IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL RIRIN DERWINA NPM : 10060091 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Oleh: Ririn Derwina* Azrul Said** Rahma Wira Nita** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was have background from activity of visited home that done by counselor did not carried out with well, until problem solving of the students are not yet maximal. This research is a qualitative research that produces descriptive. The key informants in this research are 3 counselors. Additional informants in this research are 8 students who have been ever visited their home by counselor. The instruments used in this research are interviews and documentation studies. The data analyses are data reduction, data presentation and conclusion. The results show that 1) the form of home visit establishes planning that the students should be do, but do not ask permission to the students before doing home visit 2) the implementation of meeting to discuss of students problem until get the conclusion and make a family commitment in solving problem of the students 3) the form of evaluation by doing of observation, can home visit walk well 4) the form of analysis result evaluation by looking of absent and information from teacher of learners 5) the form of follow-up of continue by home visit and carry out of individual counseling service and information service about the rules of school and increase the self-motivation. Keywords: implementation of home visit activitis, problem solving PENDAHULUAN Pendidikan identik dengan sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan dan tempat menimba ilmu pengetahuan. Pelaksanaan pendidikan bagi peserta didik mengacu kepada tercapainya tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, seharusnya diberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah. Dengan tercapainya tujuan yang optimal maka peserta didik akan terhindar dari berbagai permasalahan. Bimbingan dan konseling (BK) merupakan komponen yang ikut andil dalam mencapai tujuan tersebut. Kegiatan pelayanan BK diberikan oleh seseorang yang terlatih yang dinamakan guru BK atau konselor kepada klien yang memerlukan bantuan sehingga klien dapat menjalani kehidupan yang membahagiakan. Menurut Hamdani (2012:25): Guru BK bertugas merencanakan program BK, memasyarakatkan program BK, dan melaksanakan persiapan kegiatan BK, mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan BK dan menganalisis hasil evaluasi dan mengadministrasikan
kegiatan BK dan mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru BK. Sekolah harus menyediakan pelayanan BK, dimana pelayanan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kegiatan pendukung sebagai penunjang pelaksanaan pelayanan BK yang optimal. Upaya bantuan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah, adakalanya guru BK membutuhkan kerjasama dan bantuan serta komitmen dari pihak orangtua atau keluarga klien di Salah satu kegiatan pendukung yang dapat dilakukan adalah kunjungan Menurut Sukardi (2008:91) : Kunjungan rumah yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentasanya permasalahan peserta didik (klien/konselor) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan keluarga lainnya. Berdasarkan studi awal yang peneliti lakukan dengan guru BK di SMP Pertiwi 2 Padang selama melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan Konseling- Sekolah (PPLBK-S) pada bulan Juli-Desember 2013, terungkap bahwa guru BK belum mendalami secara rinci penyebab permasalahan yang dialami oleh peserta didik sebelum dilakukan kunjungan rumah, belum memahamai apakah perlunya dilakukan kegiatan kunjungan rumah terhadap penyelesaian masalah peserta Kemudian di lapangan juga terungkap bahwa dalam tahap perencanaan kegiatan kunjungan rumah belum sesuai, sehingga belum terlaksana secara optimal. Dimana Guru BK melakukan kegiatan kunjungan rumah hanya berdasarkan inisiatif sendiri dan tanpa persetujuan dari peserta didik yang bermasalah. Tidak meminta izin dan meyakinkan peserta didik akan pentingnya melakukan kunjungan rumah dalam penyelesaian masalah yang dimilikinya. Dalam hal ini akan terjadi kesenjangan antara masalah yang terjadi pada diri peserta didik dengan penjelasan orang tua peserta didik di rumah, bahkan mereka membantah apa yang dikatakan guru BK tentang masalah yang terjadi dengan anaknya di sekolah. Dengan demikian data yang diperoleh tentang peserta didik dari keluarga diragukan keakuratannya, dan tidak juga terbentuknya komitmen orang tua/wali/anggota keluarga lain dalam