II. METODOLOGI. A. Metode survei

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. METODOLOGI. A. Metode survei"

Yulia Irawan
6 tahun lalu
Tontonan:

1 II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi Penutupan Hutan, stratifikasi dilakukan untuk meningkatkan ketelitian pendugaan dan keterwakilan wilayah. Penutupan hutan distratifikasi berdasarkan kelas penutupan lahan : a. Hutan Lahan Kering Primer b. Hutan Lahan Kering Sekunder c. Hutan Mangrove Primer d. Hutan Mangrove Sekunder 2. Penempatan Plot Contoh di lapangan dilakukan dengan teknik sistematik sampling dengan awal random (Systematic Sampling with Random Start) dengan jarak antar plot sejauh 5 km x 5 km, baik pada easting maupun northing. Apabila sudah terdapat permanent sample plot inventarisasi hutan nasional di wilayah KPH maka penempatan plot sampling untuk inventarisasi hutan wilayah kelola KPH dapat berjarak 2,5 km x 2,5 Km, 1,25 Km x 1,25 Km atau sampai maksimal 625 m x 625 m dari PSP inventarisasi hutan nasional yang telah ada. 3. Plot Sampling lapangan pada Inventarisasi Wilayah KPH berbentuk persegi empat, dengan ukuran 100 m x 100 m atau dengan luas 1 Ha. Plot tersebut merupakan plot sample permanen dimana setiap plot terdiri dari 16 unit pencatatan (Record Unit, RU), dengan luas masing-masing 25 m x 25 m. Pada masing-masing RU terdapat 3 (tiga) buah subplot berbentuk lingkaran, yaitu subplot untuk pengamatan tingkat semai berjari-jari 1 meter, untuk pengamatan tingkat pancang berjari-jari 2 meter dan subplot untuk pengamatan tingkat tiang berjari-jari 5 m. 4. Plot contoh diletakkan pada semua stratifikasi hutan yang ada dengan jumlah plot proporsional dengan luas stratanya.

2 5. Penentuan titik ikatan (T1) berupa bentuk fisik permanen (cabang sungai, jalan, jembatan dan tanda fisik lainnya) dengan pertimbangan paling dekat dan mudah dicari di lapangan. Posisi Titik Pusat (T2) digambarkan azimuth dan jaraknya. 6. Titik Pusat Plot (T2) dan titik ikatan (T1) diukur dengan menggunakan Receiver GPS. Desain penempatan plot sampling inventarisasi hutan di wilayah kelola KPH dan subplot tingkat pohon dan permudaan disajikan pada gambar.1 di bawah ini : 100 m 5km 100 m 625 m 625 m Gambar 1. Desain Plot Sampling Inventarisasi Hutan pada wilayah KPH 6

3 100 m 25 m 25m RU 13 RU 14 RU 15 RU 16 RU 9 RU 10 RU 11 RU m 1 Plot RU 5 RU 6 RU 7 RU 8 RU 1 RU 2 RU 3 RU 4 Titik Pusat Plot 1 RU 2 m 1 m 5 m 25 m Gambar 2. Desain Plot Inventarisasi Hutan pada Wilayah KPH 7

4 B. Pelaksanaan Pengumpulan data lapangan secara umum terbagi 2 (dua), pengumpulan data langsung (pencatatan di lapangan) dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data lapangan meliputi : 1. Pencatatan informasi kondisi lahan di setiap RU mencakup ; a. Nomor plot b. Nomor regu c. Tanggal pencatatan d. Ketinggian e. Kemiringan lereng dari pusat RU ke arah utara, timur, selatan dan barat f. Hamparan g. Bekas tebangan h. Bekas kebakaran i. Bentang alam spesifik 2. Pendataan pohon dilakukan pada setiap RU meliputi tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. 3. Pendataan tingkat semai dilakukan pada subplot berjari-jari 1 m, yaitu pencatatan anakan jenis pohon yang tingginya kurang dari 1,5 meter, dicatat nama jenis dan jumlahnya. 4. Pendataan tingkat pancang dilakukan pada subplot berjari-jari 2 m, yaitu pencatatan anakan jenis pohon yang tingginya mulai dari 1,5 meter dengan diameter kurang dari 5 cm, dicatat nama jenis dan jumlahnya. 5. Pendataan tingkat tiang dilakukan pada subplot berjari-jari 5 m; yaitu pencatatan semua jenis pohon dengan diameter mulai dari 5 cm sampai dengan kurang dari 20 cm. Pengamatan tingkat tiang meliputi nama jenis dan pengukuran diameter dan dicatat searah jarum jam dari arah utara. 6. Pendataan tingkat pohon dilakukan pada seluruh RU (25 m x 25 m), yaitu semua pohon hidup dengan diameter mulai dari 20 cm ke atas, pencatatan pohon dimulai dari arah utara searah jarum jam. Data-data yang harus dikumpulkan adalah : a. Nama Jenis (Nama yang dicatat merupakan nama lokal) b. Diameter pohon; pengukuran dilakukan setinggi dada atau 1,3 m, apabila pohon berbanir pengukuran dilakukan 20 cm di atas banir. 8

5 c. Tinggi pohon yang diukur adalah tinggi bebas cabang dan tinggi total. Pengumpulan data sekunder, data yang dikumpulkan meliputi : 1. Geologi dan Tanah, data dikumpulkan dari Peta Geologi Indonesia dan Peta Tanah. 2. Iklim, data yang dikumpulkan terdiri dari data curah hujan rata-rata tahunan, sebaran curah hujan bulanan, suhu rata-rata, kelembaban relative udara, arah dan kecepatan angin serta tipe iklim menurut schimdt dan fergusson. Data iklim dikumpulkan dari laporan Badan Meteorologi dan Geofisika. 3. Flora dan Fauna, informasi flora dan fauna terutama jenis-jenis yang khas dan dilindungi C. Pengolahan Data dan Analisis Tegakan Pengolahan data dan analisis tegakan meliputi : 1. Pengelompokan Jenis Pohon Jenis pohon yang dicatat dalam nama lokal dan dikonversi dengan nama perdagangan dan botani. Jenis-jenis ini kemudian dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok jenis : a. Komersil I (kelompok meranti) b. Komersil II (kelompok rimba campuran) c. Kayu indah I (kelompok eboni) d. Kayu indah II e. Kelompok jenis dilindungi f. Jenis lainnya. 2. Perhitungan Volume Pohon Volume pohon dihitung menggunakan rumus : V V = Volume pohon bebas cabang (m³) d = Diameter setinggi dada (cm) t = tinggi bebas cabang (m) f = Faktor bentuk (0,7) = 22/7 9

6 3. Perhitungan Potensi Tegakan Per Plot Potensi tegakan mencakup jumlah pohon per hektar dan volume pohon per hektar, tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut : a. Perhitungan volume masing-masing pohon yang terdapat di setiap unit contoh. b. Volume pohon per hektar, yang diperoleh dari jumlah volume semua pohon dalam tiap plot dibagi dengan luas plot. c. Jumlah batang per hektar, diperoleh dari jumlah pohon dalam tiap plot dibagi dengan luas plot. Rumus yang digunakan adalah : V j = Volume pohon per hektar pada plot ke-j V i = Volume pohon plot ke-i P = Luas plot (ha) n j = Jumlah pohon pada plot ke-j N j = Jumlah pohon per hektar pada plot ke-j 4. Perhitungan Potensi Tegakan Per Strata Potensi merupakan rata-rata dari potensi tegakan per plot yang terdapat pada strata tersebut Ȳ k Ȳ ki N k = Dugaan rata-rata jumlah batang perhektar atau volume kayu per hektar pada strata ke-k = Jumlah batang per hektar atau volume kayu per hektar = Jumlah plot pada strata ke k 10

7 Ragam dari dugaan rata-rata jumlah batang per hektar dan volume kayu per hektar pada masing-masing strata dihitung dengan rumus berikut : { { } } = Ragam dugaan rata-rata jumlah batang per hektar atau volume kayu per hektar pada strata k = Jumlah batang per hektar atau volume kayu per hektar dari plot ke-i pada strata k = Jumlah plot pada strata k = Intensitas Sampling = Luas plot ke-1 pada strata k = Luas strata k 5. Perhitungan Potensi Tegakan Seluruh Strata Potensi tegakan seluruh strata dihitung dari rata-rata tertimbang potensi tegakan tiap strata. Rumus yang digunakan sebagai berikut : = Dugaan rata-rata jumlah batang per hektar atau volume kayu perhektar seluruh strata = Dugaan rata-rata jumlah batang per hektar atau volume kayu perhektar strata ke-k = Jumlah plot pada strata k = Jumlah strata = Jumlah seluruh plot 11

8 Perhitungan potensi tegakan dilakukan untuk masing-masing kelas diameter dengan interval 10 cm. Setiap kelas diameter juga dibedakan berdasarkan kelompok jenis 6. Menghitung kesalahan penarikan contoh (SE) X = sampel data per plot strata k n = Jumlah sampel strata k 7. Perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing tingkat pertumbuhan Rumus yang digunakan : 12

9 Menghitung Indeks Nilai Penting (INP) untuk mengetahui keragaman vegetasi : a. Tingkat semai dan pancang b. Tingkat pohon dan tiang 13

dokumen-dokumen yang mirip

KATA PENGANTAR. Denpasar, Maret 2016 Kepala Balai, Ir. S y a f r i, MM NIP

KATA PENGANTAR. Denpasar, Maret 2016 Kepala Balai, Ir. S y a f r i, MM NIP KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Biogeofisik di Wilayah