HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi Bakteri

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA KLOAKA IMAGO BETINA ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas L. (Lepidoptera: Saturniidae) MUHAMMAD FAJAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

Lampiran 1 Identifikasi bakteri dari spora Gigaspora sp. Sel berbentuk. batang, Gram Positif, menghasilkan endospora

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA SAMPEL TANAH DI DUKUH NGANTRU, DESA SEKARAN, KECAMATAN KASIMAN, KABUPATEN BOJONEGORO FAUZAN ARISANDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

bakteri E. coli dari 10 sampel feses didapatkan 15 isolat bakteri E. coli. dari koloni biru-hitam gelap dengan kemilau hijau metalik ditunjukkan pada

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK INFEKSI TROPIS

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA JARINGAN LEMAK IMAGO BETINA ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas (Lepidoptera: Saturniidae) RAHMAD ARSY

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI SALURAN REPRODUKSI IMAGO BETINA ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas L. (Lepidoptera: Saturniidae) ANDRA ADI ESNAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Usus Halus Itik Mojosari (Anas plathyrinchos)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan yang memiliki bunga banyak, serta daun dari bunga bakung ini memilki

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG ARTIKEL GUSNAYETTY NIM.

Lampiran 1. Diagram Alir. Sterilisasi Permukaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove

IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA LINDI HASIL SAMPAH DAPUR DI DUSUN SUKUNAN YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

Pencernaan 1 Dactylogyrus sp. (21) Pseudodactylogyrus sp. (11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

A. Data Hasil Rata-Rata Kematian Larva Nematoda G. rostochiensis. Data hasil penelitian untuk rata-rata kematian larva nematoda G

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada bulan Maret Mei Penelitian dilaksanakan di

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Kentang (Solanum tuberosum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

HASIL. berjumlah. coli) yang. jantung broiler.

Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Inokulasi Penyebab Busuk Lunak Karakterisasi Bakteri Penyebab Busuk Lunak Uji Gram

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

NO BAB IV. BASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Isolasi Bakteri dari Sampel Tanah

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH : ARDIAN PRASETYA ( ) Dosen Pembimbing Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si., M.Si Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengukuran Parameter Ekologi Pada Lingkungan Lahan Gambut

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sampah berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan yaitu sebagai

Gambar 6. Hasil uji biokimia Bacillus cereus pada nasi putih non organik: (a) metode tradisional (dandang) (b) Dengan metode modern (rice cooker)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

Transkripsi:

8 HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi Bakteri Sampel ditanam ke dalam media aar darah au Blood aar (BA) dan MacConkeyAar denan oresan T dan dimasukkan ke dalam inkubor selama 24 jam denan suhu 37 0 C. Setelah inokulasi, dilakukan penaman makroskopik pada Aar darah dan MCA dari 5 sampel yan diunakan. Hasilnya terdap beberapa koloni berbeda dari setiap sampel yan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2 Hasil penaman morfoloi koloni yan tumbuh pada media Aar darah Parameter Aar Darah A.1 B.1 B.2 C.1 C.2 D.1 D.2 E.1 E.2 Ukuran Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Bentuk Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Permukaa n Aspek menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil Tepi Tepi Tepi ra Tepi Tepi ra Tepi Tepi ra Tepi Tepi ra Tepi Elevasi Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Hemolisis β - β - β - β - β Sampel pertama hanya ditemukan 1 bentuk koloni. Pada Sampel kedua sampai kelima terdap dua koloni berbeda. Perbedaan terdap pada parameter hemolisis, dimana terdap koloni yan menhasilkan hemolisis β dan koloni yan tidak menhasilkan hemolisis.β-hemolisis di media menampilkan linkaran jernih yan jelas di sekitar koloni bakteri karena lisisnya seluruh sel darah merah (Difco Manual1984). Gambar 4 Koloni β hemolitik pada media Aar darah

