Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

dokumen-dokumen yang mirip
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Istilah Kepailitan 9/4/2014

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

PENGURUSAN HARTA PAILIT PEMBERESAN HARTA PAILIT TUGAS KURATOR. Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004

Asas dan Dasar Hukum Kepailitan. Dr. Freddy Harris Fakultas Hukum Universitas Indonesia

KEDUDUKAN KREDITUR SEPARATIS DALAM HUKUM KEPAILITAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

TUGAS DAN WEWENANG HAKIM PENGAWAS DALAM PERKARA KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG OLEH: LILIK MULYADI 1

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Kepailitan. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pinjam meminjam uang. Akibat dari perjanjian pinjam meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan

BAB IV ANALISIS Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan

Apakah Pailit = Insolvensi? Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

BAB IV PEMBAHASAN. A. Kedudukan Hukum Karyawan Pada Perusahaan Pailit. perusahaan. Hal ini dikarenakan peran dan fungsi karyawan dalam menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

UU 37/2004, KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG *15705 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDINESIA (UU) NOMOR 37 TAHUN 2004 (37/2004)

BAB II PENGANGKATAN PENGURUS DALAM PKPU. Ada dua cara yang disediakan oleh UU Kepailitan dan PKPU agar debitur

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III HAK KREDITOR ATAS EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA BILAMANA DEBITOR PAILIT

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul hanya dari adanya perjanjian utang-piutang sedangkan

BAB II KEDUDUKAN KREDITUR PREFEREN DALAM KEPAILITAN

Penundaan kewajiban pembayaran utang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi

BAB II PENGAJUAN PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG KEPADA PENGADILAN NIAGA

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan merupakan suatu sitaan umum atas harta kekayaan debitor yang

HUKUM DAGANG. Panji Susilo ( ) 03 HUKMD 417 KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

BAB I PENDAHULUAN. penundaan kewajiban pembayaran utang yang semula diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Proses perniagaan, apabila debitor tidak mampu ataupun tidak mau

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEPAILITAN. 2.8 Pengertian, Dasar Hukum, dan Tujuan Kepailitan. failite yang artinya kemacetan pembayaran.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG. mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Krisis ekonomi yang telah berlangsung mulai dari tahun 1997, cukup

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban debitor untuk membayar kembali utang sesuai jangka waktu yang telah

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB III UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI ATAS OBJEK FIDUSIA BERUPA BENDA PERSEDIAAN YANG DIALIHKAN DENGAN JUAL BELI

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di

(SKRIPSI) Oleh: Anik Suparti Ningsih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Akuntansi forensik berperan dalam beberapa proses dalam perkara kepailitan. Hal ini

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari. 2

BAB II PEMBAGIAN HARTA PAILIT TERKAIT PENGURUSAN YANG DILAKUKAN OLEH KURATOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang berkembang, baik dari sumber alam,

BAB III AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL APABILA ON GOING CONCERN GAGAL DALAM PELAKSANAANNYA. apabila proses On Going Concern ini gagal ataupun berhasil dalam

BAB III AKIBAT HUKUM PERGESERAN TUGAS DAN WEWENANG BANK INDONESIA KE OJK TERHADAP KETENTUAN PASAL 2 AYAT (3) UU NO. 37

Karyawan Sebagai Pemohon Dalam Mempailitkan Perusahaan (Studi Kasus: Kasus PT. Kymco Lippo Motor Indonesia)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDINESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPAILITAN BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hukum terutama hukum dagang yang merupakan roda penggerak

Kedudukan Hukum Pemegang Hak Tanggungan Dalam Hal Terjadinya Kepailitan Suatu Perseroan Terbatas Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TANGGUNG JAWAB PERSONAL GUARANTOR DALAM KEPAILITAN

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

ORGANISASI PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN WISHNU KURNIAWAN SEPTEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

BAB II AKIBAT HUKUM PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT MENURUT UU NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang maupun jasa agar menghasilkan keuntungan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDITUR DAN DEBITUR. Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. utang-utangnya pada umumnya dapat dilakukan dengan cara dua hal, yaitu:

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai kata sifat. Istilah failliet sendiri berasal dari Perancis yaitu faillite yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kecanggihan teknologi dan sumber informasi semakin menunjang

