BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI Sejarah Berdirinya PT. POS Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. POS Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. SEJARAH SINGKAT PT. POS INDONESIA (PERSERO) mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik 12.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Dilakukan di PT. X, di Jalan Banda, Bandung. Obyek penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PT.POS PERSERO KANTOR REGIONAL VI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Pos Indonesia (persero) Perubahan status Pos Indonesia

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 452

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

PERAN KOMUNIKASI PETUGAS LOKET TERHADAP PELANGGAN DI KANTOR POS CABANG MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Berdasarkan Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Kantor Pos

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin besar dan menuju era

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENERAPAN AKUNTANSI DAN PENGAWASAN PIUTANG PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk TOYOTA SALES OPERATION CABANG MEDAN GATOT SUBROTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini bisa dirasakan dunia usaha yang dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha yang telah berkembang pesat dari waktu ke waktu. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

1 BAB I PENDAHULUAN. setiap sektor bisnis. Di dalam menghadapi persaingan tersebut maka, suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya tujuan utama perusahaan. data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi pihak manajemen, serta tuntutan terhadap efektivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tinggi penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh (Sulaeman,

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat dilihat dari kegiatan perusahaan dengan semakin memperluas usahanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis semakin ketat. UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Sistem..., Ii, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memacu instansi atau perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang semakin pesat. merupakan dampak dari meningkatnya persaingan usaha yang kompetetif.

BAB I PENDAHULUAN. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai bidang usaha, baik usaha di bidang jasa maupun industri,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu mengharapkan agar usaha yang dikelolanya semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan persaingan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian. Dunia bisnis di Indonesia mengalami kemunduran setelah terjadi krisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perubahan terus terjadi, perusahaan pun ingin selalu tampil beda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG PERUSAHAAN METRO PADANGSIDIMPUAN TAHUN ANGGARAN 2014

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN STUDI KASUS PT INTI (PERSERO)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya persaingan kompetitif antar pengusaha dalam segala sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah membaik, hal ini terbukti dengan ketatnya bursa maupun dalam pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan yang terus-menerus sebagai

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian yang serius untuk kegiatan-kegiatan dan kemajuan. tertentu maupun hasil operasinya selama satu periode.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal ini adalah sebagai input penting yang biasa disebut pegawai atau

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Semua itu dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini memperlihatkan kemajuan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan awal yang. telah direncanakan. Seperti yang kita ketahui dalam suatu keadaan

1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba maksimal. Laba juga direfleksikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jasa Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan

PENGENDALIAN INTERN DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT UNTUK MENGURANGI RESIKO PIUTANG PADA UD.MULUR JAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Kualitas keputusan yang diambil sangat berpengaruh pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pos Indonesia adalah sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia (www.bumnpns.com). Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantor pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan. Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari JawatanPost, Telegraph dan Telephone (PTT). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman di mana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero). Seiring dengan waktu, PT Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan 1

kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24.000 titik layanan yang menjangkau 100% kota/kabupaten, hampir 100% kecamatan dan 42% kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Sekarang ini untuk memudahkan pengendaliannya PT. Pos Indonesia (Persero) telah membagi koordinasi daerah menjadi 11 regional mulai dari yang berpusat di Medan sampai yang berpusat di Jaya Pura, dimana salah satunya yang mempunyai kantor pos terbanyak adalah PT Pos Indonesia (Persero) Regional V yaitu Jawa barat yang berpusat di Bandung bertempat di Jl. Pahlawan No.87, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Bandung, Jawa Barat 40123 yang mempunyai 17 kantor pos yaitu bertempat di daerah Bandung, Cimahi, Soreang, Purwakarta, Subang, Karawang, Sukabumi, Cianjur, Garut, Cirebon, Indramayu, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Tarsikmalaya, Ciamis, Banjar. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online, serta dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi (sumber: www.posindonesia.co.id). 1.2 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan ekonomi di era globalisasi saat ini mempengaruhi kinerja perusahaan dalam beroperasi menjadi sangat luas dan kompleks, semua jenis perusahaan akan menghadapi persaingan antar perusahaan baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang semakin ketat dan tajam. Untuk menjadi unggulan dalam persaingan maka di butuhkan pihak menejemen yang dapat bekerja secara efektif dan efisien agar pertumbuhan perusahaan dapat mengikuti perkembangan tersebut. Hampir semua proses bisnis titik tolaknya berawal dari penjualan, oleh karena itu untuk dapat menjadi unggulan dalam persaingan tersebut manajemen harus mampu melakukan penjualan yang semaksimal mungkin. Kegiatan utama di dalam perusahaan adalah melakukan penjualan barang dan jasa agar mendapatkan keuntungan karenanya pejualan merupakan sumber utama 2

