UJI BAKTERIOLOGIS JAJANAN MINUMAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR Amelia Putri Yani, Gustina Indriati, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI SUMBAR e-mail: Y_ameliaputri@yahoo.com Abstrac Beverage was processed with particular technology, with added natural substance or synthetic by seller. Consumed the beverage was became a habbit for children, Eventough that is not good for their healt because have not hygience standard yet, like materials and tools. In processed, and presentation, so create a contamination drink. This research doing by descriptive method whit purposive sampling, in 6 location is taken 3 kind of beverage. Bacteriological test with MPN (Most Probable Number) method is doing with 3 steps 1. Estimation Test (Presumtive Test), 2. Assertions Test (Comfirmed Test), 3. Perfection Test (Completed Test) using a combination of 3: 3: 3. From the research we know that the beverage in Elementary School at District East Padang are contains bacteria Escherichia coli. keywords: Beverage, Children, Echerichia coli Pendahuluan olahan merupakan air yang diolah menggunakan teknologi tertentu, ditambah dengan bahan tambahan lainnya baik alami ataupun sintetik yang siap dikonsumsi dan dijual oleh para pedagang yang berada disekolah-sekolah. Kebiasaaan mengkonsumsi jajanan minuman sangat populer pada anak sekolah. Rasa haus yang ditimbulkan karena aktifitas yang tinggi dapat mempengaruhi mereka dalam memilih jenis jajanan yang beredar di sekolah. Jenis jajanan yang sering dikonsumsi anak sekolah biasanya berupa jajanan minuman yang siap saji. jajanan biasanya ditampilkan dalam bentuk, warna dan rasa yang beragam serta didukung oleh penampakan produk yang sangat menarik dan mudah didapatkan. Hal ini yang membuat siswa sangat tertarik untuk membeli minuman, namun dilihat dari segi kesehatan minuman ini jauh dari kelayakan untuk dijadikan minuman jajanan karena minuman ini berkemungkinan banyaknya terkontaminasi oleh bakteri. Menurut Winarno (1993) dalam Ariyani (2006) pada umumnya minuman jajanan memiliki kandungan bakteri yang relative tinggi yaitu rata-rata 10 5 CFU/ml (colony forming unit). Berdasarkan survey yang dilakukan pada beberapa sekolah yang berada di wilayah Padang Timur, bahwa disekitar perkarangan sekolah banyak para pedagang yang berjualan minuman jajanan. Penyajian dilakukan tanpa memperhatikan kebersihan seperti sumber bahan baku, alat-alat yang digunakan dalam pengolahan, penyajian yang kurang higienis, sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi bakteri. Menurut Arief (1994) es batu dapat menjadi vehikel (pembawa) dalam penularan penyakit, sebab bakteri-bekteri tertentu dapat bertahan hidup cukup lama (bisa lebih satu bulan) dalam es batu. Menurut Dinkes 2010 tentang standar kualitas air minum diindonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang dalam peraturan menteri kesehatan RI No.490 tahun 2010, syarat air minum salah satunya adalah tidak ada bakteri/virus berbahaya dalam air. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Puskesmas Andalas di Kecamatan Padang Timur dalam 3 bulan terakhir terdapat sekitar 22% anak sekolah dasar terserang penyakit diare, hal ini berkemungkinan minuman yang di beli oleh anak sekolah terkontaminasinya oleh bakteri. Dimana penyakit diare ini disebabkan oleh salah satu bakteri koliform seperti Menurut Fardiaz (1993) indikator adanya pencemaran dalam
air oleh tinja adalah bakteri Escherichia coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan uji bakteriologis terhadap jajanan minuman yang berada di Sekolah Dasar Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kelayakan dan kualitas secara bakteriologis jajanan minuman di Sekolah Dasar Metode penelitian Pada penelitian ini sampel digunakan adalah 3 jenis jajanan minuman (es kemasan, es teh dan pop ice) yang dilakukan pada bulan Maret tahun 2016 di Laboratorium Biologi STKIP PGR Sumatera Barat Padang. Analisis kualitas jajanan minuman diketahui menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dan sampel jajanan minuman diperoleh dari pedagang yang berada di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling yaitu pengambilan yang dilakukan berdasarkan kondisi daerah tertentu. Dimana pada daerah yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel dilihat berdasarkan banyaknya para pedagang dan jenis minuman yang dijual di sekolah. