THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

PENGARUH LAYANAN INFORMASI PEMAHAMAN DIRI TERHADAP EFIKASI SISWA KELAS XI SMAN 2 SUNGAI RAYA

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

THE EFFECT OF GROUP COUNSELING TOWARD CAREER UNDERSTANDING LEVEL OF THE ELEVEN GRADE STUDENTS OF SMA HANDAYANI OF PEKANBARU IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA SMPN 3 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

Diskusi untuk Meningkatkan Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Peserta Didik SMK

HUBUNGAN ANTARA BRAND IMAGE DAN MOTIVASI DENGAN KEPUTUSAN PESERTA DIDIK MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SIDAYU KABUPATEN GRESIK

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INFORMASI KARIER DENGAN STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

ANALISIS PREFERENSI SISWA MELANJUTKAN KE SMP SANTA MARIA PEKANBARU T.P. 2014/2015

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

BAYU ADHY TAMA K

JURNAL. Oleh: DEWI AFSARI NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Endang Ragil W.P., M,Pd 2. Ikke Yuliani Dhian P., M.Pd

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DASAR KOMPETENSI KEJURUAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

M U S L I K H NIM: S

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

ORIENTASI MINAT KEJURUAN PADA SISWA SMA SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS DI SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

KONTRIBUSI PRESTASI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 WONOSARI JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA. Irfan Prima Aldi 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi

FITRI YENTI NPM:

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

Transkripsi:

TRIADIK, VOLUME 15, No.2, OKTOBER 2016: 30-42 PROFIL KECENDRUNGAN PEMILIHAN MINAT KARIR BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA SMA SE-KOTA BENGKULU Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. FKIP Universitas Bengkulu e-mail: spectifulandari@gmail.com, dharmayana@unib.ac.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecendrungan pemilihan minat karir, menggambarkan tipe kepribadian, menggambarkan profil kecendrungan pemilihan minat karir berdasarkan tipe kepribadian dan menguji kolerasi antara minat karir dengan tipe kepribadian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini sebanyak 108 siswa dari kelas IPA dan IPS SMA se kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan inventori. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah siswa memiliki tipe kepribadian dan minat karir yang berbeda-beda, pemilihan minat karir siswa kelas XI SMA sesuai dengan tipe kepribadian siswa, dan terdapat kolerasi yang sangat tinggi antara tipe kepribadian dengan minat karir siswa, hal ini ditunjukan dari hasil uji hipotesis yang diperoleh sig = 0,00 (p<0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kolerasi yang signifikan antara tipe kepribadian dengan minat karir. Kata kunci: Tipe kepribadian, pilihan minat karir. THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY Abstract: The research aimed to describe: (1) the tendency of preference career interest, (2) Personality types, (3) profile of the preference of career interest based on personality type, and (4) to test the correlation betweenthe career interest and the personality variable.the research used quantitative descriptive method. The subjects in this research were 108 students of class X IPA and IPS senior high school in Bengkulu City. The data collected using the inventory career interest inventory and personality type. The results of this reaserch are the students have different type of personality and career interests. The selection of students career interests of class XI senior high school is accordance with the type of personality of students, and there is a very high correlation between the type of personality with career interests of students. It is shown from the results of obtain hypothesis test P=0,00 then p<0,05, it is conclude there was a significant correlation between personality type with career interests. Keyword: Personality type, career interests preference. PENDAHULUAN Salah satu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah ditujukan untuk membantu mengembangkan aspirasi studi kesalahan serta keraguan dalam pemilihan studi lanjut atau karir tersebut (Sucipto 2007:2). Hal itu dapat terwujud melalui pengembangan pemahaman peserta didik lanjut dan karir, dan menjauhkan adanya tentang dirinya dengan segala potensinya, TRIADIK 30

Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. memahami tentang pilihannya dan hal-hal yang perlu dipersiapkan terkait pilihan studi lanjut atau karir yang direncanakannya. kepribadian. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan kepada siswa kelas XII bahwa mereka masih ragu terhadap Pengembangan pemahaman peserta pemilihan jurusannya dan sebagian dari didik mengenai dirinya, terutama berkaitan dengan potensi, minat, bakat dan sikap yang ada dalam diri peserta didik tersebut dapat mereka bahkan belum menentukan pemilihan minat karir yang sesuai dengan potensi dalam dirinya. Berdasarkan hal tersebut, membuat mereka kembangkan melalui pelayanan peserta didik paham akan dirinya dan yakin bimbingan karir yang terdapat di sekolah. terhadap arah pilihan karirnya merupakan Kenyataan pada sistem pendidikan kita, siswa bagian yang penting dalam pendidikan. pada Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP dan yang setara) umumnya belum dipilah pada kejurusan atau program pendidikan khusus tertentu. Banyak dari mereka juga belum mendapatkan bantuan dan arahan yang cukup baik dari layanan bimbingan konseling atau pihak lain yang memungkinkannya untuk memahami arah pilihan karir dan studi lanjutnya, sehingga belum adanya profil Bimbingan karir adalah pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karir (Sukardi dan Nila, 2008:14). Berdasarkan hasil pengamatan awal di atas maka bimbingan karir sangat penting dilakukan sekolah terutama pada Sekolah Menengah Atas (SMA) karena anak sudah mulai menentukan pilihan karirnya. Dalam hal pemilihan minat karir berdasarkan tipe ini, guru bimbingan dan konseling di sekolah kepribadian di SMA se kota Bengkulu ini. berkewajiban untuk mengarahkan peserta Fenomena-fenomena yang terjadi didik kepada karir yang disukai dan terkait dalam hal tersebut salah satu contohnya menyesuaikannya dengan keadaan diri serta adalah pada SMA 6 kota Bengkulu. kemampuan. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan ketika Praktik Pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan pada SMA 6 kota Ginzberg (dalam Santrock, 2002:94) menyatakan bahwa, "sampai umur kurang lebih 11 tahun, anak-anak masih berada dalam Bengkulu pada tanggal 1 November-30 fase fantasi dari pemilihan karir. Mulai umur Desember 2014, dalam hal pelayanan 11 sampai 17 tahun remaja berada dalam fase bimbingan karir belum dilaksanakan tentatif dalam pemilihan karir, sebuah transisi perencanaan, pengidentifikasian pemilihan dalam dari fase fantasi pada masa anak-anak minat karir sedini mungkin, dan belum adanya menuju pengambilan keputusan yang realistik pelaksanaan pengidentifikasian tipe pada masa dewasa muda". Oleh sebab itu 31 TRIADIK

