TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna putih atau kekuningan. Tanaman kelapa sawit berakar serabut.perakarannya sangat kuat karena tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar promer, sekunder, tersier dan kuarter. Akar tersier dan kuarter merupakan bagian perakaran paling dekat dengan permukaan tanah. Kedua jenis akar ini banyak ditumbuhi bulu-bulu halus yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra) (Fauzi, et al, 2002). Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil maka batangnya tidak memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang.batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bonggol batang. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas.laju pertumbuhan tinggi batang dipengaruhi oleh komposisi genetic dan lingkungan. Tinggi batang bertambah kira-kira 45 cm/tahun, tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan 15-18 meter sedangkan di alam dapat mencapai 30 meter (Risza, 1994). Daun pertama yang keluar pada stadium benih berbentuk lanset, beberapa minggu kemudian terbentuk daun berbelah dua dan beberapa bulan kemudian terbentuk daun seperti bulu atau menyirip. Misalnya pada bibit berumur lima bulan susunan daun terdiri atas lima lanset, empat berbelah dua dan sepuluh berbentuk
bulu. Susunan daun kelapa sawit membentuk daun menyirip. Letak daun pada batang mengikuti pola tertentu yang disebut filotaksis (Sastrosayono, 2008). Pada umur tiga tahun, kelapa sawit sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008). Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendiriny (Hadi, 2004). Biji kelapa sawit bersifat dorman sampai sekitar enam bulan. Kondisi dorman ini dapat dipatahkan, antara lain dengan pemanasan biji. Waktu berkecambah, embrio mengembang, volume bertambah, bakal batang dan bakalakar tumbuh keluar dari cangkang melalui lubang pada cangkang tersebut dan berkembang menjadi batang, daun dan akar dibantu endosperm sebagai bahan makanan untuk pertumbuhan kecambah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pembibitan Kelapa Sawit Bahan tanaman kelapa sawit yang umum ditanam di perkebunan komersial yaitu persilangan dura x pisifera ( D x P ) yang disebut tenera. Tanaman induk
dura berasal dari 4 pohon kelapa sawit yang ditanam di kebun raya bogor ( 1848 ) dan dikenal sebagai deli dura ( Pahan, 2008 ). Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2-5 cm ditengah-tengah polibek dengan hati-hati dan dijaga agar akarnya tidak patah. Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan dibawah naungan dan sedikit demi sedikit intensitas cahaya yang masuk ditingkatkan (Satyawibawa dan Widyastuti, 1994). Bibit yang ditanam di pre nursery maupun main nursery perlu dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur.kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi serta yang paling penting adalah pemupukan (Setyamidjaja, 2008). Varietas Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan telah melepaskan beberapa varietas unggul kelapa sawit antara lain : D x P Yangambi memiliki Rerata produksi: 25-28 ton TBS/ha/tahun Rendemen minyak: 23-26% Produksi CPO: 5,8-7,3 ton/ha/tahun Rasio inti/buah: 7,2 % Pertumbuhan meninggi: 60-70 cm/tahun, Rata-rata jumlah Tandan = 13 tandan /pohon/tahun Rata-rata berat tandan = 16,0 Kg Pertumbuhan meninggi = 60 70 Cm/Tahun Panjang Pelepah = 6,09 Mtr Keunggulan : Produksi tandan tinggi, jumlah tandan banyak, ukuran tandan relatif kecil, kandungan minyak dalam tandan sangat baik, cocok ditanam di berbagai areal. Varietas Simalungun berasal dari persilangan antara tetua dura deli dengan tetua pisifera keturunan SP 540 T direkombinasikan dengan tetua yangambi (orijin Zaire) dan Marihat (orijin Kamerun), tinggi tanaman 3,63 meter (pada umur 7