penyelesaian masalah peserta Setelah kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan guru BK, banyak masalah peserta didik yang masih belum terentaskan, dan masih mengalami hambatan. Seperti peserta didik yang sering terlambat datang ke sekolah yang mengganggu proses belajarnya, setelah dilakukan kunjungan rumah masih belum mengalami perubahan, hal ini disebabkan pada tahap pelaksanaan kunjungan rumah, guru BK belum membentuk komitmen dengan orang tua/wali/anggota keluarga lainnya dalam penyelesaian masalah peserta didik di sekolah. Bahkan setelah kunjungan rumah ada orang tua peserta didik lebih memilih untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain, dengan alasan pihak sekolah dan guru BK terlalu mencampuri urusan keluarga mereka. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Adanya peserta didik yang tidak hadir ke sekolah pada waktu yang lama tanpa keterangan. 2. Kunjungan rumah dilakukan tanpa perencanaan sehingga kegiatan tidak berjalan optimal. 3. Dalam melakukan kunjungan rumah, guru BK belum meminta izin peserta didik sebelum melakukan kegiatan kunjungan 4. Setelah kegiatan kunjungan rumah masih terdapat masalah yang belum terentaskan. 5. Masih ada peserta didik yang masih terlambat walaupun setelah dilakukan kunjungan 6. Tidak adanya komitmen dari orang tua/wali/anggota keluarga dalam penyelesaian masalah peserta 7. Hasil kunjungan rumah yang diperoleh tidak akurat sehingga permasalahn peserta didik tidak terungkap. 8. Evaluasi yang dilakukan guru BK terhadap kegiatan kunjungan rumah masih kurang diperhatikan terutama terhadap penggunaan data hasil kunjungan Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus penelitian ini adalah: 1. Perencanaan yang dilakukan Guru BK dalam melakukan kunjungan rumah dalam menyelesaikan masalah peserta
2. Pelaksanaan yang dilakukan Guru BK dalam melakukan kunjungan rumah dalam menyelesaikan masalah peserta 3. Evaluasi yang dilakukan Guru BK dalam melakukan kunjungan rumah dalam menyelesaikan masalah peserta 4. Analisis hasil evaluasi dilakukan Guru BK dalam melakukan kunjungan rumah dalam menyelesaikan masalah peserta 5. Tindak lanjut yang dilakukan Guru BK dalam melakukan kunjungan rumah dalam menyelesaikan masalah peserta Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Kegiatan Kunjungan Rumah oleh Guru BK dalam Menyelesaikan Masalah Peserta Didik?. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan : 1. Perencanaan kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang. 2. Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang. 3. Evaluasi kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang. 4. Analisis hasil evaluasi kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang. 5. Tindak lanjut kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang. Diharapkan kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya bagi : 1. Guru BK, sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik melalui kunjungan 2. Kepala sekolah dan guru untuk membantu menyelesaikan masalah peserta didik dan mendukung dalam menunjang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling serta memfasilitasi berbagai keperluan yang dibutuhkan. 3. Koordinator BK, sebagai acuan bagi koordinator BK dalam menyelenggarakan program bimbingan konseling serta untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta 4. Pimpinan program studi, sebagai masukan dalam upaya mempersiapkan calon guru BK yang profesional dalam hal mengatasi permasalahan peserta 5. Peserta didik, agar masalah yang dihadapinya dapat dientaskan dengan baik. 6. Peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam memahami peserta didik khususnya peran guru BK dalam menangani masalah peserta 7. Peneliti selanjutnya, sebagai pedoman atau dasar penelitian lebih lanjut. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Sukmadinata (2010:60) penelitian kualitatif ( Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian akan dilakukan oleh peneliti dari bulan Mei sampai bulan Juli di SMP Pertiwi 2 Padang. Dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan atau mengungkapkan data tentang impelemtasi kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling yaitu sumber data utama adalah 3 orang guru BK kemudian yang menjadi informan tambahan adalah 8 orang peserta didik yang pernah diberi kunjungan rumah, dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar seperti bola salju yang menggelinding lama-lama menjadi besar. Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa wawancara, dan studi dokumentasi. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:302-311), yaitu: kepercayaan
