BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk iuran masyarakat adalah pajak. Menurut Ruyadi (2009) pajak merupakan sumber pendanaan dalam melaksanakan tanggung jawab negara untuk mengatasi masalah sosial, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran serta menjadi kontrak sosial antara warga negara dengan pemerintah. Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan. Tidak berlebihan apabila setiap tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah senantiasa berusaha untuk meningkatkan penerimaan pajak guna membiayai pembangunan yang dilaksanakan (Simanjuntak, 2009). Semakin besar jumlah pajak yang diterima akan semakin menguntungkan bagi negara (Alim, 2005). Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab peningkatan pajak adalah karena sejak tahun fiskal 1984 pemerintah memberlakukan reformasi perpajakan dengan menerapkan self assessment system dalam pemungutan pajak. Berbeda dengan sistem pemungutan pajak sebelumnya

2 2 yaitu official assessment system. Menurut Mardiasmo (2008) self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Self assessment system menuntut adanya peran serta aktif dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Kesadaraan dan kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor terpenting dari pelaksanaan sistem tersebut. Menurut Harahap (2004) dalam Supadmi (2009) menyatakan bahwa dianutnya self assessment system membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela (voluntary compliance). Kapatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung self assessment system. Wajib pajak bertanggungjawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat membayar dan melaporkan pajak tersebut (Devano, 2006 dalam Supadmi, 2009). Mengingat kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkat penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak diantaranya adalah kewajiban moral Wajib Pajak, kualitas pelayanan, serta sanksi perpajakan. Kewajiban moral adalah moral individu yang dimiliki oleh seseorang, namun kemungkinan tidak memiliki oleh orang lain (Handayani, 2009). Individu yang dimaksud dalam hal ini adalah wajib pajak seperti misalnya

3 3 etika, prinsip hidup, perasaan bersalah yang nantinya dikaitkan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan, dalam hal ini untuk kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak penghasilan. Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan caracara tertentu memerlukan kepekaan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan (Boediono, 2003). Pemberian pelayanan yang berkualitas dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak secara sukarela. Adanya perasaan puas atas pelayanan yang diberikan diharapkan akan memicu perilaku masyarakat yang menganggap bahwa membayar pajak bukan merupakan paksaan lagi, sehingga timbul motivasi dan kesadaraan bagi wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan negara. Aparat pajak harus senantiasa melakukan perbaikan kualitas pelayanan dengan tujuan agar dapat meningkatkan kepuasan dan kepatuhan wajib pajak. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas dan kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan, perbaikan infrastruktur seperti perluasan tempat pelayanan terpadu, penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk dapat memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto merupakan salah satu unit kerja Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat baik yang telah terdaftar sebagai wajib pajak maupun yang belum terdaftar sebagai wajib pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

4 4 Pratama Purwokerto telah mengalami modernisasi sistem dan struktur organisasi menjadi instansi yang berorientasi pada fungsi, bukan lagi pada jenis pajak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan para aparat perpajakan dalam memberikan pelayanan perpajakan kepada wajib pajak. Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak adalah persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan. Audit dan sanksi merupakan kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan (Ali, 2006 dalam Christina dan Putu 2012). Dalam rangka untuk memajukan keadilan dan efektivitas sistem pajak, sanksi harus cukup tegas untuk mencegah ketidakpatuhan, mendorong wajib pajak untuk patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, harus lebih obyektif proporsional, dan digunakan untuk mendidik wajib pajak dan mendorong kepatuhan wajib pajak di masa depan. Dalam jurnal Christina dan Putu menurut Setiyaji (2005) dari sudut pandang penegakan hukum di bidang perpajakan yang tidak mendapatkan sanksi yang memadai sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Hubungan antara sanksi perpajakan dan kepatuhan pajak murni merupakan hubungan yang instrumental, dimana fungsi dari sanksi pajak semata-mata untuk meningkatkan kapatuhan pajak (Doran, 2009). Menurut Nugroho (2006) wajib pajak akan memenuhi kawajiban perpajakan akan lebih banyak merugikan. Menurut Doran (2009) juga menyatakan bahwa wajib pajak memenuhi kewajiban pajaknya untuk menghindari sanksi pajak (seperti sanksi administrasi dan sanksi pidana) dimana diperkirakan biaya

5 5 yang dikeluarkan akibat sanksi tersebut lebih besar dibandingkan kepatuhan untuk membayar pajak. Menurut kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama purwokerto Sudarmawan Haris Hartadi menyampaikan bahwa sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat melalui pelayanan prima dan peningkatan citra kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan kepercayaan dari wajib pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto dapat bekerja lebih baik lagi dalam menghimpunan penerimaan negara optimal serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuuhi kewajiban perpajakannya. Walaupun berbagai terobosan telah dilakukan, namun kenyataanya masih banyak wajib pajak yang enggan membayar pajak. Dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan ( Tingkat kepatuhan wajib pajak korporat yang dilayani Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto tergolong masih cukup rendah. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto, menurut Haris Hartadi dari sekitar 5000 wajib pajak korporat yang tercatat di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto, yang taat pajak baru 3000 wajib pajak korporat. Dengan demikian, baru sekitar 60 persen wajib pajak korporat yang taat pajak. Sisanya, sebanyak 2000 wajib pajak atau 40 persen masih tergolong belum patuh (m.republika.co.id). Beberapa penelitian terdahulu yang melatarbelakangi penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh penelitian Fuadi dan Yenni (2013) mengenai pengaruh kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan biaya

6 6 kepatuhan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM sedangkan biaya kepatuhan berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Aryati (2013) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, efek dari sikap optimis wajib pajak, jenis kelamin, pengetahuan tax professional, lingkungan dan moral berpengaruh secara positif sedangkan umur tax professional dan kondisi keuangan berpengaruh secara negatif. Winerungan (2013) tentang sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Fuadi dan Yenni (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada variabel dan sampel. Penelitian sebelumnya yaitu pengaruh kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan biaya kepatuhan wajib pajak UMKM, sedangkan peneliti sekarang yaitu pengaruh kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah wajib pajak

7 7 di Purwokerto telah patuh terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, juga memberikan bukti bahwa kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pengahasilan orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto dengan pengujian yang menggunakan uji secara simultan dan secara parsial. Serta dengan adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti akan melakukan penelitian. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto, serta dapat menjadi sumber informasi mengenai variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan. Sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto dalam strategi mengoptimalkan penerimaan pajak. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : a. Apakah kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? b. Apakah kewajiban moral berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? c. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

8 8 d. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? e. Manakah antara kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan yang paling berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk menguji kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. b. Untuk menguji kewajiban moral berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. c. Untuk menguji kualitas pelayanan berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. d. Untuk menguji sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. e. Untuk menguji antara kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan yang paling berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Kalangan Akademisi

9 9 Peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dengan membandingkan teori-teori dengan kenyataan yang ada dilapangan dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya. Khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kepatuhan dan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam kewajiban perpajakan serta diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk selanjutnya dapat menjadi bahan masukan bagi instansi perpajakan dalam strategi mengoptimalkan penerimaan pajak.