19 IV. KONDISI UMUM 4.1 Profil Umum PT. Riau Andalan Pulp and Paper PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) adalah bagian dari Asia Pasific Resources International Holdings Limitied (APRIL) Group, perusahaan yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini bergerak di bidang Pulp, Kertas dan HTI yang memasok bahan baku kayu ke pabrik pulp (Gambar 3). Provinsi Riau PT. RAPP Kabupaten Pelalawan Lokasi PT. RAPP Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map) Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura dan memiliki operasi utama produksi di Indonesia dan Cina. APRIL Indonesia memiliki luasan 1.750 hektar Pangkalan Kerinci, dekat Pekanbaru di Provinsi Riau, Sumatera. APRIL beroperasi pada pabrik pulp dan kertas, pabrik kimia terintegrasi, dan sebuah pembangkit listrik yang menghasilkan seluruh energi untuk kompleks perusahaan tersebut, sebagian besar menggunakan bahan bakar bio. Produksi pulp di PT. RAPP pertahun sekitar 2 juta ton pulp. Pabrik kertas di PT. RAPP memiliki salah satu mesin tercepat di dunia untuk menghaluskan kertas, dengan kecepatan maksimum dirancang 1.500 meter per menit, dengan kapasitas 350.000 ton per
20 tahun yang terletak di area pulp and paper mill (Gambar 4). Produk unggulan dari PT. RAPP adalah kertas APRIL PaperOne, yang merupakan office paper kualitas premium yang dirancang untuk menjadi kertas printing dan kertas fotokopi. Gambar 4. Pulp and Paper Mill PT. RAPP (Sumber: PT. RAPP, 2011) Perusahaan selain mempunyai mesin yang canggih di area pulp and paper mill juga mempunyai tempat pembibitan Acacia crassicarpa dan Acacia mangium terbesar kedua di dunia. RDD sebagai departemen yang menangani berbagai macam penelitian yang dilakukan oleh perusahaan sering melakukan penelitian yang berkaitan dengan percobaan di tempat pembibitan ini (Gambar 5).
21 (a) (b) Gambar 5. Pembibitan (a) Acacia crassicarpa (b) Acacia mangium (Sumber: PT. RAPP, 2011) Sesuai dengan tujuan penanaman, sistem silvikultur yang diterapkan di HTI RAPP adalah sistem tebang habis dengan permudaan buatan, semua teknik silvikultur dan pemanenan disesuaikan dengan sistem ini. Pada awal beroperasinya, teknik budidaya yang diterapkan hanyalah berdasarkan informasi yang tersedia pada saat itu. Sejalan dengan waktu, semua teknik silvikultur termasuk teknologi pemanenan diperbaiki berdasarkan hasil-hasil penelitian, bench-marking operations dan program continuous improvement yang paling sesuai dengan kondisi setempat. Luas hutan tanaman yang sudah terbangun (per Desember 2009) adalah 311,000 Ha di Riau, 270,581 Ha dialokasikan sebagai area konservasi, tiga spesies utama yang dikembangkan untuk kayu pulp adalah Acacia mangium, A.Crassicarpa dan Eucalyptus (Gambar 6).
22 (a) (b) Gambar 6. Hutan Tanaman dengan Bentuk Mosaic Plantations (a) Acacia crassicarpa (b) Acacia mangium (Sumber: PT. RAPP, 2011) 4.2 Ruang Lingkup Kerja Research and Development Department Ruang lingkup kerja dari PT. RAPP khususnya Research and Development Department (RDD) mencakup penelitian dan pengembangan HTI, pemuliaan pohon, pengelolaan hutan, survey dan pemetaan tanah mineral, program kesehatan tanaman, pengendalian hama terpadu dalam HTI, dan pengembangan lanskap arboretum RDD. Dalam penelitian dan pengembangan HTI, PT. RAPP mempunyai strategi berupa kelola area hutan tanaman yang terdiri dari penataan kawasan/zonasi area, pengadaan sarana/prasarana perlindungan hutan seperti tim pengamanan dan peralatan pengendali kebakaran hutan, penerapan AIMS-APRIL improvement management system, serta pemeliharaan water level di setiap zonasi
23 area. Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan kayu dan pulping. Pemuliaan pohon di RAPP bertujuan untuk mengembangkan dan menyediakan materi genetik yang telah diperbaiki dengan sifat riap tahunan yang tinggi, kepadatan kayu yang sesuai, hasil pulp yang tinggi. Proses pemuliaan pohon dimulai dengan melakukan pemilihan pohon yang terbaik. Setelah itu dilakukan breeding atau kawin silang dengan cara polinasi terbuka atau dengan polinasi yang terkontrol, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang telah didapatkan selanjutnya diseleksi dengan cara genetic test untuk menguji seberapa besar germplasma yang didapat, hal tersebut dilakukan agar menghasilkan bibit dan benih pohon terbaik dengan kriteria volume yang tinggi, menghasilkan serat yang tinggi dan juga kepadatan kayu yang tinggi. Pemuliaan pohon juga dapat dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan pengembangan dan perbaikan berkala melalui persemaian serta melakukan kloning dari bibit atau benih yang terbaik, proses pemuliaan pohon dapat terlihat pada Gambar 7. Gambar 7. Skema Pemuliaan Pohon di RDD (Sumber : PT. RAPP, 2011)