(credibility), keteralihan (transferability), dapat dipercaya ( depenability). Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:277-283) menjelaskan dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data ( display data), penarikan kesimpulan (verifikasi). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk perencanaan yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa dalam perencanaan kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik yakni pertama menentukan peserta didik yang akan dikunjungi rumahnya, dalam meyakinkan peserta didik guru BK hanya melakukan kunjungan rumah tanpa persetujuan dari peserta didik, dan merupakan atas kemauan pribadi dari guru BK. Sebelum kunjungan rumah dilakukan guru BK hanya memberitahukan kepada peserta didik bahwa akan melakukan kunjungan rumah tanpa meminta pendapat atau persetujuan dari peserta Kemudian guru BK menyiapkan menyiapkan data atau informasi pokok yang perlu dikomunikasikan dengan keluarga yakni data absensi, biodata peserta didik, data beberapa kali memanggil siswa, data berapa kali memanggil orang tua dan data nilai-nilai yang diperoleh dari guru-guru mata pelajaran yang mengajar di kelasnya. Kemudian menyiapkan materi kunjungan rumah yakni podoman wawancara yang terkait dengan permasalahan peserta didik di sekolah. Serta menyiapkan kelengkapan administrasi berupa Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling (RPKP - BK), Laporan Pelaksanaan Program (Laperprog) dan surat pemberitahuan kunjungan Dalam perencanaan tidak sesuai dengan implementasinya, yakni meyakinkan peserta didik akan pentingnya kunjungan rumah, bila hal ini tidak dilakukan maka peserta didik akan merasa guru BK terlalu mencampuri uruasannya sehingga harus sampai mendatangi rumahnya. Hal ini akan membuat peserta didik takut dan membuatnya menjadi berbohong untuk menutupi kesalahannya. Sebelum melakukan kunjungan rumah sangat diharapkan kerelaan dari peserta didik untuk bersedia dilakukan kunjungan rumah, seperti yang ditegaskan oleh Prayitno (2006:6) asas dalam kunjungan rumah adalah asas kesukarelaan dan keterbukaan. Dalam hal ini terlebih dahulu klien diminta persetujuannya untuk dilakukan kunjungan Dengan klien dibahas kegunaan kunjungan rumah, khususnya dalam kaitannya dengan masalah yang ia alami. Jika guru BK lebih memberikan penjelasan dan meyakinkan peserta didik akan pentingnya kunjungan rumah untuk membantu penyelesaian masalah, maka peserta didik akan dapat menerima dengan sukarela dan tidak timbul beban dalam dirinya. Guru BK akan dapat mengungkap masalah peserta didik dengan mudah sehingga diperoleh informasi penyebab dan jalan keluar yang baik untuk peserta Peserta didik juga akan merasa terbantu dan mendapat perhatian dari guru BK. 2. Bentuk pelaksanaan yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa dalam pelaksanaan kunjungan rumah yakni guru BK dalam mengkomunikasikan kegiatan kunjungan rumah terhadap pihak keluarga melalui telepon dan surat pemberitahuan kunjungan rumah yang diberikan langsung kepada peserta didik maupun dititipkan kepada teman peserta didik yang berdekatan Dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah hal yang dilakukan guru BK adalah: a. Membuka pertemuan kunjungan rumah b. Melakukan penstrukturan c. Membahas masalah yang dialami oleh peserta d. Melengkapi dan menggali data yang dibutuhkan menyangkut peserta e. Meminta komitmen pihak keluarga dan anggota keluarga yang lain tentang penyelesaian masalah peserta f. Melakukan penyimpulan.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh Prayitno (2006:14) bahwa kegiatan dalam kunjungan rumah yakni bertemu orang tua/wali/anggota keluarga lain, membahas permasalahan klien, melengkapi data, mengembangkan komitmen orang tua/wali/anggota keluarga lain, menyelenggarakan konseling keluarga (jika diperlukan atau dimungkinkan), merekam dan menyimpulkan hasil kegiatan. Dalam pelaksanaan kunjungan rumah guru BK melaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan kunjungan rumah maka guru BK akan dapat melengkapi data dan menggali berbagai informasi menyangkut peserta didik dari pihak keluarga. Hal ini akan memberikan kemudahan guru BK dalam menangani masalah peserta didik dan dapat menjalin kerja sama dengan pihak keluarga dalam penyelesaian masalah peserta didik di sekolah. Bila pelaksanaan kunjungan rumah dilakukan tanpa mengikuti prosedur pelaksanaan kunjungan rumah yakni mulai dari mengkomunikasikan rencana kunjungan rumah, pembahasan masalah