BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pendapatan masyarakat. Muara dari semua upaya tersebut adalah mewujudkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kemiskinan ekstrem yang mencolok (Todaro dan Smith, 2011:

BAB I PENDAHULUAN. Hilir tahun adalah Indragiri Hilir berjaya dan gemilang Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil, makmur, berdaya saing, maju dan sejahtera. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses perubahan struktural di Indonesia dapat ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan penduduk Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut, berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

BAB I PENDAHULUAN. dibahas adalah masalah kemiskinan. Baik di negara maju atau negara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sulitnya mengendalikan peningkatan pengangguran merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja merupakan sumberdaya utama suatu perekonomian (Mankiw,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan layak. Masalah kemiskinan menjadi masalah yang cukup serius karena akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan infrastruktur dasra, gender, dan lokasi geografis. kemiskinan tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. utama pembangunan. Salah satu target dari Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam memperluas kesempatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN MADIUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isi deklarasi milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. umum ditujukan untuk mencapai tingkat pengangguran yang rendah (high

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RPJPN) tercantum delapan misi pembangunan nasional Indonesia mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan melalui peningkatan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Muara dari semua upaya tersebut adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan, karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya. Persoalan kemiskinan menjadi faktor utama yang akan berimbas pada persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan lainnya seperti kebodohan, keterbelakangan, keterlantaran, kematian ibu dan anak, buta aksara, putus sekolah, perdagangan manusia, pekerja anakanak dan juga berpengaruh terhadap meningkatnya angka kriminalitas. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak bisa menikmati atau jauh dari fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, ekonomi dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia. Kemiskinan adalah salah satu penyakit dalam perekonomian yang harus dicarikan solusi untuk mengentaskannya atau minimal dikurangi. Kemiskinan tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja karena merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu (Nasir, dkk, 2008: 27). 1

2 Pemerintah telah berusaha keras dalam menekan masalah kemiskinan dengan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas, termasuk bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen. Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen telah melaksanakan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin, serta penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat. Program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kebumen yang dilaksanakan selama tahun 2002-2011 memperlihatkan hasil yang kurang menggembirakan dengan angka yang masih cukup tinggi, di atas angka Nasional dan Jawa Tengah, meskipun tingkat kemiskinan mengalami kecenderungan yang menurun. Pada tahun 2002 tingkat kemiskinan di Kabupaten Kebumen mencapai 31,71 persen dan menurun menjadi 29,83 persen pada tahun 2005. Sempat meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi 32,49 persen, mulai tahun 2007 turun menjadi 30,25 persen dan 20,31 persen pada tahun 2011. Dilihat dari target dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015, angka kemiskinan masih tinggi. Seperti terlihat dalam Gambar 1.1, dari target yang ditetapkan, angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen masih sangat memprihatinkan. Realisasi tahun 2011 sebesar 20,31 persen masih jauh dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 yaitu sebesar 15,45 persen. Upaya dan kerja keras masih perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk mengejar target angka kemiskinan yang ditetapkan pada tahun 2015.

3 35 30 29.63 25 20 15 10 5 22.71 15.45 11.3 7.72 Target RPJP Realisasi RPJM 0 2010 2015 2020 2025 Sumber : Bappeda Kabupaten Kebumen, 2013:5 Gambar 1.1 Target Penurunan Angka Kemiskinan Kabupaten Kebumen Tahun 2005-2025 (dalam persen) Pada sisi yang lain, proses pembangunan memerlukan pendapatan yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pengalaman di berbagai negara, syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi saja memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan syarat atau sesuatu yang dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi yang bagus menjadi tidak akan berarti untuk menurunkan jumlah masyarakat miskin apabila tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan (Wongdesmiati, 2009). Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya

4 adalah bahwa pertumbuhan ekonomi efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang sudah berhasil diciptakan atau ditingkatkan, harus menyebar atau dapat dirasakan oleh seluruh golongan pendapatan dalam masyarakat, khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah atau masyarakat miskin. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kebumen selama periode 2002-2011 cukup menggembirakan dengan trend yang meningkat meskipun cenderung fluktuatif, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,80 persen per tahun. Pada tahun 2002, perekonomian Kabupaten Kebumen tumbuh sebesar 3,88 persen, sempat menurun menjadi 1,189 persen pada 2004, kemudian mengalami kenaikan lagi mencapai angka 5,80 persen pada 2008, menurun lagi menjadi 3,94 persen pada tahun 2009, angka pertumbuhan ekonomi kemudian meningkat dalam 2 tahun terakhir hingga pada tahun 2011 berada pada angka 4,23 persen. Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui program-program pembangunan dalam rangka menekan angka kemiskinan belum optimal. Hal ini terlihat dari angkanya yang selalu di atas kemiskinan Provinsi dan Nasional, meskipun juga angkanya dari tahun ke tahun semakin menurun. Di sisi lain, tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kebumen cukup menggembirakan, dengan angka yang trendnya cenderung meningkat, meskipun juga fluktuatif. Dari uraian yang telah dijabarkan, maka persoalan atau pertanyaan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana profil kemiskinan di Kabupaten Kebumen dan bagaimana pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Kebumen pada tahun 2002-2011?

