0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
1 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK DI SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Oleh: Rani Eta Putri* *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study was the motivated by the conditions encountered in the field that the problem of students stay in class still found mainly learning problems. The aims of this study to describe. (1). The problem of learnes live classroom visits from internal factors, (2) The problem of learnes live classroom visits from external factors, and (3) The program services by guidance and counseling teacher. This research is a quantitative descriptive. The study of this population was students who were 18 people. A technique used in sampling is total sampling. All the sampled population is 18 people. The instrument used in this study was a questionnaire, while the percentage of data analysis techniques used. The results of this study reveal that: (1) The problem of learnes stay classroom visits from internal factors categorized a little, (2) The problem of learnes stay classroom visits from external factors categorized a little and, (3) The program service by guidance and counseling categorized quite good teacher. Based on the results above was recommended to the guidance and counseling teacher for giving out the appropriate services to the learners so that the completion of the learning problems of students live classes. For program services by guidance and counseling categorized quite good teachers to be more effective it needs to be used again in order to be excellent. Keywords : Learning Problem, Students Stay in Class, and The Program Service Pendahuluan Dampak negatif dari peserta didik yang tinggal kelas sangat merugikan peserta didik itu sendiri karena peserta didik akan dua tahun di kelas yang sama sehingga peserta didik akan merasa tersisih dari teman sekelasnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa di SMP Muhammadiyah 6 Padang ada beberapa peserta didik yang tinggal kelas. Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Wendrika Putri (2012) dengan judul Faktor Penyebab Peserta Didik Tinggal Kelas di SMP 2 Pulau Punjung, mengungkapkan bahwa faktor penyebab peserta didik tinggal kelas dari faktor internal adalah motivasi yang rendah, kebiasaan belajar yang kurang baik, perhatian terhadap belajar kurang, kedisiplinan yang kurang, sikap belajar yang kurang baik, kemauan belajar tidak ada mengakibatkan malas dan tidak semangat dalam belajar. Faktor penyebab peserta didik tinggal kelas dari faktor eksternal adalah kurang mendapat perhatian dari orang tua, cara didikan orang tua yang keras, hubungan guru dengan peserta didik yang kurang baik, metode atau cara guru yang kurang menyenangkan, hubungan dengan teman yang kurang baik dan hubungan dengan orang tua yang kurang baik. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa di SMP Muhammadiyah 6 Padang ada beberapa peserta didik yang tinggal kelas. Dari hasil observasi yang sudah dilakukan di SMP Muhammadiyah 6 Padang pada tanggal 01 Desember 2014 terlihat bahwa peserta didik yang tinggal kelas ada sebanyak 18 orang. Masalah yang sedang dialami peserta didik tinggal kelas karena tidak masuk kelas dalam proses belajar berlangsung, peserta didik juga tidak bisa memahami atau mengerti dengan materi yang diberikan guru, malas dalam mengulangi pelajaran serta tidak membuat tugas yang diberikan gurunya di rumah dan tugas harian peserta didik juga tidak lengkap
2 karena diakibatkan sering bolos sekolah dan absen sehingga mengakibatkan peserta didik tersebut tinggal kelas. Sedangkan layanan yang diberikan guru BK kepada peserta didik belum optimal karena hanya beberapa layanan yang diberikan guru BK seperti: Layanan informasi, layanan penguasaan konten dan layanan konseling perorangan, sedangkan layanan BK ada 9 jenis layanan yang dapat diberikan sesuai kebutuhan peserta didik tinggal kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik pada tanggal 10 Desember 2014 diperoleh informasi bahwa penyebab peserta didik tinggal kelas karena sulit mengerti dengan pelajaran yang diterangkan oleh guru, sering cabut atau bolos, kurang percaya diri bergaul dengan teman dan kurang suka kepada guru mata pelajaran tertentu. Berdasarkan realita di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai: Masalah Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas dan Program Layanan oleh Guru BK di SMP Muhammadiyah 6 Padang. Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Masalah belajar peserta didik tinggal kelas dilihat dari faktor internal. 2. Masalah belajar peserta didik tinggal kelas dilihat dari faktor eksternal. 3. Program layanan oleh guru BK untuk peserta didik tinggal kelas. