BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk memperoleh keuntungan maksimal dalam usaha yang dijalankan dan diperlukan adanya suatu manajemen sistem yang baik di dalam kegiatan perekonomian perusahaan tersebut guna menyikapinya. Tiap-tiap perusahaan akan menerapkan sistem berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sistem harus dibuat sedemikian rupa dan sesuai dengan aktivitas yang dijalankan perusahaan sehingga dalam pelaksanaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, serta mempermudah dalam pengawasan. Setiap perusahaan dituntut untuk memiliki dan menerapkan suatu sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi perusahaannya. Salah satu sistem akuntansi tersebut yakni sistem penerimaan kas. Kas merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting karena kas menjadi alat pembayaran dan pertukaran yang selalu siap digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Diketahui juga bahwa kas merupakan aktiva paling lancar yang bersifat mudah dipindahtangankan, diselewengkan, maupun dimanipulasi angkanya. Sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki suatu sistem penerimaan kas dan sistem pengeluaran kas yang baik dan menjadi salah satu upaya pengendalian internal. Dari sistem penerimaan kas dan sistem
pengeluaran kas yang diterapkan dapat diketahui laju keluar masuknya uang kas serta kontrol terhadap laju keluar masuknya kas dapat dilakukan lebih optimal. Dalam penerimaan kas perusahaan terdapat dua sumber utama, yakni, penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Penjualan tunai adalah pembayaran atas barang atau jasa yang diterima perusahaan secara langsung setelah dilakukannya transaksi, sedangkan, piutang merupakan hak yang masih harus diterima perusahaan atas penjualan kredit barang atau jasa. PT. (Persero) Angkasa Pura I selanjutnya disebut Angkasa Pura Airport merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang pengelolaan kebandarudaraan di Indonesia. Angkasa Pura Airport mengelola 13 bandar udara yang ada di Indonesia, salah satunya Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Bidang usaha Angkasa Pura Airport Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta adalah jasa kebandarudaraan (airport services) yang terbagi atas 2 bagian besar yaitu jasa aeronautika dan jasa nonaeronautika. Jasa aeronautika adalah jasa layanan yang diberikan kepada perusahaan penerbangan dan penumpang yang terdiri dari, Aircraft Parking, jasa penempatan dan penyimpanan pesawat dalam bandar udara dan Passenger Processing, jasa layanan penumpang dalam bandar udara. Jasa non-aeronautika jasa layanan pendukung kebutuhan perusahaan penerbangan dan penumpang dengan bekerjasama dengan berbagai pihak yang
terdiri dari, food and beverages, retail, advertising, property, parkir kendaraan, dan cargo service. Dengan semakin meningkatnya pengguna jasa transportasi pesawat terbang, maka Angkasa Pura Airport sebagai pengelola kebandarudaraan berusaha meningkatkan fasilitas pendukung demi memenuhi kebutuhan penumpang pesawat terbang selama di lingkungan bandar udara, oleh sebab itu, Angkasa Pura Airport menjalin kerjasama dengan mitra usaha untuk memenuhi hal tersebut. Dari waktu ke waktu jumlah mitra usaha yang bekerjasama dengan Angkasa Pura Airport di lingkungan Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta semakin meningkat, baik pada sektor jasa aeronautika maupun jasa nonaeronautika. Perlu adanya pengelolaan piutang mitra kerja yang baik karena mitra usaha pada sektor jasa non-aeronautika lebih banyak dan jumlah penerimaan pendapatan secara kredit lebih banyak daripada tunai. Hal ini sangat penting agar sebagai salah satu modal kerja yang tersedia, piutang dapat tertagih dengan baik dengan sistem yang telah dilaksanakan sekarang ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mengevaluasi sistem penagihan piutang yang ada di Angkasa Pura Airport cabang Yogyakarta, sehingga penulis memberi judul ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG NON-AERONAUTIKA PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA I CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA.
1.2 Batasan Masalah Piutang dari jasa non-aeronautika dibedakan atas piutang jangka pendek yang terdiri atas parkir kendaraan dan piutang jangka panjang yang terdiri dari food and beverages, retail, advertising, property, dan cargo service. Parkir kendaraan digolongkan sebagai piutang jangka pendek karena jasa tersebut digunakan terusmenerus setiap hari dan setoran parkir diterima setiap hari kerja. Jasa nonaeronautika lainnya digolongkan sebagai piutang jangka panjang karena jasa-jasa tersebut menggunakan fasilitas-fasilitas milik Angkasa Pura Airport untuk menjalankan kegiatan usahanya, dan hasil atas usahanya dapat dilihat dari pendapatan per bulannya. Pada penulisan ini hanya akan dibahas piutang non-aeronautika jangka panjang saja karena piutang non-aeronautika jangka panjang lebih kompleks dan lebih banyak bagian yang terlibat. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas atas piutang non-aeronautika pada PT. (Persero) Angkasa Pura I cabang bandar udara Adisutjipto Yogyakarta? 1.4 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui sistem akuntansi penerimaan piutang non-aeronautika pada PT. (Persero) Angkasa Pura I cabang bandar udara Adisutjipto Yogyakarta. 2. Mengevaluasi pengelolaan piutang non-aeronautika berdasarkan sistem yang ada dengan yang telah berjalan.
1.5 Manfaat Penulisan 1.5.1 Bagi penulis 1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dari Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Untuk menerapkan ilmu pada dunia kerja sesuai dengan yang telah penulis pelajari di Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 3. Untuk mengasah kompetensi penulis dalam membuat karya tulis sesuai dengan bidang studi yang telah dipelajari. 1.5.2 Bagi perusahaan 1. Untuk mengetahui keefekifan prosedur penghitungan dan pengelolaan piutang non-aeronautika pada PT. (Persero) Angkasa Pura I cabang bandar udara Adisutjipto Yogyakarta. 2. Untuk evaluasi prosedur sistem akuntansi penerimaan piutang nonaeronautika pada PT. (Persero) Angkasa Pura I cabang bandar udara Adisutjipto Yogyakarta. 1.5.3 Bagi Umum 1. Untuk memperkaya kepustakaan.
1.6 Kerangka Penulisan 1.6.1 Bab I : Pendahuluan Pada bab ini penulis menguraikan alasan pemilihan judul (latar belakang), rumusan masalah, serta tujuan penulisan guna penyusunan tugas akhir ini. 1.6.2 Bab II : Gambaran Umum Penulisan Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kondisi umum PT. (Persero) Angkasa Pura I dan bidang usaha yang dijalankan khususnya pada bandar udara Adisutjipto Yogyakarta. Tinjauan pustaka menyangkut topik penulisan, metodologi untuk menganalisis, serta sumber data yang digunakan dalam pengambilan data guna penulisan. 1.6.3 Bab III : Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini penulis membahas tentang hasil observasi dan wawancara terhadap PT. (Persero) Angkasa Pura I Yogyakarta, hasil analisis atas pendapatan non-aeronautika, serta flowchart atas penerimaan piutang dari jasa non-aeronautika. 1.6.4 Bab IV : Kesimpulan dan Saran Pada bagian ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, diseratai saran-saran yang dianggap perlu dalam sistem akuntansi penerimaan piutang jasa non-aeronautika yang telah digunakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
1.7 Kerangka Pikir ANALISIS PENETAPAN TAGIHAN PIUTANG ANALISIS PENAGIHAN PIUTANG EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG