KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi

1 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat BT dan LS. Batas areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Hutan Lindung Sebelah Timur : Areal HPH Kayu Waja dan Taman Nasional Bukit Baka Sebelah Selatan : HPH Meranti Mustika dan HPH Erna Djuliawati Sebelah Barat : HPH Erna Djuliawati Menurut letak administrasi Kehutanan areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan termasuk kedalam wilayah KPH Kotawaringin Timur, BKPH Sampit, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah dan berdasarkan kelompok hutannya, areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan terletak pada kelompok hutan Sungai Seruyan Hulu. Secara administrasi pemerintahan, Unit Seruyan terletak dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah. Gambar 2 menyajikan peta lokasi penelitian. Berdasarkan SK. Menhut No. 201/Kpts-II/1998 tentang pemberian HPHTI dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur, luas total areal hutan Unit Seruyan ha yang terdiri atas Hutan Produksi Terbatas (HPT) Ha dan Hutan Produksi Konversi (HPK) ha. Luas areal efektif untuk produksi hanya seluas ha dengan Jatah Tebang Tahunan (JTT) sebesar ha/th dengan produksi rata-rata dalam 5 tahun terakhir adalah m 3 /th.

2 Hutan primer/loa N Pinoh Gambar 2. Peta lokasi penelitian Pengelolaan Hutan PT. Sari Bumi Kusuma telah memiliki SK Izin Pengusahaan Hutan yang terdiri dari Tahap I dan Tahap II sebagai berikut : 1. SK Menteri Kehutanan No. 666/Um/10/1979 tentang Pemberian HPH dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) atas areal seluas Ha kepada PT. Sari Bumi Kusuma di Propinsi Kalimantan Tengah, tertanggal 16 Oktober SK Menteri Kehutanan No. 201/Kpts-II/1998 tentang pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) dengan Sistem Tebang Pilih dan Tanam Jalur (TPTJ) atas areal seluas Ha kepada PT. Sari Bumi Kusuma, di Propinsi Kalimantan Tengah, tertanggal 27 Februari HPHTI PT. Sari Bumi Kusuma (SBK) telah memiliki industri sendiri yaitu jenis Industri Plywood dan Sawmill yang berlokasi di daerah Kumpai dan 28

3 Pontianak. Kapasitas Produksi Industri Plywood dan Sawmill tersebut adalah sebesar m 3 /log/tahun. Suplai bahan baku industri tersebut berasal dari PT. Suka Jaya Makmur sebanyak m 3 /tahun, PT. Harjohn Timber Ltd. sebanyak m 3 /tahun dan dari PT. SBK m 3 /th. Ada beberapa informasi menyangkut aspek legal formal yang berkembang sehubungan dengan HPHTI PT.Sari Bumi Kusuma, antara lain : SK Menteri Kehutanan No. 666/Um/10/1979 tentang Pemberian HPH dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia atas areal seluas Ha kepada PT. Sari Bumi Kusuma. SK Menteri Kehutanan No. 201/Kpts-II/1998 tentang Pemberian HPHTI dengan Sistem Tebang Pilih dan Tanam Jalur atas areal seluas Ha kepada PT. Sari Bumi Kusuma sebagai kelanjutan pengusahaan hutan daur ke dua. SK Dirjen Pengusahaan Hutan (PH) No 55/KPTS/IV-BPH/1998 tentang perubahan keputusan Dirjen PH No 220/KPTS/IV- BPH/1997 tentang pedoman Pelaksanaan HTI TPTJ. Kep MenHutBun No 625/Kpts-II/!998 tentang Sistem Silvikultur TPTJ dalam Pengelolaan Hutan Produksi Alam. SK MenHutBun No 309/Kpts-II/1999 tentang Sistem Silvikultur dan Daur Tanaman dalam Pengelolaan Hutan Produksi, dimana ada 4 sistem silvikultur. SK Menhut No 10172/Kpts-II/2002 yang merupakan revisi terhadap SK Menhutbun No 309/Kpts-II/1999 karena dalam SK yang baru ini ada klausul yang menetapkan bahwa TPTJ tidak diakui lagi sebagai bagian dari sistem silvikultur dalam pengusahaan hutan di Indonesia (THPA dan TPTJ dinyatakan sudah tidak berlaku lagi yang tercantum dalam pasal 1 ayat 2). Peraturan Menteri Kehutanan No: P.30/Menhut-II/2005 tentang Standar Sistem Silvikultur pada Hutan Alam Tanah Kering dan atau Hutan Alam Tanah Basah/Rawa. Dalam Peraturan Menhut yang baru ini, pemilihan sistem silvikultur dalam rangka pengelolaan hutan alam produksi disesuaikan dengan karakteristik 29