pendapatan atau penerimaan perusahaan. Penjualan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai dan secara kredit. Akibat dari penjualan secara tunai akan berkaitan dengan penerimaan kas, dimana kas penting untuk kelancaran jalannya perusahaan secara kredit akan mengakibatkan timbulnya piutang usaha (Hidayat, Susanriana, Fiscal: 2011). Penjualan memiliki tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat umum, selain itu perusahaan juga memiliki tujuan dalam suatu perekonomian yang bersaing antara lain mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas dan tugas yang saling terkait, terkoordinasi dan terstruktur yang dilakukan oleh orang, komputer, atau mesin yang dapat membantu mencapai tujuan tertentu suatu organisasi (Romney, Steinbart 2015: 5). Untuk menunjang kegiatan perusahaan dalam bidang penjualan, manajer harus menyediakan informasi penting terkait penjualan agar menunjang dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan penjualan perusahaan. Dalam operasi perusahaan, penjualan menjadi hal penting sehingga membutuhkan pengelolaan yang baik agar segala sasaran-sasaran penjualan dapat tercapai dan perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. Agar kegiatan penjualan perusahaan lancar maka perusahaan melakukan penjualan secara kredit atau pembayaran ditangguhkan. Dimana penjualan secara kredit atau pembayaran ditangguhkan ini akan menyebabkan timbulnya piutang dagang atau usaha. Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar dan tingkat perputaran piutang tergantung pada penjualan secara kredit dan rata rataa piutang (Hastoni, Aprilisabeth 2008). Piutang memiliki semacam resiko yang mungkin terjadi seperti pembayaran piutang yang tidak tepat waktu atau terlambat dari jangka waktu yang telah ditentukan dan tidak dapat tertagihnya piutang dikarenakan konsumennya mengalami kebangkrutan atau meninggal dunia (Djanegara, Danusaputra, 2007). Oleh karena itu untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan maka manajemen memerlukan suatu sistem dan pengendalian internal untuk menunjang manajemen dalam pengelolaan penjualannya. 3

Dimasa sekarang ini teknologi menjadi hal penting termasuk di dalam perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya agar kegiatan bisnisnya berjalan secara lebih cepat, tepat, akurat dan efisien. Menurut Romney dan Steinbart (2015: 3) Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Dengan sistem yang ada diharapkan kegiatan kegiatan operasional perusahaan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan disebut informasi (Romney dan Steinbart 2015: 4). Akuntansi adalah Bahasa bisnis, setiap organisasi menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat berbisnis (Susanto 2013:4). Pemahaman tentang sistem untuk memperoleh informasi dalam bidang akuntansi memunculkan sistem informasi akuntansi. Karena itu menurut (Romney dan Steinbart 2015:10) sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengelola data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa sistem informasi akuntansi sangat penting, karena informasiinformasi yang diperoleh dari sistem informasi akuntansi tersebut sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen supaya mengetahui langkah-langkah yang mau diambil yang diharapkan akan membawa perusahaan kearah laba optimal, serta merupakan alat bantu bagi manajer untuk merumuskan kebijakan yang akan ditempuh, khususnya di bidang penjualan. Sistem informasi haruslah memperoleh dan menukarkan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola dan mengendalikan operasi perusahaan (Romney dan Steinbart 2015: 249). Keberhasilan manajemen sangat tergantung dari sumber, keakuratan dan ketetapan waktu yang dimiliki, dan informasi berperan penting dalam proses pengendalian dan pengambilan keputusan. Informasi dihasilkan melalui sistem informasi akuntansi yang memadai untuk menampung, menyeleksi, mengelolah dan menyajikan informasi yang berguna sesuai dengan kondisi perusahaan. Salah satu bentuk pengendalian internal adalah pengendalian internal pada sistem dan prosedur akuntansi penjualan. Pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi 4

