: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintah yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung. dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.

Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

ABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan.

: : ABSTRAK

Kata Kunci: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pendapatan Asli Daerah

ABSTRAK. Kata kunci: kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak, kewajiban moral, pengetahuan pajak, persepsi tentang sanksi perpajakan.

A.A Inten Yulitasari NIM : ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK. I Putu Eka Adiputra 1 Dewa Gede Wirama 2

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekstern tersebut sehingga sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Abstrak. Kata Kunci: Peraturan Pajak, Pelayanan Fiskus, Persepsi. vii

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

Judul : Tata Cara Pemungutan, Perhitungan, Dan Pembayaran Pajak Hotel Dan Restoran Nama : Dewa Ayu Kartika Mahariani NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

SKRIPSI. Oleh: IDA BAGUS MEINDRA JAYA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan menjadi penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak.

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment.

ANAK AGUNG SRI INTAN KOMALA DEWI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN AKADEMIS...

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam peraturan perundang-undangan maupun sistem. wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK PADA KEMAUAN MENGIKUTI TAX AMNESTY

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

SKRIPSI. Oleh : IDA AYU DEWI WIDNYANI NIM : PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

: I GEDE PRAYUDA BUDHIARTAMA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi pilihan

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

SKRIPSI I MADE WAHYU CAHYADI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk dikembalikan ke masyarakat walaupun tidak dapat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

Kata Kunci : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, SAKIP, Good Governance, Kinerja Pemerintah.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN PAJAK, DAN PENERAPAN E-FILING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara.

PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA DENPASAR TIMUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEWAJIBAN MORAL DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. wilayah sebesar km². Dari total luas keseluruhan tersebut, sebesar

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Objek Penelitian... 19

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

Tri Isawati. Fakultas Ekonomi. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Tri Isawati, H. Eddy Soegiarto K, Titin Ruliana.

LEMBAR HAK CIPTA... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK...

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian. sumber dana yang berasal dari negeri, yaitu berupa pajak.

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

ABSTRAK. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Flypaper Effect.

Kata kunci: budaya organisasi, stress kerja, kepuasan kerja, kinerja pegawai.

BAB II LANDASAN TEORI

PERSEPSI MANAJEMEN ATAS KEUNGGULAN PENERAPAN E-BILLING

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011). Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa diupayakan untuk terus meningkat (Dharmawan dan Devi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting. Pajak

DAFTAR ISI... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. cukupnya sumber daya alam yang dimilikinya. Bagi daerah yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali. Secara langsung, yang

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap negara, pajak merupakan hal yang wajib bagi semua rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bukan pajak (PNBP), penerimaan pajak, dan hibah. daerahnya dengan memungut pajak. Jumlah penduduk di Indonesia yang

Abstrak. Kata kunci: pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, pajak kendaraan, daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan pajak dan pendapatan non pajak (Alabede, 2011). Penerimaan pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan

Transkripsi:

Judul Nama : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung : I Putu Eka Adiputra NIM : 1215351037 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini yang diuji adalah kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak sebagai variabel independen sedangkan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 wajib pajak air tanah aktif yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung periode 2011-2015 dengan penentuan sampel menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan alat analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak air tanah, sanksi perpajakan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak air tanah, dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak air tanah. Kata Kunci: Kepatuhan Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak vi

DAFTAR ISI Halaman JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 11 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 12 1.4.1 Kegunaan Teoritis... 12 1.4.2 Kegunaan Praktis... 12 1.5 Sistematika Penulisan... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 15 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)... 15 2.1.2 Pengertian Pajak... 16 2.1.3 Fungsi Pajak... 18 2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak... 20 2.1.5 Pajak Daerah... 21 2.1.6 Pajak Air Tanah... 23 2.1.7 Dasar Hukum dan Pelaksanaan Pajak Air Tanah... 24 2.1.8 Objek dan Subjek Pajak Air Tanah... 24 2.1.9 Tata Cara Pembayaran Pajak Air Tanah... 25 2.1.10 Kualitas Pelayanan... 26 vii

