VII. ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP KESEJAHTERAAN 7.1. Evaluasi Dampak Kebijabn Periode 29981999 Anaiisis perubahan kesejahteraan pada rentang waktu Tahun 1990-1999 (periode simulasi historis) bertujuan untuk mengevaluasi dampak perubahan faktor ekonomi yang teiah terjadi terhadap kesejahteraan produsen, konsumen (industri), dan pengeluaran devisa. Adapun skenario perubahan faktor ekonomi yang dilakukan pada periode ini adalah sebagai berikut; S 1 = Skenario peningkatan harga tepung terigu Indonesia sebesar 50 persen. S2 = Skenario peningkatan suku bunga sebesar 40 persen. S3 = Skenario penlngkaran tenaga kerja industri pengolahan makanan sebesar 15 persen. S4.= S5 == S6 == S7 == S8 == Skenario peningkatan impor tepung terigu Indonesia sebesar 500 persen. Skenario peningkatan penawaran gandum dunia sebesar 20 persen. Skenario peningkatan impor gandum Indonesia sebesar 25 persen. Skenario depresiasi rupiah terhadap dolar sebesar 300 persen. Skenario depresiasi rupiah terhadap doiar sebesar 300 persen dan peningkatan upah sebesar 15 persen. S9 == Skenario peningkatan impor gandum Indonesia sebesar 25 persen dan suku bunga sebesar 40 persen
95 S 10 = Skenario peningkatan impor gandum Indonesia sebesar 25 persen, harga terigu domestik sebesar 50 % dan impor tepung terigu sebesar 500 %. Perubahan surplus produsen, surplus konsumen, penerimaan pemerintah dan pengeluaran devisa ditunjukkkan pada Tabel 4 1. 7.1.1. Surplus Produsen Analisis surplus produsen dalam penelitian ini adalah analisis perubahan penerimaar~ industri tepung terigu. Berdasarkan simulasi faktor-fahor ekonomi peningkatan harga tepung terigu sebesar 50 persen, peningkatan suku bunga 40 persen, peningkatan upah tenaga kerja sektor industri sebesar 15 persen, peningkatan impor tepung terigu sebesar 500 persen dan depresiasi rupiah terhadap dolar sebesar 300 persen, tidak membawa dampak merugikan bagi produsen tepung terigu. Penurunan penerimaar: produsen tepung terigu terjadi jika perubahan tersebut ikut menurunkan harga tepung terigu domestik. Perubahan faktor ekonomi yang paling memberikan keuntungan bagi pengusaha tepung terigu adalah jika te jadi peningkatan impor tepung terigu Indonesia yaitu 50.60 persen (S4!, sedangkan yang paling merugikan pengusaha tepung terip adalah jika terjadi peningkatan impor gandum Indonesia, kerugian tersebut mencapai 30.69 persen (S6). Ini disebabkan sebagian pengusaha tepung terigu juga merupakan importir tepung terigu, sehingga dengan meningkatnya impor tepung terigu di pasar domestik dan dihapuskannya subsidi terhadap harga tepung terigu maka harga tepung terip domestik juga ikut meningkat menyesuaikan dengan harga dunia, sehingga dengan peningkatan harga harga tersebut maka menguntungkan bagi pengusaha tepung terigu.