tahun), kecepatan pertumbuhan 75-80 cm/tahun, warna daun hijau, panjang daun 6,20 meter, pelepah daun berpangkal besar, warna tangkai daun hijau muda, dengan pangkal bearwarna kecoklatan, tandan berduri sedikit, buah bentuk bulat sampai oval, berwarna hitam bila belum masak dan merah kekuningan setelah matang panen, umur mulai berbuah 22 bulan, umur mulai dipanen 28 bulan, jumlah tandan 12,5 tandan pertahun, produksi minyak 7,23 ton/ha/tahun, rerata produksi TBS 203,7 kg/pohon/tahon, rerata produktivitas TBS 27,5 ton/ha/tahun, buah pertandan 61,0 %, inti perbuah 9,3 %, cangkang perbuah 10,5 %, mesokarp perbuah 85,2 %, minyak/mesokarp 57,9 %, dan dianjurkan ditanam dengan kerapatan 130-135 pohon per hektar, tumbuh baikpada curah hujan 1500 3500 mm per tahun dengan ketinggian dibawah 400 meter dari permukaan laut. D x P Avros memiliki Rerata produksi: 24-27 ton TBS/ha/tahun Rendemen minyak: 23-26% Produksi CPO: 5,5-7 ton/ha/tahun Rasio inti/buah: 6,6 % Pertumbuhan meninggi: 60-80 cm/tahun Harga: Rp. 7.500,- Rata-rata jumlah Tandan = 12 tandan /pohon/tahun Rata-rata berat tandan = 16,0 Kg Potensi = 30 ton/ha/tahun Rendemen = 23 26 % Crude Palm Oil ( CPO) Rata-rata = 5,5 7,0 Ton/Ha/Tahun Potensi = 7,8 Ton/Ha/Tahun Pertumbuhan meninggi = 60 80 Cm/Tahun Panjang Pelepah = 6,08 Mtr Keunggulan : Produksi Tandan sangat tinggi terutama diawal pertumbuhan, tandan besar, tidak disarankan untuk ditanam diareal berlereng. Varietas adalah individu tanaman yang memiliki sifat yang dapat dipertahankannya setelah melewati berbagai proses pengujian keturunan. Setiap varietas memiliki perbedaan ciri-ciri yang khas yang dapat dibedakan antara varietas satu dengan yang lainnya.perbedaan itu baik dari segi anatomi, fisiologi
dan morfologi tanaman itu sendiri yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi dari suatu tanaman (Mangoendidjojo, 2003). Perbedaan kondisi lingkungan memberikan kemungkinan munculnya variasi yang akan menentukan penampilan akhir dari tanaman tersebut. Bila ada variasi yang timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal dari genotip individu anggota populasi (Mangoendidjojo, 2003). Media Tanam Solid Decanter Decanter solid (DS) adalah limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan TBS di PKS yang memakai sistem decanter. Untuk pemanfaatannya sebagai bahan pengganti pupuk, DS basah biasanya dikeringkan dulu, sebelum digunakan. DS kering yang dihasilkan, kadar airnya tidak boleh lebih dari 15%, kalau lebih maka bahan cepat berjamur dan tidak dapat disimpan lama.produksi DS basah adalah sekitar 5.7% dari TBS. Sedangkan produksi DS kering adalah sekitar 2% dari TBS. Baik DS basah maupun DS kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti pupuk pada TM (Lubis, et al.2000). Decanter solid dihasilkan dari decanter dari stasiun klarifikasi dan solid ini dari pabrik akan diaplikasikan ke perkebunan sawit, solid ini merupakan bahan organik yang mengandung sejumlah hara terutama Nitrogen(N). Kandungan hara dapat bervariasi, tetapi secara umum 1 ton DS basah (setara dengan 0.35 ton DS kering) mengandung sekitar 17 kg Urea, 3 kg TSP, 8 kg MOP dan 5 kg Kiserit (Schucardt, et al.2001). Serat (Serabut)
Serabut disebut juga sabut atau serat (fiber), berasal dari mesocarp buah sawit yang telah mengalami pengempaan di dalam screw press. Serabut sawit ukurannya relatif pendek sesuai dengan ukuran mesocarp buah sawit yang telah mengalami pengempaan.dibandingkan dengan nilai kalor TKKS (3.700 kcal/kg), nilai kalor serabut jauh lebih tinggi yaitu 4.586 kcal/kg karena lebih kering dan rendemen seratnya lebih tinggi. Kandungan kimia serabut didominasi oleh glucan (219 kg/ton BK), xylan (153 kg/ton BK), lignin (234 kg/ ton BK), SiO2 (632 kg/ton BK), K2O (90 kg/ ton BK), dan CaO (72 kg/ton BK) (Wahyono, et al. 2003). Serat sisa perasan buah sawit merupakan serabut berbentuk seperti benang. Bahan ini mengandung protein kasar sekitar 4% dan serat kasar 36% (lignin 26%) (Lubis, et al.2000). Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22 23% TKKS atau sebanyak 220 230 kg TKKS (Isroi, 2009). Keunggulan TKKS meliputi: kandungan kalium yang tinggi, tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Selain itu TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain: (1) memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan; (2) membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; (3) bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman; (4) merupakan pupuk yang
tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan (5) dapat diaplikasikan pada sembarang musim (Simamora dan Salundik, 2006).