BAB III GAMBARAN LOKASI STUDI

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN LOKASI STUDI 3.1. Umum Danau Cisanti atau Situ Cisanti atau Waduk Cisanti terletak di kaki Gunung Wayang, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Secara geografis Waduk Cisanti terletak pada LS dan BT. Waduk ini merupakan salah satu sumber mata air Sungai Citarum, Jawa Barat. Terdapat tujuh mata air yang bersatu di situ ini yaitu Pangsiraman, Cikahuripan, Cikawedukan, Koleberes, Cihaniwung, Cisadane dan Cisanti. Tujuh mata air di sekitar hutan milik PT Perhutani ini mengalir sepanjang musim dan menjadi sumber kehidupan bagi jutaan orang yang berada di bagian hilir. U Legenda: Gambar 3.1 Lokasi Situ Cisanti (Hasil olahan; Sumber: Bakosurtanal (2001), tanpa skala). III - 1

2 Desa Tarumajaya terletak sekira 40 km sebelah tenggara Kota Bandung, dengan ketinggian sekira meter di atas permukaan laut. Jalan aspal yang menuju ke desa tersebut telah menghubungkan dengan pusat keramaian di Ciparay, Majalaya, dan Pangalengan. Semula mata air Citarum yang berada di lereng Gunung Wayang, hanya berupa aliran selebar satu meter lebh, dengan daerah rawa berumput sebelum menuju hilir. Namun, sejak 2001, pemandangan tersebut berubah menjadi sebuah situ (danau) yang indah seluas 6 hektar, lengkap dengan keran pengatur air. Dinamakan Cisanti karena sesuai dengan salah satu mata air terbesar di daerah itu Kondisi Waduk Cisanti Kondisi ketujuh mata air Waduk Cisanti sudah tidak seperti dulu lagi. Dulu cucuran air dari ketujuh mata air tersebut masih mampu mengairi Citarum yang merupakan daerah aliran sungai (DAS) terpanjang di Jawa Barat, sekira 269 km hingga ke hilir Bekasi. Dulu, pancaran dari sumber mata air sangat deras sehingga mulai dari hulu hingga hilir air tetap besar dan tidak berubah baik saat musim hujan ataupun kemarau. Hal ini disebabkan hutan-hutan di kawasan sekitar hulu maupun sepanjang sungai sudah tidak selebat dulu. Banyak bagian tanah gundul, tanpa pepohonan besar. Hutan yang lebat berfungsi menahan air hujan dan meresapnya Data Teknis Waduk Cisanti Luas permukaan waduk Cisanti tergolong kecil, kurang lebih 9 Ha, dengan daerah tangkapan yang dilindungi oleh pemerintah seluas 40 Ha. Kedalaman Waduk Cisanti rata-rata 3 meter. Dilihat dari kedalamannya, yang terisi air hanya sekitar 2,5 meter. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III-1 dan III-2. Tabel III- 1 Data Teknis Waduk Cisanti No. Elemen Kondisi Fisik Waduk Keterangan Luas Waduk Kedalaman Waduk Kedalaman Air Rata-rata Ketinggian DPL m m 2.5 m m III - 2

3 Tabel III- 2 Data Kondisi Biogeofisik DAS Waduk Cisanti No. Elemen Kondisi Biogeofisik Keterangan Luas DAS Ketinggian dari permukaan air Topografi Geologi Vegetasi m m Datar curam (10-34%) Batu endapan/alluvial Hutan hujan tropis seperti pinus (Pinus mrcusii), kayu putih (Melaleuca 6. Intensitas Hujan leucadendra linn) mm/hari 3.4. Tataguna Lahan Daerah Tangkapan Waduk Cisanti Daerah tangkapan waduk Cisanti hampir seluruhnya merupakan lahan belum terbangun berupa lahan vegetasi liar, semak belukar dan pepohonan. Pepohonan yang tumbuh antara lain pohon pinus (Pinus mercusii), kayuputih (Melaleuca leucadendra linn), ki badak, rasamalam, dan suteu. Dahulu diketahui bahwa daerah tangkapan waduk Cisanti berupa pepohonan yang sangat lebat, namun hutan tersebut berkurang akibat penebangan yang dilakukan oleh penduduk sekitar. Perubahan tataguna lahan dari hutan yang lebat menjadi kebun campuran, perkebunan dan lahan campuran dapat menyebabkan peningkatan limpasan permukaan. Pada tabel III-3 tersaji tataguna lahan di daerah tangkapan waduk Cisanti. Tabel III- 3 Tataguna Lahan Daerah Tangkapan Waduk Cisanti No. Penggunaan Lahan Luas (m 2 ) 1. Hutan Semak/Belukar Perkebunan/kebun Tegalan/ladang III - 3

4 U Legenda: Gambar 3.2 Daerah tangkapan waduk Cisanti Iklim Wilayah Daerah Tangkapan Waduk Cisanti Waduk Cisanti terletak di kaki Gunung Wayang, dimana faktor orografi sangat mempengaruhi cuacanya seperti kebanyakan daerah pegunungan di pulau Jawa. Faktor orografi menyebabkan hujan sering turun pada siang atau sore hari. Posisi geografis Waduk Cisanti terletak di daerah tropis dimana perbedaan temperatur tidak begitu besar. Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat diasumsikan bahwa waduk Cisanti tidak terstratifikasi secara termal. Pada daerah tropis terjadi dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pergantian kedua musim tersebut mempengaruhi tinggi rendahnya curah hujan. Tinggi rendahnya curah hujan yang terjadi turut mempengaruhi fluktuasi muka air Waduk Cisanti Pemanfaatan Waduk Cisanti Pemanfaatan utama waduk Cisanti adalah sebagai sarana wisata. Ada beberapa alasan kenapa waduk ini dijadikan tempat wisata, yaitu udara di waduk Cisanti cukup dingin dan sejuk, letaknya juga dikelilingi hutan rimba campur dengan puluhan III - 4

5 spesies pohon yang usianya mungkin sudah ratusan tahun, dari sisa perambahan hutan yang dilakukan warga setempat. Banyak pengunjung atau wisatawan melakukan kegiatan pemancingan yang berlebihan, dalam arti kegiatan pemancingan dijadikan sebagai sandaran untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini sangat bertentangan dengan keinginan PT Perhutani yang justru menghimbau serta mengajak warga setempat dan wisatawan untuk ikut melestarikan ikan-ikan yang berada di lokasi waduk Cisanti dengan cara menanam dan menabur benih ikan pada waduk. Kegiatan pemancingan boleh dilakukan sebatas hobi dan dalam frekuensi yang tidak terlalu sering. Keberadaan waduk Cisanti sebagai salah satu mata air untuk sungai Citarum sangat penting dan perlu dilestarikan, termasuk habitat ikannya, mengingat banyaknya kerusakan hutan yang terjadi di Jawa Barat. Mata air ini dapat menjadi andalan kebutuhan air untuk pertanian, minum, dan pembangkit tenaga listrik. III - 5