5 1.2 Keaslian Penelitian Berbagai penelitian mengenai upaya pengentasan kemiskinan telah banyak dilakukan oleh para peneliti Indonesia maupun internasional. Sebagai pembanding untuk penelitian ini, berikut diuraikan secara singkat hasil penelitian dari beberapa penelitian acuan yang relevan dan searah dengan penelitian ini. Tabel 1.1 Penelitian-Penelitian Acuan No. Peneliti Lokasi Metode Hasil 1. Agrawal (2008) 2. Fosu (2009) 3. Ravallion (2011) 4. Magdalena (2011) Kazakhstan, 2000-2003 Sub-Sahara Afrika (SSA) dan Npn-SSA 1977-2004 Brazil, China dan India, 1980-2005 Kota Dumai (2009) Regresi data panel Model Random Effect (RE) dan Fixed Effect (FE) Analisis deskriptif ADePT Pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah untuk sektor sosial (jaminan sosial pendidikan dan kesehatan) berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Pertumbuhan PDB berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di SSA mapun Non-SSA, namun terjadi perbedaan yang cukup besar dalam respon kemiskinan terhadap pertumbuhan pendapatan, yaitu tergantug pada ketimpangan. Stabilitas ekonomi makro penting dalam upaya pengentasan kemiskinan di Brazil, China dan India pada periode 1980-2005. Kemiskinan di Kota Dumai terkonsentrasi di perkotaan, disebabkan penduduk usia produktif yang menganggur. Inflasi berpengaruh terhadap peningkatan persentase penduduk miskin di perkotaan.

6 No. Peneliti Lokasi Metode Hasil 5. Hafidh Amrullah (2009) Provinsi Banten (2009) ADePT Pembukaan lapangan kerja baru dapat menurunkan kemiskinan dan perlu kerjasama semua stakeholders dalam mengembangkan strategi menurunkan kemiskinan Profil kemiskinan keluarga di Provinsi Banten lebih banyak terjadi di perkotaan dan terdiri dari kepala keluarga laki-laki berusia 15-19 tahun berstatus keluarga awal yang belum memiliki anak atau baru memiliki satu anak. Perbedaan antara penelitian-penelitian pada tabel di atas dengan penelitian ini terletak pada lokasi dan periode obyek penelitian di mana penelitian mengenai profil kemiskinan di Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 menggunakan alat analisis ADePT belum pernah dilakukan sebelumnya. Perbedaan yang lain adalah profil kemiskinan dalam penelitian ini menguraikan kemiskinan tidak hanya berdasar aspek geografis yaitu perkotaan dan perdesaan saja, tetapi juga menguraikan kemiskinan menurut aspek sosial dan ekonomi seperti status pekerjaan, tingkat pendidikan, dan kelompok usia penduduk. Sementara itu, terkait dengan analisis kuantitatif, perbedaan antara tesis ini dengan penelitianpenelitian sejenis yang disebutkan pada tabel 1, terletak pada lokasi penelitian dan periode waktu penelitian, di mana penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kebumen dengan periode waktu tahun 2002-2011.

7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penulisan penelitian ini antara lain: 1. mengetahui dan menganalisis profil kemiskinan di Kabupaten Kebumen dilihat dari aspek kewilayahan (perdesaan, perkotaan dan kecamatan), status pekerjaan dan kelompok usia penduduk miskin pada tahun 2011; serta 2. menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Kebumen periode 2002-2011. 1.3.2 Manfaat penelitian Penulis memiliki harapan agar penelitian ini bisa memberikan kontribusi kepada. 1. Penulis Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi alat penerapan teori-teori ilmu ekonomi pembangunan yang telah didapatkan, sekaligus sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Master dari Program Magister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Akademisi Dari sudut pandang akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: a. menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan terhadap mahasiswa dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian yang berkaitan dengan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi; dan

8 b. sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/peneliti yang melakukan penelitian berkaitan dengan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. 3. Pengambil Kebijakan Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna mengenai profil dan permasalahan kemiskinan di Kabupaten Kebumen serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat diketahui dan dirumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan berdaya guna dalam mengatasi masalah kemiskinan. 4. Ilmu Pengetahuan Secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu ekonomi khususnya ilmu ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian mengenai tingkat kemiskinan dengan mengungkap secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1.4 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari 4 (empat) bab yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pengantar, berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan latar belakang masalah yang terdiri dari tingkat kemiskinan di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah serta tingkat kemiskinan di Kabupaten Kebumen. Bab II Kajian Pustaka dan Alat Analisis, menyajikan tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis dan alat analisis. Tinjauan pustaka menguraikan penelitian sejenis sebelumnya. Landasan teori menguraikan teori tentang kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi serta hubungan antara kemiskinan dengan

9 pertumbuhan ekonomi. Hipotesis menguraikan hipotesis yang mendasari penelitian. Sedangkan metoda penelitan menyajikan alat analisis data, pemilihan model penelitian, pengujian statistik dan pengujian asumsi klasik. Bab III Analisis Data dan Pembahasan, membahas tentang cara penelitian dan pembahasan. Cara penelitian menguraikan tentang cara pengambilan data dan jenis data, sumber data, lokasi penelitian, definisi operasional variabel dan metoda analisis. Pembahasan menguraikan perkembangan dan hubungan variabel yang diteliti, hasil analisis data menggunakan alat analisis serta pembahasannya. Akhirnya Bab IV Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan, memuat rangkuman hasil penelitian secara keseluruhan dan saran-saran yang ditujukan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kebumen pada masa yang akan datang.