BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompleksnya persoalan akibat globalisasi yang terjadi di masyarakat, menjadikan hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi semua permasalahan dalam kehidupan. Globalisasi adalah suatu masa yang memberikan peluang dan sekaligus tantangan yang menyulitkan. Generasi muda sebagai kader pembangunan bangsa, seyogyanya mereka mampu mempersiapkan diri bagi kehidupan di masa depan, terutama dalam menyikapi tantangan dari era globalisasi tersebut. Kesuksesan dalam merebut peluang dan menghindari kendala semuanya berpulang kepada kemampuan individu dalam mengelola peluang dan tantangan tersebut. Dalam menyikapi tantangan globalisasi yang terjadi saat ini individu membutuhkan perencanaan karir yang matang. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya adalah dengan upaya yang telah dilakukan dalam dunia pendidikan yaitu dengan melalui layanan Bimbingan dan Konseling, khususnya Bimbingan Karir di sekolah-sekolah; yang bertujuan untuk membantu siswa melalui intervensi kurikuler dalam merencanakan karir, mengembangkan keterampilan, memahami diri dan lingkungan, serta pembuatan keputusan pilihan karir yang sesuai dengan pribadinya. Perencanaan karir yang dilakukan oleh setiap orang pada tingkat jenjang pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, yang menjadi penentu suatu karir dan melibatkan perencanaan karir yang matang, sehingga memperoleh kepuasan dan kesuksesan di masa yang akan datang. Donald E. Super (dalam Munandir, 1996:93) menyatakan keterkaitan perencanaan dan pemilhan karir pada jenjang pendidikan tertentu

2 2 mulai pada tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan lanjutan. Senada dengan itu, Sutoyo Imam Utoyo (1997:24) menggambarkan bahwa perencanaan karir dimulai sejak duduk dibangku SD (Sekolah Dasar), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), maupun SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), yaitu didalam memilih jurusan; baik jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, maupun sekolah kejuruan yang sesuai dengan pilihan karir nantinya. Jenjang pendidikan yang dilalui seseorang merupakan salah satu perencanaan yang matang didalam pengambilan keputusan karirnya nanti. Individu perlu melakukan pemilihan dan perencanaan karir yang matang agar tidak terjadi kegagalan dalam menentukan pilihan karir. Elizabeth B. Hurlock (1991:247) menyatakan bahwa kegagalan dalam menentukan pilihan karir mengakibatkan kerugian dalam hal waktu dan usaha. Coan (dalam Indreswari, 1990:21) menyatakan pula bahwa kesalahanan dalam menentukan karir menjadi sumber konflik dan krisis emosi yang serius karena penentuan karir biasanya menjadi dasar self-image seseorang dan perubahan didalam tujuan karir akan disertai oleh perubahan orientasi dalam berbagai segi kehidupan seseorang. Pengambilan keputusan karir menurut Tiedeman dan O Hara (dalam Mohammad Thayeb Manrihu, 1992:102) menyatakan bahwa identitas karir individu terbentuk oleh pengambilan keputusan yang menjadi sasaran pemahaman dan kehendak individu. Pengambilan keputusan karir yang tepat merupakan upaya untuk membantu individu dalam menyadari semua faktor yang melekat pada pengambilan keputusan sehingga mereka akan mampu membuat pilihan-pilihan yang didasarkan pada pengetahuan tentang diri dan informasi lingkungan yang sesuai. Faktor-faktor pengambilan keputusan karir menurut Lambert, dkk. (dalam Mohammad Thayeb Manrihu, 1992:154), yaitu: (1) Faktor