peserta didik, melengkapi data dan membentuk komitmen dengan pihak keluarga maka penyebab masalah dari peserta didik tidak akan terungkap. Hal ini akan memberikan kesulitan guru BK dalam penanganan masalah peserta didik, pihak keluarga yang tidak dapat menjalin kerjasama dengan baik dengan pihak sekolah maka akan membuat kesulitan dalam merubah kebiasaan peserta didik ke arah yang lebih baik. 3. Bentuk evaluasi yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan Pada tahap evaluasi kegiatan kunjungan rumah, dari penelitian yang dilakukan diperoleh, guru melakukan evaluasi mulai dari penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan kunjungan rumah melalui pengamatan dari kehadiran peserta didik ke sekolah, kemudian penilaian terhadap keakuratan data yang diperoleh dengan membandingkan data yang diperoleh dari pihak keluarga dengan data yang ditanyakan langsung dari peserta didiki. Kemudian melakukan penilaian terhadap kegunaan dari data tersebut, yakni untuk memberikan penjelasan terhadap pihak yang dikaitkan dengan masalah peserta didik yakni kepada kepala sekolah dan wali kelasnya. Melakukan evaluasi sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan kunjungan Ditegaskan Prayitno (2006:11) bahwa kegiatan kunjungan rumah dinilai atas proses dan hasil-hasilnya. Kelancaran penyelengaraan kunjungan rumah, sejak dari perencanaan sampai dengan berakhirnya kegiatan, harus menjadi perhatian konselor. Perubahan yang terjadi pada diri peserta didik memberikan gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan kunjungan Peserta didik yang tidak mengalami perubahan menunjukkan bahwa pelaksanaan kunjungan rumah tidak optimal dan komitmen dari pihak keluarga tidak berjalan dengan baik. Maka hal ini membutuhkan tindak lanjut yang tepat oleh guru BK. Pelaksanaan kunjungan rumah yang tidak berjalan dengan baik akan membuat pihak sekolah akan menetapkan kebijakan terhadap peserta didik yakni dengan memberikan surat perjanjian yang berisi akan menerima hukuman bila melanggar peraturan lagi. 4. Bentuk analisis hasil evaluasi yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terungkap bahwa dalam menganalisis hasil evaluasi diperoleh analisis bahwa peserta didik sudah mulai menunjukkan perubahan yakni sudah mulai rajin ke sekolah, data yang diperoleh dapat memberikan informasi kepada wali kelas tentang penyebab masalah yang dialami oleh peserta Hasil analisi ini menunjukkan bahwa kunjungan rumah dapat berjalan dengan baik dan dapat memerikan kegunaan dalam penyelesaian masala peserta didik, hal ini terlihat dari perubahan dari tidak baik menjadi baik. Apabila penggunaan hasil kunjungan rumah tidak sesuai dengan tingkat masalah maka penyelesian masalah peserta didik tidak akan menemukan titik terang, hal ini akan mempersulit dalam melakukan tindak lanjut yangb sesuai dengan tingkat masalah peserta didi. Dengan demikian menganalisi
hasil evaluasi akan memberikan gambaran tentang bentuk tindak lanjut yang akan diberikan. Sebaliknya bila hasil kunjungan rumah dapat digunakan dengan baik maka akan mempermudah dalam pengentasan masalah peserta didik. 5. Bentuk tindak lanjut yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil dari tindak lanjut yang dilakukan guru BK setelah kunjungan rumah yakni kembali melakukan kunjungan rumah ulangan bila masalah peserta didik masih belum terentaskan. Kemudian memberikan layanan bimbingan konseling yakni layanan konseling perorangan dan konseling informasi yakni informasi peraturan sekolah dan informasi meningkatkan motivasi belajar. Dalam hal ini guru BK sangat berperan memberikan pelayanan bimbingan konseling yang tepat dalam penyelesaian masalah peserta didik di sekolah. Menurut Lubis (2011:21), mendefenisikan : Guru BK adalah pihak yang membantu klien dalam proses konseling. Sebagai pihak yang paling memahami dasar dan teknik konseling secara luas, konselor dalam menjalankan perannya bertindak sebagai fasilitator bagi klien. Selain itu, konselor juga bertindak sebagai penasehat, guru, konsultan yang mendampingi klien sampai klien dapat menemukan dan mengatasi masalah yang dihadapinya. Melakukan tindak lanjut dalam kunjungan rumah akan menentukan langkah yang akan dilakukan guru BK setelah dilakukan kunjungan Melakukan kunjungan rumah ulangan merupakan langkah yang baik untuk penyelesaian masalah peserta didik sampai tuntas. Karna kadang-kadang melakukan kunjungan rumah hanya sekali maka peserta didik kembali melakukan masalah yang sama di sekolah. Dan memberikan layanan bimbingan dan konseling setelah kunjungan rumah merupakan