Tabel 3 Hasil penaman morfoloi koloni yan tumbuh pada media Mac ConkeyAar Parameter A.1 B.1 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 E.1 E.2 Ukuran Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Bentuk Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Bul Permukaa n Aspek menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil menkil Tepi Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Tepi ra Elevasi Warna Pink Pink Merah Pink Putih Merah Pink Merah Pink Hemolisis - - - - - - - - - MCA 9 Inokulasi pada media MCA terdap beberapa koloni yan berbeda. Pada sampel 1 dan 2 hanya terdap 1 koloni. Sampel 3 terdap 3 koloni denan perbedaan parameter warna koloni yaitu merah, pinkdenan tepi putih dan putih. Sampel 4 dan 5 terdap 2 koloni berbeda denan perbedaan parameter warna yaitu merah dan pink denan tepi putih. Gambar 5 Koloni yan terbentuk pada media MCA Setiap koloni yan tumbuh pada media aar darah maupun MCA di biakkan kembali ke aar mirin TSA sebaai biakan murni isol. Aar mirin yan telah diinokulasi dimasukkan kedalam inkubor selama 24 jam pada suhu 37 C. TSAberfunsi sebaai salah su media yan umum diunakan dalam prosedur bakterioloi seperti untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk menisolasi oranisme dalam kultur murni(dwidjoseputro 1994). Lay (1994) menyakan bahwa biakkan murni merupakan biakan yan hanya menandun su jenis bakteri.hasil penaman makroskopis disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Untuk menetahui kemurnian yan dari isol yan ditanam pada TSA dilakukan penaman secara makroskopis pada sif pertumbuhannya dan penaman secara makroskopis.

10 Tabel 4 Hasil penaman dari aar darah ke TSA Parameter Aar Darah A.1 B.1 B.2 C.1 C.2 D.1 D.2 E.1 E.2 Jumlah Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Pertumbuhan Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Sif tembus Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque cahaya Tabel 5 Hasil penaman dari MCA ke TSA Morfoloi MCA Koloni A.1 B.1 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 E.1 E.2 Jumlah Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Pertumbuhan Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Sif tembus cahaya Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Opaque Penanaman koloni ke media aar mirin TSA baik dari koloni aar darah maupun dari MCA menhasilkan pertumbuhan yan subur dan seraam. Pewarnaan Gram Koloni yan telah tumbuh pada media aar mirin dilakukan pewarnaan Gram untuk melih bentuk, susunan dan sif Gram. Pewarnaan Gram dilakukan pada setiap koloni dan diami dibawah mikroskop denan perbesaran 100x. Bakteri Gram positif akan terlih berwarna unu sedankan bakteri Gram neif berwarna merah (Lay 1994). Hasil penaman mikroskopis pada setiap koloni denan pewarnaan Gram disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil penaman mikroskopis pada koloni yan berasal dari aar darah Morfoloi BA Koloni A.1 B.1 B.2 C.1 C.2 D.1 D.2 E.1 E.2 Bentuk Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Halus Halus Susunan Tunal Berantai Berantai Berantai Berantai Berantai Berantai Tunal Berantai Gram Neif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Neif Positif Spora + + + + + + + Dari penaman mikroskopis terdap dua morfoloi yan berbeda yakni ban dan ban. Dua bakteri ram neif yakni A.1 dan E.1 memiliki susunan tunal, sedankan bakteri Gram Positif yakni B.1, B.2, C.1, C.2, C.3, D.1, D.2, dan E.2 memiliki susunan berantai. Tujuh sampel yan menhasilkan Gram positif dan memperlihkan bentuk ban dan berspora pada penaman mikroskopis. Berdasarkan diaram alir identifikasi bakteri oleh Berey dan Breed (1994); Lay (1994), dap disimpulkan 7 sampel tersebut merupakan enus Bacillus sp.. Menurut Wonsa dan Werukhamkul (2007), Bacillus sp. merupakan bakteri berbentuk ban, bersif Gram Positif. Bacillus sp.jua menhasilkan spora yan merupakan ciri khas bakteri ini. Bacillus sp. yan teridenfikasi pada kloaka imao A. lasdidua berasal dari linkunan yaitu tanah karena menurut Pelczar dan Chan(1986),Bacillus sp.

