Hayyan Ahmad Ulul Albab

dokumen-dokumen yang mirip
warga negara yang memiliki kekhususan dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Salah satu usaha yang tepat dalam upaya pemenuhan kebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No. 002/U/1986, pemerintah telah merintis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kuat, dalam bentuk landasar filosofis, landasan yuridis dan landasan empiris.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdul Majid (2011:78) menjelaskan sabda Rasulullah SAW.

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak autis merupakan salah satu anak luar biasa atau anak berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

POBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA AUTIS (Studi Kasus Di SMA Galuh Handayani Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Penyelenggaraan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB V PENUTUP. semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak normal (siswa reguler), akan

Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat, karena itu

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menerima bahwa anaknya didiagnosa mengalami autisme.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak didiknya. Aktivitas kegiatan seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Anak berkebutuhan khusus, TK, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

Educational Psychology Journal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ;

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik media cetak maupun media elektronik. Perusahaan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

PENGUATAN EKOSISTEM PENDIDIKAN MELALUI BATOBO SEBAGAI OPTIMALISASI PENDIDIKAN INKLUSI DI PAUD

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rika Saptaningrum, 2013

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizki Panji Ramadana, 2013

SUMIYATUN SDN Ketami 1 Kec. Pesantren Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hak semua anak, tanpa terkecuali. Baik yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada beberapa permasalahan seperti perkembangan seksual,

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

Transkripsi:

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA AUTIS (STUDI KASUS DI SMA GALUH HANDAYANI SURABAYA) Hayyan Ahmad Ulul Albab I Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar untuk mencerdaskan masyarakat bangsa ini. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Hal ini jelas tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang tertulis dalam pasal 5 ayat 1 dan 2 berbunyi; (ayat 1) setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, (ayat 2) warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental intelektual, dan sosial berhak mendapatkan pendidikan khusus. Anak autis merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan sosial. Isi yang telah disebutkan dalam Undang-Undang di atas menunjukan bahwa anak autis berhak mendapatkan hak yang sama untuk dapat memperoleh pendidikan. Berikut ini beberapa fakta permasalahan yang akan dihadapi oleh remaja autis. Pada anak autis, konflik yang dihadapi saat remaja bisa lebih pelik lagi karena memiliki hambatan dalam mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya. Beberapa faktor penyebabnya adalah karena mulai menyukai lawan jenis, memasuki masa puber dan muncul dorongan seksual tapi tidak tahu cara menyampaikan atau mengatasinya. Tak hanya itu, anak-anak autis di sekolah juga seringkali dijauhi oleh teman-temannya padahal mereka juga ingin diajak main bersama. Bahkan, banyak anak autis yang menjadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya. Kondisi ini membuat remaja autis rentan mengalami depresi. Masa remaja selalu punya masalah. Namun jika orangtua dan anak sudah terbangun komunikasi yang baik sejak awal, biasanya gangguan anak autis yang dialami saat remaja tidak terlalu mengkhawatirkan.

