8 HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi Bakteri Sampel ditanam ke dalam media aar darah au Blood aar (BA) dan MacConkeyAar denan oresan T dan dimasukkan ke dalam inkubor selama 24 jam denan suhu 37 0 C. Setelah inokulasi, dilakukan penaman makroskopik pada Aar darah dan MCA dari 5 sampel yan diunakan. Hasilnya terdap beberapa koloni berbeda dari setiap sampel yan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2 Hasil penaman morfoloi koloni yan tumbuh pada media Aar darah Parameter Aar Darah A.1 B.1 B.2 C.1 C.2 D.1 D.2 E.1 E.2 Ukuran Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Bentuk Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Permukaa n Aspek menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil Tepi Tepi Tepi ra Tepi Tepi ra Tepi Tepi ra Tepi Tepi ra Tepi Elevasi Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Hemolisis β - β - β - β - β Sampel pertama hanya ditemukan 1 bentuk koloni. Pada Sampel kedua sampai kelima terdap dua koloni berbeda. Perbedaan terdap pada parameter hemolisis, dimana terdap koloni yan menhasilkan hemolisis β dan koloni yan tidak menhasilkan hemolisis.β-hemolisis di media menampilkan linkaran jernih yan jelas di sekitar koloni bakteri karena lisisnya seluruh sel darah merah (Difco Manual1984). Gambar 4 Koloni β hemolitik pada media Aar darah
Tabel 3 Hasil penaman morfoloi koloni yan tumbuh pada media Mac ConkeyAar Parameter A.1 B.1 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 E.1 E.2 Ukuran Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Bentuk Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Permukaa n Aspek menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil Tepi Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Elevasi Warna Pink Pink Merah Pink Putih Merah Pink Merah Pink Hemolisis - - - - - - - - - MCA 9 Inokulasi pada media MCA terdap beberapa koloni yan berbeda. Pada sampel 1 dan 2 hanya terdap 1 koloni. Sampel 3 terdap 3 koloni denan perbedaan parameter warna koloni yaitu merah, pinkdenan tepi putih dan putih. Sampel 4 dan 5 terdap 2 koloni berbeda denan perbedaan parameter warna yaitu merah dan pink denan tepi putih. Gambar 5 Koloni yan terbentuk pada media MCA Setiap koloni yan tumbuh pada media aar darah maupun MCA di biakkan kembali ke aar mirin TSA sebaai biakan murni isol. Aar mirin yan telah diinokulasi dimasukkan kedalam inkubor selama 24 jam pada suhu 37 C. TSAberfunsi sebaai salah su media yan umum diunakan dalam prosedur bakterioloi seperti untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk menisolasi oranisme dalam kultur murni(dwidjoseputro 1994). Lay (1994) menyakan bahwa biakkan murni merupakan biakan yan hanya menandun su jenis bakteri.hasil penaman makroskopis disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Untuk menetahui kemurnian yan dari isol yan ditanam pada TSA dilakukan penaman secara makroskopis pada sif pertumbuhannya dan penaman secara makroskopis.