Pemilihan Minat Karir, Tipe Kepribadian sangat dibutuhkan bimbingan karir dalam jenjang sekolah baik itu SMP maupun SMA, karena seorang anak sedang dalam fase tentatif, yakni anak telah menentukan karirnya secara realistik. Pemilihan pekerjaan yang baik adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit untuk dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga (Hurlock, 1993b:279). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa pemilihan karir seorang anak perlu disesuaikan dengan keadaan dirinya yaitu minat dan bakat serta psikologisnya, sedangkan berdasarkan fenomena di kota Bengkulu banyak ditemukan orang tua yang belum memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihannya sendiri terhadap karirnya. Banyak juga terjadi penjurusan siswa ke program studi dan jurusan di SMA tidak melaksanakan tes potensi diri terhadap siswa sebagai upaya penjurusan siswa, sehingga tidak mendukung tercapainya kesesuaian antara kondisi dan potensi diri siswa (self) dengan bidang pendidikan serta jurusan yang ditempuh. Siswa salah dalam pemilihan jurusan, ragu dalam penjurusan bahkan tidak mengetahui arah karirnya. Tidak adanya profil kecendrungan pemilihan minat karir bedasarkan tipe kepribadian di SMA se-kota Bengkulu merupakan salah satu contoh permasalahan tidak terlaksananya bimbingan karir dengan baik di suatu sekolah. Holland (dalam Santrock, 2002:94) menyatakan bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepribadian individu dan pemilihan karir tertentu. Berdasarkan pernyataan ini penulis mencoba untuk menggambarkan profil kecendrungan pemilihan minat karir berdasarkan tipe kepribadian pada siswa SMA kelas XI yang ada di SMA se kota Bengkulu, dan untuk menguatkan penelitian penulis menguji korelasi antara tipe kepribadian dengan minat karir, diharapkan siswa dapat menentukan minat karirnya sesuai dengan tipe kepribadian yang mereka miliki masingmasing agar hal tersebut memberikan kontribusi mengembangkan arah karir dan kesuksesan karirnya. Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: 1. Bagaimanakah profil tipe kepribadian siswa kelas XI se SMA kota Bengkulu ditinjau dari jenis kelamin? 2. Bagaimanakah profil tipe kepribadian siswa kelas XI se SMA kota Bengkulu ditinjau dari jurusan IPA dan IPS? 3. Bagaimanakah profil kecendrungan pemilihan minat karir siswa kelas XI se SMA kota Bengkulu ditinjau dari jenis kelamin? 4. Bagaimanakah profil kecendrungan pemilihan minat karir siswa kelas XI se TRIADIK 32

Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. SMA kota Bengkulu ditinjau dari jurusan IPA dan IPS? 5. Bagaimana profil kecendrungan pemilihan minat karir berdasarkan tipe kepribadian siswa kelas XI di SMA kota Bengkulu? 6. Apakah ada korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian dengan minat karir siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu? laporan diri atau studi observasi, suatu studi kolerasional mendeskripsikan, dalam istilah kuantitatif tingkatan di mana variabel-variabel berhubungan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, karena dalam penelitian ini penulis memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual. METODE Penelitian kuantitatif adalah suatu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret sampai dengan 25 Maret 2015, proses menemukan pengetahuan yang adapun pelaksanaan dilakukan pada 2 SMA menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang yang ada di kota Bengkulu dengan sampel sebanyak 108 orang yang berasal dari jurusan kita ketahui. Pada umumnya penelitian IPA dan IPS kelas XI. kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian pemerian atau penelitian deskriptif. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang Penelitian kuantitatif dapat pula berupa lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, penelitian hubungan atau penelitian kolerasi, populasi berhubungan dengan data, bukan penelitian kuasi-ekspremental, dan penelitian manusianya. Kalau setiap manusia ekspremental (Margono, 2010:106). memberikan suatu data, maka banyaknya atau Penelitian deskriptif berusaha ukuran populasi akan sama dengan banyaknya memberikan dengan sistematis dan cermat manusia (Margono, 2010:118). fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu Berdasarkan pernyataan di atas (Margono, 2010:8) Menurut Gay (dalam Emzir 2012:37) populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah SMA se-kota Bengkulu. penelitian kolerasional kadang-kadang Sampel adalah sebagai bagian dari diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, populasi, sebagai contoh (monster) yang terutama disebabkan penelitian kolerasional diambil dengan menggunakan cara-cara mendeskripsikan sebuah kondisi yang telah tertentu (Margono, 2010:121). Sedangkan ada. Bagaimanapun, kondisi yang menurut Saebani (2008:165) sampel adalah dideskripsikan berbeda secara nyata dari bagian kecil dari populasi. kondisi yang biasanya dideskripsikan dalam 33 TRIADIK