2.1.11 Sanksi Perpajakan... 28 2.1.12 Kesadaran Wajib Pajak... 30 2.1.13 Kepatuhan Perpajakan... 31 2.2 Hipotesis Penelitian... 33 BAB III METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS 3.1 Desain Penelitian... 36 3.2 Lokasi Penelitian... 37 3.3 Objek Penelitian... 37 3.4 Identifikasi Variabel... 38 3.5 Definisi Operasional Variabel... 38 3.6 Jenis dan Sumber Data... 43 3.7 Metode Penentuan Populasi dan Sampel... 45 3.8 Responden Penelitian...... 47 3.9 Metode Pengumpulan Data... 47 3.10 Instrumen Penelitian... 48 3.11 Transformasi Data... 49 3.12 Uji Instrumen Penelitian... 50 3.13 Uji Asumsi Klasik... 51 3.14 Teknik Analisis Data... 53 3.14.1 Statistik Deskriptif... 53 3.14.2 Uji Kelayakan Model... 53 3.14.3 Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 54 3.14.4 Uji Hipotesis... 54 3.14.5 Regresi Linier Berganda... 55 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Instansi... 56 4.1.1 Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kabupaten Badung... 56 4.1.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Badung... 60 4.2 Responden Penelitian... 64 4.3 Pengujian Instrumen Penelitian... 67 4.3.1 Uji Validitas... 67 4.3.2 Uji Reliabilitas... 69 4.4 Pengujian Asumsi Klasik... 69 4.4.1 Uji Normalitas... 70 4.4.2 Uji Multikolinearitas... 71 4.4.3 Uji Heteroskedastisitas... 72 4.5 Statistik Deskriptif... 73 4.6 Uji Kelayakan Model... 74 4.7 Koefisien Determinasi (R 2 )... 75 4.8 Uji Hipotesis... 76 4.9 Regresi Linier Berganda... 78 4.10 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis... 79 4.10.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah... 80 viii

4.10.2 Pengaruh Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah... 81 4.10.3 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah... 82 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 83 5.2 Saran... 84 DAFTAR RUJUKAN... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 92 ix

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Laporan Penerimaan Pendapatan Negara Berdasarkan APBN Tahun 2015... 2 1.2 Penerimaan Pajak Air Tanah serta Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Badung Tahun 2011-2015... 4 1.3 Perkembangan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung Tahun 2011-2015... 5 1.4 Daftar Tunggakan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung Tahun 2011-2015... 6 4.1 Karakteristik Responden... 65 4.2 Uji Validitas... 68 4.3 Uji Reliabilitas... 69 4.4 Uji Normalitas... 70 4.5 Uji Multikolinearitas... 71 4.6 Uji Heteroskedastisitas... 72 4.7 Statistik Deskriptif... 73 4.8 Uji Kelayakan Model... 74 4.9 Koefisien Determinasi (R 2 )... 75 4.10 Uji Hipotesis... 76 x

DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 36 4.1 Struktur Organisasi Fungsional Dinas Pendapatan Kabupaten Badung... 63 xi

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian... 92 2. Tabulasi Data Identitas Responden... 98 3. Tabulasi Jawaban Responden (Data Ordinal)... 101 1. Transformasi Data Ordinal-Interval... 111 5. Uji Validitas... 121 6. Uji Reliabilitas... 126 7. Uji Asumsi Klasik... 134 8. Uji Statistik Deskriptif Data... 137 9. Uji Regresi Liner Berganda... 138 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, daerah provinsi terdiri atas daerah-daerah kabupaten atau kota dalam penyelenggaran pemerintahannya. Masing-masing daerah mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya dan setiap daerah juga memerlukan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pelayanan publik. Dalam penyelenggaraan pembangunan membutuhkan pembiayaan untuk menyokong pembangunan itu sendiri, baik yang bersumber dari penerimaan dalam negeri maupun pinjaman dari luar negeri. Salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam negeri tersebut adalah dari sektor pajak. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011:1). Judisseno (1997) dalam Suardikha (2009) menyatakan bahwa timbulnya pungutan pajak merupakan suatu hal yang logis dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Semakin besar jumlah pajak yang diterima maka akan semakin menguntungkan bagi negara (Alim, 2005). Tabel 1.1 memperlihatkan laporan penerimaan pendapatan negara berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015. 1

