24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang. Kawasan ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 57/Kpts-II/1985 tanggal 7 Maret 1985. Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) diberikan kepada PT. Indosuma Putra Citra dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 735/Kpts-II/1999 tanggal 22 September 1999 yang pengelolaanya di bawah Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Selatan. Kemudian kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Punti Kayu berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 9273/Kpts- II/2002 tanggal 7 Oktober 2002. Luas kawasan TWA Punti Kayu yang dikelola oleh PT. Indosuma Putra Citra yaitu 39,9 ha (Sawitry 2004). Pengusahaan pariwisata alam TWA Punti Kayu bertujuan untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari agar dapat memberikan keuntungan secara ekologi dan ekonomi. Sehingga dapat mendukung program pemerintah di bidang kepariwisataan yaitu meningkatkan pendapatan negara di sektor non migas, membuka kesempatan berusaha dan kesempatan bekerja bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat di sekitar TWA Punti Kayu (PT Indosuma Putra Citra 2009). 4.2 Kondisi Fisik 4.2.1 Letak dan Luas TWA Punti Kayu secara geografis terletak antara 103 11-103 13 BT dan 3 11-3 12 LS. Lokasi TWA Punti Kayu berbatasan dengan areal dan kawasan sebagai berikut (Sawitry 2004): a. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Raya Kol. H. Burlian dan tanah milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan. b. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk.
25 c. Sebelah selatan berbatasan dengan tanah Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, dan tanah negara Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan. d. Sebelah barat berbatasan dengan daerah rawa- rawa Talang Buruk. Kawasan ini secara administrasi terletak di dalam wilayah Kecamatan Sukarame, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan seluas 50 ha. 4.2.2 Topografi Kawasan TWA Punti Kayu bertopografi datar sampai bergelombang dengan ketinggian antara 3-20 m dpl. Kawasan TWA ini sebagian besar berupa daratan seluas 38,8 ha dan sisanya 11,2 ha berupa rawa tergenang sepanjang tahun (Sawitry 2004). 4.2.3 Iklim dan Hidrologi Iklim kawasan TWA Punti Kayu menurut sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1952) termasuk ke dalam tipe iklim A dengan dua musim yaitu musim kemarau yang terjadi antara bulan April-September dan musim penghujan antara bulan Oktober-Maret. Jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 2.350-2.864 mm/tahun. Suhu tertinggi mencapai 34 C dan suhu terendah 28 C, dengan kelembaban udara relatif rata-rata sekitar 68%. Sumber air yang terdapat di TWA Punti Kayu berupa sungai dan sumur. Dua buah sungai dimaksud yaitu Sungai Seluang dan Sungai Kemang. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih diperoleh dari sumur yang kedalaman air tanahnya antara 2-3 m (Sawitry 2004). 4.2.4 Tanah dan Geologi Jenis tanah di TWA Punti Kayu berdasarkan Peta Tanah Eksploitasi Sumatera Selatan (Lembaga Penelitian Tanah dan Pemupukan) adalah Podsolik Merah Kuning dengan susunan geologi terdiri dari formasi Neogen (Pliosin dan Nisen) berdasarkan Peta Ikhtisar Geologi Sumatera Selatan.
26 4.2.5 Aksesibilitas TWA Punti Kayu merupakan tempat wisata yang mempunyai aksesibilitas yang tinggi karena lokasinya yang terletak di pinggir jalan raya tepatnya di Jl. Raya Kol. H. Burlian. Kawasan ini menghubungkan Kota Palembang ke arah Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang sejauh 7 km selama ±15 menit. Fasilitas transportasi angkutan darat yang memadai melalui jalan beraspal dengan kondisi baik (Sihotang 1999). 4.3 Kondisi Biologi 4.3.1 Keanekaragaman Flora Vegetasi kawasan TWA Punti Kayu 32 ha merupakan hutan tanaman yang didominasi oleh jenis pinus (Pinus merkusii), mahoni (Swietenia mahagoni), kayu putih (Melaleuca leucadendron), akasia (Acacia auriculiformis), dan Acacia mangium (Sawitry 2004). 4.3.2 Keanekaragaman Fauna Keanekaragaman jenis dan populasi satwa yang ada di taman wisata alam ini sangat sedikit, hal ini berkaitan erat dengan keanekaragaman jenis pohon yang sangat terbatas, luas, serta kondisi lingkungan di sekitar TWA Punti Kayu (Sawitry 2004). Jenis fauna yang terdapat di lokasi ini antara lain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), siamang (Hylobates syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), ular piton (Python spp.), burung raja udang (Halcyon chloris), murai (Copsychus malabaricus), kutilang (Pycnonotus aurigaster), dan bubut (Centripus sinensis) (Sawitry 2004). 4.4 Potensi Wisata TWA Punti Kayu sebagian besar ditumbuhi pohon pinus yang merupakan hutan tanaman. TWA ini mempunyai beberapa tempat yang dijadikan obyek wisata yaitu Hutan Pinus, Taman Satwa, Taman Rekreasi, Danau, Arena Outbound, Museum Fauna, Kolam Renang, dan Panggung Hiburan. Masingmasing obyek mempunyai karakteristik masing-masing sehingga menarik untuk dikunjungi (Tabel 11).