3 3 Internal ( kemampuan akademis, bakat, dan minat yang ada pada diri individu), (2) Faktor Eksternal (keluarga, jenis kelamin, sekolah, tersedianya informasi pekerjaan, karakter pribadi, dan pengaruh sosio-kultural). Pilihan karir yang dibuat disesuaikan dengan minat, bakat, kepribadian, dan kemampuan yang menunjang kebutuhan hidupnya yang berupa kebutuhan seorang remaja termasuk pada usia SMA. Menurut Donald E. Super (dalam Munandir, 1996:93) bahwa tugas perkembangan karir terdiri atas tahapan, yaitu: preferensi pekerjaan (14-18 tahun), spesifikasi pekerjaan (18-21 tahun), implementasi preferensi (21-25 tahun), stabilitasi didalam suatu pekerjaan (25-35 tahun), dan konsolidasi status serta kemajuan (masa akhir usia 30-an dan 40-an). Berdasarkan pengamatan sementara muncul berbagai keresahan yang berkenaan dengan perencanaan karir. Hal ini karena diri remaja sendiri mengalami kebingungan, ketidakpastian, dan ketidakmampuan mereka dalam mempersiapkan kehidupan dimasa depan, terlihat dalam kecenderungan berspekulasi, baik dalam memasuki pendidikan lanjutan maupun dunia kerja, serta ketidaksiapan memasuki pendidikan lanjutan dan dunia kerja. Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan adanya keluhan dari masyarakat, baik lembaga pendidikan lanjutan maupun dunia kerja terhadap kualitas lulusan yang dinilai rendah sebagai akibat kecenderungan berspekulasi untuk asal masuk. Sekalipun kemampuan yang dimiliki kurang memadai, pada akhirnya dengan tuntutan akan tenaga terampil yang meningkat sejalan dengan kompleksnya dunia kerja, menyebabkan masyarakat menerapkan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon, baik untuk dunia kerja itu sendiri maupun untuk lembaga pendidikan lanjutan sebagai persiapan tenaga kerja di masyarakat. Sistem seleksi yang ketat ini menjadi salah satu

4 4 faktor penunjang terhadap timbulnya masalah menumpuknya tenaga kerja golongan muda yang menganggur, disamping faktor penunjang lainnya. Ketidaksiapan para lulusan SMA memasuki dunia kerja dan banyaknya jumlah pengangguran pada kelompok usia muda, keluhan remaja terhadap masa depannya, mutu lulusan SMA yang relatif rendah, serta kecenderungan memasuki perguruan tinggi sekalipun kemampuannya kurang memadai, diperkirakan salah satu penyebabnya adalah karena lemahnya kemampuan individu dalam perencanaan karirnya sehingga keputusan karirnya pun menjadi kurang jelas. Menghadapi tuntutan dan kebutuhan yang semakin kompleks, maka individu dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan untuk merencanakan kehidupan yang lebih bak, serta memperoleh kelestariannya ditengah perkembangan IPTEK. Disatu pihak perkembangan IPTEK memberikan kemudahan bagi individu dalam menata kehidupannya, tetapi dipihak lain perkembangan tersebut sekaligus menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dan dalam merencanakan kehidupan di masa yang akan datang. Upaya mewujudkan manusia yang kreatif dan mandiri dalam menghadapi tantangan kehidupan, menuntut dunia pendidikan yang secara konseptual merupakan upaya membantu individu untuk mengembangkan dirinya, harus memperhatikan hakekat insani secara integral dalam setiap layanannya. Dengan demikian individu pada akhirnya memiliki kompetensi-kompetensi dalam menjawab tantangan kehiupan; baik kompetensi pribadi, profesional, kemasyarakatan, dan religius. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa tujuan dan fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan

5 5 dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Kemudian, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 27 tahun 2006, yang mengembangkan kurikulum pendidikan berdasarkan prinsipprinsip berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, serta seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Berdasarkan prinsip-prinsip kurikulum, dalam pelaksanaan pendidikan mulai diberlakukan materi kurikulum pengembangan diri. Pengembangan diri betujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru bidang studi, dan tenaga kependidikan lain yang dapat dilakuka secara kolaboratif dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Kerangka pemikiran di atas mengandung implikasi bahwa sekolah adalah sebagai setting pendidikan yang mempersiapkan karir siswa, merupakan wahana untuk mengembangkan potensi siswa sehingga terwujud manusia yang berkualitas; yang berarti menjadi individu yang mandiri, kreatif, serta produktif yang dilandasi oleh keimanan dan

