BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun Berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan go public sektor

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi

: Dian Lesmana NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Dionysia Kowanda, SE., MMSi

Disusun Oleh: Suryawan Aji Permana NIM: Dosen Pembimbing Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak., CA.

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI (PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI) NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2013-2015. Berdasarkan metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada bab 3, maka diperoleh sampel sebanyak 77 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria. Adapun prosedur pemilihan sampel disajikan pada tabel 4.1. No Tabel 4.1 Proedur Pemilihan Sampel Keterangan Tahun 2013 2014 2015 1. Perusahan Manufaktur yang terdaftar di BEI. 133 141 143 2. Perusahaan dengan laporan keuangan yang belum diaudit. 3. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data keuangan lengkap untuk pengukuran semua variabel selama tahun 2013-2015. (27) (14) (9) (29) (50) (57) Jumlah observasi 77 77 77 Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian ini menggunakan periode pengamatan selama 3 tahun didapat 231 data yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan meliputi seluruh variabel penelitian, yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan, ukuran komite audit, independensi komite audit, kompetensi komite audit, frekuensi rapat komite audit, opini audit. 26

27 B. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan sektor manufaktur yang dikelompokkan ke dalam dua kategori berdasarkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan : 1. Perusahaan yang tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya ke BAPEPAM. 2. Perusahaan yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya ke BAPEPAM. Tabel 4.2 Distribusi Perusahaan Berdasarkan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Valid Terlambat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 11 4.8 4.8 4.8 Tepat Waktu 220 95.2 95.2 100.0 Total 231 100.0 100.0 Data Sekunder yang diolah Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sampel penelitian adalah 231 perusahaan selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2013-2015. Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari 231 pengamatan, 11 perusahaan (4,8 persen) menyampaikan laporan keuangannya tidak tepat waktu, dan sisanya sebanyak 220 perusahaan (95.2 persen) menyempaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

28 C. Deskriptif Statistik Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Ukuran Komite Audit Independensi Komite Audit Kompetensi Komite Audit Frekuensi Rapat Komite Audit N Minimum Maximum Mean Median Std. Deviation 231 0 1.95 1.00.213 231 2 6 3.35 3.00.871 231 1 3 2.36 2.00.490 231 1 4 2.40 2.00.690 231 2 36 9.77 6.00 8.305 Opini Audit 231 0 1.98 1.00.131 Valid N (listwise) 231 Sumber : Hasil Olah SPSS Berdasarkan tabel 4.3 diatas, banyaknya data yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 231. Besarnya rata-rata (mean) Ketepatan waktu pelaporan keuangan (KWPK) berkisar diantara 0.95. Nilai minimum KWPK dari 231 jumlah sampel tersebut yaitu 0,00. Sedangkan nilai maximum KWPK dari 231 jumlah sampel yaitu 1.00. Standard deviation KWPK sebesar 0,213 dan nilai median KWPK sebesar 1.00. KWPK dalam penelitian ini rendah di karenakan nilai mean di bawah nilai median. Besarnya rata-rata (mean) Ukuran komite audit (UKA) berkisar diantara 3.35. Nilai minimum UKA yaitu 2.00. Sedangkan nilai maximum UKA yaitu 6.00. Standard deviation UKA sebesar 0.871 dan nilai median UKA sebesar 3.00. UKA dalam penelitian ini tinggi di karenakan nilai mean di atas nilai median.