dap dijumpai di tanah dan di air. Pada penelitian Anand et al. (2010), Bacillus sp. di temukan pada larva instar ke lima dan merupakan flora normal pada Bombyx mori. Bakteri yan terdap pada tahap larva ini didua bertahan dan menyebar dalam tubuh A. las hina imao karena menurut Keynan dan Sandler (1983), Bacillus sp. mempunyai ketahanan yan tini terhadap faktor kimia dan fisika, seperti suhu ekstrim, alkohol, dan sebaainya. Dari penaman mikroskopis pada koloni yan berasal dari MCA di dapkan 2 bentuk morfoloi yakni ban dan ban yan didominasi bentuk ban. Susunan tidak terdap perbedaan yakni tunal. Sif Gram jua tidak terdap perbedaan yakni neif karena media MCA menhamb pertumbuhan bakteri Gram positif (Lay 1994). Hasil penaman mikroskopis dap dilih pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil penaman mikroskopis pada koloni yan berasal dari MCA Morfoloi MCA Koloni A.1 B.1 C.1 C.2 C.3 D.1 D.2 E.1 E.2 Bentuk Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Ban Halus Susunan Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Tunal Gram Neif Neif Neif Neif Neif Neif Neif Neif Neif 11 Identifikasi Bakteri Lima koloni yan berbeda pada penaman makroskopis maupun mikroskopis dipilih untuk selanjutnya dilakukan identifikasi bakteri menunakan uji biokimia. Uji biokimia hanya dilakukan pada isol yan bersif Gram neif. Lima koloni yan dipilih yakni 2 sampel berasal dari aar darah yan menhasilkan β hemolisis (A.1) dan yan tidak menalami hemolisis (E.1). 3 sampel lainnya berasal dari MCA yaitu koloni yan berwarna merah (C.1), pink denan tepi putih (C.2) dan putih (C.3). Tabel 8 Hasil uji Indol, TSIA, Oksidase, Urea, Sitr dan VP Koloni Indol Motilitas TSIA Oksidase Urea Sitr VP Slant Butt Gas H 2S A.1 - - Asam Asam + - + - + - (BA) E.1 - - Asam Asam + - + - + - (BA) C.1 - - Basa Basa + - + - + + C.2 - - Basa Basa + - + - + + C.3 - - Basa Basa + - + - + + Uji biokimia yan pertama dilakukan yakni uji Oksidase yan berfunsi untuk menetahui ada tidaknya enzim oksidase (MacFaddin2000). Selain itu, uji oksidase berfunsi untuk membedakan bakteri Enterobactericeae jika hasilnya neif dan non-enterobactericeaejika hasilnya positif (Berey dan Breed 1994). Isol yan telah diuji oksidase menhasilkan hasil positif pada semua sampel. Hal ini menjelaskan bahwa bakteri yan terdap pada sampel termasuk dalam famili Enterobactericeae. Selanjutnya, untuk membedakan famili

12 Enterobactericeaedilakukan uji lain yaitu uji TSIA, uji Indol, uji Sitr, uji Urea dan fermentasi karbohidr serta uji VP sebaai tambahan (Lay 1994). Gambar 6 Uji Oksidase Uji TSIA berperan untuk melih kemampuan bakteri dalam memfermentasi karbohidr serta kemampuan menhasilkan H2S dan as (MacFaddin2000). Hasil uji TSIA dap dilih pada Tabel 7. Uji TSIA dari 2 isol yakni isol A.1 dan E.1 menhasilkan slant asam dan butt asam denan as positif dan tidak menhasilkan H2S. Hasil tersebut menarah pada 8 bakteri yakni Aeromonas sp., E. Coli, Klebsiella pneumoniae, Citrobacter intermedius, Proteus retteri, Serria sp. dan Erwinia herbicola(jan et al 1976). Uji TSIA pada 3 isol (C.1, C.2, dan C.3) lainnya menhasilkan slant basa dan butt basa denan as positif dan tidak menhasilkan H2S. Hasil ini menarah pada 5 enus bakteri yakni Alcalienes sp., Bordetella sp., Pseudomonas sp., Flavobacterium sp. dan Chromobacterium sp (Jan et al. 1976). Gambar 7 Uji TSIA Uji biokimia selanjutnya yakni uji urea. Uji urea bertujuan untuk melih kemampuan bakteri dalam menurai urea menunakan enzim urease (MacFaddin2000). Semua isol yan diuji urea menhasilkan hasil neif. Dari

hasil ini, isol A.1 dan E.1 menarah pada Aeromonas sp. dan E. Coli (Jan et al 1976). Isol C.1, C.2 dan C.3 menarah pada Alcalienes sp., Pseudomonas sp., Flavobacterium sp. dan Chromobacterium sp. (Jan et al. 1976). 13 Gambar 8 Uji Urea Setelah uji Urea, dilakukan uji indol berfunsi untuk melih kemampuan bakteri dalam memecah asam amino tryptophan menunakan enzim tryptophanase (Isenber dan Sundheim 1958). Hasil uji indol dap dilih pada tabel 7. Hasil neif dari uji indol pada isol A.1 dan E.1 menarah pada Aeromonas sp. (Jan et al 1976). Hasil neif jua ditemukan pada isol C.1, C.2 dan C.3 yan menarah pada Alcalienes sp., Pseudomonas sp. dan Chromobacterium sp. (Jan et al. 1976). Gambar 9. Uji Indol Uji Sitr berfunsi untuk mendeteksi kemampuan bakteri dalam menunakan sitr sebaai sumber karbon tunal dan eneri (MacFaddin2000). Uji sitr menhasilkan hasil positif pada semua isol. Isol A.1 dan E.1 masih menarah Aeromonas sp. sedankan isol C.1, C.2 dan C.3 menarah ke enus Pseudomonas sp. (Jan et al. 1976).