6 6 ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, upaya pendidikan di SMA dituntut untuk menyelenggarakan layanan yang tidak hanya merujuk pada pendekatan instruksional semata yang dominan dilakukan oleh para guru, melainkan mementingkan juga pendekatan pribadi melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Sesuai dengan profil manusia Indonesia yang hendak dihasilkan, guru harus memandang pendidikan bukan hanya proses intelektualisasi saja (hanya mengembangkan aspek kognitif), tetapi juga harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa. Hal ini jelas tidak bisa hanya dilakukan oleh guru bidang studi, namun harus dilakukan dan melibatkan guru bimbingan dan konseling. Perencanaan karir dan pengambilan keputusan pilihan karir saat ini menjadi variabel yang penting dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya bimbingan karir. Hal ini karena merupakan suatu proses bukan sebagai suatu peristiwa. Sejalan dengan hal tersebut, kurikulum 1984 SMA mengemukakan beberapa prinsip dalam pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah, diantaranya : (a) pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah harus didasarkan kepada hasil penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola dan jenis karir dalam masyarakat, (b) pemilihan dan penentuan jenis bidang karir didasarkan kepada keputusan siswa sendiri melalui proses penelusuran kemampuan dan minat serta pengenalan karir dalam masyarakat, baik karir yang telah berkembang maupun yang mungkin dapat dikembangkan dalam masyarakat, (c) pelaksanaan Bimbingan Karir harus merupakan suatu proses yang berjalan terus mengikuti pelaksanaan program pendidikan sekolah dan seyogyanya juga setelah tamat dari sekolah. Dengan demikian perencanaan karir dapat menentukan individu dalam proses pengarahan dirinya untuk memilih dan mengambil

7 7 keputusan karir sebagai perwujudan diri. Dengan kata lain, kemampuan individu untuk memilih dan memutuskan, salah satunya tergantung dari bagaimana individu memiliki rencana karirnya demi menyongsong masa depan yang lebih baik serta kebermaknaan hidupnya. Siswa SMA telah memiliki pemahaman mengenai potensi diri dalam memilih karir yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, seperti yang diungkapkan oleh Parson (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1994:112) bahwa dua aspek penting dalam memilih karir adalah informasi mengenai suatu pekerjaan dan informasi mengenai diri individu sendiri. Tiedeman dan O Hara (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1994:89) mengemukakan bahwa informasi mengenai suatu pekerjaan dan informasi diri individu sendiri termasuk pada aspek antisipasi dan aspek implementasi. Aspek antisipasi memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari: eksplorasi, kristalisasi, pilihan, dan klasifikasi. Sedangkan aspek implementasi terdiri dari: induksi, reformasi, dan integrasi. Aspek antisipasi yang dilalui individu berada pada jenjang pendidikan SLTA, sedangkan aspek implementasi yang dilalui individu berada pada jenjang perguruan tinggi. Aspek antisipasi ini dialami oleh siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang karena mereka berada pada jenjang pendidikan SLTA, selain itu dilihat dari tugas perkembangan karirnya berada pada tahapan preferensi pekerjaan (14-18 tahun). Siswa SMA sudah dapat melakukan penelaahan diri serta melakukan penjelajahan dalam karir atau jabatan; mereka mulai mempertimbangkan berbagai aspek kebutuhan, minat, kapasitas, nilai, serta kesempatan secara menyeluruh (Dillard, 1985:19-20). Selain itu hasil penelitian terdahulu mengatakan bahwa siswa SMA hendaknya sudah dapat memilih karir dengan pendirian yang relatif tetap. Peneliti tertarik untuk meneliti perencanaan karir dan pengambilan keputusan pilihan karir siswa

8 8 SMAN 1 Lemahabang karena mereka dihadapkan pada situasi memilih sekolah nonkejuruan, artinya menurut tuntutan kurikulum SMA mereka dipersiapkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, walaupun akhirnya sebagian besar dari mereka masuk dunia kerja. Selain itu, mereka pun dihadapkan pada situasi harus memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa; sehingga itu menjadi tidak asal saja memilih dalam menentukan pilihan karirnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lemahabang Karawang dideskripsikan bahwa layanan serta program bimbingan dan konseling, termasuk didalamnya bimbingan karir belum banyak menyentuh aspek mempersiapkan siswa dalam membuat dan menentukan sendiri rencana karirnya, sehingga para siswa dapat dengan tepat mengambil keputusan pilihan karirnya. Hal ini akan sangat terkait dengan materi paket 5: Merencanakan Masa Depan, yang cenderung disampaikannya setelah siswa duduk dikelas XII, padahal hal ini harus sudah disampaikan di kelas X yang akan segera merencanakan dan menentukan pilihan pengambilan jurusan IPA atau IPS apabila naik ke kelas XI. Bagaimana pun ini adalah langkah awal mereka dalam merencanakan karirnya di SMA. Jika dilihat secara sepintas kenyataan itu secara langsung tidak berdampak pada proses layanan, khususnya layanan bimbingan karir, akan tetapi berdampak kurang baik terhadap siswa, baik secara individu maupun kelompok sebab siswa kurang mendapat arah karir, terutama pada aspek membuat rencana dan keputusan pilihan karirnya. Program bimbingan karir yang seharusnya dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling menginspirasi peneliti untuk mengetahui bagaimana sebenarnya membuat program bimbingan karir yang tepat dalam upaya membantu siswa dalam merencanakan dan mengambil keputusan karirnya.

