BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)... vii

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah perusahaan untuk mengelola strategi-strategi perusahaan. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut tidak menyadari bahwa lambat laum mereka akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

Farah Esa B

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

I. PENDAHULUAN. memberikan pedoman kebijakan industri BPR agar jelas dan terarah yang disebut

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB 6 SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN REKOMENDASI. kewajiban melayani kebutuhan dasar masyarakat dalam hal air bersih sekaligus

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja adalah proses dimana suatu perusahaan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. No. 154 Tahun 2000, telah membawa berbagai perubahan bagi keberlanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan pastilah menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. diri dan meningkatkan kinerjanya untuk kelangsungan hidup perusahaan, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

2.1. Visi dan Misi...11

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mendapatkan keuntungan financial saja, akan tetapi saat ini

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. internal, dan sasaran pertumbuhan dan pembelajaran. 2. Pada perspektif finansial ditetapkan tiga sasaran strategik, yakni :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan pusat dari seluruh. pembangunan pemerintah. Secara umum pembangunan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan dan permukiman menjadi salah satu program besar pemerintah dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang masih menjanjikan profit yang cukup tinggi bagi perusahaan properti. Perusahaan properti pun selain melaksanakan misi dalam melayani kebutuhan perumahan dan permukiman masyarakat juga dituntut untuk menghasilkan profit yang tinggi. Kondisi ini menjadikan bisnis properti memiliki tingkat kompetitif yang tinggi di industri properti. Prediksi dari Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) memprediksi pasar properti di Indonesia akan tumbuh mencapai 10% pada tahun 2014. Produk perumahan atau residensial akan mendorong pertumbuhan properti tersebut karena kebutuhan rumah yang masih tinggi disamping tingkat kesenjangan antara pasokan dan permintaan rumah yang besar. Ditambah dengan angka backlog perumahan di Indonesia sebesar kurang lebih 13 juta penduduk yang belum memiliki unit hunian adalah sebuah tugas besar pemerintah dalam salah satu program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kedua tujuan tersebut adalah tujuan dari Perum Perumnas yaitu satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang Perumahan dan Permukiman dengan salah satu produk misinya yaitu Rumah Sejahtera Tapak (RST) diharapkan dapat meminimalisir angka backlog perumahan di Indonesia. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk

Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pelopor dalam penyediaan perumahan dan permukiman sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. Perumnas terus bergerak untuk merealisasikan target produksi rumah sebanyak 50.000 unit di tahun 2018, menghasilkan pendapatan Rp 5.4 Triliun per tahun dengan rasio keuntungan bersih minimum sebesar 9% sebelum akhir 2018 dan mencapai recurrent income minimal 9% per tahun sebelum akhir 2018. Oleh karena itu Perumnas menyadari pentingnya strategi sebagai bagian dari perencanaan. Berikut adalah gambaran inisiatif strategi beserta kebijakan. No STRATEGI INISIATIF KEBIJAKAN 1 Peningkatan Laba & Pendapatan 2 Perbaikan Produktifitas (Karyawan) 3 Pengelolaan Aset yang Efektif Perbaikan Strategi Pemasaran Perbaikan Strategi Penjualan Perbaikan Strategi Pelayanan Pelanggan Optimalisasi Bauran Produk (PortoFolio Produk) Pengembangan Bisnis Anorganik Penguatan Anak Perusahaan Penguatan SDM Penjualan Peluncuran proyek / produk yang efektif Peningkatan Citra Perusahaan Program Perampingan Perusahaan Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Biaya Optimalisasi Stok Tanah (penyediaan dan pengelolaan) Peningkatan Pengamanan Tanah dan Penguatan Status Hukum Tanah Resolusi Pengelolaan Aset Tidak Produktif Perbaikan Prosedur Pembebasan / Pengadaan