Pemilihan Minat Karir, Tipe Kepribadian Dengan demikian sampel yang penulis tarik dari populasi adalah 2 SMA yang ada di kota Bengkulu, kemudian dipilih 4 kelas XI dari dua jurusan yang berbeda, yaitu kelompok jurusan IPA dan IPS. Masing-masing sekolah diambil 2 kelas, yaitu 2 kelas jurusan IPA dan 2 kelas jurusan IPS, sehingga penelitian terbatas hanya kepada 2 SMA yang terdapat di kota Bengkulu, kelas XI, 1 kelas IPA dan 1 kelas IPS. Cluster random sampling digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individuindividu, melainkan terdiri dari kelompokkelompok individu atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan langsung pada semua pelajarpelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster (Margono, 2010:127). Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa teknik sampling yang penulis gunakan yaitu teknik Cluster random Sampling, adalah penarikan sampel yang didasarkan pada kelompok-kelompok sebagai anggota populasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan judul profil kecendrungan pemilihan minat karir berdasarkan tipe kepribadian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran minat karir ditinjau dari jurusan dan jenis kelamin, mendeskripsikan tipe kepribadian ditinjau dari jenis kelamin dan jurusan, mendeskripsikan kecendrungan minat karir berdasarkan tipe kepribadian dan menguji hipotesis ada atau tidaknya korelasi antara tipe kepribadian dengan minat karir siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu. Dalam pelaksanaan penelitian, penulis menggunakan inventori penelusuran minat karir dan inventori tipe kepribadian untuk dapat mendeskripsikan tujuan penelitian. Penelitian dilakukan pada 2 SMA yang ada di kota Bengkulu dengan jumlah 108 siswa, responden berasal dari kelas XI juruan IPS 2 kelas dan jurusan IPA 2 kelas. Profil Tipe Kepribadian Siswa Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Jurusan Jenis kelamin merupakan salah satu perbedaan antar individual itu, jenis kelamin laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dalam tipe kepribadian masingmasing. TRIADIK 34

Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. Tabel 1 Profil Tipe kepribadian Ditinjau dari Jenis kelamin Jenis Kelamin Tipe Kepribadian Laki-laki Perempuan F % F % Realistik 5 4,6% 0 0,0% Investigasi 4 3,7% 6 5,6% Artistik 3 2,8% 9 11,1% Sosial 10 9,3% 15 13,9% Enterprising 10 9,3% 3 2,8% Konvensional 8 7,4% 12 11,1% Realistik & Investigasi 1 0,9% 0 0,0% Realistik & Artistik 1 0,9% 0 0,0% Investigasi & Artistik 3 2,8% 0 0,0% Investigasi & Sosial 2 1,9% 1 0,9% Investigasi & Enterprising 0 0,0% 1 0,9% Investigasi & Konvensional 1 0,9% 1 0,9% Artistik & Enterprising 0 0,0% 4 3,7% Sosial & Enterprising 4 3,7% 2 1,9% Enterprising & Konvensional 1 0,9% 1 0,9% Selain dari jenis kelamin tempat kita dibesarkan dan dididik dapat mempengaruhi tipe kepribadian seseorang, oleh karena itu penulis menggambarkan tipe kerpibadian berdasarkan jenis kelamin dan jurusan. Berdasarkan pengolahan data ada beberapa responden yang memiliki dua kecendrungan tipe kepribadian, terdapat 13 responden jenis kelamin laki-laki, 10 responden jenis kelamin perempuan, kecendrungan tipe kepribadian ini merupakan hal wajar karena manusia mempunyai gaya pribadi lebih dari satu. Hasil temuan yang penulis dapatkan ini menekankan kebenaran teori teori Holland (dalam Kristanto, 2008:31) yang menyatakan bahwa manusia mempunyai gaya pribadi lebih dari satu, sehingga pilihan karir juga terdapat beberapa minat karir, tetapi ada jenjang yang dapat lebih diprioritaskan. Tipe kepribadian yang paling banyak dimiliki oleh jenis kelamin laki-laki adalah tipe kepribadian sosial dan enterprising serta yang terendah adalah tipe kepribadian artistik sedangkan tipe kepribadian yang paling banyak dimiliki oleh jenis kelamin perempuan adalah tipe kepribadian sosial dan yang 35 TRIADIK