24 Pengelolaan hutan berfokus pada penelitian dan pengembangan teknik silvikultur yang sesuai dengan genotipe dan lahan, kelestarian lahan, mengidentifiksasi kekurangan unsur hara mikro dan melakukan aplikasi pupuk mikro pada saat yang tepat meningkatkan produktivitas tegakan HTI di lahan gambut, survey dan pemetaan tanah pada semua areal Unit Usaha. Tujuan dari survey dan pemetaan tanah mineral adalah mengklasifikasi tanah dan memetakannya sebagai dasar untuk penetapan praktek pengelolaan HTI, survey tanah ini dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Asian Agri (Baserah, Langgam, Langsat, Corridor, Teso West) dan BaLitBang Tanah Bogor (Teso East, Cerenti, Logas, Mandau, Ukui, Nagodang, Dumaifiber dan Pulau Padang), Hingga sekarang lahan yang sudah disurvey oleh Riaufiber dan Indrafiber seluas 124,600 ha, Dumaifiber 15,000 ha dan juga membantu Pulau Padang (35,000 ha). Survey dan pemetaan tanah pada beberapa kawasan milik perusahaan menghasilkan 52 famili tanah, lalu dari famili yang ditemukan dikelompokkan sesuai dengan tanah-tanah yang mirip sifatnya dan menghasilkan 13 unit grup tanah dengan sifat yang mirip. Kegunaan dari pengelompokkan tadi adalah untuk menganalisa kesesuaian tanah dengan proses manajemen plantation yang dilakukan oleh perusahaan, terdiri dari klasifikasi kemiringan lahan, penarikan informasi pemanenan, informasi kegiatan silvikultur, informasi genetik, serta hama dan penyakit (Gambar 8). Gambar 8. Skema Pengelolaan HTI di RDD (Sumber : PT. RAPP, 2011)
25 Program kesehatan tanaman di PT. RAPP bertujuan untuk meminimalkan resiko hama penyakit untuk mencapai produksi potensial dan menghindari pengeluaran yang mahal dan tidak perlu untuk pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan utama pada program kesehatan tanaman berupa identifikasi atau diagnosis masalah hama dan penyakit melalui pengendalian hama terpadu, telaah tentang biologi dan dampak dari hama dan penyakit utama, pengamatan terhadap perkembangan hama dan penyakit, percobaan metode pengendalian hama dan penyakit yang efektif, pelatihan atau penyuluhan dan publikasi tentang hama dan penyakit. Pada pengendalian hama terpadu dilakukan pencegahan, pengamatan, dan pengendalian yang dimulai dengan pemilihan spesies tanaman dan identifikasi hama potensial hingga pengendalian hayati seperti apa yang dilakukan yang terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Pengendalian Hama Terpadu dalam HTI (Sumber : PT. RAPP, 2011) Program pengendalian hayati adalah program yang bertujuan untuk membuat tanaman tetap sehat dengan cara alami, digunakannya pengendalian secara hayati adalah untuk mengurangi penggunaan pestisida, karena pestisida berdaya racun yang tinggi hingga sering kali membunuh spesies non sasaran, hanya menjadi solusi jangka pendek, dan harganya relatif mahal. Pengendalian hayati yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengembangkan predator atau musuh alami hama seperti mengembangkan laba-laba, sycanus, semut hitam dan belalang sembah (Gambar 10).
26 Gambar 10. Pengendalian Hayati dengan Predator Hama (Sumber : PT. RAPP, 2011) Program pengembangan lanskap arboretum RDD ditujukan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk HTI dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang digunakan untuk HTI sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar dengan begitu peneliti, pegawai, masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ada pada kawasan produksi HTI. Program ini diharapkan akan menghasilkan desain untuk pengembangan sarana bernilai estetis pada arboretum kawasan RDD. Kegiatan pengembangan lanskap arboretum kawasan RDD berupa proses perancangan yang dimulai dari pengumpulan data dan pembentukan konsep hingga pelaksanaan desain di lapangan, seperti survey dan pendataan ulang, pengukuran ulang, serta aplikasi permodelan penanaman lanskap, desain penanaman lanskap, dan pengelolaan lanskap arboretum.