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Heri Hartanto - FH UNS

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I. tidak dipakai. Sangat sedikit kasus-kasus yang ada saat itu yang mencoba memakai peraturan

TINJAUAN YURIDIS PERKARA KEPAILITAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG OLEH PERSEROAN TERBATAS (PT) SEBAGAI DEBITOR UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN PKPU

Bab III. Hasil penelitian dan Analisis

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.09-HT TAHUN 1998 TENTANG PEDOMAN BESARNYA IMBALAN JASA BAGI KURATOR DAN PENGURUS

EFEKTIFITAS LEMBAGA PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU) UNTUK MENGHINDARKAN DEBITUR DARI PAILIT

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA KEPAILITAN PT. ARTA GLORY BUANA TERHADAP PARA KREDITOR

DAFTAR PUSTAKA. AbdulKadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan III, PT. Citra Aditua Bakti, Bandung.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II PENETAPAN HAK MENDAHULUI PADA FISKUS ATAS WAJIB PAJAK YANG DINYATAKAN PAILIT. A. Kepailitan dan Akibat Hukum Yang Ditinggalkannya

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Alasan Permohonan Kasasi atas Putusan Pernyataan Pailit Pengadilan Niaga

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

BAB II AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITUR. 1. Akibat kepailitan terhadap harta kekayaan debitur pailit

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : RIANITA REHULINA TARIGAN

BAB II KEPAILITAN PADA PERUSAHAAN PT. TELKOMSEL. TBK

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan perekonomian dan perdagangan yang pesat di dunia serta

PENANGGUHAN EKSEKUSI OBJEK HAK JAMINAN KREDIT DI BANK DARI PERUSAHAAN YANG PAILIT 1 Oleh : Timothy Jano Sajow 2

kemungkinan pihak debitor tidak dapat melunasi utang-utangnya sehingga ada

BAB II PENGATURAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN DAN KEPAILITAN. Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah beserta

BAB II. A. Akibat Hukum Dikabulkannya Permohonan Kepailitan Terhadap Debitor Maupun Kreditor Serta Harta Pailit

Transkripsi:

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Ranitya Ganindha, SH. MH. Dosen Hukum Dagang Fakultas Hukum Univ Brawijaya Dalam suatu kegiatan usaha / bisnis berutang merupakan hal yang lazim. Permasalahan akan timbul apabila kemudian debitor tidak mampu membayar utang tersebut. Perusahaan yang mampu mebayar utang disebut perusahaan yang solven (solvent) dan perusahaan yang tidak mampu membayar utang disebut insolven (insolvent) 1 2 TUJUAN KEPAILITAN Melindungi Kreditur Utk melindungi perebutan harta debitur apabila ada bbrpa kreditur yg memiliki piutang pd debitur Utk m hindari adanya kreditur yg curang spti menjual barang milik debitur tanpa memperhatikan kepentingan kreditur lainnya. TUJUAN KEPAILITAN Melindungi Debitur Memberikan cara utk menyelesaikan hutangnya sehingga usaha debitur dapat bangkit lagi Mencegah perbuatan melawan hukum yg dilakukan kreditur utk mengambil pelunasan piutangnya pd debitur. 3 4

Kepailitan berasal dari ketidakmampuan (disertai ketidakmauan dalam praktiknya) debitor untuk membayar utangnya yang telah jatuh tempo. Jika keadaan demikian terjadi, maka debitor atau pihak lain dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit ke Pengadilan Istilah Kepailitan Istilah: Dari Bahasa Belanda yakni Failisement Bankcrupty(bangkrut) Pernyataan pailit harus dengan Putusan Pengadilan 5 6 Definisi Kepailitan Definisi - Hakikat umum kepailitan ialah sita umum yang bersifat konservatoir terhadap seluruh harta kekayaan debitor untuk kepentingan para kreditor. Debitor yang dinyatakan pailit kehilangan hak penguasaan atas seluruh hartanya sedangkan penyelesaian harta dilakukan oleh Kurator Pasal 1 UU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang secara tegas mendefinisikan kepailitan adalah sita umum atas segala kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan kurator di bawah pengawasan hakim pengawas 7 8