Autisme atau juga disebut anak dengan kebutuhan khusus merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi. Anak autisme mempunyai masalah atau gangguan pada sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi sehingga dalam dunia pendidikan, anak autisme atau anak dengan kebutuhan khusus ini juga berhak mendapatkan suatu layanan pendidikan yang layak dengan anak-anak normal lainnya. Fakta di atas menunjukkan bahwa pendidikan untuk siswa autis masih membutuhkan banyak perhatian, baik dari segi kurikulum, pendidik, materi, dan evaluasinya. Pendidikan Agama Islam untuk anak autis dalam pembelajarannya harus dipersiapkan secara matang agar dalam proses pembelajarannya bisa maksimal dan membuahkan hasil. Supaya dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa maksimal dan membuahkan hasil maka kita harus mengetahui problem yang terdapat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada remaja autis yaitu: Problem bisa berasal dari siswa, dari guru, kurangnya kreatifitas guru, tipe anak yang berbeda-beda, kesulitan dalam menjelaskan materi yang abstrak serta keterbatasan sarana yang ada di sekolah. Berdasarkan rasionalitas dan realitas di atas, peneliti tertarik untuk meneliti fakta yang berkembang tentang problematika Pendidikan Agama Islam pada siswa autis dan solusinya. Peneliti mengambil judul penelitian sebagai berikut: problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis di SMA Galuh Handayani Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk Mendiskripsikan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis di SMA Galuh Handayani, Mengidentifikasi apa saja problematika yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis di SMA Galuh Handayani dan Menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis di SMA Galuh Handayani.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan rancangan jenis penelitian studi kasus yang menggunakan metode deskriptif. Jenis data dalam kasus ini yaitu jenis kasus tunggal dan memakai dua sumber data, data langsung dan data skunder. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Metode analisis tesis ini dengan cara mereduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Data dalam tesis ini divalidasi dengan cara pembandingan antara pengamatan dan wawancara, perbincangan orang dan pengetahuan pribadi, pandangan berbagai lapisan masyarakat dan membandingkan antara wawancara dan dokumen. II Dapat dipahami bahwa pengertian autis adalah sebutan kepada orang atau nama dari sekelompok kelainan kebiasaan atau tingkah laku dengan ciri-ciri penyimpangan interaksi sosial, khususnya bahasa yang diucapkannya, kontak mata, bahasa tubuh dan pendekatan sosial, terutama kekurangan hubungan sosial dengan orang lain. Faktor yang menyebabkan autis sendiri masih belum jelas benar dan bagaimana terjadinya gejala dari autisme ini, akan tetapi banyak pakar dalam bidang ini telah sepakat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak autisme adalah pada otak anak autisme dijumpai suatu kelainan. Berikut beberapa penyebab autis, diantaranya: Pertama, faktor genetik, kurang lebih dua puluh persen kasus autis itu disebabkan oleh faktor genetik. Penyakit genetik ini sering dihubungkan dengan autis atau biasa disebut dengan sindrom fragile-x karena penyakit ini ditandai dengan kerapuhan yang terjadi pada ujung lengan kromosom x. Kedua, gangguan pada sistem saraf, banyak penelitian yang melaporkan tentang anak autis yang memiliki kelainan pada struktur otaknya dan kelainan yang paling sering terjadi yaitu pada otak kecil. Anak autisme memiliki karakteristik atau ciriciri khusus antara lain: Selektif berlebihan terhadap rangsang, Kurangnya motivasi untuk menjelajahi lingkungan baru, Respon stimulasi diri sehingga mengganggu integrasi sosial, Respon unik terhadap imbalan (reinforcement), khususnya imbalan dari stimulasi diri.

Problematika atau Kendala pembelajaran adalah hambatan yang menjadikan pelaksanaan pembelajaran tidak efektif. Kendala disini juga meliputi problemproblem yang sering dikeluhkan oleh peserta didik maupun guru selaku pelaksana kurikulum. Kendala-kendala dalam pembelajaran PAI dapat berasal dari guru, peserta didik, kepala sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana, dan sebagainya. Robin L. Gabriels dalam bukunya menjelaskan tentang problem siswa autis yang akan dihadapi pada saat usia sekolah dan remaja. Beberapa permasalahnnya yaitu: Communication Abilities, Social Skills, Behavior Problems dan Adaptive Living Skills. Pendidikan Agama Islam adalah suatu ikhtiyar yang dilakukan oleh pendidik secara sadar, sistematis, dan pragmatis untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik agar mereka dapat hidup sesuai dengan ajaran agama Islam. Untuk itu, Pendidikan Agama Islam bukan hanya merupakan materi yang harus dipelajari sebagai pengetahuan, tetapi dituntut setelah mendapatkan Pendidikan Agama Islam kelak untuk mempersiapkan peserta didik mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam. III Bertitik tolak pada hasil teori temuan peneliti dan dari hasil penelitian di sekolah inklusi SMA Galuh Handayani Surabaya, maka dapat disimpulkan: Proses Pembelajaran PAI bagi Siswa Autis di SMA Galuh Handayani Surabaya (SMA GHS), Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA Galuh Handayani Surabaya yaitu menggunakan model pembelajaran kelas regular penuh atau inklusi penuh. Model pembelajaran kelas ini ditujukan kepada anak berkebutuhan khusus atau anak autis yang belajar bersama dengan anak tanpa berkebutuhan khusus sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama. Pembelajaran dengan model seperti ini dilakukan oleh dua orang guru, guru pertama yaitu guru mata pelajaran dan guru kedua yaitu guru kelas, kedua guru ini saling membantu satu sama lain. Untuk pendampingan