4 sumberdaya hutan dan lingkungannya. Dalam hal ini Pemerintah tidak menentukan suatu sistem silvikultur tertentu namun harus didasarkan pada suatu kajian dan diajukan kepada Departemen Kehutanan. Dengan berlakunya Peraturan yang baru ini maka KepMenhut No 309/kpts-II/1999 dan KepMenhut No 10172/kpts- II/2002 tidak berlaku lagi. Pencabutan sistem silvikultur TPTJ disikapi HPHTI PT.Sari Bumi Kusuma dan ditindak lanjuti dengan adanya kunjungan tim Litbang Departemen Kehutanan ke lokasi hutan dan melakukan evaluasi. Di sisi lain, dalam pelaksanaannya, SK pencabutan sistem TPTJ tidak berpengaruh terhadap perjalanan kerja HPHTI PT.Sari Bumi Kusuma dengan keluarnya SK pengesahan RKT 2003 HPHTI PT.Sari Bumi Kusuma oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalteng. Hal ini dapat diartikan bahwa ada pengakuan yang baik terhadap kinerja PT. Sari Bumi Kusuma dengan menggunakan sistem TPTJ. Demikian pula untuk RKT 2004 PT. Sari Bumi Kusuma mendapat jatah produksi 100% karena sudah lulus dari penilaian Lembaga Ekolabeling Indonesia. Dalam periode pengusahaan hutan pertama yaitu mulai , PT. Sari Bumi Kusuma telah melakukan pengelolaan hutan alam dengan menggunakan sistem silvikultur Tebang Pilih Indonesia (TPI) yang kemudian disempurnakan menjadi Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Selanjutnya untuk periode pengusahaan hutan kedua yaitu mulai , PT. Sari Bumi Kusuma menerapkan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) sesuai dengan ketetapan pemerintah melalui SK Menhut No. 201/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari Sistem silvikultur TPTJ merupakan sistem silvikultur hutan alam yang mengharuskan adanya penanaman secara jalur pada areal bekas penebangan dengan jarak tanam 5 meter dalam jalur tanaman dan 25 meter antar jalur. Sebanyak 80 bibit meranti ditanam per ha tanpa memperhatikan cukup atau tidaknya bibit alam yang tersedia pada areal bekas tebangan tersebut. Lebar jalur tanam secara bertahap akan diperlebar sesuai dengan perkembangan tanaman mulai dari Tahun I sampai dengan Tahun V dengan maksimal lebar jalur tanam adalah 10 meter. Adapun model jalur tanam TPTJ ditunjukkan pada Gambar 3. 30

5 Gambar 3. Teknis penerapan sistem TPTJ di HPH PT. Sari Bumi Kusuma Kondisi Fisik Lokasi Dalam penelitian ini dipilih 7 plot yang lokasinya berada pada ketinggian antara 175 sampai 276 meter dari permukaan laut sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4. Kondisi iklim dalam plot penelitian yang diukur selama pengambilan data vegetasi dan tanah dapat dijabarkan sebagai berikut, suhu udara rata-rata berkisar antara C dan kelembaban rata-rata antara 92 96%. Ketinggian dpl (m) HP TO TJ3 TJ1 TJ4 TJ5 TJ2 Plot Keterangan : HP = Hutan primer To = Hutan bekas tebangan 1 bulan TJ 1 = TPTJ umur 1 tahun TJ 2 = TPTJ umur 2 tahun TJ 3 = TPTJ umur 3 tahun TJ 4 = TPTJ umur 4 tahun TJ 5 = TPTJ umur 5 tahun Gambar 4. Skematik posisi plot penelitian menurut ketinggian Data curah hujan rata-rata selama tahun 2004 yang diambil dari lokasi pengukuran di Camp 93 adalah 242 mm/bulan yang dapat dilihat pada Tabel 2. 31

