BERITA RESMI STATISTIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

Perkembangan. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Jambi

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU OKTOBER 2016

Transkripsi:

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober No.57/11/13/Th. XX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober A. NILAI TUKAR PETANI Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Barat bulan Oktober tercatat sebesar 95,71. NTP Sumatera Barat bulan Oktober tercatat sebesar 95,71 atau turun 0,65 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 96,34 (September ). Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen. Pada bulan Oktober NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 89,87 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 82,98 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 101,79 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 104,39 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 108,47 untuk subsektor perikanan (NTPN). Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 108,69 dan 108,41. Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Oktober terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,79 persen yang disebabkan terjadinya inflasi pada semua kelompok pengeluaran; kelompok bahan makanan (1,59 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,22 persen), kelompok perumahan (0,19 persen), kelompok sandang (0,04 persen), kelompok kesehatan (0,07 persen), kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga (0,07 persen), dan kelompok transportasi & komunikasi (0,13 persen). Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober 1

1. Pendahuluan Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. 2. Perkembangan NTP Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Oktober, NTP Sumatera Barat mengalami penurunan dibanding bulan September sebesar 0,65 persen, yaitu dari 96,34 menjadi 95,71. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, sedangkan indeks harga pada kelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Sub Sektor dan Perubahannya September - Oktober (2012=100) 1. Tanaman Pangan Subsektor Bulan September Oktober Persentase Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) a. NilaiTukar Petani (NTPP) 90,41 89,87-0,61 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 98,25 98,08-0,18 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 116,32 116,47 0,12 - Padi 113,88 114,61 0,64 - Palawija 124,85 122,97-1,51 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 128,66 129,60 0,73 - Indeks Konsumsi RumahTangga 132,21 133,36 0,87 - Indeks BPPBM 118,39 118,75 0,30 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 85,10 82,98-2,49 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 96,90 94,95-2,01 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 108,58 106,52-1,90 - Sayur-sayuran 113,12 110,23-2,56 - Buah-buahan 100,28 99,64-0,64 - Tanaman Obat 107,29 108,18 0,83 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 127,59 128,36 0,61 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,97 131,88 0,70 - Indeks BPPBM 112,05 112,17 0,11 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 101,53 101,79 0,26 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 116,67 117,76 0,93 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 132,16 133,45 0,98 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 132,16 133,45 0,98 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 130,18 131,11 0,72 2 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober

Lanjutan Tabel 1 Subsektor Bulan Persentase September Oktober Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,25 134,35 0,82 - Indeks BPPBM 113,28 113,33 0,04 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 105,09 104,39-0,67 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 114,32 114,12-0,17 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 126,61 126,16-0,36 - Ternak Besar 123,54 123,05-0,40 - Ternak Kecil 120,60 120,01-0,49 - Unggas 137,12 136,07-0,77 - Hasil Ternak 133,03 133,38 0,26 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,48 120,86 0,31 5. Perikanan - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,13 132,14 0,77 - Indeks BPPBM 110,75 110,55-0,18 a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 109,35 108,47-0,81 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 119,89 119,09-0,67 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 133,90 133,29-0,45 - Tangkap 134,49 133,96-0,39 - Budidaya 133,76 133,13-0,47 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122,44 122,89 0,36 - Indeks Konsumsi RumahTangga 130,10 130,69 0,45 - Indeks BPPBM 111,68 111,93 0,22 5.1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Petani (NTN) 109,43 108,69-0,67 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 118,77 118,28-0,41 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 134,49 133,96-0,39 - Penangkapan Perairan Umum 128,01 126,35-1,30 - Penangkapan Laut 134,66 134,17-0,36 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122,90 123,26 0,29 - Indeks Konsumsi RumahTangga 130,07 130,66 0,46 - Indeks BPPBM 113,24 113,26 0,02 5.1. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani (NTPi) 109,34 108,41-0,84 b. NilaiTukar Usaha Pertanian 120,17 119,29-0,73 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 133,76 133,13-0,47 - Budidaya Air Tawar 133,76 133,13-0,47 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122,33 122,80 0,38 - Indeks Konsumsi RumahTangga 130,11 130,70 0,45 - Indeks BPPBM 111,31 111,60 0,26 Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,34 95,71-0,65 b. Nilai Tukar Usaha Pertanian 107,43 107,28-0,14 c. Indeks Harga yang Diterima Petani 122,45 122,41-0,04 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani 127,11 127,89 0,61 - Indeks Konsumsi RumahTangga 132,01 133,05 0,79 - Indeks BPPBM 113,99 114,10 0,10 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober 3