siswa autis ini bisa dengan menggunakan guru pendamping atau yang biasa disebut dengan shadow teacher atau guru pendamping yang mana guru ini hanya diperuntukkan untuk siswa autis yang tergolong berat, karena dalam model pembelajaran kelas regular penuh atau kelas inklusi penuh ini tidak terdapat siswa autis yang tergolong berat maka untuk guru pendamping ini ditiadakan dan hanya cukup dipandu oleh guru mata pelajaran dan guru kelas. Problematika yang Dihadapi oleh Guru dalam Pembelajaran PAI bagi Siswa Autis di SMA Galuh Handayani Surabaya, Problematika yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis yaitu problem materi, problem prilaku, problem keterapaian tujuan pembelajaran, problem konsentrasi dan problem motivasi. Problem-problem pembelajaran tersebut yaitu pertama problem materi, guru PAI mengalami masalah dalam mensingkronkan pembelajaran kepada siswa autis tentang apa yang telah disampaikan olehnya. Kedua problem prilaku, kita bisa melihat kendala ini dari gejala dan karakteristik yang dimiliki oleh siswa autis. Ketiga problem keterapaian tujuan pembelajaran, guru PAI belum bisa memenuhi target yang sudah tertera dalam standart kompetensi dan kompetensi dasar dan kendala dalam hal pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan bembelajaran yang kemudian akan dimodifikasi oleh masing-masing guru PAI yang disesuaikan dengan siapa guru mengajar. Keempat problem konsentrasi, kendala ini dihadapi oleh guru pada saat guru sedang mengajar yaitu belum bisanya siswa autis dalam memusatkan perhatiannya pada saat pembelajaran sedang berlangsung, kurangnya fokus perhatian siswa terhadap gurunya dan kurangnya fokus siswa terhadap materi pembelajaran. Kelima problem motivasi, problem ini mencakup tentang masih belum tumbuhnya sikap sadar diri dalam fikiran siswa autis untuk belajar dengan sungguh-sungguh tentang apa yang telah diajarkan guru Pendidikan Agama Islam.

Upaya-upaya yang Dilakukan oleh Guru untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran PAI bagi siswa Autis di SMA Galuh Handayani, Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis yaitu pertama tentang solusi problem materi, guru menyederhanakan materi pembelajaran PAI yang terdapat di buku pelajaran kemudian ditulis ulang di papan tulis oleh guru dengan bahasanya sendiri yang mana bahasa itu hasil dari rangkuman atau kesimpulan dari materi pelajaran PAI sehingga para siswa bisa lebih mudah untuk memahami apa yang akan dijelaskan oleh gurunya saat semua siswa telah selesai menulis. Kedua solusi problem prilaku, guru lebih banyak melakukan kegiatan membimbing dengan pendekatan interaksi antara siswa dan guru sehingga guru PAI bisa mengidentifikasi apa saja kekurangan yang dihadapi oleh siswa autis. Ketiga solusi problem keterapaian tujuan pembelajaran, setiap hari Sabtu guru-guru dan tenaga-tenaga profesional melakukan kegiatan pelatihan dengan metode lesson study atau bisa dinamakan dengan in house training dan guru melakukan pemahaman dari hasil dari observasi, identifikasi dan asesmen dari siswa autis. Keempat solusi problem konsentrasi, dengan melakukan program layanan pembelajaran dan program layanan kekhususan dan kelima solusi problem motivasi, guru PAI harus bisa menanamkan sikap bahwa semua siswa autis itu seperti siswa normal pada umumnya dengan menerima semua kekurangannya sehingga dengan kekurangannya itu para guru bisa membimbing siswa autis ke arah yang lebih baik.