29 Besarnya rata-rata (mean) Independensi komite audit (IKA) berkisar diantara 2.36. Nilai minimum IKA yaitu 1.00. Sedangkan nilai maximum IKA yaitu 3.00. Standard deviation IKA sebesar 0.490 dan nilai median IKA sebesar 2.00. IKA dalam penelitian ini tinggi di karenakan nilai mean di atas nilai median. Besarnya rata-rata (mean) Kompetensi komite audit (KKA) berkisar diantara 2.40. Nilai minimum KKA yaitu 1.00. Sedangkan nilai maximum KKA yaitu 4.00. Standard deviation KKA sebesar 0.690 dan nilai median KKA sebesar 2.00. KKA dalam penelitian ini tinggi dikarenakan nilai mean diatas nilai median. Besarnya rata-rata (mean) Frekuensi rapat komite audit (FRKA) berkisar diantara 9.77. Nilai minimum FRKA yaitu 2.00. Sedangkan nilai maximum FRKA yaitu 36.00. Standard deviation FRKA sebesar 8.305 dan nilai median FRKA sebesar 6.00. FRKA dalam penelitian ini tinggi di karenakan nilai mean diatas nilai median. Besarnya rata-rata (mean) Opini audit (OA) berkisar diantara 0.98. Nilai minimum OA yaitu 0.00. Sedangkan nilai maximum OA yaitu 1.00. Standard deviation OA sebesar 0.131 dan nilai median OA sebesar 1.00. OA dalam penelitian ini rendah di karenakan nilai mean dibawah nilai median.

30 Tabel 4.4 Deskripsi Data Opini Akuntan Publik Opini Audit Valid Selain Unqualified opinion dan unqualified opinion with explanatory language Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 4 1.7 1.7 1.7 Unqualified opinion dan unqualified opinion with explanatory language 227 98.3 98.3 100.0 Total 231 100.0 100.0 Sumber : data sekunder yang telah diolah Untuk perusahaan yang memperoleh unqualified opinion diberi kode (1) sedangkan perusahaan yang memperoleh opini selain unqualified opinion diberi kode (0). Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan, ada 4 observasi (1,7 persen) yang memperoleh opini selain unqualified opinion, sedangkan yang memperoleh unqualified opinion sebesar 227 observasi (98,3 persen). D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik untuk menguji pengaruh ukuran komite audit, independensi komite audit, kompetensi komite audit, frekuensi rapat komite audit, opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. pengujian hipotesis meliputi menilai kelayakan model regresi, menilai keseluruhan model, menguji koefisien regresi. 1. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit test) Menilai kelayakan model regresi dilakukan dengan menilai signifikan pada tabel Hosmer and Lemeshow Godness of fit test. Model dikatakan mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data observasinya, apabila nilai Hosmer and Lemeshow Godness of fit test >

31 0.05 (Ghozali, 2005). Hasil uji hal tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 7.869 8.446 Sumber : data sekunder yang telah diolah Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Godness of fit test adalah 7.869 dengan tingkat signifikansi 0.446 yang nilainya jauh diatas 0,05. Angka tingkat signifikan > 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti model regresi layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. 2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai keseluruhan model dilakukan dengan cara memperhatikan angka pada -2 Log Likelihood (-2LL) Block Number = 0 dan -2 Log Likelihood (-2LL) Block Number = 1. Iteration Tabel 4.6 Overall Model Fit -2 Log Likelihood Step 0 88.447 Step 1 49.840 Sumber : data yang telah diolah Pada tabel diatas terlihat bahwa angka awal -2LL Block Number = 0 adalah 88.447 sedangkan -2LL Block Number = 1 adalah 49.840. Dari

32 model tersebut ternyata overall model fit pada -2LL Block Number = 0 menunjukan adanya penurunan pada -2LL Block Number = 1 sebesar 38.607. Penurunan likelihood ini menunjukan bahwa keseluruhan model regresi logistik yang digunakan merupakan model yang baik. Selain itu nilai overall percentage correct di block 1 senilai 98.3 lebih tinggi dibandingkan nilai overall percentage correct di block 0 senilai 95.2. Hal ini juga mengartikan bahwa model regresi dengan estimator variabel independen tepat dalam mengestimasi pengaruh variabel independen terhadap ketepatan waktu. Hal ini terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Overall Percentage Block Nilai Overall Percentage Block 0 95.2 Block 1 98.3 Sumber : data yang telah diolah 3. Menilai Koefisien Regresi Tahap akhir setelah uji koefisien regresi dimana hasilnya menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikan 5 persen. Dari pengujian regresi logistik tersebut maka diperoleh data sebagai berikut:

