BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada 8 perusahaan yang diambil menjadi sampel. Adapun kriteria dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sudah melakukan Initial Public Offering sebelum 1 Jan 2010. 2. Perusahaan tercatat tidak pernah delisting dari bursa. 3. Menyampaikan laporan keuangan triwulan B. Hasil Statistik Deskriptif dan Asumsi Klasik Hasil olah statistik deskriptif dapat dilihat dalam Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Statistika Deskriptif HARGA_SAHAM PER DER ROE PBV Mean 32244.84 0.060297 0.991434 0.103187 4.674971 Median 1470 0.038875 0.968872 0.084386 3.472069 Maximum 405000 0.682105 2.601902 0.399815 23.15937 Minimum 130 0.004467 0.144551 0.007468 0.82300 Std. Dev. 85912.45 0.077462 0.553906 0.074359 4.588598 Skewness 3.186321 4.524846 0.767036 1.558184 2.060043 Kurtosis 12.15722 30.6627 3.178442 5.667192 7.523789 Observations 160 160 160 160 160 Sumber : Hasil output EViews 8 Descriptive Statistics 46
47 Dari Tabel 4.1 di bawah dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 160 data. Data tersebut diperoleh dari data 8 Perusahaan tercatat pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dalam periode 5 tahun (2010-2014) dengan data triwulan sehingga jumlah data yang didapat 8 Perusahaan x 5 tahun x 4 periode = 160 data. Tabel 4.1 tersebut menunjukan bahwa variabel PER memiliki nilai rata rata(mean) sebesar 0.060297 dengan nilai tengah (median) 0.038875. Nilai maksimal PER sebesar 0.68205 dengan nilai minimum 0.004467. Nilai standar deviasi PER sebesar 0.077462. Jika dibandingkan dengan nilai rata rata (mean) yang sebesar 0.060297 menunjukan bahwa data yang digunakan dalam variabel PER mempunyai sebaran luas. Standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan, sehingga dalam variabel PER yang memiliki standar deviasi lebih besar dibanding dengan nilai rata rata (mean) dapat dikatakan kurang baik. Variabel DER memiliki nilai rata rata sebesar 0.991 dengan nilai tengah 0.968. Nilai maksimal DER sebesar 2.601 dengan nilai minimum 0.144. Nilai standar deviasi DER sebesar 0.553. Variabel DER memiliki standar deviasi lebih kecil dibanding dengan nilai rata rata (mean) dapat dikatakan baik. Variabel ROE memiliki nilai rata rata sebesar 0.103 dengan nilai tengah 0.084. Nilai maksimal ROE sepanjang periode yang dijadikan sampel penelitian ini sebesar 0.399 dengan nilai minimum 0.007. Nilai standar deviasi ROE sebesar 0.07. Variabel ROE memiliki standar deviasi lebih kecil dibanding dengan nilai rata rata (mean) dapat dikatakan baik.