Tabel 1.1 Laporan Penerimaan Pendapatan Negara Berdasarkan APBN Tahun 2015 Keterangan Nilai Pendapatan (dalam triliun rupiah) Penerimaan dari sektor pajak 1.235,8 Penerimaan dari sektor bukan pajak 252,4 Pendapatan Negara 1.488,2 Sumber: www.pajak.go.id Berdasarkan Tabel 1.1 laporan penerimaan pendapatan negara tahun 2015 menunjukkan penerimaan pendapatan negara tahun 2015 sebesar Rp 1.488,2 triliun yang berasal dari penerimaan sektor pajak sebesar Rp 1.235,8 triliun dan penerimaan sektor bukan pajak sebesar Rp 252,4 triliun. Besarnya penerimaan dari sektor pajak menunjukkan bahwa pajak masih tetap menjadi sumber penerimaan terbesar bagi negara. Hasil penerimaan dari sektor pajak nantinya digunakan dalam melaksanakan tanggung jawab negara untuk mengatasi masalah sosial, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran serta menjadi kontrak sosial antara warga negara dengan pemerintah (Rusyadi, 2009). Pajak merupakan kekayaan yang potensial yang dimiliki oleh setiap daerah dan hampir seluruh daerah di Indonesia menggali potensi pendapatan daerahnya dengan pajak daerah. Pajak daerah merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah yang hasilnya digunakan untuk membiayai keperluan daerah. Daerah berhak mengenakan pungutan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pemerintahan berdasarkan Undang-undang Dasar Negara 2

Kesatuan Republik Indonesia yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kenegaraan. Undang-undang yang mengatur tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah Undang-undang No. 28 Tahun 2009. Peraturan ini menyatakan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi kemakmuran rakyat. Pajak daerah yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah adalah salah satu indikator kesiapan pemerintah daerah dalam berotonomi. Tingginya perolehan atas pajak daerah diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah mengaskan bahwa pajak daerah dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi) dan Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota). Salah satu jenis Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota) adalah pajak air tanah. Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 1 Tahun 2011, menyatakan bahwa pajak air tanah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dalam mencapai hal tersebut perlu pengaturan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah. Pajak air tanah adalah salah satu sumber dana yang memiliki peran penting dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penerimaan pajak air tanah akan memberikan tambahan penerimaan pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) 3

Kabupaten Badung. Tabel 1.2 menyajikan penerimaan pajak air tanah serta kontribusi terhadap PAD Kabupaten Badung dari tahun 2011-2015. Tabel 1.2 Penerimaan Pajak Air Tanah serta Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 (dalam rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Air Tanah (Rupiah) Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Rupiah) Kontribusi (%) 2011 7,760,335,795.00 1,406,298,099,449.01 0,5% 2012 31,287,449,335.00 1,872,346,181,795.69 1,7% 2013 41,407,510,659.00 2,279,053,294,585.67 1,8% 2014 47,633,381,104.00 2,722,625,562,620.69 1,7% 2015 56,426,593,384.84 2,994,492,691,764.57 1,9% Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Badung, 2016 Tabel 1.2 menunjukkan kontribusi pajak air tanah terhadap PAD Kabupaten Badung dengan presentase yang berbeda di setiap tahunnya, tentunya tidak terlepas dari jumlah wajib pajak air tanah yang memberikan kontribusi di dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kontribusi yang diberikan dari pajak air tanah terhadap PAD Kabupaten Badung memang masih rendah dibandingkan dengan pajak lainnya seperti Pajak Hotel dan Restoran (PHR), Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Retribusi. Meskipun kontribusi pajak air tanah masih rendah terhadap PAD Kabupaten Badung, akan tetapi penerimaan pajak air tanah setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. 4