No STRATEGI INISIATIF KEBIJAKAN 4 Strategi Permodalan Program Inovasi Permodalan 5 Penyehatan Arus Kas 6 Revitalisasi Strategi & Model Bisnis Perbaikan Program Pengelolaan Arus Kas Peningkatan Strategi Perusahaan Peningkatan Strategi Bisnis Peningkatan Strategi Pembangunan peningkatan Strategi Fungsional 7 Pengembangan Produk yg Efektif Pengembangan Produk yang Efektif 8 Perencanaan Ulang Proses Bisnis Perencanaan Ulang Proses Bisnis 9 Peningkatan Sistem Manajemen 10 Pengembangan Kapasitas serta Kemampuan Karyawan Sistem SDM yang Terintegrasi Peningkatan Sistem Keuangan Pengembangan Kebijakan yang Efektif Otomatisasi Kantor Optimalisasi Software & Hardware IT Monitoring ICT & Evaluasi Sistem Perbaikan Pengembangan Masterplan IT Pengembangan Sistem secara Efektif Peningkatan Sistem Pengadaan Barang & Jasa Pengembangan Website Perusahaan Standarisasi Pelaporan Peningkatan Sistem Akuntansi Optimalisasi Manajemen Administrasi Hukum Optimalisasi Penanganan Hukum Peningkatan Manajemen Pertanahan secara menyeluruh Implementasi GCG secara Efektif Program Pengembangan Karyawan secara Efektif Penerimaan & Penempatan Karyawan secara efektif Penguatan Kompetensi Karyawan 11 Sinergi Kemitraan secara Strategis Sinergi Kemitraan secara Strategis 12 Budaya Kinerja Tinggi Program Transformasi Budaya Perusahaan Peningkatan Visi dan Misi

No STRATEGI INISIATIF KEBIJAKAN 13 Kepemimpian yang Efektif Program Pengembangan Kepemimpinan 14 Restrukturisasi Organisasi Struktur Organisasi Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan 15 Menajemen Resiko Perusahaan Kekuatan Organisasi 16 Optimalisasi Sinergi Sinergi antara PERUMNAS - BUMN Sinergi antara PERUMNAS - Pemda Hubungan Baik antara Stakeholder Sinergi antara PERUMNAS - PERBANKAN - BAPERTARUM - JAMSOSTEK - TWPAD - BLUPP Penguatan Hubungan kepada Media Pencegahan Pemberitaan Negatif Tabel 1. 1 Inisiatif Strategi Perum Perumnas Untuk memenuhi target pencapaian, Perumnas menargetkan untuk merealisasi 20 kerjasama strategis dengan Pemerintah, BUMN dan Swasta sebelum akhir 2016 dan memiliki land bank 10.000 ha dengan 10% berada di 10 kota besar sebelum akhir 2018. Menghadapi situasi tersebut, bersinergi adalah langkah besar yang harus terus dilakukan, yakni dengan memanfaatkan peluang yang ada bersama BUMN maupun stakeholder lain. Ini dilakukan untuk mengembangkan landbank yang saat ini masih dirasa belum optimal dan dibawah target. Untuk itu Perumnas akan melakukan sinergi dengan BUMN lain untuk memanfaatkan lahan yang dapat dikembangkan bersama, termasuk kerjasama dengan penyediaan lahan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dikembangkan menjadi kawasan hunian. Sinergi ini tak hanya sebatas pemanfaatan lahan, tetapi saat ini dijajaki pula sinergi untuk pasar kolektif. Contohnya, saat ini Perumnas sedang membangun kurang lebih 35 ribu rumah untuk PNS dan karyawan BUMN. Ini merupakan strategi dalam membentuk pasar kolektif.

Perumnas sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyadari bahwa target pencapaian kinerja sangat penting dalam membangun usahanya dan pencapaian misi pemerintahnya dalam merumahkan masyarakat. Oleh sebab itu, kepastian pencapaian kinerja harus termonitor dengan baik sebagai induk koordinasi suatu organisasi dengan visi dan misinya. Perumnas telah mengadopsi proses sistem manajemen strategik sejak tahun 2010 dengan diberlakukannya sistem manajemen kinerja dalam Key Performance Indicator yang berbasis Balance Scorecard. Perumnas menerapkan sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dengan 4 perspektif yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi tentang penilaian kinerja karyawan secara unit kerja dan individu. Selanjutnya secara umum penilaian dilakukan per semester meskipun yang menjadi target acuan utama adalah tahunan. Beberapa hal yang melatarbelakangi dibutuhkannya sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard di Perumnas yaitu untuk mengukur kinerja secara komprehensif (Mulyadi, 2014) dalam rangka pencapaian target kinerja tahunan. Oleh sebab itu, target kinerja atau Key Performance Indicator dengan berbasis Balanced Scorecard sangat dibutuhkan. Penerapan Balanced Scorecard di Perum Perumnas diterapkan setelah penetapan penggunaan sistem manajemen kinerja dengan Key Performance Indicator yang diturunkan sampai ke level unit kerja terkecil. Penerapan tersebut menyentuh 4 perspektif kinerja Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, pelanggan, internal proses, dan pembelajaran & pertumbuhan. Diharapkan dengan diimplementasikan keempat perspektif tersebut dapat mengukur kinerja yang

