7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

6 SISTEM EVALUASI 6.1 Data Responden Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan 6.2 Pengembangan Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

IDENTIFIKASI KANSEI UNTUK EVALUASI DESAIN PRODUK KURSI MAKAN ROTAN KANSEI IDENTIFICATION FOR RATTAN DINING CHAIR DESIGN EVALUATION

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

LAMPIRAN PENENTUAN KRITERIA PENGEMBAGAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SEBAGAI PENUNJANG INDUSTRI KREATIF DI KECAMATAN MAJALAYA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dengan kebutuhan manusia. Perancangan produk baru adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran


PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III SOLUSI BISNIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN... ii. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv

ANALISA PROSES BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dengan berbagai julukan seperti kota kembang, Paris van Java, kota

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH.

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis di sektor jasa telah memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. meja. Masing-masing jenis kursi lipat ini mempunyai manfaat dan. aspek-aspek yang sesuai dengan keinginan konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI DESAIN PRODUK BERBASIS ROTAN DENGAN PENDEKATAN REKAYASA KANSEI DAN ASSOCIATION RULES SYSTEM

SKRIPSI PERANCANGAN MODEL MATEMATIS QFD-KANO DALAM MENENTUKAN TARGET KARAKTERISTIK TEKNIS RAK SEPATU

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD)

Sejarah Quality Function Deployment

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. handling dalam melaksanakan kegiatan peleburan. Di PT. Inalum, kegiatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Simplikasi. Asumsi. Validasi model. Verifikasi, pengujian yang diusulkan. Implementasi solusi Gagal

METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

III METODOLOGI 3.1. Kerangka Penelitian

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh LUSI ASTRI TANJUNG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO...

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

III. METODE PENELITIAN

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. CV. Graha Putra Mandiri adalah perusahaan kontraktor yang bergerak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI

IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY

Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KOMENTAR DATA PENGUJI DATA PENULIS

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI PERMODELAN MATEMATIKA UNTUK PERANCANGAN PRODUK LEMARI KABINET

METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi

Transkripsi:

7 INTEGRASI DESAIN Tahapan integrasi desain merupakan tahap pengintegrasian dari metodemetode yang digunakan sebelumnya. Pada tahapan ini, baik bobot yang diperoleh menggunakan analytical hierarchi process (AHP) dan rules yang diperoleh dari association rules diintegrasikan dalam bentuk house of quality dari quality function deployment (QFD). Beberapa hal yang diasumsikan pada tahap ini antara lain, bahwa Penilaian pakar yang representatif bersifat independen satu sama lain dan terhadap penilaian konsumen Konsumen menilai elemen desain ini secara parsial pada bagian yang diamati Pertimbangan interaksi antar elemen desain dimungkinkan pada level studi lanjut sesuai dengan struktur elemen seperti yang tercantum pada Tabel 6. Faktor-faktor preferensi perancang (desainer) belum dipertimbangkan, terutama proporsi antara elemen desain, bobot, dan arah atau trend desain. Tahap integrasi ini merupakan tahapan yang mengintegrasikan antara hasil association rules untuk pengisian matris house of quality (HOQ). Berdasarkan kebutuhan konsumen (whats) dan analisis kompetitif (mengapa), yang merupakan proses berorientasi konsumen dan berorientasi pasar untuk pengambilan keputusan. Hal ini sangat alami untuk menggunakan QFD di bidang ini untuk tujuan seperti menentukan kebutuhan konsumen dan prioritas pembangunan. Pada dasarnya, QFD telah banyak diterapkan pada aspek utama dari pengambilan keputusan: pengukuran, pemilihan / penentuan, dan evaluasi. Pengisian matriks house of quality menggunakan metode yang diusulkan oleh Qin dan Ye (212) yaitu memasukkan hasil rules yang diperoleh dengan menggunakan association rules. Pada tahap ini QFD diaplikasikan untuk memetakan keinginan konsumen melalui rules-rules yang telah diperoleh.

