BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas II MI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus dan masing-masing

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.2 Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.1.1 Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus pada saat proses pembelajaran berlangsung dan setiap siklus dilaksanakan selama 70 menit (2 x 35 menit). Dengan jadwal seperti terlihat pada table 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA No Siklus Hari, Tanggal Waktu 1. Pra Siklus Selasa, 13 November 2012 07.00 08.10 2. Siklus I Selasa, 20 November 2012 07.00 08.10 3. Siklus II Senin, 26 November 2012 07.00 08.10 1.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas V SD Negeri Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal, Kabupaten Pati. Secara umum, selama penelitian ini berlangsung siswa kelas 5 SDN Gadu 02 Ke. Gunung Wungkal Kab. Pati sebanyak 23 siswa, terdiri dari 9 siswa putra dan 14 siswa putri dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Dengan karakter tingkat kepandaian yang tidak sama. Sekolah ini terletak di dekat persawahan. Penduduk sekitar sekolah sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani, tukang batu dan tukang kayu. Latar belakang orang tua siswa rata-rata hanya sekolah menengah ke bawah. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang dan motivasi belajar siswa juga rendah. Di samping itu, fasilitas belajar di sekolah juga kurang memadai. 18

19 3.2. Variabel yang diteliti Pada penelitian ini ditetapkan dua variabel yang digunakan, variable-variabel tersebut antara lain yaitu : a. Variabel independen atau variabel bebas yaitu unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan model explicit instruction (X) b. Variabel dependen atau variabel terikat yaitu unsur yang diikat oleh adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y). hasil belajar IPA yang dinyatakan dengan skor hasil tes setelah diberikan perlakuan. 3.3. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan pembelajaran model explicit instruction sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal, Kabupaten Pati dalam kegiatan yang berbentuk Randoms Siclus, sebanyak 2 (dua) siklus, dengan mengacu pada model yang diadaptasi dari Hopkins (1993:) dalam Supardi (2006) Setiap siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting), yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan. Keempat komponen kegiatan pokok ini dari sebuah siklus dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai sebuah spiral penelitian seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

20 Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas. 3.4 Deskripsi per Siklus 3.4.1 Pra Siklus Setiap kali berlangsung proses pembelajaran di kelas V SDN Gadu 02, khususnya pada tahap kegiatan inti jumlah siswa yang berperan aktif hanya 10 siswa dari 23 siswa. Hal ini berarti persentase siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran sekitar 43,4 %. Rendahnya peran aktif siswa dalam pembelajaran berimplikasi pada rendahnya hasil IPA. Hasil IPA yang rendah dapat dilihat dari nilai ulangan harian pada pembelajaran awal. Berdasarkan hasil ulangan harian pada pembelajaran awal nilai tertinggi 80, nilai terendah 30 dan nilai rata-rata 61,7. Sejak awal semester genap, guru masih menggunakan cara tradisional, belum menerapkan pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa. Guru belum menggunakan model, alat peraga, pendekatan maupun teknik pembelajaran yang bervariasi dan inovatif. Guru berharap mendapatkan hasil penelitian dan kegiatan penelitian dapat terarah dengan baik, maka pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan menurut suatu rangkaian pembelajaran. Penelitian dilaksanakan menurut suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) yaitu langkah dalam penelitian yang

21 dikemukakan oleh Kurt Lewin (Mc Niff, 1992: 21-22) sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. c. Perencanaan 1) Memilih materi pembelajaran yang agak sukar. 2) Konsultasikan dengan Kepala Sekolah yang SD-nya akan digunakan untuk PTK. 3) Menyiapkan Rencana Pembelajaran Pra Siklus d. Pelaksanaan 1) Pra KBM meliputi: menyiapkan buku-buku pelajaran dan media. 2) Kegiatan awal meliputi: salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi, memotivasi siswa, dan mengkondisikan kelas. 3) Kegiatan inti, meliputi: pembahasan materi pelajaran tentang gaya magnet dan pengaruhnya, menugasi siswa untuk melaksanakan diskusi dan menyelesaikan lembar kerja siswa bersama kelompoknya, laporan hasil diskusi dan menyimpulkan materi pelajaran. 4) Kegiatan akhir meliputi: melaksanakan tes formatif, menganalisis hasil tes formatif dan sebagai tindak lanjut siswa diberi perbaikan bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas. e. Pengamatan 1) Pengumpulan data dilakukan setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan dibantu teman sejawat sebagai pengamat, berdiskusi tentang hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menganalisis beberapa instrumen yang terdiri dari lembar pengamatan pembelajaran, lembar hasil tes formatif, lembar analisis tes formatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil kesimpulannya berupa kekurangan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dicatat dan dikonsultasikan kepada pembimbing. Secara rinci proses perolehan data siswa dan guru diuraikan sebagai berikut : a) Observasi (1) Pengamatan tingkah laku siswa dilakukan oleh peneliti bersama rekan sejawat. Kegiatan observasi ini sebagai penelitian atas perilaku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari temuan-temuan tingkah laku yang