Pemilihan Minat Karir, Tipe Kepribadian terendah adalah tipe kepribadian realistik. Jurusan IPA banyak memiliki tipe kepribadian sosial dan jurusan IPS banyak memiliki tipe kepribadian konvensional. Secara teori jurusan IPA seharusnya lebih memiliki tipe kepribadian investigasi tetapi pada kenyataannya jurusan IPA pada siswa kelas XI di SMA se kota Bengkulu ini banyak memiliki tipe kepribadian sosial. Hal ini terjadi dapat dikarenakan dalam pemilihan jurusan IPA dan IPS siswa tidak benar-benar memilih jurusan yang sesuai dengan kepribadiannya atau dapat juga disebabkan karena keterpaksaan dari orangtua, mengikuti pilihan teman, ingin dianggap populer dengan memasuki jurusan IPA, oleh karena itu sangat penting adanya pelaksanaan bimbingan karir di sekolah dalam hal penjurusan siswa, dan pentingnya kolaborasi antara guru bimbingan dan konseling dengan orangtua murid dalam hal penjurusan ini, jika ditemukan pilihan jurusan yang tidak sesuai dengan tipe kepribadian siswa, dapat dilakukan tindak lanjut dari bimbingan karir, misalnya bimbingan kelompok atau konseling kelompok. Tabel 2 Profil Tipe kepribadian Ditinjau Dari Jurusan Jurusan Tipe Kepribadian IPA IPS F % F % Realistik 2 1,9% 3 2,8% Investigasi 8 7,4% 2 1,9% Artistik 5 4,6% 7 6,5% Sosial 15 13,9% 10 9,3% Enterprising 2 1,9% 11 10,2% Konvensional 8 7,4% 12 11,1% Realistik & Investigasi 1 0,9% 0 0,0% Realistik & Artistik 0 0,0% 1 0,9% Investigasi & Artistik 2 1,9% 1 0,9% Investigasi & Sosial 2 1,9% 1 0,9% Investigasi & Enterprising 1 0,9% 0 0,0% Investigasi & Konvensional 1 0,9% 1 0,9% Artistik & Enterprising 2 1,9% 2 1,9% Sosial & Enterprising 1 0,9% 5 4,6% Enterprising & Konvensional 1 0,9% 1 0,9% TRIADIK 36

Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. Profil Kecendrungan Minat Karir Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Jurusan Anak Sekolah Menengah Atas mulai memikirkan masa depan mereka secara bersungguh-sungguh (Hurlock, 1993b:221). Dalam penelitian ini penulis menyebarkan inventori untuk mengidentifikasikan arah karir yang diminati oleh siswa kelas XI di SMA kota Bengkulu. Karir yang dipilih oleh responden jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki dapat berbeda, begitu juga dengan jurusan yang telah mereka duduki saat ini dapat berpengaruh terhadap pilihan karirnya. Tabel 3 Profil Minat Karir Ditinjau Dari Jenis kelamin Jenis Kelamin Minat karir Laki-Laki Perempuan f % f % Realistik 4 3,7% 0 0,0% Investigasi 5 4,6% 7 6,5% Artistik 3 2,8% 10 9,3% Sosial 5 4,6% 8 7,4% Enterprising 9 8,3% 1 0,9% Konvensional 8 7,4% 13 12,0% Realistik & Investigasi 2 1,9% 0 0,0% Realistik & Artistik 1 0,9% 0 0,0% Realistik & Konvensional 1 0,9% 0 0,0% Investigasi & Artistik 3 2,8% 0 0,0% Investigasi & Sosial 2 1,9% 3 2,8% Investigasi & Enterprising 0 0,0% 1 0,9% Investigasi Konvensional 2 1,9% 1 0,9% Artistik Sosial 0 0,0% 1 0,9% Artistik & Enterprising 0 0,0% 4 3,7% Artistik & Konvensional 0 0,0% 1 0,9% Sosial & Enterprising 4 3,7% 3 2,8% Sosial & Konvensional 1 0,9% 0 0,0% Enterprising & Konvensional 3 2,8% 2 1,9% Berdasarkan hasil penelitian, ada responden jenis kelamin perempuan, beberapa responden yang memiliki dua kecendrungan minat karir ini merupakan hal kecendrungan minat karir, terdapat 19 wajar karena manusia mempunyai pilihan responden jenis kelamin laki-laki, 16 minat karir yang disukai lebih dari satu, hasil 37 TRIADIK