8 7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan 7.1.1 Pembentukan sub matriks WHATs Atribut-atribut kebutuhan dan keinginan konsumen yang diperoleh dari pengumpulan kata Kansei dan identifikasi faktor Kansei manusia dijadikan sebagai karakteristik kebutuhan konsumen pada kolom WHATs. Karakteristik kebutuhan konsumen ini diletakkan di kolom paling kiri pada House of Quality (HOQ). Karakteristik tersebut dibagi menjadi layer pertama berupa faktor atribut Kansei, yaitu estetika, fungsi, bahan dan material. Pada layer kedua adalah katakata Kansei cantik, unik, inovatif, sederhana, alami, modern, kokoh dan nyaman. 7.1.2. Penentuan tingkat kepentingan atribut kebutuhan konsumen Bobot atau tingkat kepentingan atribut kebutuhan konsumen diperoleh dari pengolahan secara AHP. Bobot tingkat kepentingan diperoleh dengan melakukan agregasi dari hasil penilaian yang diperoleh pada tahapan identifikasi faktor desain. Agregasi dari setiap hirarki elemen desain menggunakan metode mean geometri, dan perhitungannya menggunakan bantuan software Expert Choice 11. Hasil agregasi penilaian konsumen disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Hasil agregasi bobot kata Kansei No Atribut konsumen Bobot penilaian 1 Cantik,13 2 Unik,145 3 Inovatif,89 4 Nyaman,149 5 Alami,128 6 Modern,84 7 Kokoh,22 8 Sederhana,82 7.1.3 Penentuan atribut HOW Karakteristik how berupa elemen desain, yaitu sandaran punggung kursi rotan, dudukan kursi rotan, sandaran tangan kursi rotan, kaki kursi rotan dan anyaman kursi rotan.

81 7.1.4 Relation matriks Whats dan How Pengisian ruang matriks antara what dan how menggunakan algoritma yang diusulkan oleh Qin dan Ye (212), yaitu dengan memetakan rules dari association rules untk dimasukkan kedalam matriks tersebut. 7.2 Pemetaan Rules pada House of Quality House of Quality (HOQ) atau rumah mutu digunakan untuk menterjemahkan persyaratan konsumen (consumer requirement), ke elemen desain. Berdasarkan faktor dan kata Kansei serta elemen desain, disusun rumah mutu yang disajikan pada Tabel 15. Kata Kansei dinotasikan sebagai F, dan elemen desain dinotasikan sebagai V. Pada first layer dimana faktor desain konsumen pada database dinotasikan sebagai yaitu F = {F 1, F 2,, F m }. Pada second layer dimana Fi ( Fi1, Fi2,..., Fini), sehingga nilai pada database menjadi { Fij i 1, 2,..., m; j 1, 2,..., ni} Contoh; untuk konsumen s dinotasikan sebagai s F { Fij i 1, 2,..., m; j (1, 2,... ni)}, sehingga jika konsumen k kebutuhannya adalah F k ={F 13,F 21,,F m2 ), dengan demikian jika terdapat S konsumen pada domain ini, maka data base dinotasikan sebagai F * = {F 1, F 2,,F s }, Berdasarkan aturan F ij V qr dan ide dari QFD, maka input kata Kansei dan output elemen desain dapat diperoleh matriks QFD atau House of quality dimana matriks tesebut merupakan hasil pemetaan dari Fij ke V qr. Didalam matriks, element r ijqr merupakan notasi pemetaan antara F ij danvq qr, r ijqr dapat ditentukan dengan formula berdasarkan F ij V qr : If F ij V qr, memenuhi min_sup dan min_conf, maka r ijqr = 1, lain r ijqr = dimana i = 1,,m; j = 1,, n; q = 1,,o; r = 1, p. min_sup adalah,2 dan min_conf,5. Hasil pemetaan tersebut disajikan pada Tabel 15. Dari Tabel 15 terlihat bahwa kata cantik dapat dipetakan ke elemen desain dudukan kursi rotan yaitu dudukan dengan bentuk setengah lingkaran (V22). Kata cantik juga dapat dipetakan dengan elemen sandaran tangan V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata cantik juga dapat dipetakan terhadap desain kaki rotan yang mempunyai desain kaki yang tertutup