27 Tabel 11 Obyek daya tarik wisata di TWA Punti Kayu No Obyek wisata Deskripsi 1. Hutan tanaman berupa hutan pinus Kawasan hutan tanaman yang memberikan hawa yang sejuk dan segar serta pemandangan alam yang indah. Selain itu, lokasi hutan pinus sering digunakan untuk foto pra wedding 2. Museum Fauna Museum fauna berisi satwa-satwa yang diawetkan 3. Taman Satwa Taman satwa berisi satwa-satwa baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Satwa yang terdapat di taman satwa merupakan satwa titipan dari hasil sitaan BKSDA. Satwa tersebut dimanfaatkan untuk wisata pendidikan kepada masyarakat mengenai satwa 4. Danau Pengunjung bisa menikmati pemandangan alam yang indah serta dapat berekreasi perahu yang telah disediakan pengelola. Lokasi ini juga merupakan tempat yang sering digunakan untuk foto pra wedding 5. Taman Rekreasi Kegiatan yang dapat dilakukan di taman rekreasi ialah bermain komedi putar, kincir, jet putar, dan permainan lainnya. Di lokasi ini pengunjung juga dapat menunggang gajah dan kuda ditemani oleh pawangnya masing-masing 6. Arena Outbound Outbound yang disediakan yaitu flying fox yang dapat dinikmati oleh pengunjung dengan harga terjangkau 7. Kolam Renang Kolam renang yang dapat dikunjungi pengunjung yang mau berenang 8. Panggung Hiburan Panggung hiburan diperuntukkan untuk menghibur pengunjung yang datang ke TWA Punti Kayu. Panggung hiburan ini hanya dibuka pada saat ramai pengunjung yaitu pada hari libur nasional 4.5 Organisasi Pengelola Struktur organisasi dimaksudkan untuk memberikan fungsi dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan baik secara struktural maupun fungsional Adapun rencana struktural organisasi untuk pengusahaan pariwisata alam di TWA Punti Kayu (Sihotang 1999). Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab adalah sebagai berikut: 1. Direktur Bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tujuan perusahaan. 2. Manajer Pelayanan Umum Bertugas menangani dan mengkoordinasikan hal-hal yang berhubungan dengan wisatawan, menangani pelayanan serta melakukan perencanaan pemasaran yang berkaitan dengan anggaran dan peningkatan pendapatan serta peningkatan wisatawan.
28 3. Manajer Peralatan/ Perlengkapan Bertugas menangani, mengontrol, dan mengkoordinasikan kebersihan seluruh fasilitas pengelolaan, fasilitas rekreasi, fasilitas penunjang lainnya beserta lingkungannya, mengkoordinasikan dan mengontrol semua urusan yang berhubungan dengan masalah teknis seperti penyediaan air bersih serta mengkoordinasikan masalah personalia. 4. Manajer Keuangan Bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengendalian yang berkaitan dengan anggaran, sistem, dan prosedur akuntansi serta membuat laporan keuangan secara periodik. 5. Manajer Personalia Bertugas menangani dan mengontrol seluruh kegiatan petugas lapangan dari seluruh kegiatan pengusahaan. 6. Manajer Keamanan dan Lingkungan Bertugas melakukan perencanaan, koordinasi dan pengendalian yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan keamanan. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh TWA Punti Kayu adalah 9 orang di bawah PT. Indosuma Putra Citra. Tenaga kerja tersebut belum termasuk pekerja harian lepas serta tenaga kerja tambahan pada hari minggu dan libur nasional yang biasanya mengalami lonjakan pengunjung. Tenaga kerja harian lepas dan tambahan merupakan penduduk sekitar kawasan yang diberdayakan. Petugas bagian taman satwa (animal keeper) tidak memiliki dasar pendidikan pengelolaan satwa.