14 Gambar 10 Uji Sitr Uji VP merupakan uji tambahan yan dilakukan. Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya butylene lycol yan diproduksi bakteri(madian dan Martinko2008). Menurut Sprin (2009), isol A.1 dan E.1 menhasilkan hasil neif menarah ke enus Aeromonas sp.. Pada sampel C.1, C.2 dan C.3 menhasilkan hasil positif pada uji VP yan menarah pada enus Pseudomonas sp. Gambar 11 Uji VP Uji ula-ula untuk mendeteksi kemampuan bakteri dalam memfermentasi karbohidr (Volk dan Wheeler 1993). Hasil uji fermentasi karbohidr dap dilih pada tabel 8. Isol A1 dan E.1 mampu memfermentasikan semua uji dan memperlihkan adanya as pada tabun durham namun pada isol C.1, C.2 dan C.3 yan diuji hanya mampu memfermentasi sukrosa, lukosa, maltosa dan manitol serta terbentuk as pada tabun durham, sedankan uji laktosa tidak terfermentasi tetapi terbentuk as.

15 Tabel 9 Hasil uji kaldu ula-ula Koloni A.1 (BA) E.1 (BA) C.1 C.2 C.3 Uji Karbohidr Sukrosa Laktosa Glukosa Manitol Maltosa Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Basa/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Basa/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Basa/Gas Asam/Gas Asam/Gas Asam/Gas Gambar 12 Hasil uji kaldu ula-ula Berdasarkan hasil semua uji biokimia dap disimpulkan bahwa isol A.1 dan E.1 menarah pada enus Aeromonas sp.. Isol C.1, C.2 dan C.3 menarah pada enus Pseudomonas sp.. Aeromonas sp. merupakan bakteri ram neif, berbentuk ban dan bersif non-spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Vibrionaceae (Popoff 1984). Bakteri Aeromonas sp. yan berhasil diisolasi dan diidentifikasi pada kloaka ul sutera liar A. las berasal dari linkunan sekitar. Hal ini karena daerah Purwakarta merupakan salah su daerah yan telah tercemar bakteri Aeromonas sp. (BKIPM 2011). Bakteri ini merupakan salah su flora normal pada saluran pencernan Bombyx mori yan berfunsi sebaai penderadasi polysakarida (Anand et al. 2010). Bakteri ini dap menyebabkan diare dan cellulitis jika terinfeksi pada manusia (Janda dan Duffey 1988). Akan tetapi, kemampuan Aeromonas sp. menyebabkan penyakit dipenaruhi oleh jumlah paparan, usia, imunokompetensi, dosis infeksi dan faktor virulensi yan meninfeksi oranisme (Nichols et al. 1996).

16 Gambar 13 Aeromonas sp., pewarnaan Gram, perbesaran objektif 100x Genus Pseudomonas sp. merupakan bakteri Gram neif. Bakteri ini berbentuk ban dan memiliki flaella yan berperan dalam poenisitasnya (Arwiyanto et al. 2007). Pseudomonas sp. yan berhasil disolasi dan diidentifikasi berasal dari linkunan sekitar karena bakteri ini banyak ditemukan di linkunan seperti air, tanah, dan tanaman (Palleroni 1992, Schroth et al. 1992).Berdasarkan penelitian Sakthivel et al. (2012), Pseudomonas sp. jua ditemukan pada ul sutera spesies lain yakni Bombyx mori. Selain itu, pada penelitian Anand et al. (2010), jua menemukan bakteri Pseudomonas sp. pada saluran pencernaan Bombyx mori. Pseudomonas sp. merupakan bakteri yan poen karena dap meninfeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan dan kornea (Driscoll et al. 2007). Kemampuan Pseudomonas sp. menyeran jarinan terantun pada produksi enzim dan toksin yan merusak barier fisik dan sel-sel inan serta serta resistensi terhadap faositosis dan pertahanan kekebalan tubuh inan (Kipnis et al. 2006). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Isolasi dan identifikasi bakteri pada kloaka imao betina ul sutera liar A. las mendap 3 enus bakteri yakni Bacillus sp., Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Saran Penelitian berikutnya diharapkan dap melakukan uji yan lebih spesifik terhadap bakteri pada kloaka imao betina ul sutera liar A. las, sehina dap diketahui jenis bakteri hina tahap spesies. Denan penelitian ini disarankan dalam budidaya aar melakukan desinfeksi terlebih dahulu pada telur-telur yan diproduksi untuk menceah terjadinya penularan bakteri yan terdap pada imao.