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 6 Padang pada tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh peserta didik tinggal kelas berjumlah 18 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Untuk menganalisis data yang digunakan teknik analisa persentase menurut Yusuf (2007:365) dengan rumus: Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 100 = Jumlah angka mutlak Setelah diperoleh presentase kemudian dilakukan klasifikasi jawaban dengan tingkatan sebagai berikut: 1. Untuk kriteria masalah belajar peserta didik tinggal kelas yaitu: 81% - 100% = Sangat Banyak 61% - 80% = Banyak 41% - 60% = Cukup banyak 21% - 40% = Sedikit 0% - 20% = Sangat Sedikit 2. Untuk kriteria program layanan oleh guru BK yaitu: 81%-100% = Sangat Baik 61%-80% = Baik 41%-60% = Cukup Baik 21%- 40% = Kurang Baik 0%-20% = Sangat Kurang Baik Hasil dan Pembahasan Penelitian mengenai masalah belajar peserta didik tinggal kelas dan program layanan oleh guru BK di SMP Muhammadiyah 6 Padang, secara umum dapat diketahui bahwa dari 18 peserta didik, terdapat 8 peserta didik (44,44%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 9 peserta didik (50,00%) berada pada kategori banyak. Sementara itu ada 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori cukup banyak. Untuk program layanan oleh guru BK secara umum dapat diketahui bahwa terdapat 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori sangat baik. Kemudian 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori baik. Selanjutnya 14 peserta didik (77,78%) berada pada kategori cukup baik dan 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori kurang baik. Menurut Afifuddin (2012:106) secara sederhana mengartikan masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Sedangkan menurut Prayitno dan Amti (2004:40) masalah adalah suatu yang ada pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri yang bersangkutan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh individu dan merupakan tantangan yang harus diselesaikan. Jika masalah tersebut
3 tidak diselesaikan maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalam diri individu. 1. Masalah Belajar Peserta Didik Internal masalah belajar peserta didik dilihat dari faktor internal, secara umum dapat diketahui bahwa dari 18 peserta didik, terdapat 3 peserta didik (16,67%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 14 peserta didik (77,78%) berada pada kategori banyak. Sementara itu ada 1 peserta didik (5, 56%) berada pada kategori cukup banyak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah belajar peserta didik tinggal kelas dari faktor internal sangat banyak sehingga perlu untuk diminimalisir agar mencapai kategori yang diinginkan yaitu sedikit. (2002:238) faktor-faktor internal (faktorfaktor yang berada pada diri peserta didik itu sendiri), antara lain: 1. Sikap terhadap belajar 2. Motivasi belajar 3. Konsentrasi belajar 4. Mengolah bahan belajar 5. Menyimpan perolehan hasil belajar disimpulkan jenis-jenis masalah yang timbul pada peserta didik adalah terjadi pada diri peserta didik tersebut, berupa kelemahankelemahan yang dimiliki peserta didik yang didapatkan dari lingkungan kehidupan sekitar peserta didik tersebut. a. Masalah Belajar Peserta Didik (Internal) Terkait Sikap terhadap Belajar dilihat dari faktor internal terkait sikap terhadap belajar terdapat 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori banyak. Kemudian sebanyak 14 peserta didik (77,78%) berada pada kategori cukup banyak. Sementara itu ada 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori sedikit. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah belajar peserta didik tinggal kelas dilihat dari (internal) terkait sikap terhadap belajar cukup banayak dan perlu untuk diminimalisir agar mencapai kategori yang diinginkan yaitu sedikit. Menurut Aunurrahman (2010:179) sikap siswa dalam belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Sikap terhadap belajar juga nampak dari kesungguhan mengikuti pelajaran atau sebaliknya bersikap acuh terhadap aktivitas belajar. disimpulkan sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu. Siswa memperoleh kesempatan belajar. b. Masalah Belajar Peserta Didik (Internal) Terkait Motivasi Belajar, terkait motivasi belajar terdapat 7 peserta didik (38,89%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 9 peserta didik (50,00%) berada pada kategori banyak. Selanjutnya ada 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori cukup banyak. Menurut Aunurrahman (2010:180) motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. disimpulkan motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi akan melemahkan kegiatan belajar sehingga mutu hasil belajar akan menjadi rendah. c. Masalah Belajar Peserta Didik (Internal) Terkait Konsentrasi Belajar, terkait konsentrasi belajar terdapat 7 peserta didik (38,89%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 10 peserta didik (55,56%) berada pada kategori banyak.