salah solusi dalam penyelesaian masalah peserta didik Bila tindak lanjut tidak dilakukan guru BK setelah melakukan kunjungan rumah maka komitmen yang diperoleh dari pihak keluarga dengan guru BK tidak akan terlaksana. Bila komitmen yang telah diperoleh tidak dijalankan maka masalah peserta didik tidak akan dapat diselesaikan. Kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan tidak akan menghasilkan apa-apa terhadap penyelesaian masalah peserta KESIMPULAN Berdarakan hasil wawancara tentang implementasi kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK dalam menyelesaikan masalah peserta didik di SMP Pertiwi 2 Padang: 1. Perencanaan yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan rumah yakni dengan menetapkan peserta didik yang akan dilakukan kunjungan rumah dengan melihat tingkat masalah dan bila orang tua peserta didik tidak hadir ke sekolah setelah dipanggil, rencana kunjungan rumah dilakukan berdasarkan keinginan dan inisistif dari guru BK tanpa persetujuan dari peserta didik hanya pemberitahuan melalui surat pemberitahuan kunjungan Kemudian menyiapkan data-data tentang peserta didik serta materi yang akan dibicarakan dengan pihak keluarga. Setelah dilakukan penetapan waktu dengan pihak keluarga baru dilakukan kunjungan 2. Pelaksanaan yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan rumah yakni bertemu dengan pihak keluarga dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari kunjungan rumah, dalam pertemuan dibahas masalah peserta didik sampai dengan kesimpulan dan membentuk komitmen dari keluarga dalam penyelesaian masalah peserta didik 3. Evaluasi yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan rumah dengan melakukan pengamatan apakah kunjungan rumah dapat berjalan dengan baik, kemudian data dari kunjungan rumah rangkuman beberapa kali telah melakukan kunjungan 4. Analisis hasil evaluasi yang dilakukan guru BK dengan melihat kehadiran peserta didik melalui absensi kelas, serta memperoleh informasi langsung dari wali kelas dan guru mata pelajaran tentang perubahan yang terjadi dengan peserta
5. Tindak lanjut yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan rumah yakni dengan melakukan kunjungan rumah ulangan jika masalah masih dilakukan oleh peserta didik, kemudian setelah kunjungan rumah diberikan layanan konseling perorangan dan layanan informasi tentang peraturan sekolah dan informasi tentang meningkatkan motivasi diri. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ini menyarankan kepada pihak yang terkait sebagai berikut : 1. Guru BK lebih dapat memahami dan mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan konseling terutama kegiatan kunjungan rumah sehingga terlaksana: a. Guru BK lebih dapat menentukan peserta didik yang tepat untuk dilakukan kunjungan b. Lebih maksimal dari perencanaan yakni mempersiapkan keperluan dalam kunjungan rumah mulai dari meyakinkan peserta didik, menyiapkan data, materi dan kelengkapan administrasi. c. Pelaksanaan dari bertemu dengan pihak keluarga, membahas masalah sampai membentuk komitmen pihak keluarga dalam penyelesaian masalah peserta d. Evaluasi serta tindak lanjut kegiatan kunjunagn e. Kemudian mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik agar mereka kembali mematuhi peraturan sekolah, tidak mengalami ketinggalan pelajaran dan mendapat nilai yang baik. 2. Peserta didik agar mampu mengemukakan masalah yang dialami dengan jujur dan dengan suka rela kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan, sehingga masalah tersebut dapat dientaskan oleh guru BK melalui kegiatan kunjungan 3. Kepada guru dan personil sekolah yang ada, diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam pengentasan masalah peserta didik, agar mereka merasa nyaman berada di sekolah dan tidak melakukan pelanggaran lagi. 4. Kepala sekolah, diharapkan dapat mendukung dan mengkoordinir pelaksanaan berbagai layanan bimbingan konseling dan kegiatan pendukung bimbingan konseling. 5. Pengelola BK STKIP PGRI Sumatera Barat, untuk dapat melahirkan guru BK yang profesional sehingga mampu menerapkan ilmunya baik di sekolah maupun di masyarakat. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi terhadap faktor-faktor penghambat implementasi kegiatan kunjungan rumah oleh guru BK. KEPUSTAKAAN Hamdani. 2012. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : CV Pustaka Setia. Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prenada Media Group. Prayitno. 2006. Seri Kegiatan Pendukung Konseling P.1-P.6. Padang : UNP. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.