Pemilihan Minat Karir, Tipe Kepribadian ini lebih ditekankan kembali oleh teori menurut Holland (dalam Kristanto, 2008:31) mencatat bahwa manusia mempunyai gaya pribadi lebih dari satu, sehingga pilihan karir juga terdapat beberapa minat karir, tetapi ada jenjang yang dapat lebih diprioritaskan. Minat karir yang paling banyak diminati oleh siswa laki-laki adalah enterprising sedangkan minat karir yang banyak diminati oleh jenis kelamin perempuan adalah minat karir konvensional serta jurusan IPA banyak meminati karir konvensional dan jurusan IPS banyak meminati karir konvensional. Terdapat beberapa pemilihan karir yang tidak sesuai dengan jurusan yang telah di duduki oleh siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu, misalnya terdapat siswa jurusan IPA yang memilih karir sosial, secara teori jurusan IPA memilih karir investigasi, hasil ini membuktikan bahwa kurang efektifnya bimbingan karir yang terlaksana di sekolah, siswa memilih jurusan tidak sesuai dengan keinginannya. ini juga dapat terjadi karena adanya paksaan dari orangtua siswa yang memaksakan siswanya untuk memilih jurusan sesuai dengan keinginan orangtua, oleh sebab itu, sangat penting adanya kolaborasi antara guru bimbingan dan konseling dengan orangtua murid dalam hal penjurusan. Tabel 4 Profil Minat Karir Ditinjau Dari Jurusan Jurusan Minat Karir IPA IPS F % F % Realistik 2 1,9% 2 1,9% Investigasi 8 7,4% 4 3,7% Artistik 6 5,6% 7 6,5% Sosial 6 5,6% 7 6,5% Enterprising 1 0,9% 9 8,3% Konvensional 9 8,3% 12 11,1% Realistik & Investigasi 2 1,9% 0 0,0% Realistik & Artistik 0 0,9% 1 0,9% Realistik & Konvensional 1 0,9% 0 0,0% Investigasi & Artistik 2 1,9% 1 0,9% Investigasi & Sosial 4 3,7% 1 0,9% Investigasi & Enterprising 1 0,9% 0 0,0% Investigasi Konvensional 2 1,9% 1 0,9% Artistik Sosial 1 0,9% 0 0,9% Artistik & Enterprising 2 1,9% 2 1,9% Artistik & Konvensional 1 0,9% 0 0,0% Sosial & Enterprising 1 0,9% 6 5,6% Sosial & Konvensional 1 0,9% 0 0,0% Enterprising & Konvensional 1 0,9% 4 3,7% TRIADIK 38

Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. Profil Kecendrungan Pemilihan Karir Berdasarkan Tipe Kepribadian Holland (dalam Sucipto, 2007:7) Investigasi, Sosial & Konvensional, menggambarkan hubungan antara tipe Enterprising & Artistik, Enterprising & kepribadian dengan minat karir dalam suatu Realistik, Konvensional & Investigasi, konsep yang disebut "The Hexagonal Model Konvensional & Sosial, dan hubungan rendah Relationship of Occupational Class" yang jika Realistik & Sosial, Investigasi & menyatakan bahwa hubungan tinggi jika Enterprising, Artistik & Konvensional, Sosial Realistik & Investigasi, Realistik & & Realistik, Enterprising & Investigasi, Konvensional, Investigasi & Realistik, Konvensional & Artistik. Investigasi & Artistik, Artistik & Investigasi, Artistik & Sosial, Sosial & Artistik, Sosial & Berdasarkan hasil penelitian, bahwa siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu Enterprising, Enterprising & Sosial, memiliki kecendrungan pemilihan karir yang Enterprising & Konvensional, Konvensional & sesuai dengan tipe kepribadian masing-masing Realistik, hubungan sedang jika Realistik & siswa tersebut, hubungan antara tipe Artistik, Realistik & Enterprising, Investigasi & Sosial, Investigasi & Konvensional, Artistik & Enterprising, Artistik & Realistik, Sosial & kepribadian dan minat karirnya tergolong dalam hubungan yang tinggi dan sedang. Berikut hasil pengolahan data: Tabel 5 Profil pilihan minat karir berdasarkan tipe kepribadian Tipe Kepribadian Minat Karir F % Realistik Realistik 4 3,7% Realistik Investigasi 1 0,9% Investigasi Investigasi 8 7,4% Investigasi Realistik & Investigasi 1 0,9% Investigasi Investigasi & Konvensional 1 0,9% Artistik Artistik 11 10,2% Artistik Artistik & Konvensional 1 0,9% Sosial Investigasi 2 1,9% Sosial Artistik 2 1,9% Sosial Sosial 12 11,1% Sosial Konvensional 1 0,9% Sosial Realistik & Konvensional 1 0,9% Sosial Investigasi & Sosial 3 2,8% Sosial Artistik & Sosial 1 0,9% Sosial Sosial & Enterprising 2 1,9% Sosial Sosial & Konvensional 1 0,9% 39 TRIADIK

Pemilihan Minat Karir, Tipe Kepribadian Enterprising Enterprising & Konvensional 4 3,7% Enterprising Enterprising 9 8,3% Konvensional Konvensional 20 18,5% Realistik & Investigasi Realistik & Investigasi 1 0,9% Realistik & Artistik Realistik & Artistik 1 0,9% Investigasi & Artistik Investigasi & Artistik 3 2,8% Investigasi & Sosial Investigasi 1 0,9% Investigasi & Sosial Investigasi & Sosial 2 1,9% Investigasi & Enterprising Investigasi & Konvensional 1 0,9% Investigasi & Konvensional Investigasi & Konvensional 2 1,9% Artistik & Enterprising Artistik & Enterprising 4 3,7% Sosial & Enterprising Enterprising 1 0,9% Sosial & Enterprising Sosial & Enterprising 5 4,6% Enterprising & Konvensional Sosial 1 0,9% Enterprising & Konvensional Enterprising & Konvensional 1 0,9% Kolerasi antara Tipe Kepribadian dengan Minat Karir Berdasarkan uji hipotesis Tabel 6, diperoleh hasil contingency coefficient sebesar 0,954 dengan P<0,05, ini berarti Ho ditolak. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang sangat tinggi antara tipe kepribadian dengan minat karir siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu. Tabel 6 Uji Hipotesis Variabel Contingency coefficient p Signifikansi Tipe kepribadian - Minat Karir 0,954 0,00 (P<0,05) Sangat Signifikan Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa ada korelasi antara tipe kepribadian dengan minat karir siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu, hal ini dapat dilihat melalui tabel contingency coefficient yaitu 0,954, korelasi yang ditinjukan pada tabel ini bahwa terdapat korelasi yang sangat tinggi, serta rumusan Ho ditolak dengan melihat tabel signifikan 0,000 berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima. Dengan adanya pembuktian ini sehinga teori Holland (dalam Kristanto, 2008:31) yang menyatakan bahwa karir seseorang dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan latar belakang lingkungan, dapat dibuktikan melalui TRIADIK 40

Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti. penelitian yang telah penulis lakukan pada siswa kelas XI SMA se kota Bengkulu. Penelitian ini telah menggambarkan profil pemilihan minat karir berdasarkan tipe kepribadian, dan dalam hal ini minat karir yang siswa pilih telah berdasarkan tipe kepribadian masing-masing siswa, artinya ada hubungan pemilihan minat karir dengan tipe kepribadian yang dimiliki oleh siswa dan hubungan ini telah teruji secara signifikan melalui tabel contongency coefficient dan signifikan. SIMPULAN sendiri, minat karir yang paling banyak Berdasarkan penelitian yang dilakukan diminati oleh siswa laki-laki kelas XI SMA di SMA se kota Bengkulu, pada tanggal 16 se kota Bengkulu adalah enterprising sampai 25 Maret 2015, dapat disimpulkan sedangkan minat karir yang banyak bahwa: diminati oleh jenis kelamin perempuan 1. Setiap individu memiliki berbagai macam adalah minat karir konvensional. tipe kepribadian, jenis kelamin dan jurusan 4. Minat Karir ditinjau dari jurusan Siswa berpengaruh terhadap kecendrungan tipe kelas XI SMA se kota Bengkulu, untuk kepribadian siswa kelas XI SMA se kota jurusan IPA banyak meminati karir Bengkulu, tipe kepribadian yang paling konvensional dan jurusan IPS banyak banyak dimiliki oleh siswa laki-laki kelas meminati karir konvensional. XI SMA se kota Bengkulu adalah tipe 5. Pemilihan minat karir siswa kelas XI SMA kepribadian Sosial dan enterprising dan tipe se kota Bengkulu sesuai dengan tipe kepribadian yang banyak dimiliki oleh kepribadian masing-masing siswa, dan siswa perempuan kelas XI SMA se kota antara pilihan minat karir dan tipe Bengkulu adalah tipe kepribadian Sosial. kepribadiannya memiliki hubungan yang 2. Tipe kepribadian ditinjau dari jurusan siswa tinggi dan sedang. kelas XI SMA se kota Bengkulu untuk 6. Terdapat korelasi antara tipe kepribadian jurusan IPA banyak memiliki tipe dengan minat karir siswa kelas XI SMA se kepribadian sosial dan jurusan IPS banyak kota Bengkulu. Setiap minat karir yang memiliki tipe kepribadian konvensional. siswa pilih telah berdasarkan tipe 3. Setiap individu memiliki minat karir yang kepribadian masing-masing siswa sehingga berbeda-beda sesuai dengan bakat, minat antara tipe kepribadian dengan minat karir dan juga keadaan diri individu tersebut, memiliki hubungan positif dan sangat jurusan dan jenis kelamin pun signifikan. mempengaruhi minat karir individu itu 41 TRIADIK

Pemilihan Minat Karir, Tipe Kepribadian Saran yang dapat penulis berikan pada SMA se kota Bengkulu adalah: 1. Dalam perencanaan pemilihan minat karir suatu sekolah perlu melaksanakan pengidentifikasian tipe kepribadian dan pemilihan minat karir, sehingga karir yang siswa pilih sesuai dengan keadaan diri siswa tersebut, dan dapat tercipta masa depan karir yang terencana serta kesuksesan karir pada generasi masa depan bangsa Indonesia. 2. Sebelum pelaksanaan penjurusan bidang studi IPA dan IPS hendaknya guru pembimbing benar-benar menempatkan siswa pada jurusan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas XI SMA se kota Bengkulu, tidak terdapat kesesuaian antara tipe kepribadian dan penjurusan siswa. BAHAN RUJUKAN Emzir. (2012). Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hurlock, B. Elizabeth. (1993)b. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Kristanto, Agnes Mariana. (2008). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir pada Dewasa Muda. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Margono. (2010). Metodelogi Penelitian Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta. Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Santrock, John.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga. Sucipto.(2007). Hubungan antara Kesesuaian Tipe Kepribadian dan Model Lingkungan dengan Kematangan Arah Pilihan Karier Studi Pada Siswa SMK N 1 Padang. ISSN : 1979-6889. Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta. TRIADIK 42