22 diamati sebagai data yang akan diteliti untuk pendukung keberhasilan penelitian ini. (2) Pengamatan juga dilakukan pada tingkah laku guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan tingkah laku guru dilakukan oleh observer (teman sejawat) dengan menggunakan lembar pengamatan perilaku guru. Hasil pengamatan tingkah laku guru menjadi masukan bagi guru untuk perbaikan tingkah laku dalam pembelajaran yang mendukung keberhasilan penelitian. b) Hasil Evaluasi Hasil evaluasi diperoleh dari pembelajaran Pra Siklus, dianalisis. Hasil analisis nilai diperlukan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang ditentukan sekolah, maka nilai 75 menyatakan siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan < 75 menyatakan bahwa siswa belum mencapai standar ketuntasan. Bentuk tes formatif adalah : pilihan ganda, isian, dan jawab lengkap. f. Refleksi Refleksi hasil pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Januari 2012. Dari hasil kesimpulan peneliti dan teman sejawat yang mengamati pelaksanaan pembelajaran dinyatakan bahwa penyebab ketidak berhasilan pembelajaran karena adanya kekurangan dari guru dan siswa serta kurangnya alat peraga. Tiga hal tersebut kemudian dikonslutasikan kepada pembimbing yang hasilnya berupa saran untuk membuat langkah-langkah perbaikan pembelajaran. Dalam perbaikan pembelajaran, kemudian dituangkan dalam pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I. 3.4.2 Siklus I a. Perencanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan melalui hasil refleksi terhadap pembelajaran awal mata pelajaran IPA di kelas V dengan materi gaya magnet dan pengaruhnya melalui percobaan, hasil evaluasi masih jauh dari yang diharapkan. Dari analisis nilai, hasilnya ditemukan bahwa dari 23 siswa yang mengikuti tes formatif, 13 siswa (56,6 %) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Temuan lain

23 bahwa 13 siswa yang belum mencapai KKM tersebut ternyata juga tidak mampu menjawab soal-soal tes formatif yang diberikan guru. Berdasarkan temuan tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran difokuskan pada: Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD tentang gaya magnet dan pengaruhnya melalui pendekatan Explicit Instruction. Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran tersebut, perlu dipersiapkan : 1) Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I. 2) Instrumen Penelitian, yang meliputi : a) Lembar Pengamatan Perilaku Guru. b) Lembar Pengamatan Perilaku Siswa. 3) Lembar evaluasi. b. Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 70 menit dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal. Dengan menggunakan instrumen penelitian, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru pada saat menyampaikan materi gaya magnet dan pengaruhnya melalui pendekatan explicit instruction atau pengajaran langsung dengan skenario sebagai berikut: Langkah-langkah pembelajaran: 1) Pra KBM meliputi: guru menyiapkan buku-buku pelajaran serta menyiapkan alat dan media. 2) Kegiatan awal meliputi: salam, doa, mengabsen siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, dan apersepsi. 3) Kegiatan inti meliputi: pembahasan materi tentang gaya magnet dan pengaruhnya, tanya jawab tentang materi, siswa melakukan percobaan bersama kelompoknya, laporan hasil diskusi, guru membahas hasil diskusi. 4) Kegiatan akhir meliputi: pelaksanaan tes formatif, menganalisis tes formatif dan sebagai tindak lanjut siswa diberi perbaikan bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas.