Meningkatnya penerimaan pajak air tanah dikarenakan perkembangan wajib pajak air tanah di Kabupaten Badung selalu meningkat. Perkembangan jumlah wajib pajak air tanah yang aktif dan tidak aktif dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.3 di bawah. Tabel 1.3 Perkembangan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 Wajib Pajak Wajib Pajak Jumlah Wajib Pajak Tahun Aktif Aktif Wajib Tidak Aktif Lama Baru Pajak 2011-382 - 382 2012 382 62-444 2013 444 85-529 2014 529 311 2 838 2015 838 381 3 1216 Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Badung, 2016 Berdasarkan Tabel 1.3, memperlihatkan perkembangan wajib pajak air tanah aktif dan tidak aktif yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung pada tahun 2011-2015. Jumlah wajib pajak air tanah terbesar terdapat pada tahun 2015. Walaupun peningkatan penerimaan pajak air tanah dan jumlah wajib pajak air tanah dari tahun 2011-2015 selalu mengalami peningkatan yang terdapat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3, namun Dinas Pendapatan Kabupaten Badung masih tetap memiliki piutang pajak air tanah kepada wajib pajaknya. Hal ini disebabkan karena tidak semua wajib pajak mau memenuhi kewajiban perpajakannya. Faktor lain yang juga menjadi pemicu adanya piutang tersebut adalah karena tidak adanya kesadaran pada beberapa wajib pajak dalam membayar pajak dan 5

kurangnya sanksi tegas kepada wajib pajak yang kurang/tidak membayar pajaknya. Piutang pajak yang dimiliki Dinas Pendapatan Kabupaten Badung adalah bukti dari kurang atau tidak patuhnya wajib pajak air Tanah dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Tabel 1.4 menyajikan data tunggakan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung. Tabel 1.4 Daftar Tunggakan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung Tahun 2011-2015 (dalam rupiah) Tahun Jumlah Tunggakan Wajib Pajak Air Tanah 2011 4,194,436,038.00 2012 14,901,085,552.00 2013 14,487,956,840.00 2014 11,036,066,769.00 2015 12,073,033,416.60 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung, 2016 Berdasarkan data tunggakan wajib pajak air tanah yang ditunjukkan pada Tabel 1.4, jumlah tunggakan wajib pajak air tanah di Kabupaten Badung mengalami fluktuasi. Mulai dari tahun 2011 sebesar Rp 4,194,436,038.00, tahun 2012 naik secara drastis sebesar Rp 14,901,085,552.00, untuk tahun 2013 serta tahun 2014 mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp 14,487,956,840.00 sampai dengan Rp 11,036,066,769.00, namun di tahun 2015 kembali mengalami 6

kenaikan sebesar Rp 12,073,033,416.60. Tingginya jumlah tunggakan wajib pajak air tanah ini mengindikasikan bahwa masih tinggi pula tingkat ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Menurut Torgler (2005) salah satu masalah yang paling serius bagi para pembuat kebijakan ekonomi adalah mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut didukung oleh Simanjuntak (2009) yang di dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, kepatuhan pajak (tax compliance) sebagai indikator peran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan masih rendah. Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Chau, 2009). Dinas Pendapatan Kabupaten Badung merupakan instansi yang menangani pembayaran pajak air tanah di Kabupaten Badung. Peningkatan penerimaan pajak air tanah sangat ditentukan oleh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak air tanah itu sendiri, sehingga peningkatan tersebut dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan penyelenggaraan pembangunan daerah di Kabupaten Badung. Menurut Supadmi (2009), untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Kemauan wajib pajak untuk membayar pajak dalam penelitian Palda dan Hanousek (2002), menyatakan bahwa sebagian besar hal tersebut dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kualitas pelayanan juga dinilai sebagai perbandingan antara harapan yang diinginkan oleh pelanggan dengan penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan (Cronin, 1992). 7