48 Variabel PBV memiliki nilai rata rata sebesar 4.674 dengan nilai tengah 3.462. Nilai maksimal PBV sepanjang periode yang dijadikan sampel penelitian ini sebesar 23.159 dengan nilai minimum 0.8230. Nilai standar deviasi PBV sebesar 4.588, jika dibandingkan dengan nilai rata rata (mean) yang sebesar 4.674 menunjukan bahwa data yang digunakan dalam variabel PBV datanya masih dikatakan baik. Rata rata Harga Saham yang ditunjukan dari tabel tersebut 32244.84 dengan nilai tengah 1470. Nilai maksimal Harga Saham 405000 dengan nilai minimum 130. Nilai standar deviasi sebesar 85912.45. Jika dibandingkan dengan nilai rata rata (mean) yang sebesar 32244.84 menunjukan bahwa data yang digunakan dalam variabel Harga Saham simpangan data besar, oleh sebab itu simpangan data tersebut dapat dikatakan kurang baik. 1. Hasil Uji Normalitas Dari hasil pengolahan data dengan Eviews diperoleh nilai Jarque Bera seperti pada Tabel 4.2. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05, dengan derajat kebebasan 159 (derajat kebebasan diperoleh dari n- 1). Nilai chi square tabel pada penelitian ini sebesar 189.424, sedangkan dari hasil diatas menunjukan bahwa nilai Jarque-Bera > Chi square tabel maka dapat dikatakan datanya tidak normal. Tabel 4.2 Jarque Bera Uji Normalitas HARGA_SAHAM PER DER ROE PBV Jarque-Bera 829.7685 5647.479 15.90154 112.1711 249.5986 Probability 0.000000 0.000000 0.000352 0.000000 0.000000 Sumber : Hasil output EViews 8 Descriptive Statistics
49 Perlakukan yang dimungkinkan agar data menjadi normal antara lain, dengan menambah jumlah data, menghilangkan data yang dianggap menjadi penyebab tidak normanya data dan merubahnya kedalam bentuk logaritma, Animah et al (2009). Untuk mengatasi masalah normalitas maka data ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural. Data seteh transformasi logaritma natural dapat dilihat pada Lampiran 8. Semua variabel ditransformasikan kedalam Logaritma natural agar hubungan antar variebel tidak berubah. Pada Tabel 4.3 terlihat hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi Ln. Tabel 4.3 Jarque Bera Uji Normalitas (Logn) HARGA_SAHAM PER DER ROE PBV Jarque-Bera 15.95641 9.756343 8.062302 9.604290 5.253756 Probability 0.000343 0.007611 0.017754 0.008212 0.072304 Sumber : Hasil output EViews 8 Descriptive Statistics Variabel PER memiliki nilai Jarque-Bera sebesar 9.756343, nilai ini lebih kecil dari pada nilai chi square tabel 189.424. Karena PER memiliki nilai Jarque- Bera < Nilai Chi Square tabel, maka dapat dikatakan H 0 ditolak dan H 1 diterima data berdistribusi normal. Nilai Jarque-Bera variabel DER sebesar 8.062302, nilai ini lebih kecil dari pada nilai chi square tabel 189.424. Karena DER memiliki nilai Jarque-Bera < Nilai Chi Square tabel, maka dapat dikatakan H 0 ditolak dan H 1 diterima data berdistribusi normal. Variabel ROE memiliki nilai Jarque-Bera sebesar 9.604290, nilai ini lebih kecil dari pada nilai chi square tabel 189.424. Karena ROE memiliki nilai Jarque-Bera < Nilai Chi Square tabel,
50 maka dapat dikatakan H 0 ditolak dan H 1 diterima data berdistribusi normal. Nilai Jarque-Bera variabel PBV sebesar 5.253756, nilai ini lebih kecil dari pada nilai chi square tabel 189.424. Karena PBV memiliki nilai Jarque-Bera < Nilai Chi Square tabel, maka dapat dikatakan H 0 ditolak dan H 1 diterima data berdistribusi normal. Nilai Jarque-Bera variabel Harga Saham sebesar 15.956, nilai ini lebih kecil dari pada nilai chi square tabel 189.424. Karena PBV memiliki nilai Jarque-Bera < Nilai Chi Square tabel, maka dapat dikatakan H 0 ditolak dan H 1 diterima data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam variabel independen dalam penelitian ini mengalami multikolinieritas atau tidak maka perlu dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan fasilitas correlation yang telah disediakan dalam EViews, dan berikut ini adalah hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 : Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi PER DER ROE PBV PER 1.000000 0.220061 0.387342-0.421068 DER 0.220061 1.000000-0.138893-0.244427 ROE 0.387342-0.138893 1.000000 0.485646 PBV -0.421068-0.244427 0.485646 1.000000 Sumber: Hasil output correlation EViews 8 Dari hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut dapat diketahui bahwa variabel independen PER, DER, ROE, PBV memiliki koefisen yang rendah <