24 c. Pengamatan Untuk mendapatkan data siswa yang diperlukan dalam penelitian ini menyangkut perilaku siswa pada saat mengikuti perbaikan pembelajaran, peneliti dibantu teman sejawat melakukan pengamatan (observasi) pada tingkah laku siswa pada saat mengikuti perbaikan pembelajaran. Dan hasil observasi ditulis pada instrumen pengamatan siswa yang formatnya telah disiapkan oleh peneliti. Data siswa juga diperoleh melalui analisis hasil evaluasi belajar siswa. Dari analisis hasil evaluasi ini diketahui seberapa besar peningkatan hasilnya. Selain mengobservasi perilaku siswa juga mengobservasi perilaku guru pada waktu melaksanakan pembelajaran. Secara rinci proses perolehan data siswa dan guru diuraikan sebagai berikut: 1) Observasi a) Pengamatan tingkah laku siswa dilakukan oleh peneliti bersama rekan sejawat. Kegiatan observasi ini sebagai penelitian atas perilaku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari temuan-temuan tingkah laku yang diamati sebagai data yang akan diteliti untuk pendukung keberhasilan penelitian ini. b) Pengamatan juga dilakukan pada tingkah laku guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan tingkah laku guru dilakukan oleh observer (teman sejawat) dengan menggunakan lembar pengamatan perilaku guru. Hasil pengamatan tingkah laku guru menjadi masukan bagi guru untuk perbaikan tingkah laku dalam pembelajaran yang mendukung keberhasilan penelitian. 2) Hasil Evaluasi Hasil evaluasi yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus I dianalisis. Hasil analisis nilai diperlukan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang ditentukan sekolah, maka nilai 75 menyatakan siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan nilai < 75 menyatakan bahwa siswa belum mencapai standar ketuntasan. Bentuk tes formatif adalah: pilihan ganda, isian, dan jawab lengkap. d. Refleksi Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran IPA pada siklus I, tanggal 20 November 2012 tentang Gaya Magnet dan Pengaruhnya, guru perlu melakukan

25 refleksi untuk mengetahui kinerjanya, sehingga dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi masih menemukan hal-hal sebagai berikut : 1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik daripada pra siklus, tetapi belum mencapai angka yang diharapkan yaitu 16 siswa (69,5 %) telah tuntas, sedangkan 7 siswa (30, 5 %) belum tuntas. 2) Sebagian siswa jika diberikan pertanyaan yang menuntut berpikir, pertanyaan sering tidak terjawab. 3) Penelitian dilanjutkan pada siklus II melalui proses perbaikan dan pengayaan. 3.4.3 Siklus II a. Perencanaan Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan melalui hasil refleksi terhadap pembelajaran siklus I mata pelajaran IPA di kelas V dengan materi gaya magnet dan pengaruhnya, yang menyebabkan guru merasa masih belum puas pada hasil evaluasi, dengan hal tersebut, maka perencanaan perbaikan pembelajaran difokuskan pada: Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD tentang Gaya Magnet dan Pengaruhnya, melalui Pendekatan Explicit instruction. Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran tersebut, perlu dipersiapkan: 1) Rencana perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II. 2) Membuat instrumen penelitian, meliputi : a) Lembar Pengamatan Perilaku Guru b) Lembar Pengamatan Perilaku Siswa. 3) Lembar evaluasi. b. Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 70 menit di dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal. Dengan menggunakan instrumen penelitian, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa, ketrampilan dasar guru dan ketersediaan sarana dan prasarana

26 serta strategi pembelajaraan saat menyampaikan materi gaya magnet dan pengaruhnya. Dengan skenario pembelajaran sebagai berikut : Langkah-langkah pembelajaran : 1) Pra KBM meliputi: guru menyiapkan buku-buku pelajaran serta menyiapkan alat dan media. 2) Kegiatan awal meliputi: salam, doa, mengabsen siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, dan apersepsi. 3) Kegiatan inti meliputi: pembahasan materi tentang Gaya magnet dan pengaruhnya, tanya jawab tentang materi, siswa melakukan percobaan bersama kelompoknya, laporan hasil diskusi, guru membahas hasil diskusi. 4) Kegiatan akhir meliputi: pelaksanaan tes formatif, menganalisis hasil tes formatif dan sebagai tindak lanjut siswa diberi perbaikan bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas. c. Pengamatan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan oleh guru dan teman sejawat (observasi) dengan mengumpulkan data yang diperoleh melalui : 1) Observasi a) Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan bahan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian. b) Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan ketrampilan dasar guru yang diamati mencerminkan perbaikan tingkah laku dalam pembelajaran yang mendukung keberhasilan penelitian. 2) Hasil Evaluasi Hasil evaluasi yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran Siklus II dianalisis. Hasil analisis nilai diperlukan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang ditentukan sekolah, maka nilai 75 menyatakan siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan nilai < 75 menyatakan bahwa siswa