Dengan alasan diatas maka pencabutan subsidi harga tepung terigu, yang diindikasikan dengan peningkatan harga tepung terigu tentunya menguntungkan bagi pengusaha tepung terigu sebesar 33.69 persen. Sedangkan dengan adanya peningkatan upah dan clepresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar pengusaha tepung terigu masih diuntungkan dengan persentase keuntungkan masing-masing sebesar I. I 1 persen dan 43.81 persen. 7.1.2. Surltlus Konsumen Analisis surplus konsumen dalam penelitian ini adalah analisis perubahan kesejahteraan industri mie, roti dan biskuit. Perubahan faktor ekonomi yang ~nenguntuni,rkan kesejahteraan industri adalah dengan adanya peningkatan impor cranduin Indonesia (S6), dan kombinasi peningkatan impor gandum Indonesia dan suku bungs (S9), kcuntungan tersebut masing-masing 25.35 persen dan 25.04 persen. Karena dengan per~ingkatan impor gandum maka penawaran tepung terigu domestik juga meningkat, sehingga harga domestik turun dan menyebabkan surplus pada sisi konsumen. Membuktikan bahwa dalam struktur pasar monopoli/oligopoli jika terjadi penawaran tepung terigu yang berlebih maka akan menyebabkan kerugian dari sisi produsen dan keuntungan dari sisi konsumen. Kebijakan pembebasan tataniaga gandum-tepung terigu yang menyebabkan peningkatan impor tepung terigu (S4) justru menurunkan kesejahteraan industri pengolahan makanan, ini disebabkan peningkatan impor tepung terigu menyebabkan meningkatnya harga tepung terigu domestik yang menyesuaikan dengan harga dunia, sehingga menurun kesejahteraan industri, pengolahan makanan.
Tabel 41. Darnpak Alternatif Kebijakan Periode Historis ( 1990-1999) Terhadap Perubahan Surplus Produsen, Surplus Konsumen, Pengeluaran Devisa dan Kesejahteraan Pelaku Pasar Keterangan: + = Meningkat - = Menurun % = (Nilai 1 Nilai Dasar) * 100%
7.1.3. Pengeluaran Devisa Percgeluaran devisa semakin meningkat dengan adanya perubahan faktor ekonomi peningkatan impor gandum indonesia (S6) serta kombinasi peningkatan impor gandum dan suku bunga (S9), masing-masing sebesar 24.47 persen. Penurunan pengeluaran devisa menurun dengan terjadinya depresiasi rupiah terhadap dolar (S7) serta komtlinasi depresiasi rupiah terhadap dolar dan peningkatan upah (S8) masing- ~nasing sebesar 89.35 persen dan 89.97 persen, ha1 ini disebabkan menurunnya volume impor gand um Indonesia. 7.2. Ringkasan Peningkatan harga tepung terigu akan meningkatkan surplus produsen sebesar 33.69 persen. naiknya surplus produsen karena te rjadi peningkatan harga produsen dan peningliatari produksi, sehingga ha1 ini akan menguntungkan produsen. Sedangkan bagi konsumen peningkatan harga akan menurunkan kesejahteraan karena harga semakin mahal. Secara umum kesejahteraan total ada peningkatan dibandingkan sebelum ada kebijakan. Berarti pula turunnya kesejahteraan konsumen karena kebijakan yang meningkatkan harga tepung terigu ternyata dapat dikompensasi dengan peningkatan kesejahteraan yang didapat oleh produsen. Sehingga kebijakan ini menguntungkan pasar karena surplusnya bernilai positif. Bagi negara terjadi peningkatan pengeluaran devisa karerla impor yang meningkat walau harga relatif tak berubah. Padsc kebijakan peningkatan suku bunga, peningkatan upah dan peningkatan impor tepur~g terigu memiliki dampak yang serupa dimana terjadi peningkatan harga tepung teril:u sehingga memberikan surplus pada pengusaha tepung terigu tetapi
99 kesejahteraan konsumen menurun. Secara umum kesejahteraan total menurun yang berarti kebijakan-kebijakan tersebut merugikan pasar karena surplus bernilai negatif. Bagi negarii terjadi penurunan pengeluaran devisa karena terjadi penurunan volume impor. Set~aliknya jika terjadi peningkatan impor gandum baik diikuti dengan peningkatar~ suku bunga ataupun tidak, akan menurunkan surplus produsen dan meningkata~ surplus konsumen sehingga secara umum kesejahteraan menurun yang berarti penurunan harga akibat dari peningkatan volume impor gandum tidak dapat dikompensasi dengan peningkatan kesejahteraan konsumen. Peningkatan impor gandum, tepung terigu dan peningkatan harga, akan lneningkatar~ surplus produsen dan merugikan konsumen. Tetapi secara umum kebijakan ini mengunt ~ngkan pasar waiaupun meningkatkan devisa karena impor yang meningkat.