33 Tabel 4.8 Tabel Uji Koefisien Regresi B Sig. Hasil Step Ukuran Komite Audit 2.389.035 Signifikan 1(a) Independensi Komite Audit -1.921.067 Tidak Signifikan Kompetensi Komite Audit 2.316.017 Signifikan Frekuensi Rapat Komite Audit 1.238.014 Signifikan Opini Audit 2.731.057 Tidak Signifikan Constant -12.85.003 Sumbe : Data yang telah diolah Hasil pengujian hipotesis 1 Ukuran komite audit mempengauhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel ukuran komite audit menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 2,389 dengan nilai sig sebesar 0,035 di bawah signifikansi 0,05 (5 persen). Maka H 1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa ukuran komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil pengujian hipotesis 2 Independensi komite audit mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel independensi komite audit menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -1.921 dengan nilai sig sebesar 0,067 di atas signifikansi 0,05 (5 persen). Maka H 2 ditolak, dengan demikian independensi komite audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil pengujian hipotesis 3 Kompetensi komite audit mempengaruhi ketepatan waktu pelapoan keuangan. Variabel kompetensi komite audit menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 2,316 dengan nilai sig sebesar 0,017 di bawah signifikansi 0,05 (5

34 persen). Maka H 3 diterima, dengan demikian terbukti bahwa kompetensi komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil pengujian hipotesis 4 Frekuensi rapat komite audit mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel frekuensi rapat komite audit menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 1,238 dengan nilai sig sebesar 0,014 di bawah signifikansi 0,05 (5 persen). Maka H 4 diterima, dengan demikian terbukti bahwa frekuensi rapat komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil pengujian hipotesis 5 Opini audit mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel opini audit menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 2,731 dengan nilai sig sebesar 0,057 di atas signifikansi 0,05 (5 persen). Maka H 5 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa opini audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. E. Interpretasi Hasil Bukti empiris dalam penelitian menunjukkan bahwa masih ada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan ke Bapepam. Hal ini menunjukkan kurangnya tingkat kesadaran perusahaan dalam memenuhi peraturan bidang pasar modal. Berikut ini dibahas beberapa temuan hasil penelitian:

35 1. Ukuran Komite Audit Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sejalan dengan penelitian Nor et al. (2010), Islam et al. (2012), Wijaya (2012), Abawayya (2010), dan Mumpuni (2011). Bertolak belakang dengan penelitian Purwati (2006), Tinambunan, Zulfikar, dan Ibrani (2013). Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. Semakin banyaknya jumlah anggota komite audit maka cenderung untuk memiliki kekuatan yang lebih besar, sehingga mendorong perusahaan untuk menghasilkan pelaporan keuangan secara tepat waktu (Abawayya, 2010). Jumlah komite audit di Indonesia yang banyak memunculkan pendapat bahwa semakin banyak anggota komite audit akan meningkatkan kualitas dan ketepatan pelaporan keuangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan anggota komite audit akan cenderung meningkatkan proses pengawasan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih sesuai dengan standar yang berlaku umum ini berarti waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit menjadi lebih pendek dan dapat dipastikan pelaporan keuangan secara tepat waktu.

36 2. Independensi Komite Audit Hasil pengujian regresi logistic memperoleh hasil bahwa variabel independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh maupun tekanan pihak lain, jujur serta mempertimbangkan fakta sesuai kenyataannya. Sikap ini merupakan kunci utama bagi profesi akuntan publik dan sangatlah penting untuk kualitas audit dalam menyampaikan laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan tingkat independensi Komite Audit masih diragukan, melihat auditor terlalu dekat dalam berinteraksi dengan klien sehingga mengganggu independensinya. Hasil ini sejalan dengan pendapat Purwati (2006), Nor et al. (2010), Islam et al. (2012), dan Wijaya (2012) yang menemukan bahwa variabel independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, bertentangan dengan penelitian Afify (2009) dan Savitri (2010). Herwidayatmo (2000) bahwa peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Corporate Governance yang menyatakan bahwa independensi Dewan Komisaris di Indonesia sangat diragukan mengingat posisi anggota dewan Komisaris diberikan sebagai rasa penghargaan semata maupun berdasarkan hubungan kekeluargaan atau kenalan dekat. Hal ini juga dapat disebabkan karena setiap sampel memilih anggota komite audit yang independen hanya sebagai prasyarat agar dapat memenuhi peraturan bapepam saja sehingga kurang memperhatikan