Pengaturan Hukum Kepailitan di Indonesia Diatur dalam Faillissement Verordening (Peraturan Kepailitan ) yang diundangkan dalam Staatsblad Tahun 1905 No. 217 jo Staatsblaad Tahun 1906 No. 348 Kemudian diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPU) No. 1 tahun 1998 yang kemudian menjadi UU No. 4 Tahun 1998 Setelah sekian tahun berlakunya UU tersebut dirasakan banyak kekurangan sehubungan dengan praktik yang terjadi di lapangan sehingga diundangkannya UU Kepailitan yang baru yakni UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 9 10 Tujuan Hukum Kepailitan 1. Meningkatkan Upaya Pengembalian Kekayaan kepailitan menyediakan suatu forum untuk likuidasi secara kolektif atas aset debitor 2. Memberikan perlakuan baik yang seimbang dan yang dapat diperkirakan sebelumnya kepada para kreditor. Asas Kepailitan 1. Asas Keseimbangan 2. Asas Kelangsungan Usaha 3. Asas Keadilan 4. Asas Integrasi 3. Memberikan kesempatan yang praktis untuk reorganisasi perusahaan yang sakit tetapi masih potensial bila kepentingan para kreditor dan kebutuhan sosial dilayani lebih baik dengan mempertahankan debitor dalam kegiatan usahanya. 11 12

Pihak-Pihak yang Dapat Dinyatakan Pailit Definisi Debitor adalah Orang yang mempunyai Utang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan (Pasal 1 angka 3 UU Kepailitan dan PKPU) Bagaimana dengan Badan Usaha yang tidak berbentuk Badan Hukum? Karena tidak memiliki karakter badan hukum namun melekat pada sekutunya maka yang dapat dipailitkan adalah sekutunya. Debitor tersebut dapat berupa perseorangan maupun badan Hukum (yang meliputi Perseroan Terbatas, Koperasi, Yayasan, Perkumpulan dan BUMN) 13 14 Pihak-Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan Kepailitan 1. Debitor Sendiri 2. Seorang atau Lebih Kreditor 3. Kejaksaan untuk Kepentingan Umum Bagi lembaga-lembaga publik semacam bank, perusahaan asuransi, maka tidak dapat dipailitkan dg mudah, karena kalau jika mereka pailit akan berpengaruh thdp kepentingan masyarakat luas. Shg perlu diperhatikan ketentuan di bawah ini: 15 4. Dalam hal menyangkut debitor yang merupakan Bank, Kepailitan hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia. 5. Dalam Hal menyangkut perusahaan efek, lembaga kliring dan penjaminan, permohonan Kepailitan diajukan oleh BAPEPAM (sekarang Otoritas Jasa Keuangan setelah diundangkannya UU OJK 2011) 4. dalam hal debitor adalah Perusahaan Asuransi, perusahaan reasuransi kepailitan hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan. (Pasal2ayat2,3,4dan 5UU Kepailitandan PKPU) 16

Penggolongan Kreditor Catatan : UU Kepailitan dan PKPU merupakan UU yang telah berlaku sejak tahun 2004. Pasca UU OJK bagaimana kedudukan BI, BAPEPAM dan Menteri Keuangan? Dalam Kepailitan penggolongan Kreditor dibagi menjadi 3 yakni: 1. Kreditor Separatis 2. Kreditor Preferen 3. Kreditor Konkuren Baca http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52dfe654d9902/hubungan-ojkterhadap-prosedur-kepailitan-perbankan-dan-industri-keuangan Dasar Hukum Perbedaan Kreditor dapat dilihat dalam Pasal 1131, 1132, 1134, dan 1135 BW. 17 18 Kreditor Separatis Ialah kreditor yang memegang hak jaminan kebendaan (Pasal 1134 ayat 2 BW) baik berupa hipotik, gadai, fidusia, resi gudang dan hak tanggungan. Kata Separatis memiliki makna terpisahnya hak eksekusi atas benda-benda yang dijaminkan dari harta yang dimiliki debitor pailit. Golongan kreditor ini tidak terkena dampak akibat putusan pernyataan pailit, artinya hakhak eksekusi mereka tetap dapat dijalankan. Posisi kedudukan debitor separatis merupakan yang paling Utama. 19 20