9 9 Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Profil Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan Karir Siswa (Studi ke Arah Pengembangan Program Bimbingan Karir di SMA Negeri 1 Lemahabang Karawang). B. Rumusan Masalah Masalah utama dalam penelitian ini berkaitan dengan perencanaan karir dan pengambilan keputusan pilihan karir oleh siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang. Secara konseptual, kemampuan individu dalam merencanakan karir atau mempersiapkan masa depannya dapat membantu diri individu itu sendiri dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengambil keputusan yang tepat mengenai karir yang sesuai dengan segala aspek yang berhubungan dengan pribadinya. Perencanaan karir oleh siswa akan dapat menunjang atau menghambat kepada pengambilan keputusan pilihan karir tergantung dari ada atau tidak adanya rencana, baik atau buruknya rencana karir itu. Dengan kata lain, adanya rencana karir yang baik akan memberikan kontribusi yang baik terhadap pengambilan keputusan pilihan karir oleh siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang. Sasaran penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Lemahabang, dimana mereka sebagai individu merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dengan lingkunganya, sehingga apapun yang dilakukan individu tidak terlepas dari keadaan dirinya dan lingkungannya, termasuk perencanaan karir dan pengambilan keputusan pilihan karirnya. Selain itu, secara konseptual siswa SMA berada pada tahapan preferensi pekerjaan dan aspek antisipasi, sehingga sudah dapat merencanakan karir yang akan ditekuninya sekaligus mengambil keputusan pilihan karirnya.

10 10 Betapapun kompleksnya permasalahan yang dihadapi, suatu sistem seharusnya mampu menunjukkan jalan pemecahan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Untuk itu perlu adanya suatu perencanaan yang mengaitkan beberapa komponen tertentu untuk pencapaian suatu tujuan tertentu pula. Tujuan perencanaan karir adalah kematangan karir seseorang, terutama dalam pengambilan keputusan pilihan karir. Perencanaan karir mencakup seluruh aspek kehidupan seseorang yang meliputi: (a) peranan hidup; misalnya selaku pekerja, selaku anggota keluarga, dan anggota masyarakat, (b) lingkup kehidupan; misalnya dalam keluarga, lembaga masyarakat, sekolah, dan pekerjaan; (c) peristiwa kehidupan; misalnya memasuki dunia kerja, perkawinan, pindah tugas, dan sebagainya (Gysbers, 1983:35). Dari uraian di atas, fokus masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah Profil Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karir Siswa SMAN 1 Lemah abang Karawang. Berdasarkan temuan penelitian, akhirnya dikembangkan sebuah program bimbing an karir terkait perencanaan dan pengambilan keputusan karir dalam menunjang layanan bimbingan konseling untuk siswa di SMAN 1 Lemahabang Karawang, sehingga program yang digunakan dalam kegiatan bimbingan dilaksanakan secara terpadu dalam proses bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas. Program ini disusun dengan mengacu pada analisis konseptual mengenai perencanaan dan pengambilan keputusan karir serta temuan lapangan mengenai profil perencanaan dan pengambilan keputusan karir serta kondisi objektif layanan bimbingan karir di sekolah.