82 dengan anyaman (V42). Kata cantik juga dipetakan ke bentuk desain anyaman V52, yaitu anyaman liris. Tabel 15 Matriks pemetaan kata Kansei terhadap elemen desain kursi rotan WHAT HOW Sandaran punggung Dudukan Sandaran Kaki Anyaman tangan V11 V12 V13 V14 V21 V22 V23 V31 V32 V33 V41 V42 V43 V51 V52 V53 V54 V55 V56 Estetika Cantik 1 1 1 1 Unik 1 1 Fungsi Inovatif 1 1 1 Nyaman 1 1 Bahan Alami 1 Modern 1 1 1 Konstruksi Kokoh 1 1 Sederhana 1 1 Pada Tabel 15 terlihat bahwa kata unik dapat dipetakan terhadap dua elemen desain yaitu elemen desain sandaran tangan dan desain kaki kursi rotan. Pada desain sandaran tangan, elemen yang ditunjukkan dengan kata unik adalah desain V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata unik juga menunjukkan desain kaki rotan yang mempunyai desain kaki yang tertutup dengan anyaman yaitu V42. Kata unik tidak dapat dipetakan untuk bentuk desain sandaran punggung, dudukan, dan anyaman kursi rotan. Kata inovatif yang terdapat pada Tabel 15 dapat dipetakan terhadap tiga elemen desain yaitu elemen desain dudukan, desain sandaran tangan dan desain anyaman kursi rotan. Kata inovatif menunjukkan desain dudukan kursi rotan yang mempunyai desain setengah lingkaran, yaitu desain V22. Pada desain sandaran tangan, elemen yang ditunjukkan dengan kata inovatif adalah desain V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata unik tidak dapat dipetakan untuk bentuk desain sandaran punggung, desain kaki, dan anyaman kursi rotan. Kata sederhana dapat dipetakan terhadap dua elemen desain yaitu elemen desain sandaran tangan dan desain kaki kursi rotan. Pada desain sandaran tangan, elemen yang ditunjukkan dengan kata sederhana adalah desain V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata sederhana juga menunjukkan desain kaki rotan yang mempunyai desain kaki yang tertutup dengan anyaman yaitu V42. Kata sederhana tidak dapat dipetakan untuk bentuk

83 desain sandaran punggung, dudukan, dan anyaman kursi rotan. Sedangkan kata alami hanya menunjukkan terhadap satu elemen desain yaitu elemen desain sandaran tangan kursi rotan. Pada desain sandaran tangan, elemen yang ditunjukkan dengan kata alami adalah desain V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata alami tidak dapat dipetakan untuk bentuk desain sandaran punggung, desain dudukan, desain kaki dan anyaman kursi rotan. Pada Tabel 15 juga terlihat bahwa kata modern dapat dipetakan menjadi elemen desain dudukan kursi rotan V22, yaitu berupa dudukan dengan bentuk setengah lingkaran. Kata modern dapat dipetakan dengan desain sandaran tangan V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata modern juga menunjukkan desain kaki rotan yang mempunyai desain kaki yang tertutup dengan anyaman yaitu V42. Kata modern tidak dapat dipetakan untuk desain sandaran punggung dan desain anyaman. Pada Tabel 15 terlihat bahwa kata kokoh hanya menunjukkan terhadap dua elemen desain yaitu elemen desain sandaran tangan dan desain kaki kursi rotan. Pada desain sandaran tangan, elemen yang ditunjukkan dengan kata kokoh adalah desain V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata kokoh juga menunjukkan desain kaki rotan yang mempunyai desain kaki yang tertutup dengan anyaman yaitu V42. Kata kokoh tidak dapat dipetakan untuk bentuk desain sandaran punggung, dudukan, dan anyaman kursi rotan. Kata nyaman hanya menunjukkan terhadap dua elemen desain yaitu elemen desain sandaran tangan dan desain kaki kursi rotan. Pada desain sandaran tangan, elemen yang ditunjukkan dengan kata nyaman adalah desain V31, yaitu berupa bentuk desain sandaran tangan yang melengkung. Kata nyaman juga menunjukkan desain kaki rotan yang mempunyai desain kaki yang tertutup dengan anyaman yaitu V42. Kata nyaman tidak dapat dipetakan untuk bentuk desain sandaran punggung, dudukan, dan anyaman kursi rotan.

84 + + + + + + Sandaran punggung Dudukan Sandaran Kaki Anyaman Bobot tangan V11 V12 V13 V14 V21 V22 V23 V31 V32 V33 V41 V42 V43 V51 V52 V53 V54 V55 V56 Estetika Cantik 1 1 1 1,13 Unik 1 1,144 Fungsi Inovatif 1 1 1,89 Nyaman 1 1,148 Bahan Alami 1,128 Modern 1 1 1,83 Konstruksi Kokoh 1 1,22 Sederhana 1 1,81 Bobot Absolut,276 1,,782,193 Bobot Relatif,123,444,347,86 Gambar 23 House of Quality integrasi sistem evaluasi elemen desain kursi rotan Keterangan: (+) menunjukkan ada hubungan positif antar desain 1 = Kata Kansei berhubungan kuat dengan elemen desain = Kata Kansei tidak berhubungan kuat dengan elemen desain