10 Tabel 4 Hasil penaman dari aar darah ke TSA Parameter Aar Darah A.1 B.1 B.2 C.1 C.2 D.1 D.2 E.1 E.2 Jumlah Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Pertumbuhan Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Sif tembus Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque cahaya Tabel 5 Hasil penaman dari MCA ke TSA Morfoloi MCA Koloni A.1 B.1 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 E.1 E.2 Jumlah Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Pertumbuhan Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Sif tembus cahaya Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Penanaman koloni ke media aar mirin TSA baik dari koloni aar darah maupun dari MCA menhasilkan pertumbuhan yan subur dan seraam. Pewarnaan Gram Koloni yan telah tumbuh pada media aar mirin dilakukan pewarnaan Gram untuk melih bentuk, susunan dan sif Gram. Pewarnaan Gram dilakukan pada setiap koloni dan diami dibawah mikroskop denan perbesaran 100x. Bakteri Gram positif akan terlih berwarna unu sedankan bakteri Gram neif berwarna merah (Lay 1994). Hasil penaman mikroskopis pada setiap koloni denan pewarnaan Gram disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil penaman mikroskopis pada koloni yan berasal dari aar darah Morfoloi BA Koloni A.1 B.1 B.2 C.1 C.2 D.1 D.2 E.1 E.2 Bentuk Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Halus Halus Susunan Tunal Berantai Berantai Berantai Berantai Berantai Berantai Tunal Berantai Gram Neif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Neif Positif Spora + + + + + + + Dari penaman mikroskopis terdap dua morfoloi yan berbeda yakni ban dan ban. Dua bakteri ram neif yakni A.1 dan E.1 memiliki susunan tunal, sedankan bakteri Gram Positif yakni B.1, B.2, C.1, C.2, C.3, D.1, D.2, dan E.2 memiliki susunan berantai. Tujuh sampel yan menhasilkan Gram positif dan memperlihkan bentuk ban dan berspora pada penaman mikroskopis. Berdasarkan diaram alir identifikasi bakteri oleh Berey dan Breed (1994); Lay (1994), dap disimpulkan 7 sampel tersebut merupakan enus Bacillus sp.. Menurut Wonsa dan Werukhamkul (2007), Bacillus sp. merupakan bakteri berbentuk ban, bersif Gram Positif. Bacillus sp.jua menhasilkan spora yan merupakan ciri khas bakteri ini. Bacillus sp. yan teridenfikasi pada kloaka imao A. lasdidua berasal dari linkunan yaitu tanah karena menurut Pelczar dan Chan(1986),Bacillus sp.
dap dijumpai di tanah dan di air. Pada penelitian Anand et al. (2010), Bacillus sp. di temukan pada larva instar ke lima dan merupakan flora normal pada Bombyx mori. Bakteri yan terdap pada tahap larva ini didua bertahan dan menyebar dalam tubuh A. las hina imao karena menurut Keynan dan Sandler (1983), Bacillus sp. mempunyai ketahanan yan tini terhadap faktor kimia dan fisika, seperti suhu ekstrim, alkohol, dan sebaainya. Dari penaman mikroskopis pada koloni yan berasal dari MCA di dapkan 2 bentuk morfoloi yakni ban dan ban yan didominasi bentuk ban. Susunan tidak terdap perbedaan yakni tunal. Sif Gram jua tidak terdap perbedaan yakni neif karena media MCA menhamb pertumbuhan bakteri Gram positif (Lay 1994). Hasil penaman mikroskopis dap dilih pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil penaman mikroskopis pada koloni yan berasal dari MCA Morfoloi MCA Koloni A.1 B.1 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 E.1 E.2 Bentuk Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Halus Susunan Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Gram Neif Neif Neif Neif Neif Neif Neif Neif Neif 11 Identifikasi Bakteri Lima koloni yan berbeda pada penaman makroskopis maupun mikroskopis dipilih untuk selanjutnya dilakukan identifikasi bakteri menunakan uji biokimia. Uji biokimia hanya dilakukan pada isol yan bersif Gram neif. Lima koloni yan dipilih yakni 2 sampel berasal dari aar darah yan menhasilkan β hemolisis (A.1) dan yan tidak menalami hemolisis (E.1). 