4 Selanjutnya ada 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori sedikit. Menurut Aunurrahman (2010:180) konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang sering kali begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum tentu sejalan dengan pemikiran seorang individu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. d. Masalah Belajar Peserta Didik (Internal) Terkait Mengolah Bahan Belajar masalah belajar peserta didik dilihat dari faktor internal terkait mengolah bahan belajar terdapat 13 peserta didik (72,22%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 4 peserta didik (22,22%) berada pada kategori banyak. Selanjutnya ada 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori cukup banyak. Menurut Aunurrahman (2010:181) mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berfikir seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga bermakna. Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan penting agar seseorang dapat mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri berdasarkan informasi yang telah ia dapatkan. disimpulkan mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Kemampuan menerima isi dan cara pemerolehan tersebut dapat dikembangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran. Kemampuan siswa mengolah bahan belajar menjadi makin baik bila siswa berpeluang aktif belajar. e. Masalah Belajar Peserta Didik (Internal) Terkait Menyimpan Perolehan Hasil Belajar dilihat dari faktor internal terkait mengolah bahan belajar terdapat 10 peserta didik (55,56%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 8 peserta didik (44,44%) berada pada kategori banyak. (2002:241) menyimpan perolehan hasil belajar kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek berarti hasil belajar dapat dilupakan dan waktu yang lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan proses belajar terdiri dari proses pemasukan, proses pengolahan kembali dan hasil, serta proses penggunaan kembali. 2. Masalah Belajar Peserta Didik Eksternal dapat diketahui bahwa masalah belajar peserta didik dilihat dari faktor eksternal, secara umum dapat diketahui bahwa terdapat 16 peserta didik (88,89%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori banyak. (2002:247) faktor-faktor eksternal (faktorfaktor yang timbul dari luar diri individu baik dari lingkungan sekolah maupun masyarakat), antara lain: (1) Guru sebagai Pembina siswa belajar, (2) Sarana dan prasarana pembelajaran, (3) Kebijakan penilaian, (4) Lingkungan sosial siswa, dan (5) Kurikulum sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan salah satu pendorong proses belajar peserta didik. Aktivitas belajar dapat meningkat apabila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar.
5 a. Masalah Belajar Peserta Didik (Eksternal) Terkait Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar, terkait guru sebagai pembina siswa belajar terdapat 12 peserta didik (66,67%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 5 peserta didik (27, 28%) berada pada kategori banyak. Selanjutnya ada 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori cukup banyak. (2002:248) guru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. disimpulkan bahwa peran seorang guru dalam proses belajar peserta didik sangat berperan penting. Karena untuk dapat menciptakan kegiatan belajar efektif seorang guru terlebih dahulu dapat merubah pola tingkah laku peserta didik tersebut. b. Masalah Belajar Peserta Didik (Eksternal) Terkait Sarana dan Prasarana Pembelajaran masalah belajar peserta didik, terkait sarana dan prasarana pembelajaran terdapat 8 peserta didik (44,44%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 9 peserta didik (50,00%) berada pada kategori banyak. Selanjutnya ada 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori cukup banyak. (2002:249) sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Apabila sarana dan prasarana pembelajaran ini dikelola dengan baik, maka dapat tercipta proses belajar yang hasilnya baik pula. di simpulkan bahwa sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan memadai dengan pemeliharaan yang baik akan sangat menunjang kegiatan pembelajaran baik bagi guru maupun peserta didik sehingga tercapai kegiatan belajar dan mengajar yang efektif. c. Masalah Belajar Peserta Didik (Eksternal) Terkait Kebijakan Penilaian terkait kebijakan penilaian terdapat 10 peserta didik (55,56%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 7 peserta didik (38,89%) berada pada kategori banyak. Selanjutnya ada 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori cukup banyak. (2002:250) hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik atau unjuk kerja peserta didik merupakan puncak dari suatu proses belajar yang ditandai dengan adanya penilaian, dan ukuran-ukuran guru yakni sesuatu dipandang berharga, bermutu dan bernilai. d. Masalah Belajar Peserta Didik (Eksternal) Terkait Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah terkait lingkungan sosial siswa di sekolah terdapat 9 peserta didik (50,00%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 9 peserta didik (50,00%) berada pada kategori banyak. (2002:252) siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Jika seorang peserta didik diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. disimpulkan bahwa lingkungan sosial terwujud dalam suasana akrab, gembira,