51 0.5 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima data bebas dari masalah multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Metode grafik dilakukan dengan menampilkan grafik sebar (Scatter plot). Dari variabel residual kuadrat. Variabel residual kuadrat dapat dihasilkan dari variabel residual. Variabel residual baru akan dihitung bila kita sudah melakukan estimasi regresi. Scatter plot dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut, terlihat bahwa titik titik menyebar secara acak (random) dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan dan model regresi berganda layak untuk dipakai. 4 2 PER DER ROE PBV 0-2 -4-6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 RES2 Gambar 4.1 Scatter Plot C. Penentuan Model Regresi Data Panel Dalam melakukan analisis regresi data panel perlu dilakukan pengujian untuk memilih model regresi yang tepat dengan tiga pendekatan diantaranya (1) Model Common-Constant ( Pooled OLS Method), (2) Model Efek Tetap (Fixed
52 Effect), dan (3) Model Efek Random(Random Effect). Hasil pengujian dengan ketiga model ada dalam Lampiran 9, 10 dan 11. Perbandingan hasil analisis regresi data panel dengan model common effect, fixed effect dan random effect dirangkum dalam Tabel 4.5. Tabel tersebut menunjukan bahwa hasil yang paling signifikan adalah analisis regresi dengan menggunakan Fixed Effect dengan R-Squared dan Adjusted R-Squared sebesar 98,13% dan 97.99%. Dari ketiga model yang digunakan menunjukan bahwa nilai f-statistik senilai 0.000000 memberikan artian signifikan yang tinggi. Nilai Durbin-Watson dari ketiga model belum mendekati pada range angka 1.6-1.8 sehingga diduga data mengalami autokorelasi, tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena dalam pengujian dengan menggunakan metode data panel dengan sifat data yang lebih mendekati cross section, maka syarat data terbebas dari autokorelasi tidak diperlukan. Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Analisis Regresi Data Panel Model R- Squared Adjusted R- Squared Prob (Fstatistic) DWstatistic Common Effect 0.817346 0.812633 0.000000 Fixed Effect 0.981361 0.979975 0.000000 Random Effect 0.708687 0.701170 0.000000 Sumber : Hasil output EViews 8 dan olah Excel 0.524227 0.987141 0.851452
53 1. Uji Chow Hasil Uji Chow untuk memilih model terbaik antara common effects model atau fix effects model ditampilkan pada Tabel 4.6. Hasil dari uji chow menunjukan bahwa nilai probabilitas cross section F dan chi-square 0.0000 lebih kecil dari alpha 0.05, seperti ketentuan yang disebutkan dalam bab 3 tentang hipotesis yang digunakan dalam Uji Chow, maka hipotesis H 0 ditolak dan H 1 diterimamaka model yang tepat digunakan adalah Model Efek Tetap (MET). Tabel 4.6 Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 186.043956-7,148 0 Cross-section Chi-square 365.170999 7 0 Sumber : Hasil output EViews 8 2. Uji Hausman Tabel 4.7 Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 34.245382 4 0.0000 Sumber : Hasil output EViews 8
54 Berdasarkan hasil uji Hausman yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa nilai probability chi square 0.0000 lebih kecil dari 0.05 sesuai dengan hipotesis Uji Hausman dalam bab 3 maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, model terbaik menggunakan Model Efek Tetap. Dari hasil Uji Chow dan Uji Hausman maka pemilihan model akhir dalam penelitian ini antara model Fixed Effects dan Random Effects. Dari hasil Output menunjukan bahwa MET yang paling signifikan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan Model Efek Tetap (MET)karena memiliki hasil yang lebih signifikan dibandingkan dengan Model Efek Random (MER). Nachrowi (2006:330) menuliskan bahwa bahwa MET tidak membutuhkan asumsi terbebasnya model dari serial korelasi, maka uji tentang otokorelasi dapat diabaikan. Dan karena data panel juga merupakan data cross section maka dicurigai bahwa data terdapat heteroskedastisitas, pengujian masalah heteroskedastisitas tersebut dalam EViews dapat dilihat dengan uji White, dan pada Tabel 4.8 merupakan hasil estimasi MET dengan perlakuan white heteroskedasticity consitent covariance Dari hasil output dibawah ternyata dikonstankannya residual tidak memberikan perbedaan pada koefisien regresi, tetapi standar error koefisien memang menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan analisis dengan model efek tetap sebelum dilakukan uji White Test seperti dalam lampiran 4. Ini menunjukan bahwa heteroskedastisitas tidak terjadi pada data awal, atau jikapun ada tidak signifikan, Nachrowi (2006:336). Setelah hasil output dari analisis