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Oktober pada 4 (empat) subsektor mengalami penurunan, yakni subsektor tanaman pangan (0,61 persen), subsektor hortikultura (2,49 persen), subsektor peternakan (0,67 persen), dan subsektor perikanan (0,81 persen). Hanya NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen. 2.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Oktober terjadi penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,04 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 122,45 menjadi 122,41. Menurunnya nilai It diakibatkan oleh menurunnya nilai It pada subsektor hortikultura (1,90 persen), subsektor peternakan (0,36 persen), dan subsektor perikanan (0,45 persen). Sedangkan It pada dua subsektor lain mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman pangan (0,12 persen), dan subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,98 persen). 2.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Oktober indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 127,11 menjadi 127,89. Meningkatnya nilai Ib disebabkan oleh peningkatan nilai Ib pada semua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (0,73 persen), subsektor hortikultura (0,61 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,72 persen), subsektor peternakan (0,31 persen), dan sektor perikanan (0,36 persen). Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan Oktober 2016 Oktober (2012=100) 99,00 98,50 98,00 97,50 97,87 97,92 98,64 98,71 98,19 97,00 96,50 96,60 96,60 97,07 96,66 96,24 96,34 96,00 95,50 95,82 95,71 95,00 4 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober

3. NTP Subsektor 3.1. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada bulan Oktober mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,61 persen dari 90,41 menjadi 89,87. Hal ini dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani (0,12 persen) lebih rendah dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani (0,73 persen). Meningkatnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,12 persen disebabkan oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok padi sebesar 0,64 persen, walau indeks harga pada kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 1,51 persen. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,73 persen diakibatkan oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok konsumsi rumahtangga (0,87 persen), dan indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (0,30 persen). 3.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) pada bulan Oktober mengalami penurunan sebesar 2,49 persen dari 85,10 menjadi 82,98. Hal ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,90 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen. Menurunnya nilai It sebesar 1,90 persen disebabkan menurunnya nilai indeks harga pada kelompok sayur-sayuran (2,56 persen), dan kelompok buah-buahan (0,64 persen), walaupun kelompok tanaman obat mengalami peningkatan sebesar 0,83 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,61 persen disebabkan peningkatan indeks harga pada kelompok konsumsi rumah tangga (0,70 persen), dan indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (0,11 persen). 3.3. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan Oktober mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen, yaitu dari 101,53 menjadi 101,79. Meningkatnya nilai NTPR ini disebabkan peningkatan indeks harga yang diterima petani (0,98 persen) lebih besar dibanding peningkatan indeks harga yang dibayar petani (0,72 persen). Meningkatnya nilai Ib sebesar 0,72 persen diakibatkan meningkatnya indeks harga pada kelompok konsumsi rumah tangga (0,82 persen), dan indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) (0,04 persen). 3.4. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT pada Oktober mengalami penurunan sebesar 0,67 persen, yaitu dari 105,09 menjadi 104,39. Penurunan NTPT ini terjadi diakibatkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,36 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,31 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,36 persen terjadi karena penurunan harga pada kelompok ternak besar (0,40 persen), kelompok ternak kecil (0,49 persen), dan kelompok unggas (0,77 persen), walau kelompok hasil ternak mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,31 persen diakibatkan oleh peningkatan harga pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen, walau indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal mengalami penurunan sebesar 0,18 persen. Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober 5

3.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Oktober, nilai tukar petani subsektor perikanan (NTNP) mengalami penurunan sebesar 0,81 persen, yaitu dari 109,35 menjadi 108,47. Kondisi ini diakibatkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,45 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen. Penurunan nilai It sebesar 0,45 persen merupakan kontribusi dari penurunan indeks harga pada kelompok perikanan tangkap (0,39 persen), dan kelompok perikanan budidaya (0,47 persen). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,36 persen diakibatkan peningkatan indeks harga pada pada kelompok konsumsi rumah tangga (0,45 persen), dan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (0,22 persen). 4. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Oktober terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,79 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari terjadinya inflasi pada semua kelompok pengeluaran; kelompok bahan makanan (1,59 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,22 persen), kelompok perumahan (0,19 persen), kelompok sandang (0,04 persen), kelompok kesehatan (0,07 persen), kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga (0,07 persen), dan kelompok transportasi & komunikasi (0,13 persen). Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran September - Oktober (2012=100) Rincian Pengeluaran IHK Perdesaan September IHK Perdesaan Oktober Inflasi Perdesaan Oktober *) Laju Inflasi Perdesaan Tahun Kalender**) Inflasi Perdesaan Tahun ke Tahun***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Konsumsi Rumah Tangga 132,01 133,05 0,79 2,20 3,29 Bahan Makanan 143,55 145,84 1,59 0,23 2,30 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 127,39 127,67 0,22 3,33 3,49 Perumahan 130,15 130,39 0,19 8,37 9,05 Sandang 122,48 122,53 0,04 4,36 4,38 Kesehatan 120,27 120,35 0,07 2,33 2,69 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 116,54 116,62 0,07 2,58 2,67 Transportasi dan Komunikasi 116,85 117,00 0,13 1,56 1,87 *) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Oktober terhadap bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Oktober terhadap bulan September ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Oktober terhadap bulan Oktober 2016 Laju inflasi perdesaan tahun kalender bulan Oktober sebesar 2,20 persen. Sedangkan inflasi perdesaan tahun ke tahun (year on year) adalah sebesar 3,29 persen. 6 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober

Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Oktober 2016 Oktober (2012=100) 1,5 1,14 1,30 1 0,5 0,68 0,27 0,41 0,57 0,65 0,06 0,79 0-0,5-1 -1,5 Okt-16 Nop-16 Des-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17 Agust-17 Sep-17 Okt-17-0,19-0,34-0,54-1,12 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober 7

B. HARGA PRODUSEN GABAH Pada bulan Oktober rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 6,11 persen Komposisi jumlah observasi dari 126 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Oktober, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 92 persen. Sementara kualitas rendah sebesar 8 persen. Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan yaitu sebesar Rp 6.500,00 per kg yang terjadi di Kabupaten Solok. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas IR 64, yaitu senilai Rp 4.250,00 per kg, terjadi di Kabupaten Pasaman. Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan Oktober rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 6,11 persen dari Rp 4.674,49 per kg (Sept ) menjadi Rp 4.959,88 per kg (Oktober ), dan di tingkat penggilingan naik 6,33 persen dari Rp 4.763,61 per kg (Sept ) menjadi Rp 5.064,93 per kg (Oktober ). Sementara itu, rata rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan. Perkembangan Harga Produsen Gabah Survei harga produsen gabah berasal dari 126 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Oktober dibanding bulan September untuk kualitas GKP mengalami kenaikan sebesar 6,11 persen dari Rp 4.674,49 per kg (September ) menjadi Rp4.959,88 per kg (Oktober ). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 6,33 persen dari 4.763,61 per kg (September ) menjadi Rp 5.064,93 per kg (Oktober ). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HargaPembelianPemerintah (HPP) Oktober Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Tk Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Rata-rata Rata-rata Harga Tkt Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (Rp/Kg) Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7) (Rp/kg) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKG 0 -- -- -- -- 4.600,00 -- -- (0,00%) GKP 116 4250,00 6500,00 4959,88 5064,93 3.700,00 1259,88 34,05 (92%) (Petani) 3.750,00 1314,93 35,06 (Penggilingan) Kualitas Rendah 10 4400 5500,00 4750 4810,00 -- -- -- (8 %) Total 126 -- -- -- -- -- -- -- (100,00) 8 Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober

Harga gabah kualitas GKP terendah pada Oktober di tingkat petani dijumpai di Kabupaten Pasaman, yaitu sebesar Rp4.250,00 per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga di Kabupaten Pasaman, yaitu Rp 4.350,00 per kg. Sementara harga tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Solok, yaitu sebesar Rp 6.500,00 per kg. Sedangkan harga tertinggi di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Solok yaitu sebesar Rp 6.550,00 per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Agst s/d Okt Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Tingkat Petani (Rp/Kg) No. Kabupaten Agst Sept Okt % Perubahan Bln Okt thd.sept Agst Sept Okt % Perubahan Bln Okt thd. Sept (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Pesisir Selatan 4 332,33 4 832,48 5 075,87 5,04 4 262,39 4 740,85 4 973,03 5,02 2 Solok 5 878,64 4 780,73 5 397,49 12,90 5 772,38 4 691,91 5 265,44 12,22 3 Tanah Datar 4.623,54 4.582,65 4.697,18 2,50 4 539,61 4 499,42 4 612,39 2,51 4 Padang Pariaman 5.111,38 4.576,76 5.166,75 12,89 5015,98 4 492,16 5 054,25 12,51 5 Agam 4.737,28 4.794,54 4.920,50 2,63 4655,09 4 704,05 4 862,50 3,37 6 50 Kota 5.190,91 4.587,76 5.250,48 14,45 5091,41 4 506,47 5 095,24 13,06 7 Pasaman 4 581,93 4 652,73 4 946,23 8,64 4 498,98 4 463,65 4 850,32 8,66 Sumbar 4 942,02 49425,02 5064,93 6,33 5 003,86 4 674,49 4 959,88 6,11 Rata-rata Harga (Rp/Kg) 5800 5300 4800 4300 3800 3300 2800 5498.64 Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Dan HPP Sumatera Barat Okt 2016 Okt 5615.6 Dan HPP Sumatera Barat Okt 2016 Okt 5651.6 5658.5 5728.4 5719.6 5551.0 5328.8 5086.5 5084.4 4942.0 4763.6 5064.9 2300 1800 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 HPP di Tingkat Penggilingan Mar-17 Bulan Apr-17 May-17 Jun-17 Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 17 April 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00 per kg di tingkat petani dan Rp 3.750,00 per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp 4.600,00 per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Oktober tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada dibawah di HPP. Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober 9

Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Jl. Khatib Sulaiman No 48 Padang-Sumatera Barat 25135 Teguh Sugiyarto, Ph.D Kabid Statistik Distribusi Telepon: (0751) 442158, 442159 E-mail: teguhs@bps.go.id Website : www.sumbar.bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.