penjualan sangat dipengaruhi oleh isi laporan yang dihasilkan dan jika diterapkan dalam penjualan maka distribusi pe njualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metoda yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2015: 226), Pengendalian internal adalah proses dan prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian dipenuhi. Pengendalian internal sangat penting bagi suatu perusahaan agar sistem dan prosedur yang di terapkan di suatu perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pengendalian internal secara juga penting bagi kegiatan penjualan perusahaan agar perusahaan melakukan pengelolaan penjualan dengan lebih mudah dan menghindari resiko-resiko yang mungkin terjadi baik dalam penjulan tunai ataupun penjualan kredit. Karena itu pengendalian internal yang diterapkan di dalam perusahaan diharapkan memperlancar kegiatan pengelolaan penjualan perusahaan serta menjaga seluruh aset dari resiko-resiko yang mungkin terjadi. Dalam melakukan kegiatan pengendalian internal di perusahaan diharapkan mendapatkan data-data yang diperlukan untuk pendataan dalam perusahaan, menjamin keakuratan data-data penjualan dan terhindar dari kesalahan pencatatan yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak disengaja. Data data yang diperoleh akan mempermudah dalam melakukan pengendalian internal penjualan sehingga harus mendapatkan informasi tentang data-data tersebut secara baik yang diperoleh dari Sistem Informasi Akuntansi. Dengan adanya pengendalian internal diharapkan pembiayaan operasi perushaan dapat berkurang serta aktivitas manipulasi atau pemalsuan dapat dihindari supaya kegiatan perusahaan dilaksanakan secara efektif. Menurut James A Hall (2011:186) pengendalian internal penjualan terdiri atas lima diantaranya lingkungan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, aktivitas pengendalian 5

PT Pos Indonesia (Persero) adalah suatu perusahaan milik negara yang sudah beroperasi dalam jangka waktu yang lama dengan ruang lingkup kegiatannya tersebar luas meliputi seluruh wilayah di Indonesia. Perusahaan ini mempunyai tugas pokok membangun, mengusahakan, mengembangkan pelayanan di bidang lalu lintas pengiriman surat dan paket untuk mempertinggi penjualan jasa yang di operasikan oleh PT Pos Indonesia (Persero) sendiri, dimana PT Pos Indonesia (Persero) memiliki banyak kantor pos di seluruh nusantara mencapai 24.000 kantor pos dan pelayanan PT Pos Indonesia (Persero) tidak hanya mencapai kabupaten saja, tetapi sudah mencapai pelosok-pelosok dalam negeri. PT POS INDONESIA (Persero) dalam melakukan aktivitas penjualannya dalam pengiriman surat dan paket mempunyai sistem penjualan dalam melakukan aktivitas penjualannya supaya dalam melakukan aktivitas penjualannya PT Pos Indoensia (Persero) dapar melakukan pengendalian penjualannya. PT Pos Indonesia (Persero) telah menerapkan sistem informasi akuntansi yaitu Sales Force Reporting System (SAFORES) dalam sistem pengendalian aktivitas penjualannya. Sales Force Reporting system (SAFORES) adalah sistem yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengendalian penjualan tunai dan kredit agar penjualan dapat dilakukan secara terintegrasi dan sinergis dalam rangka pengelolaan pelanggan, akuisisi pelanggan serta retensi pelanggan guna meningkatkan penjualan, serta memudahkan pengontrolan piutang dan proses penagihan dapat berjalan dengan lancar. SAFORES merupakan aplikasi kinerja berbasis web yang dapat dibuka dengan alamat web Sales.posindonesia.co.id, dimana aplikasi ini diintegrasikan dengan berbagai aplikasi lainnya seperti SAP FICO, i-pos Web, Sim SDM, Sim kantor pos. SAFORES terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan penerapan sistem SAFORES tersebut diharapkan PT Pos Indonesia melaksanakan kegiatan operasinya dalam pengelolaan penjualan tunai dan kredit dengan lancar, membantu pengambil keputusan oleh kepala bagian penjualan, serta meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualan dan piutang (sumber: Data Internal PT Pos Indonesia). 6