11 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah adanya rumusan program bimbingan karir siswa dalam menunjang layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Tujuan lain agar rumusan program dapat dibuat adalah dengan mengetahui : a. Gambaran umum profil perencanaan karir siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang. b. Gambaran umum profil pengambilan keputusan karir oleh siswa SMAN 1 Lemah abang Karawang. c. Deskripsi bimbingan karir di SMAN 1 Lemahabang Karawang. d. Pengembangan program hipotetik bimbingan karir di SMAN 1 Lemahabang. e. Hasil uji validasi program bimbingan karir. f. Hasil uji coba program bimbingan karir siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara teoritis 1) Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah teori karir dan konsep karir yang berkenaan dengan perencanaan karir dan teori pengambil an keputusan karir. 2) Mengembangkan konsep-konsep yang ada hubungannya dengan program layanan bimbingan karir. 3) Memberikan sumbangan pemikiran untuk layanan bimbingan karir yang optimal bagi siswa, khususnya siswa sekolah menengah atas.

12 12 b. Secara praktis 1) Ditemukannya gambaran dilapangan mengenai perencanaan karir siswa dan pengambilan keputusan karirnya sebagai dasar bagi guru bimbingan dan konseling menyusun program layanan bimbingan karir dan upaya pemecahan masalah karir siswa di sekolah. 2) Mengembangkan program bimbingan karir sesuai dengan kebutuhan siswa dalam memberikan bantuan serta memecahkan masalah karir mereka sehingga sumber daya dapat berkembang secara optimal. 3) Sebagai masukan bagi pimpinan sekolah untuk melakukan pembinaan terhadap guru bimbingan dan konseling serta menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua siswa. D. Asumsi Penelitian Penelitian ini dilakukan atas dasar beberapa asumsi. Asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Sebagai lembaga pendidikan, SMA memberikan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor kepada para siswa; baik untuk melanjutkan studi maupun masuk dunia kerja. 2. Siswa SMA sudah dapat merasakan pentingnya perencanaan karir bagi kehidupan masa depannya serta dapat merespon dari setiap stimulus yang ada disekitar kehidupannya. 3. Pengambilan keputusan mengenai karir akan realistik dan tepat apabila individu dapat menemukan informasi yang tepat serta memiliki perencanaan yang baik (Popon S., 1985:47).

13 13 4. Pemilihan pekerjaan, jabatan atau karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang lebih mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya (Hoppock dalam Dewa Ketut Sukardi, 1984:69). 5. Seseorang yang memiliki pilihan yang memadai dan mantap, menunjukkan perbedaan-perbedaan dan organisasi pengetahuan pekerjaan atau jabatan yang lebih besar daripada orang-orang yang memiliki pilihan yang kurang memadai atau kurang mantap (Dewa Ketut Sukardi, 1984:83). 6. Menurut Donald E. Super ( Munandir, 1996 ), bimbingan karir sebagai suatu proses membantu individu untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran dirinya serta perannya dalam dunia kerja. E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan peneletian survey. Menurut M. Iqbal Hasan (2002:22) metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini secara aktual dan cermat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara aktual dan cermat mengenai perencanaan dan pengambilan keputusan karir oleh siswa di SMAN 1 Lemahabang Karawang. Didasarkan atas deskripsi tersebut, kemudian dirumuskan kerangka pengembangan program bimbingan karir yang dipertimbangkan layak untuk diterapkan di sekolah bersangkutan. Lebih lanjut M. Iqbal Hasan (2002:13) menyatakan tentang penelitian survey adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Pada awalnya penelitian ini

14 14 dilaksanakan dari pengamatan gejala-gejala yang ada di lapangan mengenai keraguan siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang dalam mengambil keputusan karirnya, terutama dalam kaitannya dengan pengambilan jurusan di SMA kelas XI dan setelah lulus SMA. Data yang diperoleh mengunakan kuesioner tertutup sebagai alat ukurnya. Menurut Selo Soemardjan dan Koentjaraningrat (dalam Koentjaraningrat, 1997 : 173) kuesioner adalah suatu rangkaian pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawabanjawaban dari para responden (orang-orang yang menjawab). Sedangkan yang dimaksud kuesioner tertutup menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 129) adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup karena menggunakan pilihan jawaban Ya dan Tidak, sehingga diketahui secara tepat mengenai karakteristik pengambilan keputusan oleh siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang dan kondisi objektif mengenai pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selama ini. Dalam teknik pengumpulan data terdiri dari persiapan pengumpulan data dan proses pelaksanaan pengumpulan data. a. Persiapan Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, ditempuh dengan beberapa langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan alat pengumpul data. 2) Menghubungi Kepala SMAN 1 Lemahabang Karawang untuk meminta izin mengadakan penyebaran alat pengumpul data. 3) Menetapkan siswa yang termasuk kedalam anggota sampel penelitian. 4) Menetapkan jadwal waktu pengumpulan data. 5) Memperbanyak alat pengumpul data.