Pelayanan adalah sesuatu hal yang penting yang nantinya akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan inilah yang harus selalu dibenahi dan ditingkatkan oleh pemerintah. Adanya perasaan puas atau senang atas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah diharapkan akan dapat memberikan motivasi dan kepatuhan bagi wajib pajak yang nantinya dapat meningkatkan penerimaan negara. Selain peningkatan kualitas pelayanan pajak yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib pajak, sanksi perpajakan juga diperlukan untuk memberikan memberikan efek jera bagi wajib pajak yang kurang taat terhadap kewajibannya sebagai seorang wajib pajak. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011:47). Sanksi perpajakan yang dikenakan kepada pelanggar dapat berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Djatmikowati, 2009). Ali et.al (2001) dalam penelitiannya menyatakan bahwa audit dan sanksi merupakan kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan. Menurut Webley et.al (1991), untuk mencegah ketidakpatuhan serta untuk mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya maka haruslah diberlakukan sanksi yang tegas dalam rangka untuk memajukan keadilan dan efektivitas perpajakan. 8

Pemungutan pajak merupakan pekerjaan yang tidak mudah disamping peran aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari wajib pajak itu sendiri. Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak adalah menjadi hal yang sangat penting, karena hal tersebut akan dapat membantu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Meningkatnya kesadaran akan menumbuhkan motivasi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya (Alifa, 2011). Namun menurut Komalasari dan Nashih (2005) menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang belum sadar atas kewajibannya sebagai wajib pajak dan masih banyak upaya-upaya yang harus dilakukan agar pajak yang mereka tanggung tidak terlalu besar. James dan Nobes (1997) menyatakan bahwa tidak satupun sistem perpajakan dapat berfungsi dengan efektif tanpa peran serta sebagian besar wajib pajak, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak sangatlah penting. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, yaitu kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan kesadaran wajib pajak. Pengertian kepatuhan pajak menurut James dan Alley (2004), yaitu wajib pajak bersedia melakukan kewajibannya tanpa paksaan dalam membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Wajib pajak patuh akan kewajibannya karena menganggap kepatuhan terhadap pajak adalah suatu norma (Laderman, 2003). Melalui masyarakat yang patuh dalam melakukan kewajiban perpajakannya, pembayaran pajak diharapkan tidak dianggap sebagai beban melainkan menjadi hak setiap warga negara untuk bersama membangun daerah dan negara di dalam mengatasi masalah sosial dan meningkatkan kesejahteraan 9

serta kemakmuran. Melaksanakan kewajiban perpajakan yang diimbangi dengan kesadaran dan kejujuran serta mengikuti norma atau peraturan yang berlaku akan membuat wajib pajak terhindar dari sanksi pajak yang berlaku. Dengan demikian tax compliance adalah kunci dari keseluruhan sistem perpajakan dan dengan tingkat kepatuhan pajak yang tinggi niscaya akan mendongkrak tingkat penerimaan pajak yang tinggi pula. 10

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Apakah kualitas pelayanan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung? 2) Apakah sanksi perpajakan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung? 3) Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung. 2) Untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung. 3) Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak air tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung. 11

1.4 Kegunaan Penelitian Adapun beberapa kegunaan dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya yang mengadakan penelitian dalam ruang lingkup yang sama mengenai pengaruh kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak air tanah. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang diperlukan oleh regulator di dalam pembuatan keputusan, khususnya di bidang perpajakan. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi, bahan pertimbangan serta masukan-masukan bagi pihak pembuat kebijakan perpajakan di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung. 12

1.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini menyajikan latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, yang mana latar belakang masalah yang diungkapkan dapat dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, serta disampaikan tujuan penelitian dan kegunaan penelitian selanjutnya pada akhir bab ini disampaikan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menyajikan teori-teori yang relevan untuk mendukung pokok permasalahan terutama kepatuhan wajib pajak air tanah yang nantinya menjadi dasar masalah dalam penelitian ini, dan disajikan juga mengenai dugaan sementara dari pokok permasalahan. Bab III Metode Penelitian Bab ini menyajikan metode penelitian yang mencakup berbagai hal seperti lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam membahas permasalahan yang akan diteliti. 13

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini menyajikan data serta pembahasan berupa gambaran umum Dinas Pendapatan Kabupaten Badung dan pembahasan hasil dari model yang digunakan, yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan, permasalahan serta saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian. 14