/Row 118/60 liputan tanggal 2 Februari 2009, dengan koreksi terhadap areal yang tertutup awan dan prognosa realisasi tebangan sampai dengan RKT 2010 Areal tidak berhutan lokasinya berada dalam satu hamparan yang relatif kompak, yang lokasinya berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain (APL) di luar areal IUPHHK. Areal tersebut dalam kenyataannya di lapangan, sebagian besar

35 merupakan lahan garapan masyarakat dalam bentuk ladang atau sawah tadah hujan. 4.6.2 Sediaan Tegakan Hutan Hutan alam pada areal IUPHHK PT. Ratah Timber merupakan hutan hujan tropika basah dengan tipe ekologi hutan tanah kering yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi dari kelompok Dipterocarpaceae, yaitu: Meranti, Kapur, Bangkirai, Mersawa; dan jenis non Dipterocarpaceae, yaitu: Bintangur, Benuang, Nyatoh; dan lain-lain. Hutan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber ini merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh secara alamiah, yang terdiri dari berbagai jenis hasil hutan baik kayu maupun nir kayu. Tegakan yang ada merupakan tegakan campuran yang terdiri dari berbagai jenis pohon dengan komposisi jenis dan kerapatan tegakan yang cukup bervariasi sesuai kondisi tempat tumbuh dan faktor lingkungan lainnya. Tegakan yang ada pada umumnya adalah jenis-jenis pohon berdaun lebar, baik jenis komersil maupun non komersil. Berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) yang dilakukan pada Nopember 2008 Januari 2009 diperoleh rata-rata sediaan tegakan (standing stock) per hektar pada areal berhutan jenis komersil dengan kelas diameter 10 19 cm sebanyak 209,26 btg/ha, kelas diameter 20 39 cm sebesar 52,63 m³/ha dengan jumlah pohon 80,98 btg/ha, dan kelas diameter 40 cm ke atas adalah 136,02 m³/ha dengan jumlah pohon 32,69 btg/ha. Rekapitulasi hasil IHMB disajikan pada Tabel 13.

36 Tabel 13 Sediaan tegakan di areal berhutan IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan hasil IHMB No Kelompok Jenis 10-19 cm 20-39 cm > 40 cm - up N (Btg) N (Btg) V (m³) N (Btg) V (m³) 1 Meranti 10.368.106 3.617.947 2.345.957,39 1.597.826 7.173.354,29 2 Rimba 3.504.298 1.719.463 1.131.052,48 569.201 1.877.237,70 Campuran 3 Kayu indah 382.177 179.203 108.284,91 59.470 215.292,79 Jumlah 14.254.580 5.516.613 3.585.294,78 2.226.497 9.265.884,79 Rata-rata/Ha 209,26 80,98 52,63 32,69 136,02 Sumber: Analisis hasil IHMB PT. Ratah Timber, 2010 Berdasarkan hasil IHMB tersebut diketahui bahwa hutan di areal IUPHHK PT. Ratah Timber masih cukup baik dan layak untuk dikelola dan diusahakan secara berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari, khususnya dalam hal pengetahuan hasil hutan yang didasarkan pada sediaan tegakan dan kemampuan regenerasi dari hutan di areal tersebut.