85 7.3 Integrasi Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan pada Quality Function Deployment Matriks rumah mutu atau House of Quality (HOQ) adalah bentuk yang paling dikenal dari QFD. House of Quality (HOQ) integrasi desain kursi rotan terdiri atas enam bagian yaitu bagian dinding kiri, dinding atas, ruangan tengah, atap, dasar dan dinding kanan. Bagian dari rumah kualitas yang dapat digunakan untuk memberikan informasi pada upaya pengambilan keputusan adalah bagian dasar dan dinding kanan. Bagian dinding kanan juga sering disebut tabel perencanaan mutu (quality planning table) karena data pada tabel ini menggambarkan kondisi aktual dari penilaian konsumen atas elemen-elemen desain yang diinginkannya. Data-data yang diperoleh tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi produsen dalam merancang produk. Selain itu data tersebut dapat memberikan gambaran kepada produsen mengenai upaya perbaikan desain yang harus dilakukan dengan berdasar pada data yang ada pada bagian dasar dari rumah kualitas. Dinding kanan dari matriks rumah kulitas yang ditampilkan pada Gambar 23 menunjukkan tingkat prioritas dari kata Kansei yang diperoleh dengan AHP. Prioritas utama ditunjukkan dengan nilai bobot yang paling besar, sehingga kata Kansei yang paling penting menurut konsumen adalah kokoh dengan bobot,22. Keinginan konsumen ini kemudian dipetakan kedalam elemen desain pada bagian ruangan dari rumah kualitas dimana nilai-nilai ini diperoleh dari association rules yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Hasil pemetaan menunjukkan cara penerjemahan keinginan konsumen kedalam desain kursi rotan untuk masingmasing elemen dengan berdasar pada bobot yang muncul pada bagian dasar rumah kualitas. Pembobotan ini dilakukan dengan mengalikan nilai matriks setiap kata Kansei dengan bobot prioritas masing-masing kata pada bagian dinding kanan dan menjumlahkan hasil perkalian tersebut pada setiap kolom. Hasilnya menunjukkan bahwa elemen desain yang memiliki bobot paling besar adalah elemen desain V31, yaitu sandaran tangan yang melengkung dengan nilai,44. Kata Kansei dengan bobot terbesar kedua adalah nyaman dengan nilai,149, sedangkan kata Kansei dengan bobot terbesar ketiga adalah unik dengan nilai,145. Hal ini menunjukkan bahwa prioritas keinginan konsumen berupa kata

86 Kansei terhadap elemen desain kursi rotan adalah kokoh, nyaman dan unik. Dan sebagai masukan kepada pihak produsen, bahwa untuk memenuhi keinginan konsumen tersebut, maka elemen-elemen desain berupa elemen desain sandaran tangan yang melengkung (V31), kaki yang tertutup anyaman (V42) dan sandaran dudukan yang berbentuk setengah lingkaran (V22) merupakan elemen yang sesuai dengan keinginan konsumen. Bagian atap dari matriks rumah kualitas menunjukkan hubungan trade-off dari masing-masing upaya penerapan elemen desain tersebut pada sebuah kursi rotan. Hubungan yang positif ditunjukkan dengan lambang positif (+), hubungan netral ditunjukkan dengan isi matriks yang kosong dan hubungan negatif ditunjukkan dengan lambang negatif (-). Nilai hubungan ini memberikan informasi apakah peningkatan atau perbaikan suatu elemen desain akan ikut memberikan efek positif pada elemen desain lainnya, memberikan efek negatif atau tidak memberikan pengaruh apa pun. Berdasarkan bagian atap HOQ pada Gambar 23, terlihat bahwa hubungan antara desain sandaran punggung kursi rotan, desain dudukan, desain sandaran tangan dan desain kaki, saling berhubungan positif satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa elemen desain itu saling memberikan penilaian positif terhadap yang lain. Adanya trade off maka perubahan salah satu elemen kearah positif turut meningkatkan penilain terhadap elemen desain yang lain. 7.4 Verifikasi dan Validasi Menurut Bahill dan Henderson (25) verifikasi adalah membangun sistem dengan benar (building the system right); memastikan bahwa sistem memenuhi persyaratan sistem dan sesuai dengan desain. Ditambahkan bahwa yang dimaksud dengan persyaratan verifikasi adalah membuktikan setiap persyaratan telah terpenuhi. Verifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan argumen logis, pemeriksaan, membuat model, simulasi, analisis, penilaian pakar, uji dan demonstrasi. Verifikasi pada tahapan penelitian ini dilakukan mulai dari tahap pemilihan kata Kansei dengan pertimbangan penilaian pakar, hingga tahap integrasi desain dengan QFD. penggunaan metode analisa pada penelitian ini dilakukan verifikasi.