Dalam kegiatan penjualan jasanya PT. Pos Indonesia (Persero) mengalami kekurangan dalam kegiatan pengendalian penjualan dan pengendalian piutangnya dimana berdasarkan annual report PT Pos Indonesia (Persero) sistem informasi akuntansi belum memberikan informasi akan rincian piutang pelanggan dengan baik, hal tersebut yang mengakibatkan operasi penagihan piutang di setiap kantor pos mengalami kekurangan, sehingga mengakibatkan piutang tak tertagih meningkat yaitu dari Rp26.085.843.779 di tahun 2013 naik menjadi Rp40.816.764.703 di tahun 2014 dan perbandingan piutang lacar dengan piutang macet juga meningkat sebesar 1,45% yaitu dari pesentase 41,09% di tahun 2013 menjadi 42,54% di tahun 2014. Dalam kegiatan penjualan menemukan adanya kerugian perusahaan diakibatkan kecurangan yang terjadi di dalam transaksi Giro Online (GOL) yang dilakukan kepala kantor pos, kecurangan tersebut terjadi karena masih lemahnya pengendalian dalam aplikasi dan sistem, kelemahan kebijakan, kelemahan prosedur, kelemahan pembinaan personil, kelemahan pencatatan dan pelaporan (www.ipc.be). Dari data yang telah diperoleh di atas dapat di lihat bahwa sistem SAFORES pada PT Pos Indonesia mengalami kekurangan dalam penggunaannya baik pada PT. Pos Indonesia (Persero) pusat, regional, dan kantor-kantor pos, kekurangan sistem SAFORES tersebut juga di rasakan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Regional V yang merupakan salah satu regional yang memiliki kantor pos terbanyak di indonesia. Diharapkan PT Pos Indonesia mengembangkan dan memperbaiki sistem SAFORES tersebut agar proses kegiatan perusahaan dalam pengendalian internal di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V berjalan dengan lancar. Djayanegara dan Danusaputra (2007) melakukan penelitian di PT. Astra International-Daihatsu sales operation dan menyimpulkan bahwa dalam sistem informasi akuntansi penjualan yang digunakan sudah cukup baik, karena didukung oleh sistem informasi akuntansi yang sudah terkomputerisasi dan bersifat online, kemudian dalam pengendalian internal penjualan dan piutang yang dimiliki sudah cukup baik dan memadai, yaitu yang mencakup unsur: lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, komunikasi dan informasi serta pemantauan, dan sistem 7

informasi akuntansi penjualan yang digunakan memiliki pengaruh terhadap terciptanya efektivitas pelaksanaan pengendalian intern (khususnya unsur monitoring, komunikasi dan informasi), dan membantu dalam meningkatkan volume penjualan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hastoni dan Aprilisabeth (2008) pada PT Trinunggal Komara dengan kesimpulan bahwa pengendalian internal yang dilaksanakan telah memadai tetapi masih memiliki kekurangan dimana dalam pengendalian internal piutang masih tidak menerapkan sansi terhadap pembayaran piutang usaha yang melewati jatuh tempo dan sistem akuntansi piutang belum menerapkan sistem komputerisasi, dan dalam pengendalian penerimaan kas masih banyak pelanggan yang melunasi hutangnya dengan menggunakan cek atau giro yg melewati batas jatuh tempo dan perubahan tidak menerapkan perubahan password apabila karyawan tersebut telah berhenti bekerja, kemudian sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang digunakan mempunyai peranan yang signifikan terhadap peningkatan efktivitas pengendalian intern piutang dan penerimaan kas. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Pos Indonesia (Persero) yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi Dalam Mendukung Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan dan Pengendalian Internal Piutang Studi Kasus PT Pos Indonesia (Persero) Regional V. 1.3 Perumusan Masalah Sistem Informasi akuntansi digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengambil keputusan dimana keputusan tersebut untuk kemajuan perusahaan termasuk dalam bidang pengendalian internal dimana sistem informasi akuntansi tersebut digunakan untuk mengendalikan kegiatan kegiatan internal perusahaan termasuk dalam kegiatan penjualan agar penjualan dapat berjalan dengan lancar baik dalam penjualan tunai maupun kredit. Namun di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V dalam kegiatan penjualan tunai dan kreditnya mengalami kekurangan, karena keterlambatan pengiriman barang, informasi akan piutang kurang serta jumlah piutang tak tertagih mengalami peningkatan. 8