27 belum mencapai standar ketuntasan. Bentuk tes formatif adalah : pilihan ganda, isian, dan jawab lengkap. d. Refleksi Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran IPA pada siklus II, tanggal 26 November 2012 tentang gaya magnet dan pengaruhnya, guru perlu melakukan refleksi untuk mengetahui kinerjanya, sehingga dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada siklus II menemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik, tetapi belum mencapai angka persentase yang diharapkan, yaitu 20 siswa (86,9 %) sudah tuntas, sedangkan 3 siswa (13,1 %) belum tuntas. 2) Sebagian siswa yaitu 21 siswa telah mampu mengerjakan soal-soal berbentuk uraian, tetapi sebagian siswa yaitu 2 siswa belum mampu mengerjakan soal-soal tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan merefleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas guru akan lebih mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga dapat menemukan kelebihan dan kelemahan yang kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya. Penelitian Tindakan Kelas secara terus-menerus bertujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurang efektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaatkan guna memperbaiki proses tindakan selanjutnya. Meskipun di dalam penelitian ini peneliti merasa kesulitan di dalam memberi contoh dan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik bagi siswa, namun peneliti merasa puas karena dapat memperbaiki kinerja saya sebagai guru. 3.5 Data dan Cara Pengumpulan 3.5.1 Jenis Data a. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini diwujudkan dengan hasil belajar IPA tentang gaya dan pengaruh

28 magnet terhadap benda lain siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model Explicit instruction. b. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat/peryataan bukan berupa angka. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, wawancara, dan catatan lapangan dalam pembelajaran IPA tentang gaya dan pengaruh magnet terhadap benda lain dengan model Explicit instruction. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolabaratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa sesuai dengan skenario. 2. Catatan Lapangan Sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian adalah catatan lapangan (field notes) yang dibbuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Kekayaan data dalam catatan lapangan ini, yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keadaan lapangan ketika dilakukan pembelajaran IPA menggunakan model Explicit instruction serta memperjelas hasil observasi. 3. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka,

29 sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari guru pengamat (kolaborator) tentang pelaksanaan pembelajaran matematika dan dari siswa tentang kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran. 4. Metode tes Tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA tentang gaya dan pengaruh magnet terhadap benda lain dalam pembelajaran dengan menggunakan model Explicit instruction. 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analissi data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.7.1 Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata/mean dan modus. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Nilai dari tiap-tiap siklus dihitung jumlahnya dalam satu kelas, selanjutnya dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut. f NP = x 100% n Keterangan: NP : Nilai persentase tiap interval f : Jumlah frekuensi tiap interval n : Jumlah responden dalam satu kelas

30 berikut: Untuk mencari rata-rata kelas dapat menggunakan rumus sebagai M = Keterangan: M (Mean) = Nilai rata-rata kelas x = Jumlah seluruh nilai N = Jumlah siswa (Sudjana, 2009:125) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa = Jumlah siswa P = Persentase frekuensi (Aqib, 2010: 40) Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas atau tidak tuntas, dengan ketentuan sebagai berikut: Kriteria ketuntasan Kualifikasi 75 Tuntas < 75 Tidak tuntas Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal IPA Kelas 5 SDN Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati 3.7.2 Kualitatif Hasil perhitungan menulis karangan narasi dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan hasil belajar IPA materi magnet tentang gaya dan pengaruhnya melalui model Explicit instruction.

31 Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu observasi dan dokumentasi foto. Analisis data secara kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu (a) menelaah/menganalisis seluruh data dari hasil nontes, (b) menyusunnya dalam satuan-satuan, dan (c) dikategorisasikan. Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam menulis karangan narasi pada siklus I dan siklus II dan juga untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan. 3.8 Indikator Keberhasilan Pembelajaran dengan menggunakan model Explicit instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: Hasil belajar dalam pembelajaran IPA meningkat dengan kriteria ketuntasan belajar individual sebesar 75 sekurang-kurangnya; 85% dari siswa kelas 5 SD Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati mengalami ketuntasan belajar IPA dengan pokok bahasan gaya magnet dan pengaruhnya.