15 15 b. Proses Pelaksanaan Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan terhadap siswa kelas X, XI, dan XII SMAN 1 Lemahabang Karawang tahun ajaran 2009/2010. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut : 1) Mengecek alat pengumpul data yang akan diberikan kepada siswa, yaitu angket perencanaan karir siswa dan angket pengambilan keputusan pilihan karir siswa. 2) Mengecek siswa yang akan menjadi sampel penelitian. 3) Membagikan alat pengumpul data kepada siswa yang dijadikan sampel. 4) Menjelaskan cara mengerjakan alat pengumpul data. 5) Mengumpulkan alat pengumpul data yang telah dikerjakan oleh siswa. 6) Menghitung kembali hasil pekerjaan siswa sambil mengecek kelengkapan identitas siswa pada lembar jawaban sesuai dengan daftar sampel. 7) Memilih hasil pekerjaan siswa yang dapat diolah dan yang tidak dapat diolah sebab jawaban responden yang tidak lengkap. c. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan berupa jenis data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk jenis data kualitatif, analisis data dilakukan pada setiap item pertanyaan yang sudah dirumuskan dan dilakukan selama dan segera setelah memperoleh data. Adapun untuk jenis data kuantitatif, analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah rata-rata, selisih rata-rata, simpangan baku, dan persentase.

16 16 F. Populasi dan Sampel Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Lemahabang Karawang yang sekaligus seluruhnya menjadi anggota populasi. Adapun sampel diambil dari beberapa siswa pada setiap tingkatan dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Sedangkan obyek penelitiannya adalah lingkup Bimbingan Karir di SMA dengan komponen perencanaan dan pengambilan keputusan karir oleh siswa di SMAN 1 Lemahabang Karawang. Lokasi penelitian ini dilakukan di Karawang, yaitu pada SMA Negeri 1 Lemahabang yang dipilih berdasarkan tujuan, efektifitas, dan efisiensi penelitian. Untuk informasi lebih lengkap mengenai populasi dan sampel dijelaskan pada bab 3. \

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana manusia menghadapi tantangan dalam berkembang pesatnya globalisasi. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi, sosial, budaya masyarakat dewasa ini semakin pesat. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik

Lebih terperinci

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa. Sekolah juga sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak

Lebih terperinci

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan itu sendiri merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan terhadap dunia pendidikan dari masa ke masa tidak pernah berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk manusia dengan tujuan tertentu dan merupakan upaya manusia secara sadar untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, sebagaimana tersurat dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pendidikan itu berfungsi

Lebih terperinci

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia adalah unik, dan peserta didik yang memasuki masa remaja harus dapat menyadari hal tersebut. Melalui layanan bimbingan konseling disekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berhasil di suatu bangsa merupakan keberhasilan bangsa tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, secara fundamental merupakan pernyataan dan tekad untuk membangun bangsa. Salah satu wujud nyata yang harus ditempuh dalam

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena merupakan salah satu aspek utama dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana fungsi Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat stategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi manusia dewasa, beradap, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa SMA secara psikologis sedang memasuki perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi seperti saat ini masalah yang dihadapi adalah persaingan yang semakin ketat, salah satunya adalah persaingan dalam dunia kerja. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA (Studi Situs SMK 1 Blora) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan mendorong peserta didik untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang berperan dalam membantu siswa untuk mencapai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu baik anak-anak, remaja maupun orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan tersebut adalah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar seseorang dalam mewujudkan berbagai potensi yang ada. Dengan adanya pendidikan manusia menjadi mulia di muka bumi ini. Sebelumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Nabi Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, merupakan tujuan utama dari perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia diwajibkan untuk mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah pasti akan menghadapi penjurusan sesuai dengan yang ada di sekolahnya masingmasing. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

Lebih terperinci