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal penjualan di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V belum dipahami secara baik. Beberapa studi terdahulu yang terkait pengendalian internal mengalami kekurangan di pengaruhi oleh sistem informasi akuntansinya. 1.4 Pertanyaan Penelitian Dengan demikian, maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V? 2. Bagaimana pelaksanaan pengendalian internal penjualan di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V? 3. Bagaimana pelaksanaan pengendalian internal piutang di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V? 4. Apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian internal penjualan di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V? 5. Apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian internal piutang di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V. 2. Mengetahui pelaksanaan pengendalian internal penjualan di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V. 3. Mengetahui pelaksanaan pengendalian internal piutang di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V. 4. Mengetahui apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian internal penjualan PT Pos Indonesia (Persero) Regional V. 5. Mengetahui apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian internal piutang di PT Pos Indonesia (Persero) Regional V. 9

1.6 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yang dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu: 1.6.1 Aspek Teoritis Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dalam penerapan pengetahuan sebagai hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengentahuan dan wawasan mengenai kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam pengendalian internal internal penjualan dan pengendalian internal piutang pada PT Pos Indonesia (Persero) Regional V yang berlokasi di jawa barat bagi lingkungan pendidikan dan akademisi. 2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini merupakan media untuk belajar memecahkan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan hasil ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lanjutan yang sejenis. 1.6.2 Aspek Praktis 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pihak manajemen serta sebagai masukan dan pertimbangan pada PT Pos Indonesia (Persero) Regional V dalam upaya meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualan dan piutang di perusahaan tersebut. 2. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta masukan bagi pihak pengembang sistem informasi akuntansi guna meningkatkan kualitas dari sistem informasi yang dikelola oleh perusahaan tersebut. 1.7 Ruang lingkup Penelitian Supaya penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang terarah dan pembahasan yang sesuai dengan pokok perumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pada: 1. Objek penelitian ini adalah PT. Pos Indonesia (Persero) Regional V 10

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) yaitu sistem informasi akuntansi penjualan dan variabel terikat (dependen) yaitu efektivitas pengendalian internal penjualan dan pengendalian internal piutang. 3. Data penelitian ini diambil langsung pada PT Pos Indonesia (Persero) Regional V serta webside resmi PT Pos Indonesia (Persero) yakni www.posindonesia.co.id. Penelitian ini menggunakan wawancara dan kuisioner serta data penunjang lainnya sebagai objek penelitian. Periode penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 April 2016 sampai dengan 30 oktober 2016. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Diharapkan memperoleh gambaran mengenai sikripsi ini, maka skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari sub-bab. Dengan rincian atau sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan isi penelitian dengan tepat. Terdiri dari gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tinjauan pustaka penelitian yaitu landasan teori mengenai definisi sistem, sistem informasi, sistem informasi akuntansi, penjualan, piutang serta pengendalian internal serta elemen-elemen yang terdapat didalamnya. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu tentang penerapan sistem informasi akuntansi, kerangka pemikiran, hipotesis dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan tentang pendekatan metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat 11

BAB IV BAB V menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, pada bab ini terdiri dari karateristik penelitian, variabel operasional, skala pengukuran, tahapan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta metode dalam pengumpulan data dan analisis data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan sistem kuisioner, observasi, wawancara dan studi kepustakaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bab yang berisi uraian hasil pembahasan, baik berupa data kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis masalah yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, serta pembahasan terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan dan pengendalian internal piutang PT Pos Indonesia (Persero). KESIMPULAN DAN SARAN Bab yang berisi kesimpulan yang disajikan dalam bentuk penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dalam hal penilaian penerapan sistem informasi akuntansi PT Pos Indonesia (Persero) Bandung, serta saran yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualan dan piutang pada PT Pos Indonesia (Persero). 12