obyektif, menyeluruh, terkait, dan berimbang. (Kaplan & Norton, 1996) 1.2 Rumusan Masalah Perum Perumnas menyadari pentingnya sistem manajemen strategik untuk mendukung pencapaian target kinerja yang telah memiliki metode Balanced Scorecard untuk mengidentifikasi pencapaian kinerja yang harus dicapai dalam periode dan perspektif tertentu secara komprehensif karena sebagai sebuah korporasi Perum Perumnas juga diharuskan untuk terus tumbuh dan berkembang dengan berorientasi pada strategi bisnis yang terkait tujuan unit kerja dan alokasi sumber daya untuk meningkatkan profitabilitas usaha sebagai ujung atau muara dari keseluruhan perspektif Balanced Scorecard yaitu Perspektif Keuangan (Kaplan & Norton, 1996). Perspektif Keuangan sebagai muara dari Balanced Scorecard sudah selayaknya menjadi tujuan utama suatu perusahaan yang memiliki Rencana Jangka Panjang yang bertumbuh dan berkembang. Hasil indikator dalam Perspektif Keuangan Balanced Scorecard dapat menjadi sebuah akibat implementasi strategi dari analisa faktor eksternal dan internal perusahaan selain perspektif pendukung lainnya dalam Balanced Scorecard. Oleh sebab itu, penulis ingin mengidentifikasi permasalahan terhadap salah satu indikator dalam perspektif keuangan yang masih belum tercapai yaitu pertumbuhan pendapatan. 1.3 Tujuan Penelitian Mengingat pentingnya peranan sistem manajemen strategik berbasis

Balanced Scorecard di perusahaan yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan, maka tujuan utama penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Mengevaluasi pencapaian perusahaan berdasarkan sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard perusahaan. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pencapaian sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard perusahaan. 3. Merumuskan dan merekomendasikan upaya perbaikan untuk pencapaian kinerja dan persaingan usaha di industri pengembang perumahan dan permukiman. 1.4 Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini memiliki batasan terhadap waktu dan supaya mendapatkan tahapan penelitian yang mendalam dan upaya perbaikan yang terarah, maka penelitian ini dibatasi pada kinerja Perum Perumnas dari tahun 2014 sampai 2015 dikarenakan pada awal 2014 adalah dimana Perumnas memiliki Rencana Jangka Panjang (RJP) yang baru. Adapun permasalahan yang diteliti adalah evaluasi pengaplikasian Balanced Scorecard sebagai alat untuk menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun dalam empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses internal serta manusia. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari studi deskriptif eksploratif ini diharapkan dapat memberi manfaat

setidaknya sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam di bidang ilmu sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dalam bidang perencanaan kinerja perusahaan. 2. Bagi perusahaan, dapat memberikan umpan balik kepada manajemen tentang efektivitas proses perencanaan kinerja dalam sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard sebagai alat penerjemah dan jembatan antara strategi korporasi yang diturunkan (cascade) ke dalam strategi antar unit dan fungsi Divisi dan Departemen sebuah korporasi. 3. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam bidang sistem manajemen kinerja khususnya dalam perencanaan kinerja sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard. 1.6 Sistematika Pembahasan Rangkaian penelitian ini akan dibahas dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan landasan teori yang menjadi landasan konseptual dalam penyusunan penelitian yaitu mengenai pengertian kinerja, teori Balanced Scorecard dan beberapa teori manajemen pendukung

lainnya. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode pengumpulan data dan metode analisis data dalam penelitian serta gambaran tentang obyek penelitian. BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan profil organisasi, analisis dan pembahasan strategi manajemen khususnya pengaplikasian metode Balanced Scorecard untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan peneliti dalam bidang sejenis.