BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Setiap warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 5 ayat 1 bahwa Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selain itu pada ayat 2 ditegaskan bahwa Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami gangguan atau hambatan perkembangan baik fisik maupun mentalnya sehingga mereka membutuhkan perhatian dan layanan khusus, hal ini dengan tujuan agar mereka mampu menjalani kehidupan sehari-hari tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Salah satu Anak Berkebutuhan Khusus yang mengalami hambatan atau gangguan yaitu anak tunalaras. Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan tingkah laku. Gangguan emosi dan tingkah laku anak tunalaras tersebut mengakibatkan anak kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya sehingga mengganggu situasi belajarnya. Ketika dalam pembelajaran anak tunalaras sering kali menunjukkan perilaku yang menyimpang seperti ramai sendiri dalam pembelajaran, hiperaktivitas, mengganggu teman ketika dalam pembelajaran, sukar untuk duduk tenang serta susah untuk berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Hal tersebut disebabkan karena anak tunalaras mempunyai gangguan emosi dan tingkah laku yang menyebabkan pembelajaran anak terganggu. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas II SLB E Bhina Putera Surakarta, anak tunalaras masih terlihat mengalami hambatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yakni dalam membaca permulaan. 1

2 2 Terbukti ketika pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung anak masih terlihat bermain sendiri dengan rekannya yang menjadikan anak tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Di samping itu, peneliti melihat anak masih terlihat terbatah-batah ketika diminta guru untuk membaca teks bacaan yang terdapat di papan tulis. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa salah satu materi pembelajaran anak tunalaras yang terganggu yaitu dalam hal membaca permulaan. Kemampuan membaca permulaan merupakan salah satu keberhasilan siswa dalam meraih kemajuan, karena dengan kemajuan membaca permulaan anak akan lebih mudah menuju ketahap selanjutnya, kemudian dengan membaca yang baik anak akan merasa lebih mudah menggali informasi dari berbagai sumber tertulis. Jones and Brown (2011: 2) mengatakan Reading skills for children are critical for future academic and personal growth keterampilan membaca untuk anak-anak sangat penting untuk pertumbuhan akademis dan pribadi di masa depan. Kesulitan membaca akan menghambat pertumbuhan akademis anak di masa depan, tidak terkecuali kesulitan membaca permulaan yang seringkali ditemui anak tunalaras pada tingkat dasar. Karena pada tingkat dasar anak tunalaras masih belum bisa memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik. Sedangkan kemampuan membaca permulaan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaannya. Sehingga guru harus bisa menerapkan berbagai metode pembelajaran sebagai cara untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga materi pembelajaran dapat dikuasai dan dipahami oleh siswa. Maka dalam upaya peningkatan kemampuan membaca permulaan guru harus dapat memilih metode yang tepat agar dapat membantu pencapaian tujuan keberhasilan anak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan membaca permulaan adalah metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Metode Struktural Analitik Sintetik merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca permulaan siswa tingkat dasar. Dalam metode SAS ini anak disuruh untuk memisahkan, menceraikan, membagi, menguraikan, membongkar, menyatukan, menggabungkan, merangkai

3 3 dan menyusun kalimat yang dapat membuat anak tertarik untuk belajar membaca. Metode ini dimungkinkan dapat menambah minat anak dalam belajar membaca permulaan dan membuat anak lebih percaya diri atas kemampuannya sendiri, hal tersebut dikarenakan anak tunalaras dapat menyalurkan hiperaktivitas mereka ke dalam pembelajaran yang aktif dan juga anak tunalaras memiliki karakteristik sukar untuk tenang ketika di dalam pembelajaran, maka melalui metode ini diharapkan anak dapat menyalurkan hambatan mereka ke dalam pembelajaran yang lebih baik. Sikap seperti ini akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar. Seperti halnya penelitian yang dilakukan Niatama (2011) yang menggunakan metode SAS untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa. Hasilnya siswa mengalami peningkatan dalam hal keterampilan membaca permulaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian tentang metode SAS untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunalaras dengan judul Efektivitas Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Tunalaras Kelas II di SLB E Bhina Putera Surakarta Tahun ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Kemampuan membaca permulaan anak tunalaras yang kurang baik menyebabkan proses pembelajaran mengalami hambatan. 2. Anak tunalaras memiliki gangguan emosi dan tingkah laku yang menyebabkan anak susah dalam berkonsentrasi sehingga menyebabkan kemampuan membaca permulaan anak kurang baik. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian, penulis memberikan batasan masalah supaya permasalahan tidak terlalu luas dan teruji kebenarannya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini terbatas pada :

4 4 1. Anak tunalaras kelas II (dua) di SLB E Bhina Putera Surakarta. 2. Kemampuan membaca permulaan. 3. Penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik 4. Penggunaan struktur kalimat S P O dalam pembelajaran D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016.? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektifitas Metode SAS dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa Tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta Tahun ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Dalam suatu penelitian diharapkan mampu menghasilkan suatu hasil yang bermanfaat. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Menambah wawasan bagi pembaca mengenai penerapan metode Struktural Analitik Sintetik yang terkait dengan peningkatan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/ Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Memberikan pengalaman belajar anak tunalaras dengan pemanfaatan metode Struktural Analitik Sintetik yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca permulaan.

5 5 b. Bagi Guru Memberikan wawasan mengenai penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik yang terkait dengan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. c. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman untuk menguji efektivitas penggunaan Metode Struktural Analitik Sintetik yang terkait dengan peningkatan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016.