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian terhadap 3 jenis jajanan minuman yaitu es kemasan, es teh dan pop ice. Sampel jajanan minuman diperoleh dari 6 lokasi di Sekolah Dasar Hasil analisis kualitas jajanan minuman untuk masing-masing Kecamatan Padang Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Es Kemasan yang berada di Sekolah Dasar A 53 Jelek B 2400 Jelek C 53 Jelek D 75 Jelek E 3 Diragukan F 120 Jelek Tabel 2. Es Teh yang berada di Sekolah Dasar A 24000 Jelek B 2400 Jelek C 2400 Jelek D 42 Jelek E 2400 Jelek F 2400 Jelek Tabel 3. Pop Ice yang berada di Sekolah Dasar A 53 Jelek B 34 Jelek C 9 Diragukan D 9 Diragukan E 16 Jelek F 11 Jelek Keterangan : A : Sekolah Dasar Negeri 01,05 dan 33 Sawahan B : Sekolah Dasar Negeri 14,15,25 dan 31 Jati Tanah Tinggi C : Sekolah Dasar Negeri 21 dan 26 jati Utara D : Sekolah Dasar Negeri 22 Andalas E :Sekolah Dasar Negeri 08 dan 09 Parak Gadang
F :Sekolah Dasar Negeri 35 Parak Karakah Pada hasil uji kepastian sampel jajanan minuman pada uji sangkaan dengan uji kepastian didapatkan hasil kandungan bakteri yang sama (lampiran II). Pada uji kesempurnaan didapatkan hasil bahwa jajanan minuman (es kemasan, es teh dan pop ice) yang berada di Sekolah Dasar Timur rata-rata terdeteksi Keberadaan bakteri Escherichia coli. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini Tabel 4. Hasil Pada Tes Kesempurnaan A B C D E F 1. Es Kemasan + + + + + + 2. Es Teh + + + - - - 3. Pop Ice + + + - + + Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa jajanan minuman es kemasan yang berada dilokasi A, B, C, D dan F tercemar bakteri (jelek) yaitu berkisar antara 53-2400/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa jajanan minuman es kemasan ini sangat berbahaya untuk dikonsumsi secara terus menerus oleh masyarakat khususnya anak sekolah dasar. Menurut Dinas Kesehatan air minum di Indonesia harus memenuhi persyaratan peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 492 tahun 2010 menyatakan bahwa dalam air minum tidak ada bakteri ataupun virus berbahaya lainnya. Sedangkan jajanan minuman es kemasan yang berada dilokasi E diketahui bahwa jajanan minuman ini menurut Suriawiria (1986) tergolong diragukan yaitu 3/100 ml. Berarti jajanan minuman es kemasan pada lokasi ini masih bisa dikatakan baik untuk dikonsumsi atau dijadikan jajanan minuman. Berdasarkan hasil uji jajanan minuman es teh yang beredar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur memiliki kualitas jajanan minuman yang positif tercemar. Dimana klasifikasinya tergolong jelek yaitu berkisar antara 42 2400/100 ml. Hal ini berarti jajanan minuman es teh yang berada di Kecamatan Padang Timur tidak layak untuk dikonsumsi secara terus menerus karena bisa penyebabkan penyakit kepada anak sekolah. minuman pop ice yang beredar di Sekolah Dasar Timur tergolong positif tercemar oleh bakteri. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa jajanan minuman pop ice yang berada dilokasi A, B, E dan F tergolong kualitas yang jelek yaitu berkisar antara 11-53/100 ml. hal ini menunjukkan bahwa jajanan minuman pop ice tidak layak untuk dijadikan jajanan minum untuk anak sekolah dasar yang apalagi dikonsumsi secara terusmenerus. Menurut Dinas Kesehatan air minum diindonesia harus memenuhi persyaratan peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 492 tahun 2010 menyatakan bahwa dalam air minum tidak adanya bakteri ataupun virus berbahaya lainnya. Menurut Emridwamsyah (2013) menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi bagi manusia adalah air yang sifat konduktifitas pada taraf wajar, karena sifat konduktifitas ini diperlukan dalam metabolism tubuh kita. Sedangkan jajanan minuman pop ice yang berada dilokasi C dan D diketahui tergolong kedalam diragukan menurut Suriawiria (1986) yaitu 9/100 ml, yang mana berarti jajanan minuman pop ice ini masih bisa dikonsumsi atau dijadikan jajanan minuman. Untuk lebih memastikan jajanan minuman ini layak atau tidak dikonsumsi di lakukan uji analisis selanjutnya yaitu uji kepastian yang digunakan untuk menentukan jajanan tersebut tergolong kedalam jajanan yang tidak layak untuk dikonsumsi Uji kepastian yang telah dilakukan pada jajanan minuman yang berada di Sekolah Dasar Timur yang dilakukan analisis terhadap 3 jenis jajanan minuman yaitu es kemasan, es teh dan pop ice didapatkan hasil bahwa positif tercemar oleh bakteri koliform atau sama dengan hasil uji sangkaan. Selanjutnya setelah didapatkan hasil dari uji kepastian dilakukan uji kesempurnaan, pada uji kesempurnaan ini ternyata didapatkan bahwa jajanan es teh, pop ice tidak adanya aktivitas mikroba (Tabel 4) walaupun tidak adanya mikroba bukan berarti jajanan minuman yang dijual di Sekolah Dasar Timur layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan dalam pengujian sangkaan dan kepastian ditemukan adanya koliform. Menurut Suriawiria Unus (1986) kehadiran