3 sampel lainnya berasal dari MCA yaitu koloni yan berwarna merah (C.1), pink denan tepi putih (C.2) dan putih (C.3). Tabel 8 Hasil uji Indol, TSIA, Oksidase, Urea, Sitr dan VP Koloni Indol Motilitas TSIA Oksidase Urea Sitr VP Slant Butt Gas H 2S A.1 - - Asam Asam + - + - + - (BA) E.1 - - Asam Asam + - + - + - (BA) C.1 - - Basa Basa + - + - + + C.2 - - Basa Basa + - + - + + C.3 - - Basa Basa + - + - + + Uji biokimia yan pertama dilakukan yakni uji Oksidase yan berfunsi untuk menetahui ada tidaknya enzim oksidase (MacFaddin2000). Selain itu, uji oksidase berfunsi untuk membedakan bakteri Enterobactericeae jika hasilnya neif dan non-enterobactericeaejika hasilnya positif (Berey dan Breed 1994). Isol yan telah diuji oksidase menhasilkan hasil positif pada semua sampel. Hal ini menjelaskan bahwa bakteri yan terdap pada sampel termasuk dalam famili Enterobactericeae. Selanjutnya, untuk membedakan famili
12 Enterobactericeaedilakukan uji lain yaitu uji TSIA, uji Indol, uji Sitr, uji Urea dan fermentasi karbohidr serta uji VP sebaai tambahan (Lay 1994). Gambar 6 Uji Oksidase Uji TSIA berperan untuk melih kemampuan bakteri dalam memfermentasi karbohidr serta kemampuan menhasilkan H2S dan as (MacFaddin2000). Hasil uji TSIA dap dilih pada Tabel 7. Uji TSIA dari 2 isol yakni isol A.1 dan E.1 menhasilkan slant asam dan butt asam denan as positif dan tidak menhasilkan H2S. Hasil tersebut menarah pada 8 bakteri yakni Aeromonas sp., E. Coli, Klebsiella pneumoniae, Citrobacter intermedius, Proteus retteri, Serria sp. dan Erwinia herbicola(jan et al 1976). Uji TSIA pada 3 isol (C.1, C.2, dan C.3) lainnya menhasilkan slant basa dan butt basa denan as positif dan tidak menhasilkan H2S. Hasil ini menarah pada 5 enus bakteri yakni Alcalienes sp., Bordetella sp., Pseudomonas sp., Flavobacterium sp. dan Chromobacterium sp (Jan et al. 1976). Gambar 7 Uji TSIA Uji biokimia selanjutnya yakni uji urea. Uji urea bertujuan untuk melih kemampuan bakteri dalam menurai urea menunakan enzim urease (MacFaddin2000). Semua isol yan diuji urea menhasilkan hasil neif. Dari
hasil ini, isol A.1 dan E.1 menarah pada Aeromonas sp. dan E. Coli (Jan et al 1976). Isol C.1, C.2 dan C.3 menarah pada Alcalienes sp., Pseudomonas sp., Flavobacterium sp. dan Chromobacterium sp. (Jan et al. 1976). 13 Gambar 8 Uji Urea Setelah uji Urea, dilakukan uji indol berfunsi untuk melih kemampuan bakteri dalam memecah asam amino tryptophan menunakan enzim tryptophanase (Isenber dan Sundheim 1958). Hasil uji indol dap dilih pada tabel 7. Hasil neif dari uji indol pada isol A.1 dan E.1 menarah pada Aeromonas sp. (Jan et al 1976). Hasil neif jua ditemukan pada isol C.1, C.2 dan C.3 yan menarah pada Alcalienes sp., Pseudomonas sp. dan Chromobacterium sp. (Jan et al. 1976). Gambar 9. Uji Indol Uji Sitr berfunsi untuk mendeteksi kemampuan bakteri dalam menunakan sitr sebaai sumber karbon tunal dan eneri (MacFaddin2000). Uji sitr menhasilkan hasil positif pada semua isol. Isol A.1 dan E.1 masih menarah Aeromonas sp. sedankan isol C.1, C.2 dan C.3 menarah ke enus Pseudomonas sp. (Jan et al. 1976).