87 Pada penrhitungan menggunakan AHP, dilakukan pemeriksaan consistensi ratio (CR). Hasil CR lebih kecil atau sama dengan 1 persen menunjukkan bahwa perhitungan penilaian tersebut telah konsisten. Untuk penggunaan association rules, adanya batasan nilai minimum support dan minimum confidence merupakan bentuk pemeriksaan bahwa hasil yang diperoleh benar. Selanjutnya hasil yang telah benar dipetakan pada matriks QFD akan memeberikan kesimpulan yang benar. Menurut Bahill dan Henderson (25) validasi sebuah sistem yaitu membangun sistem yang benar (building the right system): memastikan bahwa sistem melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam lingkup tujuannya. Validasi menentukan kebenaran dan kelengkapan dari produk akhir, dan memastikan bahwa sistem akan memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Persyaratan validasi adalah memastikan bahwa 1) serangkaian persyaratan adalah benar, selesai dan konsisten, 2) sebuah model dapat dibuat yang memenuhi persyaratan, dan 3) penyelesaian dunia nyata dapat dibangun dan diuji untuk memastikan bahwa memenuhi persyaratan. Validasi pada penelitian ini dilakukan dengan face validity, dimana hasil penelitian diperlihatkan kembali kepada perancang produk sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan desain kursi rotan. Hasil face validity menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan dalam tahap perancangan produk, khususnya kursi rotan. 7.5 Implikasi Sistem Evaluasi Elemen Desain Kursi Rotan Dari hasil kajian yang telah dilakukan dapat diketahui manfaat yang diperoleh dengan mempertimbangkan perasaan atau emosi terhadap pengembangan produk. Tanpa adanya sistem evaluasi ini (atau rule base), maka perancangan dan pengembangan produk seakan-akan hanya dipertimbangkan dari sisi produsen atau perancang produk saja tanpa mempertimbangkan perasaan atau emosi yang diperoleh oleh konsumen dari produk tersebut. Adanya sistem evaluasi tersebut mempermudah desainer untuk memulai aktifitas desain. Proses desain adalah serangkaian kegiatan kreatif dan sering

88 menghadapi ketidakpastian (Crilly et al. 24). Dengan adanya sistem tersebut membantu desainer untuk memulai pekerjaan kreatifnya. Hasil evaluasi elemen desain kursi makan rotan yang memberikan usulan untuk mempertimbangkan kata cantik dengan dudukan, sandaran tangan, kaki dan anyaman mempermudah desainer memulai proses desain dengan menyodorkan alternatif desain dimulai dari desain dudukan, sandaran tangan, kaki dan anyaman. Begitu pula jika konsumen mengeluarkan kata unik, maka desainer dapat memulai proses desain dengan sandaran tangan dan kaki. Dari hasil analisa ini sandaran tangan yang menunjukkan desain yang unik adalah sandaran tangan yang melengkung dan desain kaki yang tertutup. Dengan adanya sistem evaluasi terhadap penawaran produk baru berbasis rotan yang dilakukan oleh produsen sebagai pelaku usaha industri berbasis rotan maka akan mempercepat proses pengeluaran desain-desain baru yang berkembang di Indonesia. Desain produk jadi atau furnitur rotan, khususnya kursi rotan akan akan semakin berkembang Dalam hal ini belum dikaji besarnya multiple effect dari adanya sistem evaluasi ini, namun demikian diharapkan dengan adanya sistem evaluasi tersebut akan memudahkan perancang untuk merancang produk. Produk furnitur rotan sebagai produk akhir dari rotan mempunyai nilai tambah yang paling besar dibandingkan bahan bakunya, sehingga dengan perancangan yang sesuai dengan perasaan konsumen diharapkan penjualan akan semakin membaik karena produk mampu menyentuh konsumen lewat perasaan.