Kreditor Preferen Kreditor Preferen adalah kreditor yang punya hak istimewa atau hak prioritas. Kreditor ini memiliki hak mendahului karena sifat piutangnya yang istimewa. Hak istimewa tersebut memiliki arti hak yang oleh undang-undang diberikan kepada yang berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi dari yang berpiutang lainnya. Kreditor Preferen dibagi menjadi Kreditor Preferen Khusus (1139 BW) dan Kreditor Preferen Umum (1149 BW) 21 22 Kreditor Konkuren Kreditor konkuren adalah kreditor yang harus berbagi dengan para kreditor lainnya secara proporsional (pari passu). Kreditor ini tidak termasuk dalam kreditor separatis maupun preferen ( Pasal 1131 jo 1132 BW). 23 Pembagian dilakukan berdasar perbandingan besarnya masing-masing tagihan dari hasil penjualan harta debitor yang tidak dibebani oleh hak jaminan. Kreditor ini memiliki hak yang sama untuk mendapatkan hasil penjualan harta kekayaan debitor setelah dikurangi kewajiban membayar kepada kreditor separatis dan kreditor preferen. 24

Urutan Prioritas Kreditor Kepailitan merupakan penjabaran atas pasal: 1131 BW (Jaminan Umum) dan 1132 BW (Jaminan Khusus) Pasal 1131 : Semua harta yang ada atau yang akan ada menjadi jaminan bagi pelunasan hutang hutang debitur. Pasal 1132 : Hasildari penjualan lelang dimuka umum akan dibagikan kepada para kreditur. Bisa timbul sengketa jika ada itikad tidak baik dari debitur, yaitu mengalihkan hartanya kepada orang lain padahal dia masih punya hutang, sehingga perlu diatur dalam kepailitan. 25 26 Perbedaan kreditor separatis dan kreditor konkuren adalah kreditor separatis memiliki hak untuk melakukan eksekusi objek jaminannya seolah-olah tidak terjadi kepailitan (Pasal 55 UU no. 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU) dan mendapatkan pembayaran terlebih dahulu dari kreditor konkuren. Pembagian hasil penjualan harta pailit dilakukan berdasar urutan prioritas di mana kreditor yang kedudukannya lebih tinggi mendapat pembagian lebih dahulu dibanding kreditor yang kedudukannya lebih rendah dan antara kreditor yang tingkatannya sama dibagi berdasar asas prorata ( pari passu prorata parte) 27 28

Syarat Pernyataan Pailit Dapat dinyatakan Pailit apabila: 1. debitor setidaknya memiliki dua kreditor ( concursus creditorium) 2. debitor tidak membayar sedikitnya satu utang kepada salah satu kreditor 3. utang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Permohonan dan Putusan Pernyataan Pailit Pengadilan yang memiliki kompetensi adalah Pengadilan Niaga Panitera akan mendaftarkan permohonan pernyataan pailit tersebut kepada Ketua Pengadilan paling lama 2 hari setelah permohonan Paling lambat tiga hari setelah pengajuan permohonan pengadilan harus mempelajari dan menetapkan hari sidang Sidang Pemeriksaan harus dilaksanakan paling lambat 20 hari sejak tanggal permohonan didaftarkan. 29 30 Lanjutan... Tujuh hari sebelum sidang pemeriksaan pertama diselenggarakan oleh pengadilan melalui panitera harus: 1. memanggil debitor 2. dapat memanggil kreditor Permohonan Pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta/ keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit telah terpenuhi. (Pasal 8 ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU) Setelah melalui prosedur akan diputuskan apakah debitur dijatuhkan putusan pailit atau tidak. 31 Diputuskan juga siapa kuratornya dan siapa hakim pengawasnya. 32