37 tujuan dan fungsi dari pemilihan anggota komite audit yang independen itu sendiri. 3. Kompetensi Komite Audit Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sejalan dengan penelitian Purwati (2006), Wijaya (2012) dan Purbasari (2014) menyatakan bahwa kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Bertolak belakang dengan penelitian Apriendi dan Zaitul (2010). Kompetensi komite audit dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang menjadi ciri penting untuk memastikan keefektivitasan komite audit. Berdasarkan Surat Edaran Bapepam No.SE.03/IPM/2002 pada butiran 51 mengatur bahwa persyaratan keanggotaan Komite Audit adalah seorang dari Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. Keahlian keuangan memberikan dasar yang baik bagi anggota komite audit untuk memeriksa dan menganalisis informasi keuangan. Komite audit dengan anggota yang memiliki keahlian dibidang akuntansi dan keuangan diharapkan akan menjadi lebih efektif. Hal itu dikarenakan dengan adanya keberadaan personal yang memenuhi syarat sebagai anggota komite audit diharapkan dapat mengadopsi standar akuntabilitas dan tingkat prestasi yang tinggi, dapat menyediakan bantuan dalam peran mengontrol dan pengawasan serta

38 berusaha keras untuk citra dan kinerja perusahaan yang lebih baik (Purbasari, 2014), sehingga komite audit dengan kompetensi yang baik dapat mengurangi jumlah perusahaan yang menunda pelaporan keuangannya. 4. Frekuensi Rapat Komite Audit Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sejalan dengan penelitian Wijaya (2012), Persons (2009), dan Mutmainnah dan Ratna (2013). Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Rianti dan Sari (2014), Purwati (2006), Hashim and Rahman (2011). Rahmat, dkk (2009) mengungkapkan bahwa komite audit yang menyelenggarakan frekuensi pertemuan yang lebih sering memberikan mekanisme pengawasan dan pemantauan kegiatan keuangan yang lebih efektif, meliputi persiapan dan pelaporan informasi keuangan perusahaan. Pedoman FCGI (2002) menyatakan bahwa komite audit harus mengadakan pertemuan paling sedikit setiap tiga bulan atau minimal empat kali pertemuan dalam satu tahun. Rapat komite audit dapat mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan pelaporan keuangan dan kesalahan dalam pembuatan keputusan oleh manajemen karena aktivitas pengendalian internal perusahaan dilakukan secara terus menerus dan terstruktur

39 sehingga setiap permasalahan dapat cepat terdeteksi dan diselesaikan dengan baik oleh manajemen. 5. Opini Audit Hasil pengujian menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pada tabel hasil statistik deskripsi data opini audit, diperoleh hasil bahwa kebanyakan perusahaan sampel memperoleh opini audit wajar dan wajar dengan kalimat penjelas. Meskipun sebagian besar opini audit yang diperoleh merupakan opini audit yang wajar dan wajar dengan paragraph penjelas, tidak mempengaruhi perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi (2008), Ardiyanti (2010) yang menyatakan bahwa opini audit tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh, Carslaw dan Kaplan (1991), Petronila dan Mukhlasin (2003) yang menemukan bahwa opini audit mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena opini audit atas laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen tidak mempengaruhi pihak manajemen untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu atau tidak tepat waktu. Selain itu meskipun mendapat opini wajar tanpa pengecualian, perusahaan kurang percaya diri akibat kualitas auditor yang mengaudit

40 laporan keuangannya kurang baik sehingga menunda pelaporan keuangannya. Sebaiknya manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan informasi mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan karena perusahaan menganggap bahwa opini audit bukan merupakan satu-satunya siyal bagi para pengguna laporan keuangan. Selain itu para pengguna laporan keuangan pasar modal hendaknya memperhatikan infomasi laporan keuangan audit suatu perusahaan termasuk opini auditnya disamping memperhatikan kinerja manajemen perusahaan.