6 rukun dan damai, serta sebaliknya terwujud dalam suasana perselisihan, bersaing, dan saling menyalahkan. Suasana kejiwaan tersebut berpengaruh pada semangat dan proses belajar siswa. e. Masalah Belajar Peserta Didik (Eksternal) Terkait Kurikulum Sekolah faktor internal terkait kurikulum sekolah terdapat 12 peserta didik (66,67%) berada pada kategori sangat banyak. Kemudian sebanyak 6 peserta didik (33,33%) berada pada kategori banyak. (2002: 253) program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. disimpulkan bahwa perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan masalah bagi guru tetapi juga siswa. Guru perlu mengadakan perubahan pembelajaran, sedangkan siswa perlu mempelajari caracara belajar, buku pelajaran dan sumber belajar yang baru. 3. Program Layanan oleh Guru BK program layanan oleh guru BK secara umum dapat diketahui bahwa terdapat 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori sangat baik. Kemudian 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori baik. Selanjutnya 14 peserta didik (77,78%) berada pada kategori cukup baik dan 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori kurang baik. Menurut Prayitno (2001:06) sesuai SK Menpan No. 84/ 1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya Pasal 3 yaitu: Tugas pokok Guru BK adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. a. Layanan Informasi Berdasarkan hasil pengolahan program layanan oleh guru BK, layanan informasi terdapat 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori sangat baik. Kemudian sebanyak 5 peserta didik (27,78%) berada pada kategori baik. Selanjutnya ada 11 peserta didik (61,11%) berada pada kategori cukup baik. Dan 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori kurang baik. Menurut Prayitno dan Amti (2004:259) layanan informasi adalah layanan yang memberikan pemahaman kepada peserta didik yang berkepentingan berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dalam layanan ini kepada peserta didik dapat disampaikan informasi, contohnya Kunci Sukses dalam Belajar, informasi sekolah lanjutan (SMA/ SMK) dan lain-lain. Dengan pendapat yang dikemukan oleh Prayitno dan Amti hasil penelitian yang telah dianalisis program layanan informasi adalah cukup baik. b. Layanan Penguasaan Konten Berdasarkan hasil pengolahan program layanan oleh guru BK, layanan konten terdapat 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori sangat baik. Kemudian sebanyak 4 peserta didik (22,22%) berada pada kategori baik. Selanjutnya ada 11 peserta didik (61,11%) berada pada kategori cukup baik. Dan 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori kurang baik. Menurut Prayitno dan Amti (2004:301) layanan penguasaan konten adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik (secara individual atau kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Layanan penguasaan konten membantu peserta didik menguasai aspek-aspek tersebut bisa tersinergikan. Dalam penguasaan konten, peserta didik diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Contoh layanan penguasaan konten yang dapat diberikan yaitu cara mencatat pelajaran yang rapi, keterampilan bertanya, keterampilan untuk menghadapi
7 ujian dan sebagainya. Berdasarkan hasil analisis layanan konten adalah cukup baik. c. Layanan Konseling Perorangan program layanan oleh guru BK, layanan konseling perorangan terdapat 1 peserta didik (5,56%) berada pada kategori sangat baik. Kemudian sebanyak 4 peserta didik (22,22%) berada pada kategori baik. Selanjutnya ada 11 peserta didik (61,11%) berada pada kategori cukup baik. Dan 2 peserta didik (11,11%) berada pada kategori kurang baik. Menurut Prayitno dan Amti (2004:301) layanan konseling individual adalah pelayanan khusus dalam berhubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien. Strategi yang digunakan adalah secara individu, dimana dalam kegiatan ini peserta didik tinggal kelas akan dipanggil serta ditanya bagaimana hubungan sosial dengan teman dan gurunya peserta didik tersebut. Berdasarkan hasil analisis program layanan konseling perorangan adalah cukup baik. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan mengenai masalah belajar peserta didik tinggal kelas dan program layanan BK di SMP Muhammadiyah 6 Padang, yang telah dipaparkan pada pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa masalah belajar peserta didik tinggal kelas adalah sangat banyak dan program layanan BK cukup baik. Selain itu juga masalah belajar peserta didik tinggal kelas dan program layanan BK yaitu: 1) Masalah belajar peserta didik dilihat dari faktor internal, 2) Masalah belajar peserta didik dilihat dari faktor eksternal, 3) Program layanan oleh guru BK. 1. Masalah belajar peserta didik tinggal kelas dilihat dari faktor internal terkategori banyak dilihat melalui sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah bahan dan meyimpan perolehan hasil belajar. 2. Masalah belajar peserta didik tinggal kelas dilihat dari faktor eksternal terkategori sangat banyak dilihat melalui guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, kurikulum di sekolah. 3. Program layanan oleh guru BK terkategori cukup baik dilihat melalui layanan informasi, layanan konten dan layanan konseling perorangan. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada: 1. Peserta didik, hasil yang diperoleh dari penelitian di atas dikategorikan banyak. Untuk itu peserta didik diharapkan agar lebih giat belajar dan termotivasi untuk menuju kesuksesan dan masalah belajar menjadi sedikit. 2. Guru BK, memberikan layanan-layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dapat menjalin hubungan yang hangat, akrab dengan semua peserta didik. Hasil program layanan BK yang diperoleh cukup baik untuk itu agar ditingkatkan lagi menjadi sangat baik. 3. Kepala sekolah, dapat mengambil kebijakkan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan semangat belajarnya. 4. Peneliti selanjutnya, peneliti masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut sebaiknya melakukan atau menggunakan modul yang disusun berdasarkan satu konsep saja agar dapat optimal. KEPUSTAKAAN Afifuddin. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Putri, Wendrika. 2012. Faktor Penyebab Peserta Didik Tinggal Kelas Di SMP 2 Pulau Punjung. Skripsi. Padang: Tidak dipublikasikan. Yusuf, A Muri. 2007. Metodologi Pendidikan. Padang: UNP Press