Upaya Hukum Upaya Hukum yang dapat dilakukan adalah dalam bentuk Kasasi ( Pasal 11 UU Kepailitan dan PKPU) Tidak dikenal Upaya Banding dalam Kepailitan Putusan atas Permohonan Pailit yang telah inkracht dapat diajukan melalui Peninjauan kembali (PK) kepada Mahkamah Agung 33 Akibat Hukum Kepailitan Meliputi seluruh harta kekayaan debitor pada saat putusan dijatuhkan dan segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan, kecuali: 1. Benda yang benar- benar dibutuhkan oleh debitor karena pekerjaannya, alat medis utk kesehatannya, tempat tidur dan bahan makanan untuk 30 hari. 34 2. Segala sesuatu yang diperoleh debitor sebagai penggajian karena jabatannya, ditentukan oleh hakim pengawas. 3. Uang yang untuk membayar upah yang ditentukan oleh UU 35 Pengurusan Harta Pailit Sejak Putusan Pailit diucapkan Debitor akan kehilangan haknya untuk mengurus dan menguasai harta pailit dan akan diserahkan pada Kurator. Kurator Tidak bertindak seorang diri, ada pihak lain yakni: 1. Hakim Pengawas 2. Kurator 3. Panitia Kreditor 36

Tugas Kurator Melakukan pengurusan dan atau pemberesan harta pailit: 1. Tidak harus dengan persetujuan debitur 2. Boleh melakukan pinjaman kepada pihak ke 3 untuk meningkatkan nilai harta pailit dengan persetujuan hakim pengawas 37 Rapat Kreditor Panitia Kreditor ialah Tiga orang kreditor yang dipilih oleh pegadilan untuk memberi nasihat pada kurator tentang pencocokan hutang. Rapat-Rapat yang mungkin dilakukan oleh Para Kreditor adalah: a) Rapat verifikasi b) Rapat untuk membicarakan perdamaian c) Rapat luar biasa d) Rapat untuk melanjutkan perusahaan pailit e) Rapat untuk pemberesan harta pailit 38 Perdamaian/ Accord Menurut Pasal 144 UU Kepailitan dan PKPU debitor pailit berhak menawarkan perdamaian kepada semua kreditor Perdamaian merupakan perjanjian antara debitor dan kreditor di mana diadakan suatu pengaturan untuk melunasi tagihan. Apabila perdamaian diterima maka perdamaian akan mengikat semua kreditor. Agar mempunyai kekuatan hukum maka harus ada Pengesahan dari Pengadilan. 39 40

Lanjutan... Jika tidak tercapai perdamaian, maka dimulailah tahap INSOLVENSI Insolvensi adalah suatu keadaan di mana debitor tidak mampu membayar utangnya Insolvensi terjadi ketika debitor pailit dalam tahapan verifikasi tidak mengajukan perdamaian, rencana perdamaian ditolak, atau pengesahan perdamaian ditolak. Kurator mulai membereskan (likuidasi) harta debitor untuk dibagi ke para kreditor. 41 Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) UU Kepailitan memberi kesempatan kepada debitor yang tidak dapat atau sudah memperkirakan bahwa ia tidak akan dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh tempo dan telah ditagih untuk mengajukan penundaan pembayaran (PKPU) ke Pengadilan Niaga. 42 Pihak yang Dapat Mengajukan PKPU PKPU dapat diajukan terhadap debitor yang memiliki lebih dari satu kreditor dan debitor diduga tidak mampu membayar utangnya Debitor sendiri Kreditor Bank Indonesia BAPEPAM (sekarang OJK) Menteri Keuangan 43 44

Perbedaan Kepailitan dan PKPU Kepailitan Upaya Hukum yang dapat dilakukan adalah Kasasi dan Peninjauan Kembali atas Putusan Pailit yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. (Pasal 11 dan 14 UU Kepailitan dan PKPU) Pengurusan Harta Kepailitan dilakukan oleh Kurator PKPU Tidak dapat diajukan upaya hukum (Pasal 235 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU) Pengurusan Harta dilakukan oleh Pengurus Kepailitan (lanjutan) Sejak ada putusan pernyataan pailit maka debitor kehilangan seluruh haknya untuk mengurus dan menguasai semua kekayaannya termasuk atas harta pailit Tidak ada jangka waktu penyelesaian Kepailitan di Pengadilan Niaga PKPU (lanjutan) Dalam PKPU debitor masih diperkenankan untuk mengurus harta selama mendapat persetujuan pengurus. Dalam PKPU, PKPU dan perpanjangannya tidak lebih dari 270 hari. 45 46