koliform sebagai indikator alami dalam penentuan tingkat pencemaran disebabkan bakteri ini bersamaan bakteri pathogen yang terbawa bersama materi tinja. Selain itu dalam pengujian ini juga dilakukan pada media EMB karena media EMB adalah media selektif merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain. Berdasarkan hal diatas dapat diketahui bahwa jajanan minuman yang berada di Sekolah Dasar Timur Tercemar oleh bakteri E coli. Hal ini disebabkan karena penggunaan air sebagai bahan baku dalam pembuatan es yang sudah terkontaminasi pada saat pengolahan atau penyaluran air minum untuk keperluan masyarakat setempat dan tidak dimasak terlebih dahulu. Menurut Marsidi (2005) Proses kontaminasi dapat terjadi mulai dari sumber air baku, selama proses pengolahan ataupun pada pipa distribusinya selain itu air yang digunakan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Dinas Kesehatan (2010), kualitas air minum di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang didalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 tahun 2010, dimana persyaratan diantara lain adalah tidak adanya bakteri ataupun virus berbahaya lainnya dalam air. Selain disebabkan oleh air juga disebakan karena dalam pembuatan, pengolahan dan penyajian jajanan minuman yang belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah, selain air yang kurang bersih, hal lain yang memungkinkan terkontaminasinya minuman jajanan yang dijual oleh pedagang juga karena peralatan yang digunakan kurang bersih. Menurut Sopandi dan Wardah (2014) dimana berbagai peralatan yang kurang bersih digunakan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, mikroorganisme awal akan berkembang biak dan terus menerus menjadi sumber kontaminasi dalam produk atau jajanan. Menurut Suharni (2008) Peralatan yang disimpan dalam keadaan terbuka juga akan mengumpulkan bakteri, khamir dan jamur benang dari udara. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2013) terhadap kualitas jajanan minuman sekolah dasar daerah Sisingamaraja juga tercemar oleh bakteri koliform seperti E.coli. begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aryani dan Faisal Anwar (2006) terhadap mutu mikrobiologi jajanan minuman di Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah, dimana jumlah sampel bakteri yang terdapat pada beberapa sampel dengan jumlah bakteri E.coli yang berisiko tinggi. Hal ini dapat membahayakan anak sekolah dengan ditemuinya bakteri koliform yaitu E.coli pada sampel jajanan minuman yang nantinya akan dapat menyebabkan penyakit diare apabila dikonsumsi dalam jangka yang lama. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1. minuman yang beredar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur terdekteksi keberadaan bakteri Escherichia coli. 2. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap kualitas jajanan minuman dijual oleh pedagang yang berada di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur tidak layak untuk dikonsumsi.. Disarankan kepada pedagang jajanan minuman yang beredar di Sekolah Dasar Timur untuk menjaga kebersihan saat menyiapkan, mengolah dan menyajikan jajanan minuman yang akan dijual kepada anak-anak sekolah dan disarankan kepada masyarakat untuk dapat memperhatikanh jajanan yang sehat dan higienis untuk anak-anak sekolah. Daftar Pustaka Ariyani, Dwi. 2006. Mutu Mikrobiologis Di Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah. (Jurnal Gizi dan Pangan). Bogor Dinas Kesehatan, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Persyaratan Air Bersih. Jakarta Emridwansyah, 2013. Analisis Keberadaan
Escherichia Coli Dalam Produk Air Minum Dari Depot Air Minum Isi Ulang. (Jurnal Of Sciene Of Technologi). Aceh Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Marsida, Ruliasih dan N. I. Said. 2005. Masalah Polutan Mikro di Dalam Air Minum Dan Cara Penanggulanginya. (Jurnal). Kelompok Teknik Pengolahan Dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian Dan Penerapan Teknologi lingkungan, BPPT Sopandi, Tatang dan Wardah. 2014. Mikrobiolobi Pangan. Yogyakarta : Andi Suriawiria, Unus. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung : Angkasa Suharni Tri, Theresia, S. J. Nastiti dan A. E. S. Soetarto 2008. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Puspitasari, Riris, Lindiawati. 2013. Siswa di Sekolah Dasar. (Jurnal Sains dan Teknologi). Jakarta : Universitas Al Azhar Indonesia.