55 regresi didapat maka representasi model dan koefisiennya ada seperti dibawah ini: Estimation Equation: HARGA_SAHAM = C(1) + C(2)*PER + C(3)*DER + C(4)*ROE + C(5)*PBV + [CX=F] (4.1) Substituted Coefficients: HARGA_SAHAM = 6.82485776035-0.606032575372*PER- 0.348607163095*DER + 0.634242027379*ROE + 0.580216789194*PBV + [CX=F]. (4.2) Tabel 4.8 Hasil Regresi Metode Fixed Effects dengan White-Test Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 01/22/17 Time: 18:10 Sample: 2010Q1 2014Q4 Periods included: 20 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 160 White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 6.824858 0.236258 28.88733 0.0000 PER -0.606033 0.284706-2.128624 0.0349 DER -0.348607 0.087772-3.971727 0.0001 ROE 0.634242 0.295601 2.145602 0.0335 PBV 0.580217 0.270410 2.145696 0.0335 Cross-section fixed (dummy variables) Effects Specification R-squared 0.981361 Mean dependent var 7.903226 Adjusted R-squared 0.979975 S.D. dependent var 2.136851 S.E. of regression 0.302383 Akaike info criterion 0.517792 Sum squared resid 13.53243 Schwarz criterion 0.748430 Log likelihood -29.42336 Hannan-Quinn criter. 0.611446 F-statistic 708.3822 Durbin-Watson stat 0.987141 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Hasil output EViews 8
56 D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis secara parsial dan simultan, dengan pengujian sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis 1 Dari hasil analisis regresi didapatkan bahwa tingkat signifikasi PER 0.0349 < 0.05, menunjukan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sehingga dalam penelitian ini menolak H0 dan H1-a diterima. 2. Pengujian hipotesis 2 Dari hasil output EViews didapatkan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Nilai probabilitas t-statistic didapatkan sebesar 0.0001 < 0.05. Sehingga hipotesis H0 ditolak dan H2-a diterima. 3. Pengujian hipotesis 3 Dari hasil analisis regresi didapatkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Nilai probabilitas t-statistic yang didapatkan sebesar 0.0335 < 0.05, sehingga hipotesis H0 ditolak, dan menerima hipotesis H3-a. 4. Pengujian hipotesis 4 Dari hasil analisis regresi didapatkan PBV berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Nilai probabilitas t-statistic yang didapatkan sebesar 0.0335 < 0.05, sehingga hipotesis H0 ditolak, hipotesis H4-a diterima. 5. Pengujian hipotesis 5 Dari hasil analisis regresi didapatkan bahwa hasil nilai probability F- Statistik sebesar 0.000000 < dari 0.05 yang menunjukan bahwa variabel independen (PER, DER, ROE, dan PBV) secara simultan berpengaruh signifikan
57 terhadap variabel dependen (Harga Saham). Dari hasil output analisis regresi juga menunjukan nilai R-Squared dan Adjusted R-Squared sebesar 98.13% dan 97.99%. Nilai adjusted R-Squared yang mendekati 1 menunjukan kemampuan variabel independen dalam menunjukan variabel dependen cukup kuat. Dari hasil tersebut maka hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H5-a diterima. Sehingga dari kelima hipotesisi penelitian semua hipotesis alternative diterima yaitu : 1. Hipotesis 1 : H1-a : PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 2. Hipotesis 2: H2-a : DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 3. Hipotesis 3 : H3-a : ROE berpengeruh signifikan terhadap Harga Saham 4. Hipotesis 4 : H4-a : PBV berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham 5. Hipotesis 5: H5-a : PER, DER, ROE dan PBV secara simutan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham E. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai bahan referensi penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian ini menunjukan PER berpengaruh negatif signifikan negatif terhadap Harga Saham. Hal ini sesuai dengan teori Tjiptono Darmaji & Handy M. Fakrudin 2011:156 yang mengatakan bagi investor, makin kecil PER suatu saham makin bagus karena saham tersebut termasuk murah. Nilai koefisien PER -0.6060, hal ini berarti