14 Gambar 10 Uji Sitr Uji VP merupakan uji tambahan yan dilakukan. Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya butylene lycol yan diproduksi bakteri(madian dan Martinko2008). Menurut Sprin (2009), isol A.1 dan E.1 menhasilkan hasil neif menarah ke enus Aeromonas sp.. Pada sampel C.1, C.2 dan C.3 menhasilkan hasil positif pada uji VP yan menarah pada enus Pseudomonas sp. Gambar 11 Uji VP Uji ula-ula untuk mendeteksi kemampuan bakteri dalam memfermentasi karbohidr (Volk dan Wheeler 1993). Hasil uji fermentasi karbohidr dap dilih pada tabel 8. Isol A1 dan E.1 mampu memfermentasikan semua uji dan memperlihkan adanya as pada tabun durham namun pada isol C.1, C.2 dan C.3 yan diuji hanya mampu memfermentasi sukrosa, lukosa, maltosa dan manitol serta terbentuk as pada tabun durham, sedankan uji laktosa tidak terfermentasi tetapi terbentuk as.
15 Tabel 9 Hasil uji kaldu ula-ula Koloni A.1 (BA) E.1 (BA) C.1 C.2 C.3 Uji Karbohidr Sukrosa Laktosa Glukosa Manitol Maltosa Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Basa/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Basa/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Basa/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Gambar 12 Hasil uji kaldu ula-ula Berdasarkan hasil semua uji biokimia dap disimpulkan bahwa isol A.1 dan E.1 menarah pada enus Aeromonas sp.. Isol C.1, C.2 dan C.3 menarah pada enus Pseudomonas sp.. Aeromonas sp. merupakan bakteri ram neif, berbentuk ban dan bersif non-spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Vibrionaceae (Popoff 1984). Bakteri Aeromonas sp. yan berhasil diisolasi dan diidentifikasi pada kloaka ul sutera liar A. las berasal dari linkunan sekitar. Hal ini karena daerah Purwakarta merupakan salah su daerah yan telah tercemar bakteri Aeromonas sp. (BKIPM 2011). Bakteri ini merupakan salah su flora normal pada saluran pencernan Bombyx mori yan berfunsi sebaai penderadasi polysakarida (Anand et al. 2010). Bakteri ini dap menyebabkan diare dan cellulitis jika terinfeksi pada manusia (Janda dan Duffey 1988). Akan tetapi, kemampuan Aeromonas sp. menyebabkan penyakit dipenaruhi oleh jumlah paparan, usia, imunokompetensi, dosis infeksi dan faktor virulensi yan meninfeksi oranisme (Nichols et al. 1996).
16 Gambar 13 Aeromonas sp., pewarnaan Gram, perbesaran objektif 100x Genus Pseudomonas sp. merupakan bakteri Gram neif. Bakteri ini berbentuk ban dan memiliki flaella yan berperan dalam poenisitasnya (Arwiyanto et al. 2007). Pseudomonas sp. yan berhasil disolasi dan diidentifikasi berasal dari linkunan sekitar karena bakteri ini banyak ditemukan di linkunan seperti air, tanah, dan tanaman (Palleroni 1992, Schroth et al. 1992).Berdasarkan penelitian Sakthivel et al. (2012), Pseudomonas sp. jua ditemukan pada ul sutera spesies lain yakni Bombyx mori. Selain itu, pada penelitian Anand et al. (2010), jua menemukan bakteri Pseudomonas sp. pada saluran pencernaan Bombyx mori. Pseudomonas sp. merupakan bakteri yan poen karena dap meninfeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan dan kornea (Driscoll et al. 2007). Kemampuan Pseudomonas sp. menyeran jarinan terantun pada produksi enzim dan toksin yan merusak barier fisik dan sel-sel inan serta serta resistensi terhadap faositosis dan pertahanan kekebalan tubuh inan (Kipnis et al. 2006). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Isolasi dan identifikasi bakteri pada kloaka imao betina ul sutera liar A. las mendap 3 enus bakteri yakni Bacillus sp., Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Saran Penelitian berikutnya diharapkan dap melakukan uji yan lebih spesifik terhadap bakteri pada kloaka imao betina ul sutera liar A. las, sehina dap diketahui jenis bakteri hina tahap spesies. Denan penelitian ini disarankan dalam budidaya aar melakukan desinfeksi terlebih dahulu pada telur-telur yan diproduksi untuk menceah terjadinya penularan bakteri yan terdap pada imao.