6 Tabel 2. Rekapitulasi data curah hujan bulanan di camp TPTJ periode 2004 Curah Hujan Hari No. Bulan Total Rata-rata/hari Maks Hujan Kategori ( mm ) ( mm ) ( mm ) 1 Januari BL 2 Februari BK 3 Maret BB 4 April BB 5 Mei BB 6 Juni BL 7 Juli BB 8 Agustus BK 9 September BB 10 Oktober BL 11 November BB 12 Desember BB Rata-rata Keterangan : Kategori Curah Hujan didasarkan pada kriteria yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei Tanah Nasional ( Bakosurtanal ) : < 100 mm : Bulan Kering ( BK ) mm : Bulan Lembab ( BL ) > 200 mm : Bulan Basah ( BB ) Kondisi kelerengan sebagian besar berada pada kelas lereng landai (8-15%) sampai curam (25-40%). Untuk kelompok hutan yang terletak di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut, kondisi lahannya bergelombang berat dan berlereng terjal, sedangkan untuk areal di bawah 500 m di atas permukaan laut umumnya bergelombang ringan sampai sedang. Berdasarkan peta Geologi Kalimantan Tengah skala 1: , formasi geologi yang mendominasi areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma adalah lonalit, granodiorit, granit, sedikit diorit kuarsa, diorit dan garbo. Jenis tanah pada areal HPH berdasarkan peta Tanah Kalimantan Tengah skala 1: dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat tahun 1983 terdiri atas Kambisol Distrik, Podsolik Kandik dan Oksisol Haplik yang menurut terminologi dalam SK Mentan No. 837/1980 seluruhnya adalah Podsolik (Anonimous 2004a). 32

7 Debit sungai pada kelompok hutan /unit Sungai Seruyan Hulu sekitar 2.51 m 3 /detik (pada Sungai Derap) sampai 5.72 m 3 /detik (pada anak Sungai Seruyan Hulu). Kandungan sedimen pada kelompok hutan/unit Sungai Seruyan berkisar 7-27 mg/liter sehingga kondisi perairannya tergolong layak untuk minum (Anonimous 2004b). Kondisi Vegetasi Tipe hutan pada areal kerja HPHTI PT. Sari Bumi Kusuma termasuk tipe Hutan Hujan Tropika Basah dataran rendah. Jenis vegetasi tingkat pohon di hutan primer didominasi oleh Kamper (Hopea mengarawan), Ubah (Eugenia sp), Meranti merah (Shorea leprosula) dan Medang (Litsea firma), sedangkan jenisjenis dominan di areal bekas tebangan TPTI adalah Meranti merah (Shorea leprosula), Medang (Litsea firma), Ubah (Eugenia sp.), Kelampai (Elaterospermum tapos) dan Menjalin (Xanthophyllum excelsum). Jenis-jenis seperti Ubah (Eugenia sp.), Medang (Litsea firma), Meranti merah (Shorea leprosula) merupakan jenis dominan di areal TPTJ. Berdasarkan hasil risalah hutan Blok RKT 2004 pada areal hutan primer Unit S. Seruyan, untuk tegakan dengan kelas diameter cm sebanyak 8.83 pohon/ha dengan volume 3.56 m 3 /ha, sedangkan untuk kelas diameter 60 cm up adalah pohon/ha dengan volume m 3 /ha. Gambaran kondisi tegakan pada areal bekas tebangan dari hasil risalah hutan Blok URKT tahun 2004 adalah untuk tegakan dengan kelas diameter cm sebanyak 2.76 pohon/ha dengan volume 1.13 m 3 /ha, sedangkan pada kelas diameter 60 cm up adalah sebanyak 8.09 pohon/ha dengan volume m 3 /ha. 33