58 setiap ada peningkatan nilai PER sebesar 1 unit maka harga saham akan menurun sebesar 0.6060. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Abied Luthfi (2013) dan Sri Zuliarni (2012) yang menunjukan PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 2. Penelitian ini juga menunjukan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Dengan koefisen -0.3486, hal ini menunjukan apabila nilai DER bertambah sebesar 1 unit maka Harga Saham akan menurun sebesar 0.3486 unit. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang didapat oleh Dwiatma (2011) dan Abied Luthfi (2013) bahwa variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 3. Dari hasil uji t, nilai p-value menunjukan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Nilai koefisien ROE yang didapatkan 0,6342. Nilai koefisien yang positif menunjukan hubungan yang searah. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel ROE sebesar 1 unit maka akan ikut meningkatkan nilai variabel Harga Saham sebesar 0,6342. Sesuai dengan teori bahwa ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham atas modal yang mereka investasikan. Semakin tinggi ROE maka semakin baik perusahaan tersebut di mata investor dan hal ini dapat menyebabkan harga saham perusahaan yang bersangkutan semakin naik. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rescyana (2012), Ina (2010).
59 4. Hasil uji t, nilai p-value menunjukan bahwa PBV berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien PBV yang didapatkan 0,5802. Nilai koefisien yang positif menunjukan hubungan yang searah. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel PBV sebesar 1 unit maka akan ikut meningkatkan nilai variabel Harga Saham sebesar 0,5802. Hal ini sejalan dengan teori tersebut Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakrudin 2011:157 Semakin tinggi rasio PBV berarti pasar percaya akan prospek perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan semakin tinggi PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan, maka akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan akan naik, kemudian mendorong harga saham naik. Namun tidak demikian dengan penelian yang dilakukan Maria dan Budiantara (2015) yang menunjukan bahwa PBV tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Nilai adjusted R-square sebesar 0.97 artinya variabel independen (PER,DER,ROE dan PBV) yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependen Harga Saham sebesar 97%, selebihnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa ada variabel independen yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham adalah Return on Equity dan Price Book Value. Sedangkan dua variabel independen lainnya Price Earning Ratio dan Debt to Equity Ratio menunjukan
60 pengaruh negatif signifikan terhadap Harga Saham. Implikasi kebijakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini menunjukan variabel Price Earning Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Hraga Saham. PER dapat digunakan untuk melihat kemungkinan prusahaan menghasilkan laba dimasa depan. PER yang rendah berarti laba perusahaan yang tinggi dan potensi deviden yang tinggi pula. 2. Dalam penelitian ini menunjukan variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Harga Saham. DER yang tinggi menunjukan ketergantungan permodalan yang tinggi dari pihak luar, sehingga beban perusahaan juga berat. 3. Dalam penelitian ini menunjukan Variabel Return on Equity memiliki pengaruh positif terhadap Harga Saham. Oleh karena itu perusahaan harus bisa menaikan kinerja ROE sehingga bisa meningkatkan harga saham. Karena ROE mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba, maka menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. 4. Dalam penelitian ini menunjukan variabel Price to Book Value berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham. Nilai buku mencerminkan kepercayaan pasar terhadap perusahaan. Hasil penelitian bahwa Price to Book Value berpengaruh positif terhadap Return saham menunjukan bahwa perusahaan harus dapat menjaga kepecayaan investor
61 dengan tetap menjaga kinerja keuangan. Sehingga saham dari emiten tersebut tetap diminati dan nilainya juga akan naik. 5. Secara Simultan variabel independen dalam penelitian (PER, DER, ROE dan PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham, hal ini menunjukan bahwa kinerja keuangan mampu mempengaruhi kinerja harga saham perusahaan.